Anda di halaman 1dari 47

KEBIJAKAN K3

Ariyanto Wibowo, SH., MHum


Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial TK
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY
Mengapa K3 Penting ?

31 Merupakan kebutuhan dan hak tenaga kerja dalam perlin-


dungan K3 untuk mewujudkan kesejahteraan;
Untuk mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja oleh
2
manajemen;

3 Merupakan persyaratan perdagangan global;

4 Menciptakan tempat kerja yang sehat, aman dan produktif;

5 Telah menjadi komitmen global.


HUBUNGAN KERJA
DAN HUBUNGAN
MAKRO MINIMAL PERJANJIAN
INDUSTRIAL - Norma Kerja KERJA
- Norma K3

PENGATURAN HAK
DAN KEWAJIBAN INDIVIDUAL
BAGI PELAKU
PERATURAN
MIKRO KONDISIONAL PERUSAHAAN
(SYARAT KERJA)

TUJUAN
KOLEKTIF
PERJANJIAN
KERJA BERSAMA

KETENANGAN KELANGSUNGAN
KERJA& BERUSAHA PRODUKTIFITAS
& KESJA
PROSES PRODUKSI

Hubungan Kerja adalah hubungan (hukum) antara


pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja. ...
pekerjaan, adanya perintah dan adanya upah (Pasal 1 angka 15 UU
13 Th 2003).

Hubungan Industrial adalah hubungan semua pihak yang


terkait atau berkepentingan atas proses produksi barang atau jasa
di suatu perusahaan
NORMA KERJA

Norma kerja adalah hak dan kewajiban


pengusaha dan pekerja/buruh yang sudah
diatur melalui peraturan perundang-undangan
Contoh : - Waktu kerja dan waktu istirahat
- Cuti tahunan, cuti haid, melahirkan
- Upah lembur;
NORMA K3

 Keselamatan dan kesehatan kerja itu


normatif dan diatur dalam peraturan
per-UU-an yang berlaku di Indonesia;
 Siapapun yang terlibat dalam bidang K3
wajib melaksanakan sesuai bidang
tugasnya;
 K3 pada dasarnya menjadi tanggung
jawab bersama semua komponen baik dari
pemerintah, perusahaan, pekerja dan
masyarakat lingkungan kerja pada umum-
nya;
PERUNDANG-UNDANGAN
KETENAGAKERJAAN

• UU Uap Tahun 1930


• UU No. 3 Tahun 1951 Tentang Undang-Undang
Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 No. 23
• UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan
• UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
UU NO 13 TAHUN 2003
Tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak memperoleh perlindungan
atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja ( diatur dg UU ) ;
Pasal 87
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistim manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistim manajemen perusahaan ;
2. Ketentuan mengenai penerapan sistim manajemen K3 diatur
dengan PP;
UU NO 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA

Dasar pertimbangan :
• Setiap tenaga kerja berhak atas perlindungan
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan; peningkatan produksi dan
produktifitas nasional;
• Setiap orang lain yang berada di tempat kerja
juga perlu dijamin keselamatannya;
• Setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan
secara aman, effisien ;
• Perlu diadakan upaya untuk membina norma-norma
perlindungan kerja.
• Pembinaan norma perlindungan kerja perlu di wujud-
kan dalam UU yang memuat ketentuan umum tentang
keselamatan kerja sesuai perkembangan masyarakat,
Industrialisasi, tehnik dan teknologi;
RUANG LINGKUP
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja didarat,


dalam tanah, dipermukaan air, dalam air, diudara
di wilayah kekuasaan hukum RI.
HAKEKAT K3

PENGUSAHA
Menyelenggara
PEMERINTAH PEKERJA
-kan K3
Pembinaan Melaksanakan
Penyuluhan Peralatan PD K3 MASYARAKAT
Pengawasan Anggaran Memakai alat Ikut
Penegakan Pelatihan K3 Melaporkan Menjaga K3
UU SMK3 Kondisi kerja
P2K3 Kecelakaan
Audit K3

