Anda di halaman 1dari 393

KEBIJAKAN Penerapan K3

AMIN SUBARGUS, SKM, M.Kes

Kabid Pengawasan Ketenagakerjaan & K3


DINAS TENAGA KERJA &TRANSMIGRASI
DIY
Jangan Galau

3
“Over Loaded”
SWAY CA CA
18/08/2023 8
(PETER KLINE DALAM “THE LEARNING REVOLUTION) OLEH DRY DEN DAN VOS
“ SENYUM ADALAH
LENGKUNGAN BIBIR YANG
MELURUSKAN jiwa DAN raga”

“18/08/2023
HARD ON THE PROBLEM, SOFT ON THE PEOPLE”9
Keep Smile...please..lah

10
TEMA PEMBAHASAN

KEBIJAKAN
KEBIJAKAN K3 DAN
PENERAPAN K3 PROGRAM KERJA
PRODUKTIFITAS
BERDASAR K3 AHLI K3 UMUM
NASIONAL
PERUNDANGAN K3

KEBIJAKAN KEBIJAKAN
VISI AHLI K3
PENERAPAN K3 DI PENERAPAN K3 DI
UMUM
MASA DATANG MASA PANDEMI
KEBIJAKAN K3
UNTUK PRODUKTIFITAS
NASIONAL
Tujuan
UNIVERSAL UU No. 1/1970
• Mencegah terjadinya 1. Melindungi dan menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja setiap tenaga kerja dan orang
kecelakaan lain di tempat kerja.
• Mencegah agar
2. Menjamin setiap sumber produksi/layanan
kecelakaan yang serupa (bahan, alat, sarana, lingkungan) dapat
tidak terulang kembali digunakan secara aman, efisien& efektif

(repeated accident) 3. Meningkatkan produktivitas pekerja, mesin,


• Menjamin pekerja dapat bahan, perusahaan dan produktifitas masy
dan Bangsa
mengembangkan •
potensinya sesuai harkat
dan martabatnya sbg
manusia
LANDASAN PELAKSANAAN
• Setiap pekerja membutuhkan perlindungan
LANDASAN dari risiko bahaya di tempat kerja
• Pelaksanaan K3 mempunyai dimensi
FILOSOFIS : perlindungan (sehat & selamat), dimensi
produktivitas & kesejahteraan.

• UUD 1945 Psl 27 ayat (2) dan Psl 28 D ayat


LANDASAN (2)
KONSTITUSIONIL • UU No. 13 Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
• UU No. 1 Tahun 1970 Ttg Keselamatan
Kerja

• PP 50 Th 2012 ttg Penerapan SMK3


LANDASAN
OPERASIONIL : • Peraturan Pelaksanaan K3 (Standar,
Pedoman, PetunjukTeknis K3 dll .).

14
Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”) dikatakan bahwa
pemberi kerja dalam mempekerjakan
tenaga kerja wajib memberikan
perlindungan yang mencakup
kesejahteraan, keselamatan, dan
kesehatan baik mental maupun fisik
tenaga kerja.
Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang
dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga). Pada
pasal tersebut disebutkan 18 (delapan belas) syarat penerapan keselamatan kerja di
tempat kerja di antaranya sebagai berikut :
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
8. Penerangan yang cukup dan sesuai.
9. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
10. Menyediakan ventilasi yang cukup.
11. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
12. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
13. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman &
barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan
barang
17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya
bertambah tinggi.
Tidak Bahagia kerja

1.Anda menunda-nunda pekerjaan


2.Anda membuang waktu di Minggu malam dengan
gelisah memikirkan hari Senin pagi
3.Anda tidak suka pekerjaannya, tetapi sangat peduli
dengan gaji dan jabatan
4.Anda tidak merasa suka membantu rekan kerja
5.Hari kerja berasa lamaaaaaaaa
6.Anda tidak punya banyak teman di tempat kerja
7.Anda tidak peduli. Tentang apapun.
8.Hal-hal kecil mudah mengganggumu
9.Anda selalu curiga dengan motivasi dari tiap tindakan
orang lain
10.Anda menderita insomnia, sakit kepala, tidak
semangat, ketegangan otot dan/atau gejala simtomatik
fisik lainnya.
o1 INTERVENSI o2

Program P2K3 ( 1
tahun) Ahli K3
umum di Tempat
Kerja Data Hasil
Data Dasar: Indikator
Kecelakaan Kerja, Intervensi K3:
PAK, Tingkat data kecelakaan
Produktifitas
Pekerja, Index
kerja, PAK,
Kebahagiaan, P2K3, Produktifitas
SMK3, Ruang Pekerja, Indeks
lakstasi, Lingker, dll Kebahagiaan,
SMK3, dll
TINGKAT PRODUKTIFITAS PEKERJA
INDIKATOR KEBAHAGIAAN
Kebijakan Program
Implementasi K3 menurut
Norma K3
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG
INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :


• memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar

08/18/2023 Oleh: 33
Kewajiban Pengurus/satuan pendidikan/
penyelenggara satuan pendidikan
Dalam K3

UU No. 1 / 1970 :
• memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,
kemampuan fisik TK baru;
• pemeriksaan kesehatan berkala;
• menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
FORMAL - alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
• mempekerjakan TK setelah paham
• pembinaan K3
• memenuhi dan mentaati syarat K3
• laporan kecelakaan
• memasang UUKK dan poster
• menyediakan APD
• membentuk P2K3
• menerapkan SMK3

35
Pemenuhan Norma K3

Systematica approach:
Tempat Kerja :
• Produktifitas Tinggi
• Aman
PEMENUHAN NORMA • Safety • Sejahtera Pegawai &
K3 DI TEMPAT KERJA • Sehat Pimpinan
• Nyaman • Kelangsungan Usaha
• Bebas Polusi (sustain)
• Nihil Kecelakaan
• Penyk Akibat Kerja
• REVOLUSI INDUSTRI 4.0 2020;
• AFTA AC-FTA; Menjawab Tantangan &
• AK-FTA;
• AI- FTA; Meraih Peluang


AANZ-FTA;
IJ-EPA
Daya saing


ACFTA 2010-CAFTA 2012;
Asean Single Market 2015; (Lokal,
• ILO OSH Guide Line 2001;


Green Productivity; Regional,
Global Warming;
• SDGs. Global)
Mengapa Harus K3 ?
K3 WAJIB DI TERAPKAN DI TEMPAT KERJA

Hak pekerja utk


Mengurangi “loss”
dilindungi dlm kerja Kebutuhan dasar
finansial dan nama
dan mjd kewajiban pekerja dlm bekerja
baik perusahaan
pemberi kerja

Menjadi Kerja menjadi lebih


Menhindari
persyaratan aman, nyaman,
tuntutan hukum
perdagangan global sehat dan produktif

