Anda di halaman 1dari 124

KEBIJAKAN K3 NASIONAL

UU NO 1 TAHUN 1970

AMIN SUBARGUS, SKM, M.Kes

Kabid Pengawasan Ketenagakerjaan & K3


DINAS TENAGA KERJA &TRANSMIGRASI
DIY
Tagline K3
Pekerja datang bugar…. kerja
segar…..ora ambyarr……pulang
berbinar….
FILOSOFI DASAR
• K3  Keselamatan & Kesehatan Kerja
1. Keselamatan: Selamat, Slamet: Safety
 Hati-hati, sing ati-ati, ttdj, sing penting slamet
tekan, utamakan keselamatan, sluman slumun
slamet
2. Kesehatan: sehat wal afiat, waras,
bergas,
 Sehat jiwa dan raga, ruhani dan jasmani,
psikis dan fisik, mental spiritual dan badan
3. Kerja: orang kerja, pekerja, tenaga kerja,
buruh
PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN (KMK 328/2020)

1 3
2

Gunakan masker Jaga jarak, hindari kerumunan

Cuci tangan/hand sanitizer 5


4

Konsumsi gizi seimbang


Daya tahan tubuh, istirahat
cukup, olah raga, kelola stress 7
6
Kelola penyakit komorbid & Perilaku hidup bersih &
memperhatikan kelompok sehat, disinfeksi lingkungan
rentan
NEW NORM

TATANAN NORMA
BARU
Kondisi dimana
masyarakat pekerja Tenaga Kerja
dapat melakukan  Pola hidup Hidup produktif
kegiatan sehari hari baru dan aman Covid-
dengan beradaptasi 19
untuk dapat hidup
PROTOKOL KESEHATAN
berdampingan dengan • Perlindungan Kesehatan Individu
Covid-19 • Perlindungan Kesehatan Masyarakat

• Lebih Bersih
• Lebih Sehat
• Lebih Taat
Mengapa Harus K3 ?
Kebakaran di Binjai: 30 pekerja wanita & 1 anak
Kebakaran Kembang Api di Kosambi= 60
pekerja wanita dan anak
K3 PENDAHULUAN
Mengapa HARUS K3 ?
Merupakan kebutuhan dan hak
1
3 tenaga kerja dalam perlindungan K3
untuk mewujudkan kesejahteraan;
Untuk mengurangi kerugian akibat
kecelakaan & penyakit akibat kerja
2 oleh manajemen;
Merupakan persyaratan perdagangan
3 global;
Menciptakan tempat kerja yang
4 sehat, aman dan produktif;

5 Telah menjadi komitmen global.


• UU No. 1 Tahun 1970
• Undang-Undang Uap 1930 ttg ketel uap
• UU. No. 32 Tahun 2004 ttg Pemda
• UU. No. 13 Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
• UU. No. 21 Tahun 2003 ttg Pengesahan ILO
Convention Pengawas Ketenagakerjaan Industridan
Perdagangan
• UU. No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan & Kesehatan
Kerja
• PP No. 50 Thn 2012 ttg Penerapan SMK3;
• Permenaker 3 Tahun 1984 Ttg Pengawasan terpadu
• Permenaker 33 Tahun 2016 ttg Tata Cara Pengawasan
Ketenagakerjaan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UU NO. 1 THN 1970

Tujuan Pokok K3

• Mencegah terjadinya kecelakaan, bahaya


kebakaran, peledakan, penyakit akibat
kerja, pencemaran dll.
“Nihil kecelakaan kerja”
ZERO ACCIDENT
UU No. 13 Tahun 2003
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
Penjelasan

Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Penjelasan

Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
(2) Cukup Jelas
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI
MENTAL DAN KEMAMPUAN FISIK TENAGA KERJA
(ps.8)
2. MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN KEPADA
SETIAP TENAGA KERJA BARU TENTANG (ps.9) :
Kondisi dan bahaya di tempat kerja
Alat pengaman/pelindung yang diharuskan di tempat kerja
Alat Pelindung Diri
Cara dan sikap kerja yang aman
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
3. MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN K3
4. MENTAATI SEMUA SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN
K3 YANG BERLAKU BIDANG KESEHATAN KERJA
5. MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA
6. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA
DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI K3
2. MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3
YANG DIWAJIBKAN (BIDANG KESEHATAN KERJA)
3. MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
4. MENDAPATKAN PEMBINAAN KESEHATAN KERJA
5. MENDAPATKAN KOMPENSASI KECELAKAAN DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
HIERACHY MASLOW (1967)

