Anda di halaman 1dari 19

4. Sebutkan apa saja yang termasuk sistem kelistrikan tambahan!

Beberapa sistem yang termasuk dalam sistem kelistrikan tambahan adalah power mirror, sistem lampu
pengendaraan siang hari, sistem lampu kabut, sistem lampu kontrol otomatis dan sistem anti pencurian.

5. Sebutkan dan jelaskan macam - macam sistem kelistrikan tambahan !

Macam-macam Sistem Kelistrikan Tambahan


13.2.1. Sistem lampu pengendaraan siang hari (Daytime Running Light / DRL)
DRL (Daytime Running Light) system merupakan sistem penerangan yang menyalakan lampu
pada siang hari bila kondisi cuaca tiba-tiba gelap misalnya ketika melewati terowongan atau berkabut.
Hal ini penting untuk keselamatan sehingga beberapa negara sudah menetapkan aturan untuk sistem ini.
Jika intensitas nyala lampu disamakan antara siang dan malam hari maka umur pemakaian lampu tidak
akan awet oleh karena itu sistem ini mengatur pencahayaan lampu kepala menjadi lebih rendah
intensitasnya saat dioperasikan pada sistem lampu pengendaraan siang hari.

13.2. Macam-macam Sistem Kelistrikan Tambahan


13.2.1. Sistem lampu pengendaraan siang hari (Daytime Running Light / DRL)
DRL (Daytime Running Light) system merupakan sistem penerangan yang menyalakan lampu
pada siang hari bila kondisi cuaca tiba-tiba gelap misalnya ketika melewati terowongan atau berkabut.
Hal ini penting untuk keselamatan sehingga beberapa negara sudah menetapkan aturan untuk sistem ini.
Jika intensitas nyala lampu disamakan antara siang dan malam hari maka umur pemakaian lampu tidak
akan awet oleh karena itu sistem ini mengatur pencahayaan lampu kepala menjadi lebih rendah
intensitasnya saat dioperasikan pada sistem lampu pengendaraan siang hari.

Gambar 13.1. Sistem lampu pengendaraan siang hari


13.2.2. Sistem lampu kabut depan dan belakang
Sistem lampu kabut depan dan belakang sesuai dengan namanya digunakan untuk penerangan
pada cuaca berkabut. Sistem ini dinyalakan melalui saklar tersendiri jika saklar kontrol lampu pada
posisi TAIL atau HEAD.
13.2.3. Sistem kontrol lampu otomatis
Sistem kontrol lampu otomatis memungkinkan lampu depan dan belakang untuk langsung
menyala bila kondisi cuaca gelap atau ketika kendaraan melalui terowongan di bawah jembatan atau di
bawah pepohonan di mana sekelilingnya masih terang. Sistem ini juga secara otomatis memadamkan
kembali lampu depan dan belakang bila kemudian kendaraan mendeteksi tingkat pancaran cahaya yang
cukup dari lingkungan sekitarnya.

Gambar 13.2. Sistem kontrol lampu otomatis

13.2.4. Sistem power mirror


Sistem power mirror memungkinkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca spion sesuai yang
dikehendaki secara elektrik melalui suatu saklar yang terpasang pada panel pintu. Cermin yang dapat
diatur adalah kaca spion luar kanan dan kiri. Pada beberapa tipe kendaraan, power mirror sistem juga
digunakan pada kaca spion tengah. Power mirror bekerja tanpa tergantung posisi kunci kontak.

13.2.5. Sistem engine immobilizer


Sistem engine immobilizer mencegah mesin dihidupkan tanpa kunci kontak yang tepat. Hanya kunci
kontak dengan kode yang dapat dikenali oleh sistem pada kendaraan saja yang dapat menghidupkan
mesin. Dengan demikian sistem ini mencegah terjadinya pencurian. Engine immobiliser dalam
bekerjanya mengontrol sistem bahan bakar dan sistem pengapian.

