Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN PENGAWASAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA

OLEH

JOKO ERINANTO, SE.


PENGAWAS KETENAGAKERJAAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


Jl. Kemakmuran No.2 Samarinda
Telp. 0541 - 74313

1
LATAR BELAKANG
1. Dalam pembangunan Nasional, tenaga kerja mempunyai
peranan & kedudukan yg penting sebagai pelaku & tujuan
pembangunan
2. Perlindungan tenaga kerja sebagai salah satu aspek penting
dalam pembangunan sektor ketenagakerjaan untuk menuju
terwujudnya kesejahteraan pekerja
3. Visi dan misi K3 sebagai salah satu aspek perlindungan pekerja
di tempat kerja, merupakan program yang harus didukung aktif
semua unsur terkait
4. Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang
ketat, kebebasan, demokratisasi dan mutu produk yang prima
memerlukan stabilitas produksi yang didukung dengan
penyelenggaraan K3 yang konsisten
5. Secara universal maksud & tujuan utama dilaksanakannya
pengawasan ketenagakerjaan adalah utk mewujudkan
kesejahteraan & keadilan
6. Angka kecelakaan kerja yang cenderung meningkat
2
TUJUAN PELAKSANAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
KEPADA :

 Tenaga kerja dan orang lain


 Asset perusahaan

 Lingkungan kerja

3
FOKUS
PELAKSANAAN
K3
Mencegah :

 KECELAKAAN KERJA

 PENYAKIT AKIBAT
KERJA

4
PRINSIP
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

1). Pengawasan Ketenagakerjaan merupakan Fungsi


Negara
2). Bekerjasama secara erat dengan pengusaha dan
pekerja/buruh serta institusi lain seperti lembaga
riset, perguruan tinggi
3). Berorientasi pada pendekatan pencegahan
4). Cakupan inspeksi bersifat universal &
independen
5
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DIBIDANG KETENAGAKERJAAN
 Kecelakaan Kerja menurun 50%
 Kepersertaan Jamsostek meningkat
minimal 2 juta orang
 Pekerja anak berkurang 10.000 orang
 Pelanggaran menurun 20 %
 Efektivitas pengawasan meningkat di
122 Kabupaten / Kota.
 Peran serta masyarakat meningkat.
6
KEBIJAKAN K3 NASIONAL

UU No. 1 Tahun 1970

1. Kebijakan Nasional K3 pada Depnakertrans RI


2. Pendekatan Preventif
3. Azas desentralisasi sektoral

7
KEBIJAKAN DESENTRALISASI
SEKTORAL
1. Pendelegasian kewenangan operasional
kepada sektor lain
2. Pertanggungan jawab kepada Menakertrans
RI

3. Peranan Ahli K3 dalam operasional sistem


desentralisasi sektoral
• PP No. 19 tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di bidang Pertambangan
• PP No. 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada
Pemurnian dan Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi
8
KEBIJAKAN K3
pada Era OTODA
Kewenangan Pemerintah Daerah

1. Penetapan Kebijakan Daerah


2. Standarisasi Teknis
3. Akreditasi Kelembagaan

4. Sertifikasi Kompetensi Personil

9
Data-Data Mengenai
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Tahun 2006
 Rata-rata 5.000 org/hari di seluruh dunia meninggal
akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
 Yang dialami oleh pekerja :
 Diperkirakan terjadi sekitar 2,70 juta kecelakaan kerja
setiap tahun (baik yang menyebabkan kematian ataupun
cacat);
 Terdapat 1,60 juta kecelakaan per tahun yang
disebabkan oleh penyakit akibat kerja;
 1 dari 2 kasus yang terjadi, menyebabkan kehilangan
waktu kerja 4 hari atau lebih .

10
Lanjutan
 Lebih dari 355.000 kematian di tempat kerja setiap
tahunnya;
 Terjadi kehilangan sebesar 4 % dari World’s Gross
Domestic Product (GDP) senilai US$ 1.251.353 juta
untuk membiayai ketidakhadiran pekerja sebagai
akibat terjadi kecelakaan, kematian dan PAK,
pengobatan kecacatan dan kelanjutan hidup;
 Kecelakaan dalam Penggunaan Bahan Kimia
Berbahaya menyebabkan kematian sekitar 340.000
pekerja , dimana 100.000 diantaranya disebabkan oleh
penyakit/gangguan pernafasan.
Sumber : ILO (2006)
11
Apa akibat kecelakaan kerja terhadap perusahaan ?