TANGGUNG JAWAB BERSAMA


TUJUAN K3

• Melindungi para pekerja dan orang lainnya


di tempat kerja (formal maupun informal)
• Menjamin setiap sumber produksi dipakai
secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
TANTANGAN K3
Kasus Kecelakaan Kerja
dan Penyakit Akibat Kerja Tinggi

Masalah
• Kualitas penerapan K3 rendah;
• Kualitas riksa uji K3 rendah;
• Kuantitas dan Kualitas Pengawasan rendah;
• Obyek pengawasan K3 semakin komplek;
Secara statistik …….... lebih dari 80%
kecelakaan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) disebabkan
oleh perilaku manusia yang tidak
aman
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
bukan hanya menimbulkan kerugian material
maupun korban jiwa serta gangguan
kesehatan bagi pekerja tetapi dpt mengganggu
proses produksi secara menyeluruh bahkan
merusak lingkungan yang akhirnya berdampak
kepada masyarakat luas.
Implementasi K3 jangan dianggap sebagai
beban. Justru sebaliknya, K3 harus
dijadik-an sebagai investasi

Perusahaan yang mengabaikan K3 justru


pada akhirnya hrs menanggung berbagai
beban materil dan moril yang besar
PELAKSANAAN K3
 Ekonomi COST/value of properties/
human of capabilities/
Investment

HUMANISM/human life /
 Moralitas welfare

 Legalitas LAW/regulation/standard
ARAH KEBIJAKAN K3 NASIONAL
VISI

MISI

KEMANDIRIAN
STRATEGI
MASYARAKAT
PROGRAM
INDONESIA
BERBUDAYA K3
Meningkatkan
penerapan SMK3

Meningkatkan Misi K3
Nasional
pelaksanaan
pembinaan
dan pengawasan K3
Meningkatkan peran serta pengusaha,
tenaga kerja & masyarakat untuk mewujud-
kan kemandirian dalam
pelaksanaan K3
Strategi K3
Nasional
K3 & GLOBALISASI
Kontribusi mewujudkan:
Tempat Kerja :
• Aman
• Nyaman • Produksi & produktifitas
• Sehat • Kelangsungan Usaha
• Bebas Polusi
• Nihil Kec. & PAK

Menjawab Tantangan & Meraih Peluang


• WTO 2020;
• AFTA AC-FTA;
• AK-FTA;
• AI- FTA;

Daya saing (Lokal,


• AANZ-FTA;
• IJ-EPA
ACFTA 2010-CAFTA 2012;
Regional, Global)

• Asean Single Market 2015;
• ILO OSH Guide Line 2001;
• Green Productivity;
• Global Warming;
• MDGs.
Kebijakan Umum Pemerintah dalam investasi
adalah menciptakan iklim yang kondusif

n omi
Eko
N on
ktor ukum t ik)
F a n h po li
astia l&
• kep ( sosia
bi l itas
Fakto • sta
r Eko s itas
Investasi
n om i a
• mo • kap
n et er
• pa
jak
• fis
kal

Faktor
Ketenagakerjaan
Kepastian hukum thd norma ketenagakerjaan dan
penegakan hukum

Stabilitas dalam hubungan industrial


secara tripartit
Faktor
Ketenagakerjaan  Lembaga ketenagakerjaan dan sistem
pengawasan ketenagakerjaan yang efektif

Lembaga ketenagakerjaan : asosiasi pengusaha,


serikat pekerja/buruh, institusi perselisihan ketenagakerjaan,
institusi pengawasan ketenagakerjaan, Lembaga K3 (P2K3)

Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan : birokrasi yang efektif,


personil yang kompeten (pengawas, ahli K3, dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja )

Pelayanan masyarakat yang prima (informatif & akuntabel)


Budaya K3
Merupakan nilai-nilai yang ada pada diri pribadi dan atau kelo
m-pok yang senantiasa mempengaruhi sikap mental dan peril
aku dari setiap orang maupun kelompok dalam melakukan k
egiatan/pekerjaan selalu peduli terhadap K3.

n esia at/
I ndo k
gsa de
Ban kat e
t
r
ra /

a
n

rg
a
y i ga t
Individu

ua
as str un aka

el
M du m k
ng yar
K
In u i
um L as
m
CIRI-CIRI BERBUDAYA K3
1. Mempunyai keinginan kuat untuk selalu
melaksanakan K3

2. Mempunyai motivasi untuk selalu


melaksanakan K3

3. Mempunyai pengetahuan, kemampuan dan


kemauan untuk beraktivitas/bekerja secara
selamat dan sehat

4. Selalu peduli terhadap K3 di lingkungannya

5. Bertanggung jawab atas K3


Fenomena K3

Globalisasi menuntut jaminan Sertifikat :


MUTU BARANG/JASA,
RAMAH LINGKUNGAN, KEAMANAN,
KESELAMATAN DAN KESEHATAN.
1. INDIVIDU
Mendorong Pemerintah
setiap orang Organisasi Profesi
untuk sadar LSM
K3 Sekolah
dimanapun Perguruan Tinggi
berada

Pemahaman Arti Pentingnya Setiap orang Peduli K3


K3

Setiap orang
Berbudaya K3 K3 Menjadi Kebutuhan
29
2. Masyarakat
Mendorong PJK3
Pelaksanaan Organisasi Profesi
K3 di Masy Assosiasi
Perguruan Tinggi
Pemerintah Pusat & Daerah

Meningkatnya Pemahaman Kepedulian setiap individu


Arti Pentingnya K3 maupun kelompok terhadap
K3 meningkat

K3 Menjadi Terciptanya Pelaksanaan K3 di


Kebutuhan Rumah Tangga, Lingkungan
Masyarakat dan Perusahaan/
Masyarakat
Tempat Kerja 30
3. Perusahaan
P2K3
Ahli K3
Mendorong Dokter Perusahaan & Pemeriksa Kesehatan
Terlaksananya K3 Operator
Mandiri disetiap Teknisi
Perusahaan Petugas
Paramedis

Meningkatnya Kepatuhan
Tingkat kecelakaan & PAK
Pengusaha/ Pengurus & Tenaga
dapat ditekan bahkan
Kerja, dalam Pelaksanaan
dihilangkan
Ketentuan dan Standar K3

Terciptanya Ketenangan Kerja


dan Perlindungan K3

Tercapainya Peningkatan Efisiensi, efektifitas


dan produktifitas serta ketenangan berusaha
31
4. Pencapaian Budaya K3
Indonesia
Berbudaya K3

• Budaya K3
• Kebiasaan Melaksanakan K3
• Berperilaku K3

 Pelaksanaan K3 di perusahaan
 Pelaksanaan K3 di masyarakat
 Sadar K3 Pengawasan K3
Peraturan &
Standar
Pembinaan K3
• Lembaga • Metode
Biaya
• SDM • Tatalaksana 32
K3 Cermin Kemapanan Perusahaan
Perusahaan yang ingin eksis dalam era global adalah yang
memberikan jaminan kepada pelanggan dalam bentuk
sertifikasi

– Sertifikat SMK3 (UU 13 / 2003)


– Sertifikat MUTU (ISO 9000)
– Sertifikat LINGKUNGAN (ISO 14000)

Bagaimana
KOMITMEN dan KEBIJAKAN
Manajemen
PRINSIP-PRINSIP K3

1. Semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat


dicegah
2. K3 adalah bagian integral dari budaya, nilai dan
operasi perusahaan
3. Manajemen harus menetapkan arahan,menyiapkan
dan menjamin sepenuhnya penerapan K3
4. K3 adalah bagian integral dari perilaku, tanggung
jawab dan peran setiap tenaga kerja
PRINSIP-PRINSIP K3

5. Setiap tenaga kerja harus mempunyai rasa memiliki


dalam pelaksanaan operasi perusahaan
6. Setiap tenaga kerja harus memimpin, mengatur dirin
ya sendiri dan mengoreksi satu sama lain
7. Semua potensi bahaya harus diidentifikasi dan
dikendalikan
8. Semua kekurangan harus dilakukan koreksi
9. Akuntabilitas K3 harus ditetapkan, kinerja diukur dan
diketahui
10. K3 adalah “good for business success, vitality and
sustainability”
PRINSIP K3