Menjamin
keberlangsungan
usaha
UU No. 13 Tahun 2003
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
HIERACHY MASLOW (1967)

SELF
ACTUALIZATION
ESTEEM NEEDS

AFECTION NEEDS
SECURITY & SAFETY
NEEDS
BASIC/ FISIOLOGIS
NEEDS
PROSES KERJA Pengawasan
Ketenagakerjaan
RENCANA KERJA TINDAK
PELAKSANAAN LAPORAN PENINDAKAN
LANJUT

• Pembinaan  Nota  Penghenti


• UNIT • Pembina
• Pemeriksaa an proses
• PENGAW an Peme pekerjaan
n
• Pengujian • Pemerik riksaa  Pengenaa
AS KK
• Penyidikan saan n n sanksi
administr
• Pengujia  Surat ative
SURAT PERINTAH n Keter  Penyidika
TUGAS • Penyidik angan n
 Rekomend
Feed an
back
K3 asi
TAHAPAN TINDAKAN KETIDAKPATUHAN

Temuan/
Kasus

Anjuran2
PREVENTIF EDUKATIF (kartu riksa)
Akte Pemeriksaan

REPRESIF
Nota Riksa
NON YUSTISIA

REPRESIF PRO
Penyidikan
YUSTISIA
Sanksi Bagi Pengusaha
Peraturan perundangan dapat
memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan
hukuman kurungan selama-lamanya
3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah)
Pasal 15 UU 1 Tahun 1970
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
Penjelasan

Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Penjelasan

Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
(2) Cukup Jelas
UU No. 1 Thn 1970
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5
MENAKER

DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

DEPNAKER/DINAS • LUAR • POLIKLINIK PERUSAHAAN PERUSAHAA


DEPNAKER •JASA KESEHATAN N

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
KEBIJAKAN STRATEGIS

1. Pengembangan organisasi K3
2. Optimalisasi dan pembentukan P2K3
3. Pembuatan dan pelaksanaan standar K3 sesuai dengan
kebutuhan sektoral dan Internasional
4. Optimalisasi pengawasan, pembinaan, sertifikasi di bidang K3
5. Profesionalisme pegawai pengawas K3 dan ahli K3
6. Peningkatan peran masyarakat dan LSM
7. Peningkatan peran perguruan tinggi
8. Penerapan SMK3 pada setiap tempat kerja

Kebijakan perlindungan tenaga kerja dan pengembangan usaha

Pencapaian nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja


50
Pengawasan Pelaksanaan K3
Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang
ini sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.

 "direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-undang ini.
 "pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
 "ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari
luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)


Engineering Control,
Administrative & Enforcement Controll,
Educatioion Programme
Behavior Control & Cultural Change
Illness/
Health Disease
HIRARC LOSS
VALUE HAZARD RISK Property
damage
Financial &
Brandname
Incident
Safety /
Accident
OHS Integrated
Management System

ERZETES-2004
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN
 APD KURANG, TIDAK LAYAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
SEBAB LANGSUNG  PERALATAN RUSAK
TIDAK BERFUNGSI  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
 PAKAI ALAT RUSAK  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PEMUATAN TIDAK LAYAK
 KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 POSISI TIDAK AMAN  TERPAPAR RADIASI
 SERVIS ALAT BEROPERASI  TEMPERATUR EXTRIM
 BERCANDA, MAIN-MAIN  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  VENTILASI TIDAK LAYAK 64
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
 LINGKUNGAN TIDAK AMAN
Kebijakan K3
• Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
merupakan syarat dasar dalam membangun Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di 
tempat kerja. Kebijakan K3 merupakan komitmen pimpinan
suatu organisasi perusahaan untuk menjamin Keselamatan
dan Kesehatan Kerja seluruh personil di bawah kendalinya
juga pihak-pihak yang berkaitan (berhubungan) dengan
kegiatan (aktivitas) operasi perusahaan (organisasi)
tersebut.
• Kebijakan K3 dalam klausul OHSAS 18001:2007 
Occupational Health and Safety Management Systems 4.2
OHS Policy didefinisikan sebagai "segala arah dan target
(tujuan) dari suatu organisasi yang berkaitan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang secara resmi
dinyatakan oleh pimpinan perusahaan".
Dalam klausul 4.2 standar OHSAS 18001 : 2007 terdapat beberapa persyaratan
mengenai Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain :

1.Sesuai dengan lingkungan dan besar resiko K3 organisasi (perusahaan).


2.Terdapat komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PAK) juga berkomitmen dalam peningkatan berkelanjutan terhadap Sistem
Manajemen K3 dan Kinerja K3 organisasi (perusahaan).
3.Terdapat komitmen untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
4.Terdapat kerangka kerja untuk menyusun dan meninjau sasaran/target/tujuan K3
 organisasi (perusahaan).
5.Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara.
6.Dikomunikasikan kepada seluruh personil yang terdapat di bawah kendali
organisasi (perusahaan) dengan maksud supaya seluruh personil mengetahui
kewajiban K3 masing-masing.
7.Tersedia untuk pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional
organisasi (perusahaan).
8.Ditinjau secara berkala untuk menjamin pemenuhan dan kesesuaian terhadap
aktivitas (operasional) organsasi (perusahaan).
Contoh Kebijakan K3 secara sederhana :

• Kami berkomitmen untuk :

1.Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang lain (kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2.Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di tempat kerja.
3.Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen dan Kinerja K3 guna
meningkatkan Budaya K3 yang baik di tempat kerja.

• Untuk mewujudkan komitmen kami, maka kami akan :

1.Membangun dan memelihara Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


berkelanjutan serta sumber daya yang relevan.
2.Membangun tempat kerja dan pekerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya terkait K3.
3.Menyediakan sarana dan prasarana K3 yang memadai.
4.Memberikan pendidikan ataupun pelatihan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kepada tenaga kerja untuk meningkatkan kinerja K3 Perusahaan.
Keb
ijak
an
K3
Pedoman/Manual
K3

Panduan K3/Program K3

SOP K3

Instruksi Kerja/Chek List

Formulir/Rekaman

Dokumen Realisasi K3

Peraturan2 K3

Laporan Monev

Program Continuing Improvement

Record, Foto, Flowchart, Denah, dll


Daftar Eviden Audit SMK3
SK Penunjukan Sertifikat Auditor Sertifikat Dokter
Tim P2K3 SMK3 Perusahaan

SK
Sertifikat
Penunjukkan Sertifikat
Sertifikat Ahli K3
Penagkal/Penyalur
Tim P2k4 Paramedic
Umum Sekretaris
Petir Hyperkes

Sertifikat Peran
Kebakaran/Damka SIO Dokumen HIRARC
r Kemenaker

Dokumen
Sertifikat/Lisensi
Pengesahan PAA Peraturan
P3K Kemenaker
Perundangan K3
Kecelakaan kerja

Watch Where You Put Your Hands!


