Anda di halaman 1dari 26

DASAR DASAR

KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3 )

UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

OLEH : DIAH OKTAMYARSIH.A.S.IP


SATWASKER WILAYAH SURAKARTA
DATA PRIBADI
Nama : DIAH OKTAMYARSIH,S.IP
Tempat, tgl lahir : SURAKARTA,31 OKTOBER 1965
Status : KAWIN
Pekerjaan : PNS DISNAKER PROV.JATENG
Jabatan : PENGAWAS KK
Alamat kantor : SATWASKER WILAYAH SURAKARTA
 Jl.Slamet Riyadi No.1 Surakarta
Rumah : JL.Podang BG.03 Solo Baru
HP : 08112631517 /082135976819(WA)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Filosofis Keilmuan
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
K3 DALAM ERA GLOBALISASI

K3 TERKAIT DENGAN :

- Hak Asasi Manusia (HAM)


- Standard Ketenagakerjaan
- Lingkungan
- Perdagangan Bebas
PENDEKATAN DALAM PELAKSANAAN K3

PELAKSANAAN K3 DAPAT DIPANDANG


DARI SUDUT :

• Ekonomi COST/ value of properties/


human of capabilities
• Moralitas HUMANITARIANISM/
humanlife/ welfare
• Legalitas LAW/ regulation/ standard
PRINSIP- PRINSIP K3

1. Semua kecelakaan kerja dan penyakit akibat


kerja, dapat dicegah.
2. K3 adalah bagian integral dari budaya, nilai
dan operasi perusahaan.
3. Manajemen harus menetapkan arahan,
menyiapkan dan menjamin sepenuhnya
penerapan K3
4. K3 adalah bagian integral dari perilaku,
tanggung jawab dan peran setiap tenaga kerja
5. Setiap tenaga kerja harus mempunyai rasa
memiliki dan kompetensi operasi.
6. Setiap tenaga kerja harus memimpin,
mengatur dirinya sendiri dan mengoreksi satu
sama lain.
7. Semua potensi bahaya harus diidentifikasi dan
dikendalikan.
8. Semua kekurangan harus dilakukan koreksi
9. Akuntabilitas K3 harus ditetapkan, kinerja
diukur dan diketahui.
10. K3 adalah “ Good for business success, vitality
and sustainability.
Analisis Kondisi
 Fakta lapangan tentang Keberadaan Pesawat/Bejana
/Peralatan Teknik.

 Diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia :


 Industri
 Sarana sosial/rumah tangga.

 Berpotensi dapat menimbulkan kecelakaan kerja,


kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja dan kerusakan
lingkungan.

 Pengelola/pengguna/pemakai produk menuntut adanya


jaminan K3 melalui bukti (sertifikat) sesuai Per-UU di
bidang K3.

 Pihak terkait perlu memahami proses sertifikat dibidang


K3,khususnya di era Otonomi Daerah.
 Pelaksanaan K3 menuntut keterlibatan dan tanggung jawab
semua pihak.

 Penanganan K3 tidak harus dilakukan oleh pemerintah


sendiri.

 Privatisasi K3 memberikan perluasan kesempatan kerja.

 Produk barang dan jasa semakin kompetitif.

 Peningkatan profesionalisme SDM dibidang K3 dan peran


pihak ketiga semakin strategis

 Operasionalisasi pembinaan dan pengawasan K3 harus


sesuai dengan regulasi.
DASAR HUKUM
27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No. 13 / 2003


Ttg Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 86 UU No.13/2003

1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh


perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;

