3
“Over Loaded”
SWAY CA CA
18/08/2023 8
(PETER KLINE DALAM “THE LEARNING REVOLUTION) OLEH DRY DEN DAN VOS
“ SENYUM ADALAH
LENGKUNGAN BIBIR YANG
MELURUSKAN jiwa DAN raga”
“18/08/2023
HARD ON THE PROBLEM, SOFT ON THE PEOPLE”9
Keep Smile...please..lah
10
TEMA PEMBAHASAN
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN K3 DAN
PENERAPAN K3 PROGRAM KERJA
PRODUKTIFITAS
BERDASAR K3 AHLI K3 UMUM
NASIONAL
PERUNDANGAN K3
KEBIJAKAN KEBIJAKAN
VISI AHLI K3
PENERAPAN K3 DI PENERAPAN K3 DI
UMUM
MASA DATANG MASA PANDEMI
KEBIJAKAN K3
UNTUK PRODUKTIFITAS
NASIONAL
Tujuan
UNIVERSAL UU No. 1/1970
• Mencegah terjadinya 1. Melindungi dan menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja setiap tenaga kerja dan orang
kecelakaan lain di tempat kerja.
• Mencegah agar
2. Menjamin setiap sumber produksi/layanan
kecelakaan yang serupa (bahan, alat, sarana, lingkungan) dapat
tidak terulang kembali digunakan secara aman, efisien& efektif
14
Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”) dikatakan bahwa
pemberi kerja dalam mempekerjakan
tenaga kerja wajib memberikan
perlindungan yang mencakup
kesejahteraan, keselamatan, dan
kesehatan baik mental maupun fisik
tenaga kerja.
Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang
dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga). Pada
pasal tersebut disebutkan 18 (delapan belas) syarat penerapan keselamatan kerja di
tempat kerja di antaranya sebagai berikut :
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
8. Penerangan yang cukup dan sesuai.
9. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
10. Menyediakan ventilasi yang cukup.
11. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
12. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
13. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman &
barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan
barang
17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya
bertambah tinggi.
Tidak Bahagia kerja
Program P2K3 ( 1
tahun) Ahli K3
umum di Tempat
Kerja Data Hasil
Data Dasar: Indikator
Kecelakaan Kerja, Intervensi K3:
PAK, Tingkat data kecelakaan
Produktifitas
Pekerja, Index
kerja, PAK,
Kebahagiaan, P2K3, Produktifitas
SMK3, Ruang Pekerja, Indeks
lakstasi, Lingker, dll Kebahagiaan,
SMK3, dll
TINGKAT PRODUKTIFITAS PEKERJA
INDIKATOR KEBAHAGIAAN
Kebijakan Program
Implementasi K3 menurut
Norma K3
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA
PASAL 5 (1)
08/18/2023 Oleh: 33
Kewajiban Pengurus/satuan pendidikan/
penyelenggara satuan pendidikan
Dalam K3
UU No. 1 / 1970 :
• memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,
kemampuan fisik TK baru;
• pemeriksaan kesehatan berkala;
• menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
FORMAL - alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
• mempekerjakan TK setelah paham
• pembinaan K3
• memenuhi dan mentaati syarat K3
• laporan kecelakaan
• memasang UUKK dan poster
• menyediakan APD
• membentuk P2K3
• menerapkan SMK3
35
Pemenuhan Norma K3
Systematica approach:
Tempat Kerja :
• Produktifitas Tinggi
• Aman
PEMENUHAN NORMA • Safety • Sejahtera Pegawai &
K3 DI TEMPAT KERJA • Sehat Pimpinan
• Nyaman • Kelangsungan Usaha
• Bebas Polusi (sustain)
• Nihil Kecelakaan
• Penyk Akibat Kerja
• REVOLUSI INDUSTRI 4.0 2020;
• AFTA AC-FTA; Menjawab Tantangan &
• AK-FTA;
• AI- FTA; Meraih Peluang
•
•
AANZ-FTA;
IJ-EPA
Daya saing
•
•
ACFTA 2010-CAFTA 2012;
Asean Single Market 2015; (Lokal,
• ILO OSH Guide Line 2001;
•
•
Green Productivity; Regional,
Global Warming;
• SDGs. Global)
Mengapa Harus K3 ?