KEBIJAKAN PROGRAM
KERJA AHLI K3 UMUM
FULL SENYUM SAYANG

08/18/2023 Oleh: 95
Koyo jogja istimewa
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 10
P2K3
( PANTIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

 Fungsi
 Wadah kerjasama peningkatan bidang K3
antara :
- Pihak perusahaan (managemen)
- Pihak pekerja
 Susunan
 Diatur dan tetapkan oleh Menteri
 Peraturan pelaksana Permen No.
04/Men/1987

08/18/2023 Oleh: 97
Tugas Pokok P2K3
Permenaker 4 tahun 1987

• Memberikan saran dan pertimbangan di


bidang K3 kepada pengusaha/pengurus
tempat kerja (diminta maupun tidak)
Fungsi
• Menghimpun dan mengolah data K3

• Membantu, menunjukan dan menjelaskan :


 Faktor bahaya
 Faktor yang mempengaruhi efisiensi dan prod’s
 APD
 Cara dan sikap kerja yang benar dan aman
Fungsi [lanjutan]

• Membantu pengusaha atau pengurus :


Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja
Tindakan koreksi dan alternatif
Mengembangkan sistem pengendalian bahaya
Mengevaluasi penyebab kec. dan PAK
Mengembangkan penyuluhan dan penelitian
Pemantauan gizi kerja dan makanan
Memeriksa kelengkapan peralatan K3
Pelayanan kesehatan tenaga kerja
Mengembangkan lab. Dan interpretasi hasil pem.
Menyelenggarakan administrasi K3

• Membantumenyusun kebijakan manajemen K3


dan pedoman kerja panduan K3, SOP, Instruksi, Chek
List
Peran Ahli K3
• Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional
• Memfollow up rekomendasi atau saran dan
perkembangan yang telah disepakati kedua belah pihak
di lini struktural

Program Kerja P2K3


• Safety meeting
• Inventarisasi permasalahan K3
• Indentifikasi dan inventarisasi sumber bahaya
• Penerapan norma K3
• Inspeksi/ safety patrol
• Penyelidikan dan analisa kecelakaan
• Pendidikan dan latihan
• Prosedur dan tata cara evakuasi
• Catatan dan data K3
• Laporan pertanggungjawaban
• Penelitian
OUT COME P2K3

• Rekomendasi K3
• Laporan
Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Kepada Yth.:
Pimpinan Perusahaan ………
Perusahaan :
Alamat :

Rekomendasi
No. Bahaya Potensial Kemungkinan Kecelakaan Rekomendasi

1 2 3 4

Tembusan kepada Yth.: …………., tanggal-bulan-tahun

1. Kadisnaker …… Ketua P2K3

…………………………..
Kelembagaan K3
• Dewan K3 Nasiomal
• Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Ahli K3 Konstruksi
• Asosiasi Ahli Keselamatan Kerja
• Asosiasi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik Indonesia
• Lembaga Keselamatan da Kesehatan Kerja
• Himpunan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
• Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia
• Ikatan Dokter Okupasi Indonesia
• Konsil Nasional K3 Indonesia
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 9 Pembinaan
 Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
 Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
 Melakukan pembinaan
 pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 peningkatan K3
 pemberiaan PK3
 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3

08/18/2023 Oleh: 105


Ojo dibandike
FASILITAS PENCEGAHAN
KEBAKARAN
Ada banyak
alasan kita
harus ikut
BP
Jamsostek
Kita bukan Super Hero
FASILITAS JALUR PEJALAN KAKI DI LUAR
Akses pejalan kaki dan kendaraan di Luar
gedung Manufaktur bagi
 Akses keluar masuk kendaraan di area manufaktor
harus jelas dibuat terpisah dengan pejalan kaki.
 Semua kendaraan dan alat berat, kontainer yang
memasuki proyek harus menerima safety induction
dari bagian K3 mengenai peraturan berkendara di
dalam area proyek.
 Kecepatan semua kendaraan dan alat berat yang
melewati akses di dalam area manufaktur
maksimum adalah 10 km/jam.
 Saat melewati tikungan atau bersinggungan
dengan akses orang/pejalan kaki harus
membunyikan klakson.
 Prioritas jalur adalah pejalan kaki, pastikan
akses pejalan kaki/ akses pekerja selalu dibuat
dengan jelas.
FASILITAS JALUR PEJALAN KAKI DI DALAM
 Fasilitas Pejalan kaki di dalam
manufaktur haruslah jelas
 Gang dan koridor yang berfungsi
sebagai sarana keluar haruslah
lebar
 Permukaan lantai tidak boleh
licin
 Tidak boleh memiliki penghalang
(misalnya: tidak digunakan untuk
penyimpanan)
 Harus ada jarak bersih yang
cukup antara workstation dan
jalan lintas yang tidak terhalang
untuk pekerja
 Sarana keluar karyawan tidak
boleh melalui daerah
bahaya tinggi sumber seperti
penyimpanan bahan kimia yang
ruang
mudah terbakar, ruang boiler, dst
PERMENAKERTRANS NOMOR
PER. 15 / MEN/ VIII/ 2008
Sekitar tahun 80 M, Plinius seorang ahli ensiklopedi bangsa Roma
mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan memakai
tutup hidung.

Tahun 1450 Dominicoz Fontana diserahi tugas membangun


obelisk ditengah lapangan St. Pieter Roma. Ia selalu
mensyaratkan agar para pekerja memakai topi baja.

Abad 18  Revolusi Industri

Pekerjaan • Pemanfaatan ilmu


dilakukan secara pengetahuan dan
perorangan/
kelompok kecil
REVOLUSI teknologi
Usaha pencegahan INDUSTRI • Terjadi
kecelakaan tidak peningkatan angka
terlalu sulit kecelakaan
• Peraturan K3 Periode Tahun 1847 s.d 12 januari
1970
• Tahun 1919 Amerika Serikat memberlakukan “Work
Compensation Law”
• H.W. Heinrich  titik awal, keselamatan kerja
yang terorganisir secara terarah, prinsip-prinsip yang
dikemukakan Heinrich di tahun 1931 di bukunya
“Industrial Accident Prevention”, merupakan
unsur dasar bagi program K3 saat ini.
• Peraturan K3 periode 12 Januari 1970 s.d. sekarang
FILOSOFI DASAR
• K3  Keselamatan & Kesehatan Kerja
1. Keselamatan: Selamat, Slamet: Safety
 Hati-hati, sing ati-ati, ttdj, sing penting slamet
tekan, utamakan keselamatan, sluman slumun
slamet
2. Kesehatan: sehat wal afiat, waras,
bergas,
 Sehat jiwa dan raga, ruhani dan jasmani,
psikis dan fisik, mental spiritual dan badan
3. Kerja: orang kerja, pekerja, tenaga kerja,
buruh
PESAN K3 JAWA
• Tak sangoni slamet (saya doakan /berikan restu
selamat)
• Alon alon asal klakon (pelan pelan asal selamat)
• Sluman slumen slamet
• Ojo dumeh (jangan Sombong)
• Ing Ngarso Sung Tulodo
• Ing Madyo Mbangun Karso
• Tut wuri Handayani
K3 DALAM ISLAM
• “Hingga apabila mereka sampai di lembah Semut, berkatalah seekor Semut: Hai
semut-semut masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari” (An Naml: 18)
• “Islam” sendiri berarti “keselamatan”
• Ya Allah kami memohon kepadaMu keselamatan dalam agama, dan
kesejahteraan/kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan
rizqi, serta taubat sebelum mati dan rahmat di waktu mati, dan keampunan
sesudah mati (Doa Selamat)
• “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (QS: Al-Maidah:
32)
• Tujuan syariah (maqashid syariah) ada 5: Hifdzun ad-diin (Menjaga Agama),
Hifdzun an-nafs (Menjaga Jiwa),Hifdzun Aql (Menjaga Akal), Hifdzun Nasl
(Menjaga Keturunan), Hifdzun Maal (Menjaga Harta) – Imam Asy-Syatibi
• Selamatlah di dunia dan selamatlah di akhirat
• Keselamatan untukmu beserta rahmat Allah dan berkah untukmu (arti
assalamualaykum warahmatullahi wa barakatuh)
PHOTOGRAPH
DAILY TOOL BOX TALK

by Haris
by Haris
Kegiatan Rutin
Inspeksi K3
Meeting P2K3
Internal Audit SMK3
Eksternal Audit SMK3
FASILITAS K3
1. Peralatan Perlindungan
2. Penyelenggaraan Makanan
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Ruang P2K3
5. Ruang Klinik P3K
6. Logistik APD
7. Penanganan Limbah
Fasilitas Kesra Pekerja
1. Klinik Kespro/KB
2. TPA
3. Perumahan Pekerja/Karyawan
4. Fasilitas Ibadah
5. Fasilitas Olah Raga
6. Ruang Laktasi
7. Fasilitas Rekreasi
8. Armada Penjemputan & Pengantaran
9. Ruang Merokok
10.Fasilitas Kesenian
Langkah-Langkah Penerapan 5R
Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.

Rapi
5. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
6. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya,
keseragaman, fungsi dan batas waktu.
7. Pengaturan tanda visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan.

Resik
8. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
9. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
10.Meminimalisir sumber-sumber sampah dan kotoran.
11.Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak (peremajaan).

Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.

Penerapan Budaya 5R Di Tempat Kerja Rajin


Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
Izin Pekerjaan Bahaya/Resiko Tinggi

1. Izin kerja diperlukan untuk Pekerjaan :


pekerjaan non-rutin yang 1. Panas (pengelasan, gerinda, dsj).
mengandung bahaya/resiko tinggi
di tempat kerja. 2. Ketinggian
(konstruksi/perbaikan di
2. Izin kerja bertujuan untuk ketinggian di atas 2 meter).
memastikan bahwa semua
kegiatan/kondisi/lokasi aman 3. Listrik (arus besar).
untuk dilangsungkannya pekerjaan 4. Galian.
berbahaya/resiko tinggi.
5. Penggunaan Alat Berat.
3. Pengurusan izin kerja dilaksanakan
oleh tenaga kerja bersangkutan 6. Perbaikan Tangki.
dengan petugas K3 Perusahaan. 7. Peraikan Perpipaan.
8. Ruang Terbatas.
Contoh Label dan Kode warna sebagai Pengendalian Visual

1. Batas Area Kerja. 1. Produk / Bahan ditolak.


2. Batas Ruangan Kerja. 2. Sisa Pekerjaan yang
3. Batas Jalur Lalu Lintas. tidak terpakai.
3. Tanda Berhenti.
1. Produk Jadi.
1. Rak / Lemari.
2. Sarana Umum.
2. Meja.
1. Barang / Bahan Baku. 3. Perlengkapan /
2. Sarana P3K. peralatan / Mesin.
3. Sarana Keselamatan 1. Area terbatas untuk
sarana darurat & tujuan operasional.
Evakuasi. 1. Mesin / alat berbahaya.
4. Jalur Pejalan Kaki. 2. Area terbatas untuk
keselamatan.
1. Barang / Bahan yang
akan diproses. 3. Sarana Darurat
Kebakaran.
1. Barang / Bahan
1. Zona mengandung
Inspeksi QC.
bahaya.
Makna Rambu Di Tempat Kerja

Tanda Larangan Tanda Bahaya Tanda Kewajiban

Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
P3K dan Evakuasi Tanda Sarana /
Darurat Fasilitas Umum
Kebakaran Darurat
Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)

Mudah Meledak Mudah Oksidator


Menyala/Terbakar

Korosif Beracun Mengganggu


Pernafasan, Pemicu
Kamker

Contoh Label Kemasan B3

GHS (Globally Harmonized System) – UN (United Nations) Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
Lingkungan
Label Transportasi Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)

Sumber : DOT (Department Of Transportation) Amerika


Makna Label Dan Warna Perpipaan

LABEL PIPA
Gas Bertekanan.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Terbakar.
LABEL PIPA
LABEL PIPA Air Yang Dapat Diminum, Air Pendingin, Air
LABEL PIPA Umpan Boiler.
LABEL PIPA Bahan Beracun & Korosif.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Media Pemadam Kebakaran.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Menyala.
LABEL PIPA
Sumber : ANSI (American National Standards Intitute) Amerika
Tanda Dan Makna Papan Informasi Di Tempat Kerja

Petunjuk K3 Informasi Umum / Informasi Bahaya


Pengumuman

Pesan Umum Informasi Fasilitas Informasi Larangan


Radioaktif
Tanda, Makna Warna Dan Label Di Tempat Kerja

LABEL Batas Area Kerja, Batas Jalur.

LABEL Produk Jadi, Sarana Umum.

LABEL Bahan Baku, Sarana P3K, Keselamatan, Darurat dan Evakuasi.

LABEL Barang Menunggu Diproses Lebih Lanjut (WIP).

LABEL Barang Inspeksi QC.

LABEL Barang Cacat, Barang Tidak Terpakai, Tanda Berhenti.

LABEL Inventaris, Identitas Laci Penyimpanan, Rak, Peralatan, dsj.

Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan Operasional.

Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan Keselamatan.

Zona Berbahaya.
Contoh Dokumentasi Penerapan 5R Di Tempat Kerja
LOTO (Lockout – Tagout)

Pengertian
Suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat
berbahaya secara tepat telah dimatikan dan
tidak akan menyala kembali selama
pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan dan perawatan berlangsung
sampai dengan pekerjaan tersebut berakhir.

Prosedur Umum
1. Mengidentifikasi sumber energi.
Peralatan LOTO
2. Mengisolasi dan mematikan sumber
energi.
3. Mengunci dan memberi tanda bahaya
pada sumber energi.
4. Memastikan keefektifan isolasi sumber
energi.

Tanda LOTO Penerapan LOTO


Alat Pelindung Diri (APD)

Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran

bekerja sesuai
dengan bahaya
dan resiko kerja
untuk menjaga Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki

keselamatan
tenaga kerja itu
sendiri maupun
orang lain di Rompi Nyala

tempat kerja. Pelindung Jatuh


Pelampung

Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
KEBIJAKAN K3
DI MASA PANDEMI
COVID 19
KEBIJAKAN TERKAIT COVID-19

Kepmenaker RI No. 312 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan


Perencanaan Keberlangsungan Usaha Dalam Menghadapi Pandemi
Penyakit;
Kepmenaker RI No. 317 Tahun 2020 tentang Senam Pekerja Sehat;
SE Menteri Ketengakerjaan RI, No. M/3/HK.04/III/2020 tentang
Perlindungan Pekerja atau Buruh dan Kelangsungan Usaha Dalam Rangka
Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19;
SE Menteri Ketengakerjaan RI, No. M/7/AS.02.02/V/2020 tentang Rencana
Keberlangsungan Usaha Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 dan
Protokol Pencegahan Penularan Covid-19 di Perusahaan;
SE Menteri Ketengakerjaan RI, No. M/8/HK.04/V/2020 tentang
Perlindungan Pekerja atau Buruh Dalam Program JKK Pada Kasus Penyakit
Akibat Kerja Karena Covid-19;
Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/36/HM.01/IV/2020 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha Dalam Menghadapi
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
KEBIJAKAN TERKAIT COVID-19
Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/76/HM.01/VII/2020
tentang Protokol K3 Kembali Bekerja Dalam Pencegahan
Penularan Covid-19;
Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/77/HM.01/VII/2020
Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan
Usaha Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) Bagi Usaha Kecil dan Menengah;
Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/151/AS.02/XI/2020
Tentang Pedoman K3 Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Pada Masa Pandemi Covid-19;
Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/20/AS.02.02/III/2021
tentang Pedoman Penghargaan Program Pencegahan dan
Penanggulangan Covid-19 di Tempat Kerja;
Pedoman Gerakan Pekerja Sehat
Inti Kebijakan K3 Pd Saat pandemi
Atur Ulang
K3=“Self
Bussines
Defence”
Planning

Gerakan
Terapkan
Pekerja Sehat
Protokol K3
dan Bugar

P2 Covid
Award
Penanganan Pandemi Wabah

OBAT

VAKSINASI

PROKES

IMUNITAS
KEBIJAKAN PENERAPAN
K3 DI MASA DATANG
Tagline K3
Pekerja datang bugar…. kerja
segar…..ora ambyarr……pulang
berbinar….
PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN (KMK 328/2020)

1 3
2

Gunakan masker Jaga jarak, hindari kerumunan

Cuci tangan/hand sanitizer 5


4

Konsumsi gizi seimbang


Daya tahan tubuh, istirahat
cukup, olah raga, kelola stress 7
6
K3 kelompok rentan: Bumil, Perilaku hidup bersih &
Buteki, Pekerja Komorbid, sehat, disinfeksi lingkungan
Pekerja Sakit Kronis, Pekerja
Pasca Operasi, Pekerja Usia
Lanjut, Pekerja Pra Pensiun
AKIBAT SALFOK
PROGRAM GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN SEHAT PRODUKTIF
(GP2SP)

R. ASI

KESLING KESPRO 1. RUANG ASI


2. KESPRO; GIZI KERJA(PENERAPAN NORMA
KERJA PEREMPUAN & KESEHATAN KERJA)
GP2SP
3. PM &PMT; (PENGAWASAN NORMA KESEHATAN
PENYAKIT KERJA)
TIDAK GIZI
MENULAR 4. KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA.

PENYAKIT
MENULAR

@twp2020
Makanan bagi pekerja perempuan yang
bekerja antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00, ada juga pengaturan
mengenai makanan terkait pekerja yang
lembur. Perusahaan yang mempekerjakan
pekerja/buruh selama waktu kerja lembur
berkewajibanmemberikan makanan dan
minuman sekurang-kurangnya 1.400
kalori apabila kerja lembur dilakukan
selama 3 (tiga) jam atau lebih
Dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor SE-07/Men/1990 Tahun 1990 tentang
Pengelompokan Komponen Upah Dan Pendapatan Non
Upah disebutkan bahwa fasilitas adalah kenikmatan dalam
bentuk nyata/natura yang diberikan perusahaan oleh karena
hal-hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja, seperti fasilitas kendaraan (antar jemput
pekerja atau lainnya); pemberian makan secara cuma-cuma;
sarana ibadah; tempat penitipan bayi; koperasi; kantin dan
lain-lain. Sebagai fasilitas, sepanjang penelusuran kami, tidak
ada keharusan bagi perusahaan untuk menyediakannya.
PEREGANGAN
DI TEMPAT KERJA
ANIMASI SENAM GERAKAN PEKERJA SEHAT
TATANAN NORMA
BARU
Kondisi dimana
masyarakat pekerja Tenaga Kerja
dapat melakukan  Pola hidup Hidup produktif
kegiatan sehari hari baru dan aman Covid-
dengan beradaptasi 19
untuk dapat hidup
berdampingan dengan PROTOKOL KESEHATAN
• Perlindungan Kesehatan Individu
Covid-19 • Perlindungan Kesehatan Masyarakat

• Lebih Bersih
• Lebih Sehat
• Lebih Taat
Program Sadar Kesehatan Perusahaan

• Olahraga
• Kebiasaan makan yang baik
• Menempatkan stress dengan perspektif bijaksana
• Adanya kemampuan menerima ‘curhat’
• Menasehatkan ‘struktur’ dalam hidup,mampu
melihat keterbatasan diri
• Keseimbangan kerja dan keluarga
• Insentif bagi yang sehat

Friday, August 18, 2023 amin subargus 277


TUGAS & PERAN PERUSAHAAN

01
03
05

EVALUASI
KOMITMEN DI ATUR DALAM DAN
PIMPINAN PP/PKB PELAPORAN
MASUK PELAKSANAAN
DALAM NORMA
KETENAGAKERJAAN
PROGRAM
P2K3
04
02
VISI AHLI K3
Prakerja Masa kerja Purna kerja
a
Sehat Sehat, aman, selamat, Sehat, aman,
jiwa dan nyaman dan produktif selamat, nyaman
raga produktif

b
sehat sehat sakit sakit

c
sehat sehat meninggal

d
sehat sehat sehat sakit

Mana yang terbaik ?


