Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

“RANGKAIAN LAMPU REM”

Disusun Oleh:
AFRIJAL FAKHRI / 22031002
RAFI’U DARAJAT MUSLIM / 22031020
YASMINE ELYSIA DAGNA / 22031028

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTAI JALAN D3


TEKNOLOGI OTOMOTIF
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Memahami prinsip kerja sistem lampu rem.
2. Mengetahui fungsi pada lampu rem
3. Mengetahui jenis jenis lampu rem

1.2 Waktu Dan Tempat


Tanggal : Rabu, 27 September 2023
Waktu :13.30 – 15.10 WIB
Tempat :Lab. PKB Kampus 2 Politeknik Keselamatan
Transportasi Jalan, Jl. Abdul Syukur No. 17, Margadana, kec.
Margadana, Kota tegal.

2
PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian

Lampu rem adalah komponen pada kendaraan yang berfungsi


memberikan sinyal visual kepada pengemudi di belakang kendaraan
bahwa pengemudi sedang menginjak pedal rem, atau mengerem.
Fungsi utama lampu rem adalah untuk meningkatkan keselamatan lalu
lintas dengan memberikan tanda kepada pengendara di belakang
bahwa kendaraan di depannya sedang dalam proses mengurangi
kecepatan atau berhenti. Sistem lampu rem bukan hanya elemen
visual penting untuk keselamatan di jalan raya, tetapi juga merupakan
bagian dari regulasi lalu lintas yang mengharuskan kendaraan
dilengkapi dengan lampu rem yang berfungsi dengan baik.
Pemeliharaan dan perbaikan segera terhadap masalah pada sistem
lampu rem sangat penting untuk menjaga keselamatan pengendara
dan pengguna jalan lainnya.

2.2 Fungsi

1. Memberikan Tanda Pengereman:


Fungsi utama lampu rem adalah memberikan sinyal visual kepada
pengemudi di belakang bahwa kendaraan sedang mengurangi
kecepatan atau berhenti. Ini memberikan waktu yang cukup bagi
pengendara di belakang untuk merespons dan mengurangi risiko
kecelakaan belakang.
2. Meningkatkan Keselamatan:
Dengan memberikan indikasi yang jelas bahwa kendaraan sedang
mengerem, lampu rem membantu menciptakan lingkungan yang
lebih aman di jalan raya. Hal ini membantu mengurangi
kemungkinan tabrakan dari belakang.
3. Memberikan Informasi kepada Pengemudi di Belakang:
Lampu rem juga memberikan informasi kepada pengemudi di
belakang tentang intensitas pengereman. Pada beberapa

3
kendaraan, lampu rem dapat berkedip lebih cepat atau lebih terang
saat pengereman darurat, memberikan peringatan tambahan.
4. Indikator Tanda Belok (Opsional):
Pada beberapa sistem, lampu rem dapat berfungsi sebagai indikator
tanda belok yang lebih terang saat pengemudi merencanakan untuk
berbelok. Ini memberikan tanda tambahan kepada pengemudi di
belakang tentang niat pengemudi untuk mengubah arah.
5. Kepatuhan dengan Peraturan Lalu Lintas:
Sistem lampu rem adalah persyaratan hukum dan peraturan lalu
lintas. Kendaraan yang dilengkapi dengan lampu rem yang
berfungsi dengan baik mematuhi aturan keselamatan jalan raya.
6. Pemberitahuan Pengemudi di Depan:
Selain memberikan sinyal kepada pengendara di belakang, lampu
rem juga dapat memberikan informasi kepada pengemudi di depan.
Misalnya, jika ada kendaraan di depan yang mengerem mendadak,
pengemudi di belakangnya dapat dengan cepat merespons dengan
melihat lampu rem yang menyala.
7. Pemberitahuan Status Kendaraan:
Lampu rem juga dapat memberikan informasi umum tentang status
kendaraan, seperti berhenti di lampu merah atau sedang
memperlambat laju.

2.3 Jenis Jenis

1. Lampu Pijar (Filament Bulbs):


Ini adalah jenis lampu rem tradisional yang menggunakan filamen
sebagai sumber cahaya. Lampu pijar seringkali digunakan sebagai
lampu rem utama pada kendaraan konvensional.

2. Lampu LED (Light Emitting Diodes):


Lampu rem LED semakin umum digunakan karena kelebihan seperti
konsumsi daya yang lebih rendah, masa pakai yang lebih lama, dan
respons yang lebih cepat. LED juga dapat menghasilkan cahaya
yang lebih terang.

3. Lampu Tungsten-Halogen:
Beberapa kendaraan menggunakan lampu tungsten-halogen pada

4
sistem lampu rem mereka. Lampu ini memberikan cahaya yang
lebih terang daripada lampu pijar konvensional.

4. Lampu Incandescent:
Sama seperti lampu pijar, lampu incandescent menggunakan
pemanasan filamen untuk menghasilkan cahaya. Meskipun semakin
jarang digunakan, masih ada pada beberapa kendaraan.

5. Lampu Rem Berkedip (Flashing Brake Lights):


Beberapa kendaraan dilengkapi dengan sistem lampu rem yang
dapat berkedip atau berpulas-pulas ketika pengereman mendadak
terdeteksi. Ini memberikan peringatan ekstra kepada pengemudi di
belakang.