SELF
ACTUALIZATION
ESTEEM NEEDS

AFECTION NEEDS
SECURITY & SAFETY
NEEDS
BASIC/ FISIOLOGIS
NEEDS
Engineering Control,
Administrative & Enforcement Controll,
Educatioion Programme
Behavior Control & Cultural Change
Illness/
Health Disease
HIRARC LOSS
Property
VALUE HAZARD RISK damage
Financial &
Brandname
Incident
Safety /
OHS Integrated Accident
Management System

ERZETES-2004
Perjalanan sejarah perlindungan Kesehatan & Keselamatan mulai dari
engineering hingga perubahan budaya
Historical path from safety engineering to culture change

CC
E3
E3 BB
E1
E2 E1 E1 E2

ime (CC)
(E1) (E3) E3 BB
Engineering Education Culture
Change
E1 E2 E1 E2

(E2) (BB)
Enforcement Behavior -based

Pola statistik kecelakaan


=
Trend of accident statistic
K3, Produktifitas & GLOBALISASI

Kontribusi mewujudkan:
Tempat Kerja : • Produksi &
• Aman produktifitas
• Nyaman
• Sehat • Kelangsungan
• Bebas Polusi Usaha
• Nihil Kecelakaan
• Penyk Akibat Kerja
• REVOLUSI INDUSTRI 4.0 2020;
• AFTA AC-FTA; Menjawab Tantangan &
• AK-FTA;
• AI- FTA; Meraih Peluang


AANZ-FTA;
IJ-EPA
Daya saing


ACFTA 2010-CAFTA 2012;
Asean Single Market 2015; (Lokal,
• ILO OSH Guide Line 2001;


Green Productivity; Regional,
Global Warming;
• SDGs. Global)
KEBIJAKAN STRATEGIS

1. Pengembangan organisasi K3
2. Optimalisasi dan pembentukan P2K3
3. Pembuatan dan pelaksanaan standar K3 sesuai dengan
kebutuhan sektoral dan Internasional
4. Optimalisasi pengawasan, pembinaan, sertifikasi di bidang K3
5. Profesionalisme pegawai pengawas K3 dan ahli K3
6. Peningkatan peran masyarakat dan LSM
7. Peningkatan peran perguruan tinggi
8. Penerapan SMK3 pada setiap tempat kerja

Kebijakan perlindungan tenaga kerja dan pengembangan usaha

Pencapaian nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja


69
Kewajiban Pengurus Perusahaan/Badan Usaha
Dalam K3
UU No. 1 / 1970 :

1. memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,


2. kemampuan fisik TK baru;
3. pemeriksaan kesehatan berkala;
4. menunjukan dan menjelaskan :
1. sumber bahaya
FORMAL 2. alat pengamanan dan APD
3. cara dan sikap kerja yang aman
5. mempekerjakan TK setelah paham
6. pembinaan K3
7. memenuhi dan mentaati syarat K3
8. laporan kecelakaan
9. memasang UUKK dan poster
10. menyediakan APD
11. membentuk P2K3
12. menerapkan SMK3
70
Pengawasan Pelaksanaan K3
Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang
ini sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.

 "direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-undang ini.
 "pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
 "ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari
luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)


UU No. 1 Thn 1970
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5
MENAKER

DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

DEPNAKER/DINAS • LUAR • POLIKLINIK PERUSAHAA


DEPNAKER PERUSAHAAN N
• JASA KESEHATAN

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
Intervention
HSE
Peran Ahli K3
• Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional
• Memfollow up rekomendasi atau saran dan
perkembangan yang telah disepakati kedua belah pihak
di lini struktural