QUALITY OF LIFE
 Tidak menderita sakit
 Tidak menderita cacat

 Tidak terjadi “Premature Death”

 Usia harapan hidup tinggi

 Memiliki kapasitas kerja yang tinggi

 Mampu menikmati masa pensiun sekurang-kurangnya


10 tahun setelah purna-karya.
Lindungi Aku dengan K3-
mu…..supaya tampil beda

284
KEBIJAKAN PROGRAM
PENYAKIT AKIBAT
KERJA
Tujuan K3

1. Melindungi dan menjamin


keselamatan setiap tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi


dapat digunakan secara aman dan
efisien.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 3. Meningkatkan kesejahteraan dan


tentang Keselamatan Kerja
produktivitas Nasional.
KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KENYAMANAN
TEMPAT KERJA
MENURUT UU NO 1 TAHUN 1970 TTG K3

Pengusaha/Pengurus WAJIB Tujuan


Tempat Kerja (Ps 2) (Ps. 4)

Apakah Terdapat Sumber Syarat K3 Lingkungan Kerja


Bahaya Lingkungan Kerja (Ps.3) mewujudkan Lingkungan
Berupa, FAKTOR: 1. Pengendalian Faktor Fisika Kerja yang aman, sehat,
1. FISIKA; dan Faktor Kimia agar
2. KIMIA; berada di bawah NAB; dan nyaman dalam
2. Pengendalian Faktor Biologi,
3. BIOLOGI; Faktor Ergonomi, dan rangka mencegah
4. ERGONOMI; Faktor Psikologi Kerja agar
5. PSIKOLOGI kecelakaan kerja dan
memenuhi standar;
3. Penyediaan fasilitas penyakit akibat kerja.
Kebersihan dan sarana
Higiene di Tempat Kerja yang
bersih dan sehat; dan
4. Penyediaan personil K3 yang
memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan


kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 14 diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun
orang lain yang memasuki tempat kerja disertai
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai
pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.
Kewajiban Tenaga Kerja

1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta


pegawai pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang
diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua
syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan
APD yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
Keselamatan Kerja pasal 12
dalam batas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di


Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

Pembinaan dan Pengawasan


3. Pelatihan dan Pendidikan.
4. Konseling & Konsultasi.
5. Pengembangan Sumber Daya.

Sistem Manajemen
6. Prosedur dan Aturan.
7. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
8. Penghargaan dan Sanksi.
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI
MENTAL DAN KEMAMPUAN FISIK TENAGA KERJA
(ps.8)
2. MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN KEPADA
SETIAP TENAGA KERJA BARU TENTANG (ps.9) :
Kondisi dan bahaya di tempat kerja
Alat pengaman/pelindung yang diharuskan di tempat kerja
Alat Pelindung Diri
Cara dan sikap kerja yang aman
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
3. MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN K3
4. MENTAATI SEMUA SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN
K3 YANG BERLAKU BIDANG KESEHATAN KERJA
5. MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA
6. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA
DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI K3
2. MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3
YANG DIWAJIBKAN (BIDANG KESEHATAN KERJA)
3. MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
4. MENDAPATKAN PEMBINAAN KESEHATAN KERJA
5. MENDAPATKAN KOMPENSASI KECELAKAAN DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Penyakit Akibat Kerja

• Menurut Peraturan Presiden nomor 7 tahun


2019, Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja. PERDOKI dalam buku
Konsensus Diagnosis Okupasi tahun 2011 yang
juga berdasarkan dari definisi International
Labor Organization (ILO) & world Health
Organization (WHO) serta American College of
Occupational and Environtmental Medicine
(ACOEM):
amin69trainer@gmail.com/08122720752
INTER’ L SIMPOSIUM (ILO),1992

• OCCUPATIONAL DISEASES
• WORK RELATED DISEASES
• DISEASES AFFECTING WORKING POPULATION
1. Penyakit akibat kerja (Occupational Diseases) adalah penyakit yg
mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi kuat dng pekerjaan yg sebab
utama terdiri dari satu agen penyebab yg sdh diakui (evidance based data)
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work Related Disease)
adalah penyakit yg mempunyai beberapa agen penyebab, di mana faktor
pekerjaan memegang peranan penting bersama dengan faktor risiko
lainnya dalam berkembangnya penyakit . Untuk penyakit akibat kerja
ataupun Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam
penggolongannya dijadikan satu menjadi penyakit akibat kerja
3. Penyakit diperberat oleh pekerjaan atau penyakit yang mengenai populasi
pekerja (Disease affecting working population), adalah penyakit yang
terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat
kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi lingkungan pekerjaan yang
buruk bagi kesehatan.
4. Penyakit bukan Penyakit akibat kerja Umumnya termasuk penyakit umum
(yang ada pada masyarakat umum) dan pajanan tidak menyebabkan
terjadinya penyakit akibat kerja
Ciri penyakit akibat kerja

• Berhubungan dengan pekerjaan/lingkungan


kerja
• Lama kerja
• Tidak menular
• Tidak menurun
• Timbulnya lama
• Masyarakat tidak terkena
• Ada kaitannya dengan waktu libur/istirahat
Kondisi Factual PAK di Indonesia

Jumlah kasus PAK rendah:


- tidak ada data
- tidak terdiagnosa
- tidak dilaporkan
- tidak memahami ketentuan.
- Kebijakan Perusahaan
- tidak terdeteksi
- tidak ada data awal
Jenis PAK

1. Pneumokoniosis : (dusty Lungs)


- Jaringan parut
- Silikosis (SiO2 bebas), Asbestosis (Cu.Mg. Si.)
2. Peny. Paru dan Sal. nafas (Bronch pulmoner)
- debu logam keras (Hg, Cd, Mn) dan uapnya
3. Peny. Paru karena bhn organik (bissinosis)
- debu kapas, sisal, henep, vlas
4. Asma : - zat perangsang
- debu (padi2an, serbuk kayu, teh, tembakau,
bahan allergen lain)

5. Alveolitis Allergika
- Debu organik ( infeksi jamur, spora tepung
sari, jerami/ampas tebu yg berjamur)

6. Penyakit Berrilium (Be)


- Debu mengandung berilium (oksida, suffat,
chlorida, flourida)
- Bronchitis, pneumonitis, nasophoringitis
- Fibrosis – corpulmonale
- Persh : - keramik, peleburan/pencampuran
logam, sumber tenaga atom, tabung flourescen
7. Peny karena cadmium (Cd)
- Kelainan (ginjal tulang), anemia
- Penciuman hilang
- Pembuatan zat warna, baterei