K3 WAJIB DI TERAPKAN DI TEMPAT KERJA
Menjamin
keberlangsungan
usaha
UU No. 13 Tahun 2003
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
HIERACHY MASLOW (1967)
SELF
ACTUALIZATION
ESTEEM NEEDS
AFECTION NEEDS
SECURITY & SAFETY
NEEDS
BASIC/ FISIOLOGIS
NEEDS
PROSES KERJA Pengawasan
Ketenagakerjaan
RENCANA KERJA TINDAK
PELAKSANAAN LAPORAN PENINDAKAN
LANJUT
Temuan/
Kasus
Anjuran2
PREVENTIF EDUKATIF (kartu riksa)
Akte Pemeriksaan
REPRESIF
Nota Riksa
NON YUSTISIA
REPRESIF PRO
Penyidikan
YUSTISIA
Sanksi Bagi Pengusaha
Peraturan perundangan dapat
memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan
hukuman kurungan selama-lamanya
3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah)
Pasal 15 UU 1 Tahun 1970
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
Penjelasan
Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
Pasal 87
Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
(2) Cukup Jelas
UU No. 1 Thn 1970
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5
MENAKER
DIREKTUR
- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
KEBIJAKAN STRATEGIS
1. Pengembangan organisasi K3
2. Optimalisasi dan pembentukan P2K3
3. Pembuatan dan pelaksanaan standar K3 sesuai dengan
kebutuhan sektoral dan Internasional
4. Optimalisasi pengawasan, pembinaan, sertifikasi di bidang K3
5. Profesionalisme pegawai pengawas K3 dan ahli K3
6. Peningkatan peran masyarakat dan LSM
7. Peningkatan peran perguruan tinggi
8. Penerapan SMK3 pada setiap tempat kerja
"direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-undang ini.
"pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
"ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari
luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
ERZETES-2004
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
1.Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang lain (kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2.Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di tempat kerja.
3.Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen dan Kinerja K3 guna
meningkatkan Budaya K3 yang baik di tempat kerja.
Panduan K3/Program K3
SOP K3
Formulir/Rekaman
Dokumen Realisasi K3
Peraturan2 K3
Laporan Monev
SK
Sertifikat
Penunjukkan Sertifikat
Sertifikat Ahli K3
Penagkal/Penyalur
Tim P2k4 Paramedic
Umum Sekretaris
Petir Hyperkes
Sertifikat Peran
Kebakaran/Damka SIO Dokumen HIRARC
r Kemenaker
Dokumen
Sertifikat/Lisensi
Pengesahan PAA Peraturan
P3K Kemenaker
Perundangan K3
Kecelakaan kerja
08/18/2023 Oleh: 95
Koyo jogja istimewa
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 10
P2K3
( PANTIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)
Fungsi
Wadah kerjasama peningkatan bidang K3
antara :
- Pihak perusahaan (managemen)
- Pihak pekerja
Susunan
Diatur dan tetapkan oleh Menteri
Peraturan pelaksana Permen No.
04/Men/1987
08/18/2023 Oleh: 97
Tugas Pokok P2K3
Permenaker 4 tahun 1987
• Rekomendasi K3
• Laporan
Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Kepada Yth.:
Pimpinan Perusahaan ………
Perusahaan :
Alamat :
Rekomendasi
No. Bahaya Potensial Kemungkinan Kecelakaan Rekomendasi
1 2 3 4
…………………………..