Program Kerja P2K3


• Safety meeting
• Inventarisasi permasalahan K3
• Indentifikasi dan inventarisasi sumber bahaya
• Penerapan norma K3
• Inspeksi/ safety patrol
• Penyelidikan dan analisa kecelakaan
• Pendidikan dan latihan
• Prosedur dan tata cara evakuasi
• Catatan dan data K3
• Laporan pertanggungjawaban
• Penelitian
Sanksi Bagi Pengusaha
Peraturan perundangan dapat
memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan
hukuman kurungan selama-lamanya
3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah)
FASILITAS K3
1. Peralatan Perlindungan
2. Penyelenggaraan Makanan
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Ruang P2K3
5. Ruang Klinik P3K
6. Logistik APD
7. Penanganan Limbah
Fasilitas Kesra Pekerja
1. Klinik Kespro/KB
2. TPA
3. Perumahan Pekerja/Karyawan
4. Fasilitas Ibadah
5. Fasilitas Olah Raga
6. Ruang Laktasi
7. Fasilitas Rekreasi
8. Armada Penjemputan & Pengantaran
9. Ruang Merokok
10.Fasilitas Kesenian
08122720752

amin69trainer@gmail.com
FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR-FAKTOR
RISIKO
RISIKO KECELAKAAN
KECELAKAAN KERJA
KERJA

TENAGA
KERJA
PAK Kec. Kerja
KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
APD APM
PROSES

BAHAN POLUSI ALAT


LINGKUNGAN
POLUSI
NAB
LINGKUNGAN
NAB
drs/Kebjk_K3 87
VISI AHLI K3
Prakerja Masa kerja Purna kerja
a
sehat sehat sehat

b
sehat sehat sakit sakit

c
sehat sehat meninggal

d
sehat sehat sehat sakit

Mana yang terbaik ?


K3 Cermin Kemapanan Perusahaan

Perusahaan yang ingin eksis dalam era global adalah yang memberikan
jaminan kepada pelanggan dalam bentuk sertifikasi

• Sertifikat SMK3 (UU 13 / 2003)


• Sertifikat MUTU (ISO 9000)
• Sertifikat LINGKUNGAN (ISO 14000)

Bagaimana
KOMITMEN dan KEBIJAKAN
Manajemen
Model 5 Prinsip Penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (SMK3)

Peningkatan Komitmen
Berkelanjutan dan
Peninjauan
Peninjauan Kebijakan
Ulang
Ulang&&
Peningkatan
Peningkatan
oleh Perencanaan
olehmanajemen
manajemen
SMK3

Ref : Permenaker No. Per. Pengukuran


05/Men/96 pasal 4
dan Penerapan
Evaluasi SMK3
PROSES KERJA Pengawasan
Ketenagakerjaan
TINDAK
PELAKSANAAN LAPORAN
RENCANA KERJA PENINDAKAN
LANJUT

• Pembinaan  Nota  Penghenti


• UNIT • Pembina
• Pemeriksaa an proses
• PENGAWA an Pemer pekerjaan
n
• Pengujian • Pemerik iksaan  Pengenaa
S KK
• Penyidikan saan  Surat n sanksi
administr
• Pengujia Keter ative
SURAT PERINTAH n angan  Penyidika
TUGAS • Penyidik K3 n
 Rekomend
Feed an
back asi
TAHAPAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
 Preventive Educative
 merupakan upaya pencegahan melalui
penyebarluasan norma, penasihatan teknis, dan
pendampingan
 Repressive Non Justicia
 merupakan upaya paksa diluar lembaga pengadilan
untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan dalam bentuk nota pemeriksaan dan/atau
surat pernyataan kesanggupan pemenuhan
ketentuan peraturan perundang-undangan
 Repressive Justicia
 merupakan upaya paksa melalui lembaga
pengadilan dengan melakukan proses penyidikan
oleh Pengawas Ketenagakerjaan selaku Penyidik 107
Pegawai Negeri Sipil
adiratna_bph_2015
Jumlah Ahli K3 yang melakukan pengawasan
langsung di perusahaan

26.547 Ahli K3 Umum Termasuk:

Ahli K3 Bidang Pesawat


383 Uap dan Bejana
Tekanan
Ahli K3 Bidang
4.716 Ahli K3 Bidang 2.193 Penanggulangan
Listrik
Kebakaran
469 Ahli K3 Bidang 63 Ahli K3 Bidang Pesawat
Kimia Tenaga dan Produksi