8. Peny karena fosfor (F)


- Fosfor merah : - lemak, protein, icterus
- Nekrose tulang (rahang bwh)
- Hiperemia, odema paru
- Fosfin (racun, petasan, kembang api)
9. Peny karena chrom (cr)
- Pelepas logam
- (khas) : - perforasi septum nasi
- borok krom

10. Peny karena mangan (Ma)


- Debu (tambang, persh baterai, keramik,
korek api)
- Insomia, tremor, gangguan bicara, menangis di
luar kesadaran

11.Peny karena arsen (AsO)


- Bahan racun : pengawet, pembersih biji
- Ar - organik : perangsang lokal
- Ar- anorganik : perangsang kulit
12. Peny karena air Raksa (Hg)
- Hg (metalik, uap) : - proses pemisah emas/perak
- termometer, barometer
- Hg fulminan, kulit
- Senyawa air raksa logam/uap bersifat menahun

13. Peny karena timah hitam (Pb)


- Pb. anorganik (coat: Pbputih, Pb hitam)
- accu, percetakan, mainan anak.
- “wrist drop”, anemia, gagal ginjal
- Pb. Organik (TEL): - campuran bensin

14. Peny karena Fluor (Fl)


- Gas/asam : korosif paru
- Absorpsiaa : fluorosis (gigi/tulang)
15. Peny karena derivat Halogen (alifatik,aromatik)
- metil cl, clynetan (pelarut, lemak,oli)
- Metil Br , clynetan (ccl4, naftalen
- racun: DDT, aldrin, dieldrin, lindane

16. Peny karena carbon disulfida (CS2)


- Pelarut (lemak, industri rayon)
- Mengenai sistem syaraf, CNS

17. Peny karena benzena /homolognya


- CNS
- (menahun): anofexla, anemia
18. Peny karena - derivat (nitro/amino) dari benzena
- nitro benzene (parfum ) – dinitrofenol
- trinitro – dinitro ortokresol
- trinitro toluene – anilin (tinta)

19. Peny karena nitrogliserin


- asam nitrat,

20. Peny karena - alkohol, glikol, keton


- metil alkohol - pelarut
- etanol- pelarut
- keton
21. Peny karena ( Co, H2CN, H2S)
- H2CN :fumigasi
- H2 S : decomposisi (minyak bumi)
- mercaptan
22. Kelainan pendengaran - bising menyebabkan NIHL

23. Peny.karena getaran mekanik (hand arm vibration/


whole body): HNP, White finger.

24. Peny karena tekanan tinggi (peny. Caisson)

25. Peny – radiasi EMG dan radiasi meugion


26. Dermatosis – fisik, kimia, biologi

27. Ca. kulit (epitelioma primer) – ter, minyak, mineral

28. Ca. pleura Mesothelioma - asbes

29. Peny. Infeksi – virus, bakteri, parasit


- pekerja Kesehatan, laboratorium, kesehatan hewan

30. Peny karena suhu tinggi/rendah, panas radiasi

31. Peny karena bahan kimia lainnya - obat


TAMAN SAR I a nation pride
SMK3L
WIKA REALTY

SHE
5. MANAGEMENT
REVIEW
1. SHE POLICY - MR Project
- Umum - MR BIRO
- Khusus - MR Corporate
- Rapat P2K3
2. PLANNING
- HIRARC 4. CHECKING & CORRECTIVE ACTION
- Aspect & Impact Enviro - Klinik / Audit (Internal & Eksternal)
- Legal & Other Requirement 3. IMPLEMENTATION & OPERATION - Inspection (Scheduled / Unscheduled)
- SHE Objective - Organization & Responsibility - SHE Promotion & Campaign - QSHE Patrol
- Program Kerja SHE - Work Supervision - Subcontractor Qualification - Monthly Report / Feedback
- Budgeting SHE - Training - Waste Management - Performance Measurement & Monitoring
- Procedur & Work Instruction - SHE Induction - Housekeeping - Legal Complience Evaluation
- TNA / Matrix & Prog Pelatihan - SMT - LOTO - Incident Investigation
- Tool Box Meeting - Emergency Preparedness & - Incident Lesson Learn
- Work Permit Response - Safe Card
- JSA - Stop Work Action
KESIMPULAN
• TK yang berkualitas mempunyai daya saing
tinggi;
• Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi erat
dengan kecelakaan kerja;
• Program SMK3 berpengaruh langsung
terhadap produk perusahaan;
• Kecelakaan kerja kontra produktif terhadap
efisiensi dan berpengaruh terhadap daya
saing;
• Peran AK3 Umum sangat strategis dalam
menghadapi globalisasi perdagangan di masa-
2 yad.
Referensi
1. PK, Suma’mur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,
(1987), CV Masagung, Jakarta

2. International Labor Office Geneva,(1989), Pencegahan


Kecelakaan, Pustaka Binaman Pressindo

3. Suardi, Rudi, (2005), Sistem Manajemen Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja, Penerbit PPM

4. Brauer Roger, L. (2006), Safety And Health For Engineers, John


Wiley&Sons

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 321


MATUR NUWUN
NORMA K3
DI PEKERJA
MANUFAKTUR
dan
KONSTRUKSI
UU No. 1 Thn 1970
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5
MENAKER

DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

DEPNAKER/DINAS • LUAR • POLIKLINIK PERUSAHAA


DEPNAKER PERUSAHAAN N
• JASA KESEHATAN

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
Incident Board 12

Courtesy of Nalco

Courtesy of Total Bangun Persada


NORMA K3 DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PEKERJA BERBASIS
IT
Visi Jepang Society 5.0: Integrasi Ruangan Maya dan Fisik
NORMA K3
PEKERJA PEREMPUAN
Ada Apa Dengan
Pekerja/Buruh Wanita ?
PROTEKTIF
ISTIRAHAT HAID

ISTIRAHAT SEBELUM ,SESUDAH


MELAHIRKAN & GUGUR
KANDUNGAN

KESEMPATAN MENYUSUKAN BAYI

LARANGAN MEMPEKERJAKAN
PEKERJA /BURUH PEREMPUAN HAMIL
PADA MALAM HARI
@twp2018
KEBIJAKAN KOREKTIF

• LARANGAN PHK BAGI PEKERJA PEREMPUAN


PERMENAKER
3/MEN/89
KARENA MENIKAH, HAMIL ATAU MELAHIRKAN

• PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA PEREMPUAN


UU NO. 13 TH
2003 PSL 76 YANG BEKERJA PADA MALAM HARI
AYAT (2)

• PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA PEREMPUAN


YANG BEKERJA KELUAR NEGERI

11/3/2020
PROGRAM GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN SEHAT PRODUKTIF
(GP2SP)

R. ASI

KESLING KESPRO 1. RUANG ASI


2. KESPRO; GIZI KERJA(PENERAPAN NORMA
KERJA PEREMPUAN & KESEHATAN KERJA)
GP2SP
3. PM &PMT; (PENGAWASAN NORMA KESEHATAN
PENYAKIT KERJA)
TIDAK GIZI
MENULAR 4. KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA.