Kelembagaan K3
• Dewan K3 Nasiomal
• Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Ahli K3 Konstruksi
• Asosiasi Ahli Keselamatan Kerja
• Asosiasi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik Indonesia
• Lembaga Keselamatan da Kesehatan Kerja
• Himpunan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
• Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia
• Ikatan Dokter Okupasi Indonesia
• Konsil Nasional K3 Indonesia
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 9 Pembinaan
Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
Kondisi dan bahaya di tempat kerja
Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
Menyediakan APD
Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
Melakukan pembinaan
pencegahan kecelakaan
pemberantasan kebakaran
peningkatan K3
pemberiaan PK3
Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
by Haris
by Haris
Kegiatan Rutin
Inspeksi K3
Meeting P2K3
Internal Audit SMK3
Eksternal Audit SMK3
FASILITAS K3
1. Peralatan Perlindungan
2. Penyelenggaraan Makanan
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Ruang P2K3
5. Ruang Klinik P3K
6. Logistik APD
7. Penanganan Limbah
Fasilitas Kesra Pekerja
1. Klinik Kespro/KB
2. TPA
3. Perumahan Pekerja/Karyawan
4. Fasilitas Ibadah
5. Fasilitas Olah Raga
6. Ruang Laktasi
7. Fasilitas Rekreasi
8. Armada Penjemputan & Pengantaran
9. Ruang Merokok
10.Fasilitas Kesenian
Langkah-Langkah Penerapan 5R
Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
Rapi
5. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
6. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya,
keseragaman, fungsi dan batas waktu.
7. Pengaturan tanda visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan.
Resik
8. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
9. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
10.Meminimalisir sumber-sumber sampah dan kotoran.
11.Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak (peremajaan).
Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
P3K dan Evakuasi Tanda Sarana /
Darurat Fasilitas Umum
Kebakaran Darurat
Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
GHS (Globally Harmonized System) – UN (United Nations) Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
Lingkungan
Label Transportasi Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
LABEL PIPA
Gas Bertekanan.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Terbakar.
LABEL PIPA
LABEL PIPA Air Yang Dapat Diminum, Air Pendingin, Air
LABEL PIPA Umpan Boiler.
LABEL PIPA Bahan Beracun & Korosif.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Media Pemadam Kebakaran.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Menyala.
LABEL PIPA
Sumber : ANSI (American National Standards Intitute) Amerika
Tanda Dan Makna Papan Informasi Di Tempat Kerja
Zona Berbahaya.
Contoh Dokumentasi Penerapan 5R Di Tempat Kerja
LOTO (Lockout – Tagout)
Pengertian
Suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat
berbahaya secara tepat telah dimatikan dan
tidak akan menyala kembali selama
pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan dan perawatan berlangsung
sampai dengan pekerjaan tersebut berakhir.
Prosedur Umum
1. Mengidentifikasi sumber energi.
Peralatan LOTO
2. Mengisolasi dan mematikan sumber
energi.
3. Mengunci dan memberi tanda bahaya
pada sumber energi.
4. Memastikan keefektifan isolasi sumber
energi.
Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran
bekerja sesuai
dengan bahaya
dan resiko kerja
untuk menjaga Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki
keselamatan
tenaga kerja itu
sendiri maupun
orang lain di Rompi Nyala
Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
KEBIJAKAN K3
DI MASA PANDEMI
COVID 19
KEBIJAKAN TERKAIT COVID-19
Gerakan
Terapkan
Pekerja Sehat
Protokol K3
dan Bugar
P2 Covid
Award
Penanganan Pandemi Wabah
OBAT
VAKSINASI
PROKES
IMUNITAS
KEBIJAKAN PENERAPAN
K3 DI MASA DATANG
Tagline K3
Pekerja datang bugar…. kerja
segar…..ora ambyarr……pulang
berbinar….
PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN (KMK 328/2020)
1 3
2
R. ASI
PENYAKIT
MENULAR
@twp2020
Makanan bagi pekerja perempuan yang
bekerja antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00, ada juga pengaturan
mengenai makanan terkait pekerja yang
lembur. Perusahaan yang mempekerjakan
pekerja/buruh selama waktu kerja lembur
berkewajibanmemberikan makanan dan
minuman sekurang-kurangnya 1.400
kalori apabila kerja lembur dilakukan
selama 3 (tiga) jam atau lebih
Dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor SE-07/Men/1990 Tahun 1990 tentang
Pengelompokan Komponen Upah Dan Pendapatan Non
Upah disebutkan bahwa fasilitas adalah kenikmatan dalam
bentuk nyata/natura yang diberikan perusahaan oleh karena
hal-hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja, seperti fasilitas kendaraan (antar jemput
pekerja atau lainnya); pemberian makan secara cuma-cuma;
sarana ibadah; tempat penitipan bayi; koperasi; kantin dan
lain-lain. Sebagai fasilitas, sepanjang penelusuran kami, tidak
ada keharusan bagi perusahaan untuk menyediakannya.
PEREGANGAN
DI TEMPAT KERJA
ANIMASI SENAM GERAKAN PEKERJA SEHAT
TATANAN NORMA
BARU
Kondisi dimana
masyarakat pekerja Tenaga Kerja
dapat melakukan Pola hidup Hidup produktif
kegiatan sehari hari baru dan aman Covid-
dengan beradaptasi 19
untuk dapat hidup
berdampingan dengan PROTOKOL KESEHATAN
• Perlindungan Kesehatan Individu
Covid-19 • Perlindungan Kesehatan Masyarakat
• Lebih Bersih
• Lebih Sehat
• Lebih Taat
Program Sadar Kesehatan Perusahaan
• Olahraga
• Kebiasaan makan yang baik
• Menempatkan stress dengan perspektif bijaksana
• Adanya kemampuan menerima ‘curhat’
• Menasehatkan ‘struktur’ dalam hidup,mampu
melihat keterbatasan diri
• Keseimbangan kerja dan keluarga
• Insentif bagi yang sehat
01
03
05
EVALUASI
KOMITMEN DI ATUR DALAM DAN
PIMPINAN PP/PKB PELAPORAN
MASUK PELAKSANAAN
DALAM NORMA
KETENAGAKERJAAN
PROGRAM
P2K3
04
02
VISI AHLI K3
Prakerja Masa kerja Purna kerja
a
Sehat Sehat, aman, selamat, Sehat, aman,
jiwa dan nyaman dan produktif selamat, nyaman
raga produktif
b
sehat sehat sakit sakit
c
sehat sehat meninggal
d
sehat sehat sehat sakit
284
KEBIJAKAN PROGRAM
PENYAKIT AKIBAT
KERJA
Tujuan K3
Sistem Manajemen
6. Prosedur dan Aturan.
7. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
8. Penghargaan dan Sanksi.
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI
MENTAL DAN KEMAMPUAN FISIK TENAGA KERJA
(ps.8)
2. MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN KEPADA
SETIAP TENAGA KERJA BARU TENTANG (ps.9) :
Kondisi dan bahaya di tempat kerja
Alat pengaman/pelindung yang diharuskan di tempat kerja
Alat Pelindung Diri
Cara dan sikap kerja yang aman
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
3. MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN K3
4. MENTAATI SEMUA SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN
K3 YANG BERLAKU BIDANG KESEHATAN KERJA
5. MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA
6. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA
DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI K3
2. MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3
YANG DIWAJIBKAN (BIDANG KESEHATAN KERJA)
3. MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
4. MENDAPATKAN PEMBINAAN KESEHATAN KERJA
5. MENDAPATKAN KOMPENSASI KECELAKAAN DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Penyakit Akibat Kerja
• OCCUPATIONAL DISEASES
• WORK RELATED DISEASES
• DISEASES AFFECTING WORKING POPULATION
1. Penyakit akibat kerja (Occupational Diseases) adalah penyakit yg
mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi kuat dng pekerjaan yg sebab
utama terdiri dari satu agen penyebab yg sdh diakui (evidance based data)
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work Related Disease)
adalah penyakit yg mempunyai beberapa agen penyebab, di mana faktor
pekerjaan memegang peranan penting bersama dengan faktor risiko
lainnya dalam berkembangnya penyakit . Untuk penyakit akibat kerja
ataupun Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam
penggolongannya dijadikan satu menjadi penyakit akibat kerja
3. Penyakit diperberat oleh pekerjaan atau penyakit yang mengenai populasi
pekerja (Disease affecting working population), adalah penyakit yang
terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat
kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi lingkungan pekerjaan yang
buruk bagi kesehatan.