Setiap pekerjaan bisa dilakukan


dengan selamat
Kecelakaan pasti ada sebabnya
Penyebab kecelakaan harus
dicegah/ditiadakan
PRINSIP K3 (Job Safety Analysis)

 Bekerja dengan aman dan selamat:


 Mengetahui pekerjaan yg akan dilakukan
 Mengetahui langkah / tahapan pekerjaan
tersebut
 Mengetahui bahaya-bahayanya
 Mengetahui cara mengendalikan bahaya-
bahaya tersebut
PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan dengan :
A. Penyuluhan, dapat berupa :
- ceramah-ceramah K3
- pemasangan poster-poster K3
- pemutaran film/slide K3
B. Safety Talk (Toolbox Meeting)
Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif
C. Safety Training
- Pelatihan penggunaan peralatan Keselmatan Kerja
- Pelatihan pemadam kebakaran
- Pelatihan pengendalian keadaan darurat
- Pelatihan P3K
PEMBINAAN K3, Lanjutan 1…….
D. Safety Inspection
- Inspeksi rutin
- Inspeksi berkala
- Inspeksi K3 bersama, dll
E. Safety Investigasi
Investigasi terhadap kejadian berbahaya/hampir
kecelakaan
F. Safety Meeting
Suatu pertemuan yang membahas hal-hal yang
berkaitan dgn permasalahan K3
G. Safety audit
H. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja
PEMBINAAN K3, Lanjutan 2 ….
I. Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3
- Alat Pelindung Diri
- Alat Perlengkapan K3
J. Organisasi K3
K. Program K3 Tahunan
Berguna sebagai evaluasi pelaksanaan K3 yang
telah diterapkan (dapat sebagai monitoring)
Unsur-unsur program K3 :
- Kebijakan/Policy K3
- Tanggung Jawab K3
- Rasa Keterlibatan
- Motivasi
PEMBINAAN K3, Lanjutan 3…….

Sedangkan komponen program K3, terdiri :


1. Program pelatihan observasi K3
2. Program JSA
3. Inspeksi terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan K3
6. Pelatihan K3
7. Audit K3
Sistim Manajemen K3
 Terjadinya kecelakaan di tempat kerja
sebagian besar di sebabkan oleh faktor
manusia dan sebagian kecil oleh faktor
tehnis;
 Untuk menjamin Keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dan orang yang
berada di tempat kerja serta sumber
produksi, proses produksi, lingkungan
kerja yang aman di perlukan penerapan
Sistim Manajemen K3;
 Dengan Sistim Manajemen K3 dapat
mengantisipasi hambatan teknis.
TUJUAN DAN SASARAN
Menciptakan suatu sistim K3 di tempat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi dalam rangka mencegah
dan mengurangi kecelakaan, penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
PENERAPAN SMK3
Setiap perusahaan yang mempekerjakan
100 orang atau lebih atau mengandung
bahaya yang di timbulkan oleh karakteris-
tik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja, peleda-
kan, kebakaran, pencemaran dan penyakit
akibat kerja wajib menerapkan SMK3.
5 prinsip dasar
dalam penerapan SMK3

Peningkatan
Berkelanjutan Penetapan
Kebijakan K3
Peninjauan Ulang dan menjamin
Peninjauan Komitmen
& Peningkatan
Ulang&
SMK3 oleh
Peningkatan
Manajemen
oleh manajemen
Perencanaan
K3
Pengukuran
dan
Evaluasi Penerapan
K3
KESIMPULAN
 TK yang berkualitas mempunyai daya saing tinggi;
 Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi erat
dengan kecelakaan kerja;
 Program SMK3 berpengaruh langsung terhadap
produk perusahaan;
 Kecelakaan kerja kontra produktif terhadap efisien-
si & berpengaruh terhadap daya saing;
 Peran AK3 Umum sangat strategis dalam meng- h
adapi globalisasi perdagangan di masa-masa yad.

Anda mungkin juga menyukai