Anda di halaman 1dari 12

SUMBER

HUKUM K3
UU NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
MENGAPA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DIPERLUKAN DAN MANFAAT APA YANG DIPEROLEH
DARI PROGRAM K3?
Sering timbulnya anggapan bahwa K3 merupakan pemborosan
pengeluaran biaya yang sia – sia atau sekedar formalitas yang
diperlukan oleh organisasi. K3 masih dianggap sebagai beban
tambahan bagi organisasi. Persepsi seperti inilah yang sangat
menghambat pelaksanaan K3.
Aspek K3 bersifat multi dimensi. Karena itu manfaat dan tujuan K3
juga harus dilihat dari berbagai sisi seperti sisi hukum, perlindungan
tenaga kerja, ekonomi, pengendalian kerugian, sosial, dan lainnya.
• UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
• UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (khususnya pasal 86 dan
87)
• UU No 8 Tahun 1998 Tentang Perlindungan Konsumen (seperti pada pasal ASPEK HUKUM
2 dan 4)
• UU No 2 Tentang MIGAS (Pada Pasal 40 Ayat 2) Keselamatan dan Kesehatan
• UU No 19/1999 Tentang Jasa Kontruksi (Seperti pada Pasal 23) Kerja merupakan ketentuan
• UU No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung (Seperti pada Pasal 16 perundangan dan memiliki
dan 17 serta pasal 21) landasan hukum yang wajib
• UU No 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan Bab XI Lingkungna Hidup dipatuhi semua pihak, baik
dan Keteknikan memuat tetang aspek keselamatan (khususnya pada pasal pekerja, perusahaan atau
44)
pihak terkait lainnya. Di
Indonesi banyak peraturan
Disamping perundang – undangan diatas masih banyak ketentuan lain tentang
peratura yang menyangkut
keselamatan dan kesejatan kerja khususnya bersifat teknis, misalnya mengenai
pencegahan kebakaran, peralatan teknik, persyaratan tenaga kerja dan lainnya. Keselamatan dan Kesehatan
Dari berbagai ketentuaan diatas, terlihat bahwa K3 memiliki landasan hukum Kerja, beberapa diantaranya
yang kuat yang wajib dilaksanakan oleh setiap organisasi termasuk oleh yaitu:
tenaga kerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing – masing.
Pada kenyataannya
perlindungan Tenaga Kerja
khususnya Perlindungan K3 PERLINDUNGAN
sering diabaikan terutama bagi T E N AG A K E R J A
mereka yang mencari
keuntungan semata. Tenaga kerja merupakan
Jika pekerja celaka dan tidak aset organisasi yang sangat
mampu bekerja, tinggal mencari
pengganti dengan pekerja baru.
berharga dan merupakan
Oleh karena itu diperlukan unsur penting dalam proses
perlindungan K3. produksi di samping unsur
lainnya seperti material,
Upaya perlindungan K3 telah bersifat Universal. Berbagai negara telah mesin dan lingkungan kerja.
mengeluarkan aturab perundangan untuk melindungi keselamatan tenaga Oleh karena itu tenaga kerja
kerjanya.
Di Indonesia dikeluarkan UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan perlu dijaga, dibina dan
Kerja. dikembangkan untuk
Di USA diberlakukan Occupational Health and Safety Act tahun 1970 dan meningkatkan
membentuk Lembaga OHSA (Occupational Health and Safety
Administration) yang bertugas menangani aspek K3 secara nasional. produktivitasnya.
Di tingkat Global perlindungan K3 mendapat perhatiaan dari ILO
(International Labour Organization)
1. K3 dan Produktivitas
Kecelakaan memepengaruhi produktivitas
perusahaan. Didalam proses produksi,
A S P E K E KO N O M I
produktivitas ditopang dengan tiga pilar utama
yaitu: Kuantitas (Quantity), Kualitas (Quality), dan Manfaat K3 dapat juga dilihat
Kelamatan (Safety). dari pendekatan ekonomi atau
finansial. Kecelakaan
Setiap pekerjaan, proses dan produk
menimbulkan kerugian yang
memiliki persyaratan kualitas (mutu) dan kuantitas sangat besar bagi perusahaan.
yang ditetapkan baik dalam spesifikasi teknis, Banyak perusahaan yang harus
ukuran, volume, kapasitas produksi atau waktu gulung tikar akibat kecelakaan,
yang diperlukan. bencana atau dampak K3 lainnya
Produktivitas tidak tercapai jika pekerja yang terjadi dalam operasinya.
tersebut hanya mengejar kualitas saja, tetapi Dampak ekonomi dari K3 dapat
kuantitas produksi tidak tercapai atau sebaliknya. dilihat dari sisi produktivitas dan
Namun faktor kualitas dan kuantitas saja belum pengendalian kerugaian.
mencukupi.
K3 dan Produktivitas (Lanjutan)
Misalkan produktivitas tidak akan tercapai jika dalam proses pembuatan baut terjadi
kecelakaan atau kerusakan yang mengakibatkankualitas menurun dan kapasitas produksi tidak
tercapai. Pekerjaan harus dilakukan dnegan aman tanpa adanya kecelakaan, pemborosan dan
kerusakan saran produksi.

Konsep diatas tercermin dalam sistem manajemen mutu yang mencangkup 6 (enam) unsur,
yaitu:
1. Kualitas Produk (Quality of Product),
2. Kualitas Penyerahan (Quality of Delivery),
3. Kualitas Biaya (Quality of Cost),
4. Kualitas Pelayanan (Quality of Service),
5. Kualitas Moral (Quality of Morale),
6. Kualitas K3 (Quality of Safety).