Direct
Insured Costs
Oregon average to close
a claim = $12,611

Biaya tak
terduga yang
Indirect Uninsured
menyebabkan
Costs
kebangkrutan !

Unknown Costs
12
JUMLAH KECELAKAAN KERJA
TAHUN 2001 - 2008

JLM KASUS
NO. TAHUN CACAT MENINGGAL
KECELAKAAN

1. 2003 105.846 7228 1.748


2. 2004 95.418 9106 1.736
3. 2005 99.023 8.503 2.045
4. 2006 95.624 4.793 1.784
5. 2007 65.474 5.326 1.451

SEPTEMBER 2008 2008 TARGET TURUN 50 %

36.986 3.198 5.788

13
K3 HARUS DIKELOLA =
FUNGSI PERSH LAINNYA

MANAJEMEN K3 :
PROSES MENGINTEGRASIKAN PRINSIP-
PRINSIP KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) KE DALAM
OPERASI PERUSAHAAN
(ADOPTED FROM GRIMALDI/SIMOND)

14
1. Tingkat Kecelakaan Kerja masih tinggi
2. Kesadaran Pengusaha & Pekerja masih rendah
3. Koordinasi Lintas Sektoral belum berjalan dengan baik
dan terdapat kesenjangan komunikasi >< kemajuan
tehnologi informasi
4. Kualitas & kuantitas pegawai pengawas & ahli K3
masih terbatas sementara kualitas SDM konstituen
semakin tinggi
5. Pelaksanaan K3 pada era Otoda masih belum berjalan
baik
6. Tantangan Globalisasi

15
7. Kesejahteraan Tenaga Kerja :
- Masih Relatif Rendah
- Tuntutan perlindungan Sektor Informal
8. Kondisi Regulasi :
- Permasalahan semakin kompleks
- Tuntutan kepentingan semakin tinggi
- Pengaturan baru sebatas Hak Minimal
- Pemanfaatan celah hukum secara negatif/Moral
Hazard
- Penegakan Hukum
9. Rising Demand
10. Nuansa Ketidak-adilan
16
11. Fenomena Era Reformasi
- Kebebasan, Demokratisasi dan HAM
- Otoda, penanganan yang tidak memadai
- Meningkatnya kepedulian masyarakat
- Disikapi dengan Paradigma Lama
12. Fungsi Kelembagaan Hubungan Industrial belum optimal
- Serikat Pekerja/Serikat Buruh
- Organisasi Pengusaha
- Lembaga Kerjasama Bipartit
- Lembaga Kerjasama Tripartit
- Peraturan Perusahaan
- Perjanjian Kerja Bersama
- Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan
- Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
17
UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA

Terwujudnya Budaya Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3)

18
UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA

1) Peningkatan pengawasan dalam


menjamin perlindungan K3
2) Peningkatan penerapan norma K3 dan
pelaksanaan K3 secara mandiri
3) Pengembangan kebijakan K3 sesuai
kemajuan

19
UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA

1. Pemantapan peraturan perundang-udangan,


standar, pedoman keselamatan dan kesehatan
kerja;
2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di
bidang keselamatan dan kesehatan kerja;
3. Peningkatan pembangunan SMK3 di tempat
kerja;
4. Pelaksanaan kerjasama internasional, regional,
dan lintas sektor serta pihak terkait lainnnya
20
1. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan keselamatan dan kesehatan
kerja
2. Peningkatan pelaksanaan K3 meliputi kualitas dan kuantitas penerapan SMK3.
3. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif,
sumberdaya, perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih, transparan,
akuntabel dan bebas KKN,
4. Pembinaan dan sosialisasi pelaksanaan norma K3;
5. Penyediaan sarana dan prasarana pengawasan K3;
6. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan, standar,
pedoman keselamatan dan kesehatan kerja;
7. Pengembangan dan penyempurnaan sistem, mekanisme dan prosedur
pengawasan K3;
8. Penegakan norma K3;
9. Pelaksanaan analisa informasi K3;

UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA
21
PROGRAM STRATEGIS
1.Mengoptimalisasi Pemberdayaan

a) Ahli K3
b) P2K3 Perusahaan
c) Dewan K3 Nasional & Propinsi
d) Perusahaan Jasa K3 & Inspeksi
Teknis
e) Asosiasi Profesi K3
f) Perguruan Tinggi
g) Lembaga terkait lainnya
22
Lanjutan PROGRAM STRATEGIS

2. Mendorong penerapan Sistem Manajemen K3 pada


perusahaan yang wajib menerapkan
3. Menggalakkan pelaksanaan Audit SMK3
4. Menggalakkan pelaksanaan pencapaian program
zero accident di perusahaan-perusahaan
5. Melaksanakan pelatihan sertifikasi auditor SMK3
6. Mendorong terbentuknya perusahaan jasa auditor
SMK3

23
Lanjutan PROGRAM STRATEGIS

7. Meningkatkan Operasionalisasi Pengawasan K3

a) Pemerintah melakukan pengawasan K3 lintas propinsi


b) Propinsi melakukan pengawasan K3 lintas Kab/Kota

c) Kab/Kota melakukan pengawasan K3 di persh-persh pada


wilayahnya

d) Memberdayakan lebih optimal terhadap Ahli K3, PJIT ataupun


PJK3

e) Membentuk sistem informasi K3 mulai dari Pusat sampai


Perusahaan

24
Data Perkembangan K3
Tahun 2006
1. Jumlh Persh : 4.502 Perusahaan
2. Pegawai Pengawas : 40 Org se Kaltim
3. AK3 : 184 Orang
4. SMK3 : 14 Perusahaan
5. Zero Acc Awd : 43 Perusahaan
6. Dokter & Poliklinik : 60 Dokter & 30 Prsh
7. Tutor HIV/AIDS : 905 Orang (Paramedis
& Pekerja)

25
Data Perkembangan K3
Tahun 2009
 Jumlh Persh : 4.461 Perusahaan
 Pegawai Pengawas : 40 Org se Kaltim
 AK3 : 292 Orang
 SMK3 : 14 Perusahaan
 Zero Acc Awd : 37 Perusahaan
 Dokter & Poliklinik : 60 Dokter & 30 Prsh
 Tutor HIV/AIDS : 905 Orang
(Paramedis &
Pekerja)

26
PENGAWASAN
PENGAWASAN THD PENERAPAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
K3 DILAKUKAN OLEH :

1. PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
(Pemerintah)
2. AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (Perusahaan)

27
Pelaksanaan K3

1. Sertifikasi Alat Pelaksanaan Normatif

2. Terjadi Kec Eliminasi

a. Penyelesaian Hak Pekerja


(kompensasi)
b. Pembahasan yg
berkelanjutan ( upaya agar
Kec
Kec yg
yg sama
sama tdk
tdk terulang)
terulang)

28
PERANGKAT K3 DI PERUSAHAAN
1. Lembaga K3 :
 Panitia Pembina Keselamatan dan Keshatan Kerja
(P2K3)
 Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
 Regu Penanggulangan Kebakaran
 Tim Tanggap Darurat
2. Personil K3 :
 Ahli K3
 Dokter Perusahan
 Paramedis perusahaan
 Petugas K3 dll
29
PERAN K3
DALAM PERUSAHAAN
 Sebagai LOSS CONTROL untuk
mengendalikan kerugian atau inefisiensi
 Sebagai COMPLIANCE AGENT untuk
meyakinkan terpenuhinya norma-norma dan
peraturan K3 dalam perusahaan
 Sebagai ADVISORY BODY terhadap unit
usaha/karyawan dalam penerapan K3
 Sebagai MANAGEMENT TOOLS dalam
menjalankan fungsi kontrolnya dalam aspek
K3 30
KESIMPULAN
1. Pembudayaan K3 sebagai program
strategis perlu didukung semua pihak;
2. Peranan Ahli K3 dlm mendorong efektifitas
pengawasan K3 sangat penting dan
strategis;
3. Optimalisasi peranan lembaga K3 dan
sektor terkait agar dapat dicapai tingkat
sinergi yang optimal;
4. Dapat tersedianya kelengkapan pedoman
tehnis maupun standard-standard K3 baik
nasional maupun international.
31
32

33

Anda mungkin juga menyukai