4. Penyakit bukan Penyakit akibat kerja Umumnya termasuk penyakit umum
(yang ada pada masyarakat umum) dan pajanan tidak menyebabkan
terjadinya penyakit akibat kerja
Ciri penyakit akibat kerja
5. Alveolitis Allergika
- Debu organik ( infeksi jamur, spora tepung
sari, jerami/ampas tebu yg berjamur)
SHE
5. MANAGEMENT
REVIEW
1. SHE POLICY - MR Project
- Umum - MR BIRO
- Khusus - MR Corporate
- Rapat P2K3
2. PLANNING
- HIRARC 4. CHECKING & CORRECTIVE ACTION
- Aspect & Impact Enviro - Klinik / Audit (Internal & Eksternal)
- Legal & Other Requirement 3. IMPLEMENTATION & OPERATION - Inspection (Scheduled / Unscheduled)
- SHE Objective - Organization & Responsibility - SHE Promotion & Campaign - QSHE Patrol
- Program Kerja SHE - Work Supervision - Subcontractor Qualification - Monthly Report / Feedback
- Budgeting SHE - Training - Waste Management - Performance Measurement & Monitoring
- Procedur & Work Instruction - SHE Induction - Housekeeping - Legal Complience Evaluation
- TNA / Matrix & Prog Pelatihan - SMT - LOTO - Incident Investigation
- Tool Box Meeting - Emergency Preparedness & - Incident Lesson Learn
- Work Permit Response - Safe Card
- JSA - Stop Work Action
KESIMPULAN
• TK yang berkualitas mempunyai daya saing
tinggi;
• Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi erat
dengan kecelakaan kerja;
• Program SMK3 berpengaruh langsung
terhadap produk perusahaan;
• Kecelakaan kerja kontra produktif terhadap
efisiensi dan berpengaruh terhadap daya
saing;
• Peran AK3 Umum sangat strategis dalam
menghadapi globalisasi perdagangan di masa-
2 yad.
Referensi
1. PK, Suma’mur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,
(1987), CV Masagung, Jakarta
DIREKTUR
- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
Incident Board 12
Courtesy of Nalco
LARANGAN MEMPEKERJAKAN
PEKERJA /BURUH PEREMPUAN HAMIL
PADA MALAM HARI
@twp2018
KEBIJAKAN KOREKTIF
11/3/2020
PROGRAM GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN SEHAT PRODUKTIF
(GP2SP)
R. ASI
PENYAKIT
MENULAR
@twp2020
DISKRIMINASI, SETIAP PERBEDAAN,
PENGECUALIAN ATAU PILIHAN ATAS
DASAR RAS, WARNA KULIT, JENIS
KELAMIN, AGAMA, KEYAKINAN
DISKRIMINASI
POLITIK, KEBANGSAAN ATAU ASAL
DALAM MASYARAKAT, YANG
AKIBATNYA MENGHILANGKAN ATAU
MENGURANGI PERSAMAAN
KESEMPATAN ATAU PERLAKUAN
DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN
@twp2020
MANIFESTASI DISKRIMINASI DI TEMPAT KERJA
IDENTIFIKASI
DISKRIMINASI DI
TEMPAT KERJA PENGAWASAN EVALUASI
1 2 3 4 5
HAK ATAS
LOWONGA HAK HAK HAK ATAS JAMINAN KESEMPATAN KERJA
SOSIAL & YANG SAMA, SELEKSI,
N ATAS ATAS
PERLINDUNGAN K3 PROMOSI, PELATIHAN
KERJA JABATA UPAH (FUNGSI REPRODUKSI)
N
@twp2020
BENTUK PELECEHAN SEKSUAL
@doctre2020
BENTUK PELECEHAN
SEKSUAL
PELECEHAN
PELECEHAN PSIKOLOGIS/EMOSIO
TERTULIS/GAMBAR NAL
gambar, menampilkan
Termasuk screeansaver bahan
atau Terdiri atas permintaan-permintaan
poster seksual, atau pelecehan
pornografi, dan ajakan- ajakan yang terus
lewat e-mail dan model menerus tidak diinginkan, ajakan
komunikasi elektronik lainnya; kencan yang tidak diharapkan,
penghinaan atau celaan bersifat
seksual.