2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna


mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja

3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat


(2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
Pasal 87 UU No.13/2003

1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan

2. Ketentuan mengenai penerapan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah (sedang dalam
pembahasan interdep)
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN
 K3 masih belum mendapatkan perhatian yang
memadai semua pihak
 Kecelakaan kerja yang terjadi masih tinggi
 Pelaksanaan pengawasan masih bersifat parsial dan
belum menyentuh aspek manajemen
 Relatif rendahnya komitment pimpinan perusahaan
dalam hal K3
 Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan kesadaran
atas K3
 Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja
yang diterapkan oleh komunitas perlindungan hak
buruh internasional
 Desakan LSM internasional dalam hal hak tenaga
kerja untuk mendapatkan perlindungan
 Masalah K3 masih belum menjadi prioritas program
 Tidak ada yang mengangkat masalah K3 menjadi
issue nasional baik secara politis maupun sosial
 Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek
ekonomi, dan tidak pernah dilihat dari pendekatan
moral
 Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor
produksi dalam perusahaan, belum dirtempatkan
sebagai mitra usaha
 Alokasi anggaran perusahaan untuk masalah K3
relatif kecil
ARAH KEBIJAKAN K3

• Aman
• Sehat
TERSELENGGARANYA • Ramah lingkungan
• Nihil Kecelakaan

Peningkatan
Di Tempat Kerja produktifitas
SASARAN
PRODUKSI
PEMBINAAN K3 BERWAWASAN
K3

K3
PELAKSANA MANDIRI
K3 Target
PROFESIONAL
produksi tercapai
Komitmen K3
dilaksanakan • tepat waktu,
K3 ditangani
secara konsisten • tanpa cacat,
secara
konsepsional dan terintegrasi
• tanpa kecelakaan
dengan dukungan pada setiap
personel yang kebijakan • ramah lingkungan
profesional manajemen
1.Peningkatan pengawasan dalam menjamin
perlindungan K3;
2.Peningkatan penerapan norma K3 dan
pelaksanaan K3 secara mandiri;
3.Pengembangan kebijakan K3 sesuai
kemajuan Iptek

1. Pemantapan peraturan perundang-undangan,


standar, pedoman keselamatan dan kesehatan kerja
2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di
bidang keselamatan dan kesehatan kerja;
3. Peningkatan pembangunan SMK3 di tempat kerja;
4. Pelaksanaan kerjasama antar negara, antar daerah
dan dengan pihak-pihak terkait;
 Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan keselamatan dan
kesehatan kerja
 Peningkatan pelaksanaan K3 meliputi kualitas dan kuantitas
penerapan SMK3.
 Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif,
sumberdaya, perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih,
transparan, akuntabel dan bebas KKN,
 Pembinaan dan sosialisasi pelaksanaan norma K3;
 Penyediaan sarana dan prasarana pengawasan K3;
 Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan,
standar, pedoman keselamatan dan kesehatan kerja;
 Pengembangan dan penyempurnaan sistem, mekanisme dan
prosedur pengawasan K3;
 Penegakan norma K3;
 Pelaksanaan analisa informasi K3;
Saat ini
SKEMA PENGAWASAN K3
Perumusan kebijakan, standar,
Pemerintah pedoman dan kriteria teknis di
bidang K3

Ditunjuk / diakreditasi Pembinaan supervisi dan


Provinsi monitoring pelaksanaan otoda

Lapor /
• Operasional pengawasan K3 oleh
Jasa / Lembaga koordinasi
satwasker pegawai pengawas
Riksa Uji K3
• Riksa Uji obyek pengawasan K3 oleh
pengawas spesialis sesuai bidangnya
Riksa uji obyek
pengawasan K3 oleh
Obyek Pengawasan K3 :
Ahli K3 spesialis •Tempat Kerja
sesuai bidangnya •Tenaga Kerja
•Peralatan
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG
INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :


• memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar
PETA STAKEHOLDER PENGAWASAN K3
UU No. 1 TAHUN 1970

MENAKER
DIREKTUR

PEG. AHLI
PENGA DOKTER P2K3
K3 PRSH
WAS

Satwasker LUAR - POLI PRSH P2K3


DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5 (UUNo.1 Thn 1970)

MENAKER
DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

• LUAR • POLI . PRSH


• satwasker DEPNAKER •JASA KESEH • PRSH

- INDUSTRI
• PEMERINTAH • SWASTA
- JASA ----PJIT
Terima kasih
……
atas perhatiannya …….

Anda mungkin juga menyukai