Dari elemen mutu diatas, terlihat bahawa tanpa upaya K3 yang baik maka proses
pencapaian mutu tidak akan tercapai. K3 berperan menjamin keamanan proses produksi
sehingga produktivitas tercapai.
2. K3 dan Pengendalian Kerugian
Aspek K3 juga berkaitan dengan
pengendalian kerugian. K3 bukan hanya
menyangkut kecelakaan atau cedera pada
manusia, tetapi juga menyangkut sarana produksi
dan aset perusahaan. Setiap kecelakaan baik
cedera pada manusia, kebakaran dan kerusakan
material menimbulkan kerugian bagi organisasi.
Banyak kecelakaan yang tidak
menimbulkan korban manusia, tetapi hanya
berupa kerusakan sarana produksi yang disebut
dengan non injury incident atau damage accident.
Karen itu, salah satu objektif K3, adalah untuk
mencegah dan mengendalikan kerugian atau
disebut dengan loss control management.
K3 dan Pengendalian Kerugian (Lanjutan)
Kerugian finansial akibat kerusakan ini jauh lebih besar dibanding kerugian
akibat cedera pada manusia.

Menurut penelitian Frank Bird, dalam bukunya Loss Control Management,


“Untuk setiap 1 (satu) kali kecelakaan yang mengakibatkan meninggal, akan terjadi
lebih dari 30 kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan yang tidak berakibatt cedera
pada manusia”

Kinerja K3 Organisasi yang baik akan membantu meningkatkan daya saing


perusahaan. Oleh karena itu perusahaan kelas dunia yang peduli K3 Memiliki
Prinsip:

GOOD SAFETY IS GOOD BUSINESS


Kerugian Langsung (Direct Cost)
adalah kerugian akibat kecelakaan
yang langsung dirasakan dan
membawa dampak terhadap
Organisasi. Seperti
1. Biaya Pengobatan dan
Kompensasi
2. Kerusakan Sarana Produksi KERUGI AN
A K I B AT
Kerugian Tidak Langsung (Indirect KECELAKAAN
Cost) adalah kerugian yang tidak
terlihat atau sering juga disebut
dengan istilah kerugian
tersembunyi (Hidden Cost) Seperti
1. Kerugian Jam Kerja
2. Kerugian Produksi
3. Kerugian Sosial
4. Citra dan Kepercayaan
Konsumen
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa K3 sangat dibutuhkan dan penting bagi semua pihak baik
pekerja, pengusaha, serikat buruh, pemodal, pemasok dan masyarat luas. Walaupun demikian masih
banyaknya penilaian atau pandangan terhadap K3 seperti yang tertampil pada tabel dibawah ini,

PANDANGAN TERHADAP K3
Pekerja Serikat Pemegang Konsumen Pemasok Komunitas
Pekerja Saham
Biaya/Cost

Produktivitas

Profitabilitas

Kualitas

K3

Kemanusiaan

Etika/Moral

Dari uraian pandangan pemangku kepentingan terhadap K3 diharapkan dapat berubah. Dikarenakan keselamatan bukan hanya sekedar urusan pekerja ditempat kerja tetapi juga
menyangkut kepentingan pengusaha, perusahaan dan masyarakat luas.
8 PRINSIP K3
Salah satu organisasi profesional K3 di USA, Internasional Association of
Safety Profesional (IASP) menerapkan 8 prinsip K3 yang menjadi landasan
pengembangan K3 (dilansir dari laman www.naspweb.com) sebagai
berikut:
1 SAFETY IS ETHICAL RESPONSIBILITY 1) KESELAMATAN ADALAH TANGGUNG
2 SAFETY IS A CULTURE NOT A PROGRAM JAWAB MORAL.
2) KESELAMATAN ADALAH BUDAYA BUKAN
3 MANAGEMET IS RESPONSIBLE SEKEDAR PROGRAM.
EMPLOYEES MUST BE TRAINED TO WORK 3) K3 ADALAH TANGGUNG JAWAB
4 SAFETY MANAJEMEN.
SAFETY IS A CONDITION OF 4) PEKERJA HARUS DIBERI PELATIHAN
5 EMPLOYMENT (DIBINA) UNTUK BEKERJA DENGAN AMAN.
6 ALL INJURIES ARE PREVENTABLE 5) K3 ADALAH CERMINAN KONDISI
KETENAGAKERJAAN.
SAFETY PROGRAMS MUST BE SITE
7 SPECIFIC
6) SEMUA KECELAKAAN DAPAT DICEGAH.
7) PROGRAM K3 BERSIFAT SPESIFIK.
8 SAFETY IS GOOD BUSINESS 8) K3 BAIK UNTUK BISNIS.
UNDANG UNDANG NO.1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
TUGAS KELOMPOK

KELOMPOK 1 1. Tugas di Buat di PPT


BAB III. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA. 2. Penjelasan Setiap Pasal
KELOMPOK II
3. Tanggapan Kelompok (Kekurangan
BAB IV. PENGAWASAN dan Keunggulanya)
BAB V. PEMBINAAN. 4. Rekomendasi
KELOMPOK III
5. Kesimpulan Kelompok
BAB VI. PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
BAB VII. KECELAKAAN.

KELOMPOK IV
BAB VIII. KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA.

Anda mungkin juga menyukai