@doctre2020
TUGAS & PERAN PERUSAHAAN
01
03
05
EVALUASI
KOMITMEN DI ATUR DALAM DAN
PIMPINAN PP/PKB PELAPORAN
MASUK PELAKSANAAN
DALAM NORMA
KETENAGAKERJAAN
PROGRAM
P2K3
04
02
Kebakaran di Binjai: 30 pekerja wanita & 1 anak
Kebakaran Kembang Api di Kosambi= 60
pekerja wanita dan anak
KESEMPATAN MENYUSUI
1 PERATURAN PEMERINTAH NO 33 /2012
TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU Pasal 3
EKSKLUSIF
Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
PASAL 2 bertanggungjawab :
Menjamin pemenuhan hak
mendapat ASI Eksklusif sejak lahir a. Mendorong para pengusaha/serikat
sampai usia 6 bulan. pekerja serikat buruh untuk
Pekerja/buruh perempuan
PASAL 30 (1) (2) mengatur prosedur pemberian ASI
yang anaknya masih dalam PP dan PKB dengan
menyusu kesempatan
diberi harus
Dukungan tempat kerja untuk
mendukung program ASI Ekslusif di merujuk pada UU Ketenagakerjaan
untuk menyusui anaknya jika hal
sepatutnya di Indonesia.
itu harus dilakukan selama waktu tempat kerja dan diatur melalui perjanjian b. Mengkoordinasikan sosialisasi
kerja kerja. pemberian ASI di tempat kerja.
Ayat 3
UU No. 13/2003 pasal 83 Menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui
dan atau memerah ASI
2 PASAL 34
Kesempatan kepada ibu untuk menyusui
dan
atau memerah ASI
3 PERATURAN BERSAMA 3 MENTERI MENAKER N0.
48/MEN. PP/XII/2008 NO. PER. 27/MEN/XII/2008 NO. 1177/
MENKES/PB/XII/2008
tentang Peningkatan Pemberian ASI selama waktu kerja di
tempat kerja
PERSYARATAN RUANG ASI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG TATA
CARA PENYEDIAAN FASILITAS KHUSUS MENYUSUI DAN/ATAU MEMERAH AIR SUSU IBU
Pengertian Faktor
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau Binatang).
penyakit akibat kerja (PAK). 2. Kimia
(Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Sumber Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
1. Manusia. Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
2. Mesin. 3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
3. Material. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
4. Metode. Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu,
5. Lingkungan. Cahaya, Listrik, Getaran, Radiasi).
4. Biomekanik (Gerakan Berulang,
Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan Manual,
Jenis Desain Tempat Keja/Alat/Mesin).
6. Tindakan. 5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan,
7. Kondisi. Pelecehan, Pengucilan, Lingkungan, Emosi
Negatif).