6. Lampu Rem LED Dinamis:


Lampu rem LED dinamis atau adaptif dapat berubah-ubah
kecerahan atau pola cahayanya sesuai dengan kondisi lalu lintas
atau keadaan jalan tertentu.

7. Lampu Rem Tambahan (Third Brake Light):


Lampu rem tambahan terletak di bagian tengah kendaraan dan
dirancang untuk memberikan peringatan tambahan kepada
pengendara di belakang. Ini disebut sebagai "third brake light" atau
"lampu rem ketiga."

8. Lampu Rem Teknologi Matrix (Matrix Brake Lights):


Sistem ini menggunakan teknologi matriks LED yang dapat
beradaptasi dan mengatur distribusi cahaya sesuai dengan situasi
lalu lintas.Klakson Elektrik Standar: Klakson elektrik standar adalah
jenis klakson yang paling umum digunakan dalam kendaraan
bermotor. Mereka menghasilkan suara yang keras dan tajam dan
digunakan untuk memberi peringatan kepada pengemudi lain atau
pejalan kaki.

5
2.4 Alat dan Bahan

1. Trainer system penerangan


2. Multimeter
3. Power suplay
4. Kabel jumper
5. Aki 12 V

2.5 Rangkaian dan Cara Kerja Rangkaian

a. Gambar rangkaian

1. Saat lampu menyala

2. Saat lampu mati

6
b. Cara kerja rangkaian

Power supply bekerja untuk mengubah tegangan AC


menjadi tegangan sebesar 12 Volt yang tersimpan dalam
baterai. Aliran listrik dari Kutup positif baterai dihubungkan
masuk pada input saklar lampu rem dengan menggunakan
kabel jumper. Selanjutnya dari output saklar menuju kutup
positif lampu rem. Kemudian dari kutup negatif lampu
menuju ke kutup negatif baterai yang selanjutnya aliran listrik
akan di paralelkan dengan menghubungkan kutup positif
lampu rem satu (kanan) ke kutup positif lampu rem dua (kiri)
dan menghubungkan kutup negatif lampu rem satu (kanan)
ke kutup negatif lampu rem dua (kiri).

Pada saat mobil baru dinyalakan, lampu kota yang


berada di bagian belakang mobil akan menyala namun redup.
Sedangkan ketika pengemudi menginjak rem,lampu tersebut
akan menyala dengan cahaya yang lebih terang dan akan
otomatis mati saat pijakan di lepas.

Hal ini bisa terjadi karena pada saat pengemudi


menginjak rem, daya dari brake light lebih besar dibandingkan
dengan lampu kota. Fungsi dari brake light ini yaitu untuk
memberi tanda pada pengemudi yang ada di belakang mobil
bahwa Anda sedang menginjak rem.

Singkatnya, saat brake light menyala terang,


pengemudi yang ada di belakang mobil akan langsung tahu
jika Anda sedang menginjak rem dan mereka juga akan ikut
menginjak rem atau berbelok dan menyalip mobil Anda agar
tidak terjadi tabrakan.

7
2.6 Tabel pengamatan

No Kondisi Tegangan (V) Arus (A) Daya (W)

1 Sebelum 13,05 0 0
beroperasi

2 Pada saat 12,55 3,275 41,101


berorepasi

PENUTUPAN

3.1 Analisis

Hasil analisis pada saat melakukan pengukuran dari ouput batrai


menuju ke swicth positif lalu ke arah lampu positif , dan ouput batrai negatif
ke arah switch negatif ke lampu negatif .sistem kerja lampu rem ‘adalah,
terdapat perbedaan hasil tegangan dan arus pada saat sebelum beroperasi
dan sesudah operasi.

Untuk pengukuran tegangan pada saat menyalakan lampu rem


didapati perbedaan sebelum 13, 05 dan setelah menyalakan sistem lampu
rem 12, 55, perbedaan itu terlihat pada saat pengukuran dimana setelah
dinyalakan tegangannya menjadi berkurang, itu bisa dijelaskan karena
sumber energi dari power supply di gunakan atau di alirkan untuk
menyalakan lampu rem sehingga tegangan pada saat mengoperasikan
lampu rem menjadi berkurang

Untuk pengukuran arus pada saat sebelum 0 dan sudah


mengoperasikan trainer lampu rem didapati hasil kenaikan arus yang
mengalir pada rangkaian 3,275 tersebut. Hal itu bisa dijelaskan karena pada
saat switch lampu rem dinyalakan/dioperasikan membuat terbukanya aliran
arus listrik sehingga lampu rem dapat menyala karena adanya aliran listrik
menuju lampu rem dari power suplly

8
3.2 Kesimpulan

Dari hasil pengukuran arus dan tegangan maka dapat disimpulkan bahwa
arus ketika tidak beroperasi maka tidak ada aliran sedangkan ketika sudah
beroperasi maka arus mendapat aliran listrik dan semakin meningkat.
Sedangkan tegangan ketika belum beroperasi maka sebesar 13,05 volt
dan ketika beroperasi maka tegangannya akan terbagi bagi sehingga
besarnya menurun. Kemudian daya diperoleh dari perkalian antara arus
dan tegangan yang mengalir.

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai