Anda di halaman 1dari 40

Ps.

27 (2) UUD 1945

UU No.13/2003 Ps. 9, 10
 Penempatan Ps. 86, 87 UU No. 14/1969
 pelathn
 Prodtvs
 Kespek UU KK NO.1/1970 KEBIJAKAN
NASIONAL K3
 HIP
 Perlndngan :
K3
- PU PERATURAN PELAKSANAAN
- PWK/I PENCEGAHAN
 PERATURAN PEMERINTAH
- Pa&P
 PER PRES
KECELAKAAN
- P.Jamsostek
 PER MEN
- K3
 PERDA
 dst  dst ............ SUMBER DAYA
Kasus Kec. Kerja dan PAK Tinggi …
Estimasi ILO (2008 – 2009);
- 1,2 juta/thn TK tewas akibat kec. Kerja;
- 160 juta/thn TK sakit akibat kerja (PAK);
- Jumlah kerugian mencapai 2,4 % dari GDP.
Di Indonesia (2010);
- 7 orang/hari TK tewas;
- puluhan ribu mengalami kecelakaan.
KECELAKAAN KERJA
TAHUN JUMLAH KOMPENSASI
KASUS PESERTA (JUTA RUPIAH)
2008 94.486 26.626.815 298.862
2009 86.224 29.030.673 337.568
2010 98.711 31.746.300 401.237
2011 99.491 34.295.139 213.672,07
2012 103.074 29.174.684 554.005,78
Total 481.986 - 1.805.344,85

Sumber : PT. Jamsostek (Persero)


• Kualitas penerapan dan pelaksanaan K3 rendah;
• sederhana dan parsial
• apa adanya dan hanya biaya
• terpisah dengan kegiatan
• risiko kerja
• tanggung jawab petugas K3
• sumber daya K3 rendah
• proporsi ideal dan kualitas pengawasan belum
memadai
• Tuntutan K3 sebagai bagian integral dari kegiatan
usaha;
• Globalisasi

 Persyaratan arus perdagangan semakin ketat


 Menyangkut kegiatan/tinjauan sistem
 Tuntutan pasar/konsumen prioritas utama
 perubahan konsepsi pemikiran masyarakat
(tekanan hak)
Proses Industrialisasi
 Obyek Pengawasan Semakin Kompleks
 Perubahan skala kecepatan dan kedalaman industri
 Teknologi dan Obyek K3 semakin kompleks
 Kondisi operasi/kegiatan semakin ekstrim Energi/utility
semakin besar
 Risiko semakin tinggi dan akibat yang ditimbulkan semakin
besar
Fakta Lapangan
Obyek K3 : Pesawat/Bejana/Instalasi/bahan /Peralatan
Teknik; dll semakin kompleks
Diperlukan utk memenuhi keb. manusia :
⊙. Industri;
⊙. Sarana sosial/rumah tangga.
Berpotensi dpt menimbulkan kec. kerja, kebak,
ledakan, PAK & kerusakan lingk dan kerugian
lainnya
Pengelelolaan/pengguna/pemakaian produk
menuntut adanya jaminan K3 melalui bukti (sertifikat)
sesuai Per-UU di bidang K3
Pelaks. K3 pd dsrnya menuntut keterlibatan &
tg.jwb semua pihak.
Penanganan K3 tidak harus dilakukan oleh pemerintah
sendiri;
Privatisasi K3 memberikan peluang kesempatan kerja;
Produk barang dan jasa semakin kompetetif;

Peningk.profesionalisme SDM di bidang K3;

Peran pihak ketiga semakin strategis;

Operasionalisasi pemb. & wasan K3 hrs sesuai dengan


regulasi.
RUANG LINGKUP
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)
DI TEMPAT KERJA
MGT
SDM
BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR
PENYEBAB
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAA


N
ANALISIS
Tujuan K3

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
UU NO. 1 THN 1970

“PENCEGAHAN
KECELAKAAN”
KECELAKAAN :
ADALAH SUATU KEJADIAN DATANG SECARA TIBA-TIBA TIDAK DIKEHENDAKI
DAPAT MENIMBULKAN AKIBAT CIDERA, PENYAKIT AKIBAT KERJA, KEBAKARAN,
PELEDAKAN, PELEPASAN RACUN, KERUSAKAN HARTA BENDA, KERUSAKAN
LINGKUNGAN DAN BENTUK KERUGIAN LAINNYA
Difinisi K3
Phylosophy:
Pemikiran & upaya utk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan TK & orang lain pd umunnya, baik
jasmani maupun rohani, hasil karya & budaya manusia
menuju masyarakat adil, makmur & sejahtera.