Lampu indikator keamanan Kunci kontak

Pompa injeksi

Gambar 13.3. Engine immobilizer

13.3. Prinsip Kerja Sistem kelistrikan Tambahan


13.3.1. Sistem power mirror
Sistem power mirror terdiri dari komponen:
1. Saklar power mirror untuk mengaktifkan motor power mirror mana yang bekerja Saklar ini
memiliki posisi kiri, kanan, atas, bawah untuk masing-masing kaca spion kanan dan kiri
2. Motor power mirror untuk menggerakkan tuas penggerak posisi kaca 3. Kaca spion dan tuas
penggerak
Kaca spion dan tuas penggerak digerakkan oleh motor power mirror

Gambar 13.4. Sistem power mirror


Gambar 13.5. Motor power mirror

Gambar 13.6. Saklar power mirror

Saklar power mirror ditempatkan pada dashboard dekat dengan pengemudi. Pada saklar power
mirror terdapat tanda L (Left) untuk memilih kaca spion kiri dan R (Right) untuk memilih kaca spion
kanan yang ingin disetel. Setelah kaca spion dipilih selanjutnya ada saklar berikutnya yang merupakan
tombol kontrol gerakan kaca yaitu atas, bawah, kanan dan kiri.
Cara kerja power mirror
Ketika saklar power mirror diaktifkan, maka arus dari baterai akan diteruskan oleh saklar power
mirror menuju motor power mirror yang dikehendaki. Motor power mirror akan menggerakkan tuas
pengontrol posisi kaca. Motor hanya akan bekerja selama saklar power mirror ditekan. Jika arah arus
dari baterai yang menuju motor dibalik dengan cara menekan saklar power mirror pada sisi yang
berkebalikan maka gerakan dari pengaturan kaca spion akan menjadi berlawanan. Baik kaca spion kanan
maupun kiri dapat dikontrol langsung pada sisi pengemudi.

Atas

Gambar 13.7. Rangkaian sistem power mirror


13.3.2. Sistem lampu pengendaraan siang hari
DRL beroperasi saat mesin hidup dan saat rem parkir bebas. Untuk mengaktifkan keadaan ini,
dipakai masukan sinyal dari alternator atau saklar rem parkir. Beberapa model tidak memakai sinyal rem
parkir. Pada beberapa model lampu belakang menyala pada saat yang sama. Ada tiga tipe pengoperasian
sistem lampu pengendaraan siang hari. Ketiga tipe dibedakan menurut caranya mengurangi intensitas
penerangan lampu saat sistem ini bekerja.

1. Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dilakukan oleh DRL resistor Intensitas cahaya
berkurang lewat resistor DRL pada saat sistem ini beroperasi.

Gambar 13.8. Rangkaian DRL dengan resistor

2. Tipe di mana pengurangan intensitas cahaya dikurangi lewat hubungan seri pada lampu besar.
Intensitas cahaya dikurangi dengan mengalirnya arus ke hubungan seri lampu depan kiri dan kanan
saat DRL beroperasi. Rangkaian seri menyebabkan arus yang mengalir ke tiap lampu berkurang.

3. Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dikontrol oleh relay utama DRL. Intensitas cahaya
dikurangi oleh kontrol sirkuit di relay utama DRL pada saat sistem DRL beroperasi.
Gambar 13.9. Rangkaian DRL dengan rangkaian seri lampu

Gambar 13.10. Rangkaian DRL dengan pengontrolan oleh relai utama DRL
Gambar 13.11. Cara kerja sistem penerangan siang hari dengan resistor DRL

Cara kerja sistem penerangan siang hari


Bila mesin dihidupkan dan tuas rem parkir dibebaskan, relay utama DRL membentuk rangkaian
massa kumparan relai lampu kepala sehingga relai lampu kepala bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari
baterai, sekering, relai lampu kepala, relai dim dan menuju lampu kepala, resistor DRL dan ke massa.
Akibatnya arus yang mengalir ke lampu lemah sehingga intensitas cahaya yang dihasilkan lampu kepala
berkurang dibandingkan pengoperasian normal. Bila saklar kontrol lampu berada pada posisi OFF atau
TAIL dan sakalr dim berada pada posisi LOW , relay DRL No.2 memutus arus dan berpindah ke DRL
resistor. Hasilnya nyala lampu depan berkurang intensitasnya hingga 80-85%.
Bila saklar kontrol lampu dipindahkan ke posisi HEAD, maka relay utama DRL membentuk
rangkaian massa untuk relai utama lampu kepala dan relai DRL No.2. Arus selanjutnya mengalir dari
baterai menuju sekering, relai lampu kepala, relai dim, lampu kepala No 2, lampu-lampu kepala, relai
DRL No.2 dan menuju massa tanpa melalui resistor. Lampu depan menyala dengan normal. Relay DRL
No 2 menyala meskipun saklar dim sedang dalam posisi HIGH atau FLASH. Maka lampu depan tetap
menyala secara normal.
Gambar 13.12. Cara kerja sistem penerangan siang hari saat bekerja normal

13.3.3. Sistem lampu kabut depan dan belakang

Gambar 13.13. Cara kerja lampu kabut depan


Cara kerja lampu kabut depan dan belakang
Saat saklar kontrol lampu diposisikan pada TAIL atau HEAD dan saklar lampu kabut
digerakkan ke posisi Fr (front), arus dari baterai mengalir ke sekering lampu belakang, saklar kombinasi,
kumparan relai lampu kabut depan dan menuju massa. Relai lampu kabut depan bekerja. Selanjutnya
arus dari baterai mengalir ke sekering lampu kabut, relai lampu kabut depan, lampu kabut depan dan
indikator lampu kabut dan menuju massa. Lampu kabut depan dan lampu indikator menyala.

Gambar 13.14. Cara kerja lampu kabut depan dan belakang

Cara kerja lampu kabut belakang


Saat saklar kontrol lampu diposisikan pada TAIL atau HEAD dan saklar lampu kabut
digerakkan ke posisi Rr (rear), arus dari baterai mengalir ke sekering lampu belakang, saklar kombinasi,
kumparan relai lampu kabut depan dan menuju massa. Relai lampu kabut depan bekerja. Selanjutnya
arus dari baterai mengalir ke sekering lampu kabut, relai lampu kabut depan, lampu kabut depan dan
indikator lampu kabut dan menuju massa. Saat yang sama. Arus juga mengalir dari baterai menuju
sekering lampu belakang, saklar kombinasi, lampu kabut belakang dan lampu indikator lampu kabut
belakang. Lampu kabut depan dan belakang dan lampu indikator menyala.
Konstruksi lampu kabut belakang mencegah pengendara dari kelalaian mematikan lampu.
Ketika saklar kontrol lampu di posisi OFF sementara lampu kabut belakang dalam posisi menyala (ON),
maka secara otomatis lampu kabut belakang akan mati. Ketika ini terjadi lampu kabut belakang akan
tetap mati meskipun saklar kontrol kembali ke posisi HEAD. Fungsi ini dikontrol secara mekanik atau
listrik.
13.3.4. Sistem kontrol lampu otomatis

Gambar 13.15. Cara kerja sistem kontrol lampu otomatis

Bila kunci kontak ON dan saklar kontrol lampu pada posisi AUTO serta sensor kontrol lampu
otomatis mendeteksi penurunan cahaya terjadi di area sekeliling kendaraan maka sensor kontrol lampu
otomatis mengeluarkan sinyal ke terminal A dari unit kontrol lampu. Unit pengontrol lampu kemudian
akan membentuk rangkaian massa untuk kumparan relai lampu kepala dan lampu belakang. Selanjutnya
arus mengalir dari baterai menuju ke masing-masing relai lampu kepala dan lampu belakang dan menuju
ke lampu-lampu depan dan belakang. Bila unit kontrol lampu memutuskan ada peningkatan cahaya
terjadi di area sekeliling, maka relay lampu depan dan belakang secara otomatis dinonaktifkan sehingga
lampu depan dan belakang mati.

13.3.5. Engine immobilizer


Engine immobilizer system terdiri dari transponder chip , transponder key coil, transponder key
amplifier, transponder key ECU dan engine ECU. Ada dua tipe engine immobilizer system, ada yang
dikontrol dengan ECU yang disatukan dengan transponder key dan ada yang terpisah.
Gambar 13.16. Komponen engine immobilizer

Komponen engine immobilizer


1. Kunci kontak (Transponder chip terpasang)
Transponder chip pada kunci kontak memiliki kumparan yang akan bereaksi terhadap medan magnet
yang ditimbulkan oleh transponder key coil pada lubang silinder kunci kontak. Akibatnya
transponder chip teraliri arus dan kode ID kunci kontak dapat dibaca.
2. Transponder key coil
Transponder key coil menghasilkan medan magnet di seputar lubang kunci kontak dan menerima
kode dari kunci.
3. Transponder key amplifier
• Sinyal dari transponder key ECU memungkinkan transponder key amplifier mengalirkan arus ke
kumparan pada transponder chip dalam kunci dan menghasilkan medan magnet.
• Kode ID kunci kontak yang diterima oleh transponder key coil diteruskan ke transponder key
ECU.
4. Transponder key ECU
• Transponder key ECU menerima kode ID kunci dari transponder key amplifier dan menelitinya
dengan kode yang sudah didaftarkan sebelumnya. Selanjutnya sinyal hasil pemeriksaan akan
diteruskan ke engine ECU.
• Transponder key ECU mengontrol penyalaan lampu indicator keamanan.
5. Engine ECU
Sinyal yang diperoleh dari transponder key ECU digunakan untuk menyalakan atau mematikan
mesin.
6. Saklar pencegah kunci tertinggal
Saklar ini mendeteksi apakah kunci kontak masih terdapat pada lubangnya atau tidak dan
mengirimkan sinyal ke transponder key ECU.
7. Lampu indikator keamanan
Lampu ini untuk menandakan bahwa sistem engine immobilizer sedang aktif atau tidak. Jika aktif
lampu akan menyala.

Cara kerja engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU (mengaktifkan)

Gambar 13.17. Engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU

Saat kunci kontak posisi ACC atau LOCK


Bila kunci kontak diputar dari posisi ON ke posisi ACC atau LOCK, setelah 20 detik
transponder key ECU mendeteksi hal ini dari terminal IG, sehingga membuat sistem dalam engine
immobiliser bekerja serta membuat lampu indikator keamanan menyala.

Gambar 13.18. Engine immobilizer saat kunci kontak dilepas

Saat kunci kontak dilepas dari lubang kunci


Bila kunci kontak kemudian ditarik dari lubang kuncinya, maka saklar peringatan kunci
tertinggal tidak bekerja. Transponder key ECU mendeteksi sinyal ini dan membuat engine immobiliser
bekerja dan lampu indikator keamanan terus menyala.

Cara kerja engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU (menonaktifkan)
Gambar 13.19. Engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU
Saat kunci kontak dimasukkan
Bila kunci kontak dimasukkan ke lubangnya, saklar peringatan kunci tertinggal bekerja.
Transponder key ECU mendeteksi sinyal ini dari terminal KSW dan kemudian melalui terminal VC5
ECU mensuplai power ke transponder key amplifier dan meneruskan ke sinyal operasi melewati
terminal TXCT. Akibatnya arus mengalir ke transponder key coil dan menghasilkan medan magnet di
seputar lubang kunci kontak.
Gambar 13.20. Engine immobilizer saat kunci kontak dimasukkan

Menonaktifkan engine immobiliser system


Dengan medan magnet yang dihasilkan di seputar lubang kunci kontak, sinyal kode ID dari
transponder chip dicatat dan diteruskan ke terminal CODE dari transponder key ECU. Transponder key
ECU memeriksa kode ID yang diterima ini dengan kode ID yang sudah terdaftar. Bila bahwa sinyal yang
masuk ini cocok, ECU meneruskan sinyal ini ke engine ECU menggunakan jalur komunikasi spesial
(terminal EFIO dan terminal EFII) untuk menonaktikan engine immobilizer. Dengan demikian sistem
pengapian dan sistem bahan bakar tidak terkunci.
Gambar 13.21. Menonaktifkan engine immobilizer

Mematikan lampu indikator keamanan


Bila transponder key ECU menonaktifkan engine immobiliser system, maka kedipan lampu
kontrol indikator keamanan padam..

Anda mungkin juga menyukai