PENYAKIT
MENULAR

@twp2020
DISKRIMINASI, SETIAP PERBEDAAN,
PENGECUALIAN ATAU PILIHAN ATAS
DASAR RAS, WARNA KULIT, JENIS
KELAMIN, AGAMA, KEYAKINAN

DISKRIMINASI
POLITIK, KEBANGSAAN ATAU ASAL
DALAM MASYARAKAT, YANG
AKIBATNYA MENGHILANGKAN ATAU
MENGURANGI PERSAMAAN
KESEMPATAN ATAU PERLAKUAN
DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

@twp2020
MANIFESTASI DISKRIMINASI DI TEMPAT KERJA
IDENTIFIKASI
DISKRIMINASI DI
TEMPAT KERJA PENGAWASAN EVALUASI

1 2 3 4 5

HAK ATAS
LOWONGA HAK HAK HAK ATAS JAMINAN KESEMPATAN KERJA
SOSIAL & YANG SAMA, SELEKSI,
N ATAS ATAS
PERLINDUNGAN K3 PROMOSI, PELATIHAN
KERJA JABATA UPAH (FUNGSI REPRODUKSI)
N
@twp2020
BENTUK PELECEHAN SEKSUAL

PELECEHAN FISIK PELECEHAN LISAN PELECEHAN ISYARAT


Termasuk sentuhan yang tidak diinginkan Termasuk ucapan verbal yang tidak Termasuk bahasa tubuh dan atau
mengarah ke perbuatan seksual seperti diinginkan tentang kehidupan pribadi atau gerakan tubuh bernada seksual,
mencium, menepuk, mencubit, melirik atau bagian tubuh atau penampilan seseorang, kerlingan yang dilakukan berulang-ulang,
menatap penuh nafsu; lelucon dan komentar bernada seksual; isyarat dengan jari dan menjilat bibir;

@doctre2020
BENTUK PELECEHAN
SEKSUAL

PELECEHAN
PELECEHAN PSIKOLOGIS/EMOSIO
TERTULIS/GAMBAR NAL
gambar, menampilkan
Termasuk screeansaver bahan
atau Terdiri atas permintaan-permintaan
poster seksual, atau pelecehan
pornografi, dan ajakan- ajakan yang terus
lewat e-mail dan model menerus tidak diinginkan, ajakan
komunikasi elektronik lainnya; kencan yang tidak diharapkan,
penghinaan atau celaan bersifat
seksual.
@doctre2020
TUGAS & PERAN PERUSAHAAN

01
03
05

EVALUASI
KOMITMEN DI ATUR DALAM DAN
PIMPINAN PP/PKB PELAPORAN
MASUK PELAKSANAAN
DALAM NORMA
KETENAGAKERJAAN
PROGRAM
P2K3
04
02
Kebakaran di Binjai: 30 pekerja wanita & 1 anak
Kebakaran Kembang Api di Kosambi= 60
pekerja wanita dan anak
KESEMPATAN MENYUSUI
1 PERATURAN PEMERINTAH NO 33 /2012
TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU Pasal 3
EKSKLUSIF
Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
PASAL 2 bertanggungjawab :
Menjamin pemenuhan hak
mendapat ASI Eksklusif sejak lahir a. Mendorong para pengusaha/serikat
sampai usia 6 bulan. pekerja serikat buruh untuk
Pekerja/buruh perempuan
PASAL 30 (1) (2) mengatur prosedur pemberian ASI
yang anaknya masih dalam PP dan PKB dengan
menyusu kesempatan
diberi harus
Dukungan tempat kerja untuk
mendukung program ASI Ekslusif di merujuk pada UU Ketenagakerjaan
untuk menyusui anaknya jika hal
sepatutnya di Indonesia.
itu harus dilakukan selama waktu tempat kerja dan diatur melalui perjanjian b. Mengkoordinasikan sosialisasi
kerja kerja. pemberian ASI di tempat kerja.
Ayat 3
UU No. 13/2003 pasal 83 Menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui
dan atau memerah ASI

2 PASAL 34
Kesempatan kepada ibu untuk menyusui
dan
atau memerah ASI
3 PERATURAN BERSAMA 3 MENTERI MENAKER N0.
48/MEN. PP/XII/2008 NO. PER. 27/MEN/XII/2008 NO. 1177/
MENKES/PB/XII/2008
tentang Peningkatan Pemberian ASI selama waktu kerja di
tempat kerja
PERSYARATAN RUANG ASI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG TATA
CARA PENYEDIAAN FASILITAS KHUSUS MENYUSUI DAN/ATAU MEMERAH AIR SUSU IBU

PASAL 9 AYAT (2) MELIPUTI:


 Tersedianya ruangan khusus dengan ukuran minimal
3x4 m2 dan/atau disesuaikan dengan jumlah pekerja
perempuan yang sedang menyusui;
 Ada pintu yang dapat dikunci, yang mudah
dibuka/ditutup;
 Lantai keramik/semen/karpet;
 Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup;
 Bebas potensi bahaya di tempat kerja
termasuk bebas polusi;
 Lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan; g.
penerangan dalam ruangan cukup dan tidak
menyilaukan;
 Kelembapan berkisar antara 30-50%,
maksimum 60%;
 dan tersedia wastafel dengan air mengalir
untuk cuci tangan dan mencuci peralatan.
NORMA K3
DI PEKERJA
MANUFAKTUR
Norma K3 Pekerja
Perempuan Malam hari
Norma K3
Perlindungan Pekerja
Anak
Norma K3
Pekerja PMI
Bahaya K3

Pengertian Faktor
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau Binatang).
penyakit akibat kerja (PAK). 2. Kimia
(Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Sumber Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
1. Manusia. Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
2. Mesin. 3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
3. Material. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
4. Metode. Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu,
5. Lingkungan. Cahaya, Listrik, Getaran, Radiasi).
4. Biomekanik (Gerakan Berulang,
Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan Manual,
Jenis Desain Tempat Keja/Alat/Mesin).
6. Tindakan. 5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan,
7. Kondisi. Pelecehan, Pengucilan, Lingkungan, Emosi
Negatif).

Anda mungkin juga menyukai