Ke-Ilmuan:
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah terjadinya kec. kerja, kebakaran,peledakan, PAK
& pencemaran lingk. Kerja dan bentuk kerugian lainnya

Yuridis
Upaya pemenuhan ketentuan pokok dan syarat-syarat K3
untuk menjamin perlindungan tenaga kerja
Latar belakang
Fakta dilap. ttg keberadaan Obyek K3 :
Pesawat/Bejana/Instalasi/bahan /Peralatan Teknik; dll
semakin kompleks
Diperlukan utk memenuhi keb. manusia :
⊙. Industri;
⊙. Sarana sosial/rumah tangga.
Berpotensi dpt menimbulkan kec. kerja, kebak,
ledakan, PAK & kerusakan lingk dan kerugian lainnya
Pengelelolaan/pengguna/pemakaian produk menuntut
adanya jaminan K3 melalui bukti (sertifikat) sesuai Per-
UU di bidang K3
Pelaks. K3 pd dsrnya menuntut keterlibatan & tg.jwb
semua pihak.
Penanganan K3 tidak harus dilakukan oleh
pemerintah sendiri;
Privatisasi K3 memberikan peluang kesempatan
kerja;
Produk barang dan jasa semakin kompetetif;
Peningk.profesionalisme SDM di bidang K3;
Peran pihak ketiga semakin strategis;
Operasionalisasi pemb. & wasan K3 hrs sesuai
dengan regulasi.
K3 & GLOBALISASI
Kontribusi mewujudkan:
Tempat Kerja : • Produksi &
• Aman produktifitas

K3 • Nyaman
• Sehat
• Bebas Polusi
• Kelangsungan Usaha

• Nihil Kec. & PAK

Menjawab Tantangan & Meraih


Peluang
• WTO 2020;
• AFTA AC-FTA;


AK-FTA;
AI- FTA; Daya saing
• AANZ-FTA;


IJ-EPA
Asean Single Market 2015;
(Lokal,



ILO OSH Guide Line 2001;
Green Productivity; Regional,
Global Warming;
• MDGs.
Global)
DAMPAK FREE TRADE AREA - FTA
Berpengaruh pd neraca perdagangan sejak Indonesia giat
melakukan perjanjian kerja sama perdagangan bebas, baik bilateral,
multilateral maupun regional;

Dampak negatif mulai dirasakan se-saat stlh Indonesia terlibat dlm


AFTA (2005) – defisit $ 0,45 juta - $ 455,4 juta (2012) – non Migas;

Lebih parah lagi via skema ASEAN-China Free Trade Agreement


(ACFTA) - 2008 neraca perdagangan Indonesia dgn China defisit $
3,6 milyar – 2012 - $ 7,2 milyar;

Sd. 2012; Indonesia telah terlibat dlm enam skema kawasan


perdagangan bebas, yaitu:
ASEAN Free Trade Area; ASEAN China FTA; ASEAN Korea FTA;
ASEAN – India FTA; ASEAN – Autralia – New Zealand FTA;
Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement.
4 STRATEGI YG TDK DISIAPKAN INDONESIA DLM
MENGHDAPI KOMPETISI PERD. BEBAS :

* Hilirisasi industri belum berjalan (SDA lokal blm


menjadi peluang utk mengembangkan industri
yg berdaya saing);

* Lambat mengadopsi teknologi utk industri;

* Tdk memprioritaskan energi utk kebutuhan


industrl;

* Tdk mempersiapkan SDM yg ahli & memiliki


kompetensi (salah satu adalah ahli dan memiliki
kompetensi di bidang K3)
• K3 sebagai bagian integral dari kegiaatan usaha aspek penting
dalam upaya pencegahan kecelakaan, guna menjamin
kelangsungan usaha, perlindungan tenaga kerja dan
masyarakat luas.

