Kompetensi Dasar :
Tujuan Pembelajaran :
10.1. Pendahuluan
Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya:
untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan digunakan untuk
penerangan di malam hari, lampu tanda belok untuk memberitahukan kendaraan lain
atau pejalan kaki bahwa kendaraan akan membelok dan lampu belakang untuk informasi
posisi keberadaan mobil. Selain sistem penerangan secara umum, kendaraan dilengkapi
dengan berbagai macam fungsi tergantung kelas kendaraan dan di negara mana
kendaraan tersebut beroperasi.
Tabel 10.1. Sistem penerangan menurut Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993
Sistem
Penerangan Keterangan
Lampu Lampu penunjuk arah berjumlah genap dan mempunyai sinar
tanda belok kelap-kelip berwarna kuning tua dan dapat dilihat pada waktu
siang atau malam hari oleh pemakai jalan lainnya
Lampu rem Lampu rem berjumlah dua buah dan berwarna merah dan
mempunyai kekuatan cahaya lebih besar dari lampu posisi
Belakang
Lampu Lampu posisi belakang berjumlah genap, berwarna merah dan
belakang dipasang pada bagian belakang kendaraan
Lampu Lampu mundur berwarna putih atau kuning muda dan tidak
mundur menyilaukan atau mengganggu pemakai jalan
Gambar 10.3. Saklar kontrol lampu dan saklar dim lampu kepala
Rangkaian lampu depan dibedakan menurut komponen kelistrikannya. Sistem
lampu depan terdiri dari tiga macam:
a. Tipe tanpa relai lampu depan atau relai kombinasi
b. Tipe dengan relai lampu depan dan tidak dengan relai kombinasi
c. Tipe relai lampu depan dengan relai kombinasi
Saklar lampu tanda bahaya ditandai dengan sebuah lambang segitiga dengan
garis ganda dengan tombol berwarna merah dan terletak secara terpisah dengan
saklar lampu tanda belok. Meskipun saklarnya terpisah, lampu landa belok dan tanda
bahaya menggunakan satu flasher yang sama.
Gambar 10.10. Saklar lampu tanda bahaya
Sistem lampu tanda belok pada awalnya menggunakan flasher model gulung
dimana kemagnetan dimanfaatkan untuk menghubungkan dan memutuskan titik
kontak sehingga arus yang menuju ke lampu terputus-putus. Ada juga tipe yang
menggunakan bimetal dan kapasitor dimana kumparan pemanas dimanfaatkan untuk
membengkokkan bimetal sehingga titik kontak terhubung dan terlepas. Mengingat
kedua jenis flasher di atas masih mengandalkan sistem mekanis maka dalam
perkembangannya digunakan flasher semi transistor dan sirkuit terintegrasi (IC).
Gambar 10.11. Rangkaian lampu tanda belok dengan flasher tipe kontak
Pada lampu tanda belok juga terintegrasi sistem tanda bahaya (hazards)
dimana lampu tanda belok kanan dan kiri akan berkedip secara bersamaan jika saklar
tanda bahaya dinyalakan. Lampu ini berfungsi sebagai tanda akan adanya gangguan
pada kendaraan sehingga mobil tidak dapat berjalan atau meminta kepada pengguna
jalan lain untuk memberi jalan karena situasi darurat.
2. Tipe dengan relai lampu depan dan tidak dengan relai kombinasi
Cara kerja lampu dekat (LO-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi
LOW, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai
lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai
lampu depan akan bekerja.
Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala
dekat, saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu dekat menyala.
Gambar 10.29. Cara kerja lampu tanda belok saat belok kiri
Saat saklar tanda belok diposisikan ke kanan
Pada saat saklar tanda belok di posisi kanan, kondisi antara terminal ER dari
flasher lampu tanda belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan
transistor dan relai sisi kanan. Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama,
terminal +B flasher, kumparan relai kanan, transistor, massa. Sehingga relai kanan
pada flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LR menuju lampu tanda belok dan
indikator tanda belok kanan.
Gambar 10.30. Cara kerja lampu tanda belok saat belok kanan
Jika lampu tanda belok mati, sejumlah arus listrik akan menurun. Penerangan
(kedipan lampu) jadi lebih cepat sebagai tanda kepada pengendara.
Lepas pegas yang menahan bohlam dan lepas bohlam. Hindarkan tangan agar tidak
menyentuh bohlam karena akan memperpendek umur bohlam. Soket dudukan
bohlam agar ditutup sehingga tidak memungkinkan benda-benda asing masuk ke
bagian dalam dan merusak lensa.
Gambar 10.48. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu posisi HEAD (LOW)
Gambar 10.58. Memeriksa kerja sistem lampu jauh setelah semua terpasang
Tabel 10.2 Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem penerangan