• K3 belum mendapatkan perhatian yg memadai dari semua


pihak;

• Tingkat kepedulian masyarakat khususnya masyarakat


industri terhadap K3 relatif masih rendah;

• Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3 relatif rendah;

• Peran Lembaga dan SDM K3 dalam pelaksanaan K3 belum


optimal;

• Tuntutan global dalam hal perlindungan K3 semakin


Manfaat
Bagi Masyarakat:

1. Menumbuhkembangkan pengetahuan,
pengertian, kesadaran dan kepedulian
mengenai K3;
2. Menjadi perilaku dalam hidup masyarakat
dan mulai di tanamkan pada keluarga;
3. Masyarakat hidup sehat dan disiplin.
• Bagi Tenaga Kerja::
1. Meningkatkan kepedulian dan
pengetahuan mengenai K3;
2. Meningkatkan kinerja tenaga kerja dan
bekerja setelah yakin akan jaminan
perlindungan K3;
3. Meningkatkan kesadaran berperilaku K3
dan disiplin.
• Bagi Perusahaan:
1. Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap
peraturan perundangan dibidang K3
2. Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan
manajemen dalam rangka meningkatkan
kinerja SMK3
3. Mengetahui efektifitas, efisiensi dan
kesesuaian serta kekurangan dari penerapan
SMK3
4. Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
5. Meningkatkan image perusahaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan daya saing
perusahaan
PENDEKATAN DALAM
PELAKSANAAN K3

PELAKS. K3 DPT DIPANDANG DARI


SUDUT :
 Ekonomi Cost/value of human of capabilities

 Moralitas Humanitarianis human life/ welfare

 Legalitas Law/regulationstandar
K3 HARUS DIKELOLA
BERSAMAAN
FUNGSI LAINNYA PERSH
MANAJEMEN K3 :

PROSES MENGINTEGRASIKAN PRINSIP-


PRINSIP K3 KE DALAM OPERASI PERUSH.
PRINSIP-PRINSIP K3
1.Semua kecelakaan dan PAK dapat dicegah;

2.K3 adalah bagian integral dari budaya,


nilai dan operasi perusahaan;

3.Manaj. hrs menetapkan kebijakan, menyiapkan


sar./prasarana & menjamin sepenuhnya
penerapan K3;

4. K3 adalah bagian integral dari perilaku,


tanggung jawab dan peran setiap tenaga kerja;
5. Setiap TK harus mempunyai rasa memiliki dlm
pelaksanaan operasi perusahaan;
6. Setiap TK hrs memimpin, mengatur dirinya
sendiri & mengoreksi satu sama lain;
7. Semua potensi bahaya harus diidentifikasi dan
dikendalikan;
8. Semua kekurangan harus dilakukan koreksi;
9. Akuntabilitas K3 harus ditetapkan, kinerja
diukur dan diketahui;
10.K3 adalah “good for business success, vitality
and sustainability”.
• UU No. 1 Tahun 1970
• Undang-Undang Uap 1930
• UU. No. 32 Tahun 2004
• UU. No. 13 Tahun 2003
• UU. No. 21 Tahun 2003
• Peraturan Uap 1930

• PP No. 50 Thn 2012 ttg


Penerapan SMK3;
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja sebagai
peraturan pelaksana UU. No.1 Tahun
1970.
1).Pengawasan Ketenagakerjaan merupakan
Fungsi Negara;
2.Bekerjasama secara erat dengan pengusaha dan
pekerja/buruh serta institusi lain seperti lembaga
riset, perguruan tinggi;
3). Berorientasi pencegahan kecelakaan;
4). Cakupan inspeksi bersifat universal &
independen.
PASAL 5 (1)
UNDANG
UNDANG PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA
NO 1 TH DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
1970 TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN
KESELAMAT MEMBANTU PELAKSANAANYA
AN KERJA

Dituntut Profesinal dan memiliki kompetensi :


• Memahami peraturan dan standar teknis K3 yang luas
• Memiliki kemampuan menidentifikasi sumber bahaya
• Mampu membuat rekomendasi dan syarat K3 sesuai dengan
ketentuan
• UU No. 1 Thn 1970
• PENGAWASAN Bab IV Pasal 5

MENAKERTRANS

DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

• LUAR • POLI . PRSH PRSH


DEP/DINAS • JASA KESEH
DEPNAKER

- INDUSTRI
• PEMERINTAH • SWASTA
- JASA ----PJIT
Peraturan Perundangan K3
1. PERSONIL : 2. ALAT / MESIN:
Per.Menaker No.01/1976; Ttg
 UU dan Peraturan Uap
wajib Latihan Hyperkes bagi
Tahun 1930
Dokter Perusahaan  Per.Menaker No.01/1978;
Per.Menaker No.03/1978; Ttg
Ttg K3 Dalam Pengangkutan
Persyaratan Penunjukan dan
dan penebangan kayu
Wewenang serta kewajiban  Per.Menaker No.04/1980; Ttg
Pegawai Pengawas dan Ahli
Syarat Syarat Pemasangan
Keselamatan Kerja
dan Pemeliharaan alat
Per.Menaker No.01/1979; Ttg
Pemadam Api Ringan
kewajiban latihan Hygiene  Per.Menaker No.01/1982; Ttg
Perusahaa, Kesehatan dan
Bejana Tekanan
Keselamatan bagi Paramedis  Per.Menaker No.02/1983; Ttg
Perusahaan
Instalasi Alarm Kebakaran
Per.Menaker No.02/1982; Ttg
Automatik
Kwalifikasi Juru Las
Peraturan Perundangan K3
1. PERSONIL : 2. ALAT / MESIN:

Per.Menaker No.01/1988; Ttg  Per.Menaker No.03/1985; Ttg


Kwalifikasi dan Syarat syarat K3 Pemakaian asbes
Operator Pesawat Uap Per.Menaker No.04/1985; Ttg
Per.Menaker No.09/2010 Ttg Pesawat Tenaga dan produksi
Operator dan petugas Pesawat Per.Menaker No.05/1985; Ttg
Angkat dan angkut; Pesawat Angkat dan Angkut
Per.Menaker No.02/1992;Ttg Per.Menaker No.02/1989;Ttg
Tata Cara Penunjukan Pengawasan Instalasi Penyalur
Kewajiban dan Wewenang Petir
AK3  Per.Menakertrans
Per.Menaker No.04/1998 ; Ttg No.03/1999; Ttg Syarat
Pengangkatan Pemberhentian Syarat K3 Lift untuk
dan Tata Kerja Dokter Pengangkatan orang dan
Penasehat Barang
Peraturan Perundangan K3
3. SISTEM 4. KELEMBAGAAN
 PP 50 Thn 2012 Ttg penerapan SMK3  Kep.Menaker No.155/1984; Ttg
 Per.Menaker No.01/1980; Ttg K3 pada
Konstruksi Bangunan
Penyempurnaan Kepnakertrans
 Per.Menaker No.02/1980; Ttg No,. 124/Men/1982 Tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja pembentukan DK3N
Dalam Penyelenggraaan Keselamtan  Per.Menaker No.04/1987; Tentang
Kerja P2K3 serta Tata Cara penunjukan
 Per.Menaker No.01/1981;Ttg Kewajiban Ahli Keselamatan Kerja
Melapor kan penyakit Akibat Kerja  Per.Menaker No.04/1995 Ttg
 Per.Menaker No.03/1982; Ttg Pelayanan
Perusahaan Jasa K3
Kesehatan Tenaga Kerja
 Per.Menaker No.05/1996; Ttg Sistem
Manajemen K3
 Per.Menaker No.03/1998. Ttg Tata Cara
pelaporan dan pemeriksaan Kecelakaan
 Kep.Menakertrans No.187/1999; ttg
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
K3 NASIONAL
1. Meningkatkan pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan K3;
2. Meningkatan penerapan Sistem Manajemen
K3;
3. Meningkatkan peran serta pengusaha, TK &
masyarakat untuk mewujudkan kemandirian
dalam pelaksanaan K3.
1. Menyusun & meningkatkan kebijakan
K3;
2. Meningkatkan SDM K3;
3. Meningkatkan sarana & prasarana
pembinaan & pengawasan K3;
4. Meningkatkan pembinaan penerapan
SMK3;
5. Meningkatkan jejaring & peran serta
instansi, lembaga, personil & pihak-
pihak terkait.
1. Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar,
pedoman dan criteria;
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas pengawas di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3. Peningkatan kuantitas dan kualitas Ahli K3, dokter,
personil, petugas, teknisi, operator di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi pengusaha,
tenaga kerja dan masyarakat;
5. Peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan/
lembaga / badan bidang jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
6. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pembinaan,pemeriksaan dan pengujian K3;
7. Peningkatan pembinaan dan penilaian penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
8. Peningkatan penilaian dan pemberian penghargaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
9. Peningkatan kerjasama dengan instansi, institusi, lembaga,
asosiasi dan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pembinaan
dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja;
10. Peningkatan kerja sama dengan instansi, ,institusi, lembaga K3
di tingkat nasional dan internasional dalam rangka
pengembangan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
KESIMPULAN
• Tenaga kerja yang berkualitas mempunyai daya saing
tinggi;
• Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi erat dengan
kecelakaan kerja;
• Program SMK3 berpengaruh langsung terhadap
produk perusahaan;
• Kecelakaan kerja kontra produktif terhadap efisiensi
dan berpengaruh terhadap daya saing;
• Peran AK3 Umum sangat strategis dalam menghadapi
globalisasi perdagangan di masa-2 yad.
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

Terima kasih,
semoga bermanfaat ! ! !

Anda mungkin juga menyukai