193 Ahli K3 Bidang Ahli K3 Bidang


3.413
Pesawat Angkat Konstruksi
dan Angkut
1.050 Dokter Pemeriksa
62 Ahli K3 Bidang Kesehatan Tenaga
Elevator dan Kerja
Eskalator
Ahli K3 adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus di luar Kementerian
Ketenagakerjaan yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan
pengawasan terhadap UU No. 1 Tahun 1970 dan peraturan pelaksanaannya
PENGUJIAN NORMA KERJA
1. Dilakukan untuk menjamin pemenuhan persyaratan norma
kerja.
2. Cakupannya : meliputi waktu kerja, waktu istirahat, sistem
pengupahan, cuti, Pekerja/Buruh perempuan, Pekerja/Buruh
anak, pelatihan kerja, penempatan Tenaga Kerja, jaminan
sosial Tenaga Kerja, kesejahteraan, kesusilaan, diskriminasi,
hubungan kerja, kebebasan berserikat, kesempatan
melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing.
3. Jenis pengujian norma kerja:
a. Pengujian khusus dan
b. Pengujian ulang
4. Digunakan sebagai acuan dalam pemenuhan hak
Pekerja/Buruh
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
K3

PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG
INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut
Dituntut profesional
profesional dan
dan memiliki
memiliki kompetensi
kompetensi ::
•• memahami
memahami peraturan
peraturan dan
dan standar
standar teknik
teknik K3
K3 yang
yang luas,
luas,
•• ahli
ahli mengidentifikasi
mengidentifikasi sumber
sumber bahaya
bahaya dan
dan
•• ahli
ahli membuat
membuat rekomendasi
rekomendasi syarat
syarat K3
K3 sesuai
sesuai standar
standar
JUMLAH PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DIY

No Jabatan Jumlah Pengawas Pengawas PPNS


Pengawas Umum Spesialis
KK
1 Pengawas 6 2 4 2
Madya
2 Pengawas 11 4 7 1
Muda
3 Pengawas 3 3 - -
Pertama

Data per 01 Oktober 2018


Spesialis: K-3 Kebakaran, Listrik AA & AA, Bejana Bertekanan, Mekanik, Ling
Kerja, Pesawat Tenaga & Produksi, Konstruksi, Elevator & Eskalator
KONDISI UMUM PERUSAHAAN DAN TENAGA
KERJA DI DIY
Berdasarkan data Disnakertrans DIY, pada tahun 2018
di DIY terdapat 4.619 perusahaan yang tersebar di 5
(lima) Kab/Kota.
Kab / Kota Kota SLM BTL KP GK JML

Besar 187 224 69 12 8 500


Sedang 392 449 216 51 57 1.165

Kecil 1.110 951 416 247 230 2.954


Total 1.689 1.624 701 310 295 4.619

TABEL 1
Sumber : Permenaker No.09 Tahun 2005 per Desember 2018
NOTA PEMERIKSAAN
1. Setiap Wasnaker Wajib membuat Nota Pemeriksaan
2. Isi Nota Pemeriksaan:
a. tanggal pemeriksaan;
b. temuan pemeriksaan;
c. ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur;
d. perintah untuk memperbaiki ketidakpatuhan atau
mempertahankan kepatuhan;
e. jangka waktu pelaksanaan Nota Pemeriksaan;
f. tempat dan tanggal pembuatan Nota Pemeriksaan;
dan
g. tanda tangan Pengawas Ketenagakerjaan yang
melakukan pemeriksaan dan diketahui oleh
Pimpinan Unit Kerja Pengawasan Ketenagakerjaan.
JANGKA WAKTU NOTA
PEMERIKSAAN
1. Batas waktu pemenuhan Nota Riksa I paling lama 30
hari sejak Nota Riksa I diterima
2. Batas waktu pemenuhan Nota Riksa II paling lama 14
hari sejak Nota Riksa II diterima
3. Apabila Nota Riksa II tidak dilaksanakan, wasnaker
mealporkan kepada Pimpinan Unit Kerja wasnaker
untuk:
a. memerintahkan melakukan tindakan penyidikan, dalam hal
ketidakpatuhan yang diancam sanksi pidana;
b. mengambil tindakan hukum sesuai kewenangan yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan;
c. menerbitkan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang
untuk mengambil tindakan hukum sesuai peraturan
perundang-undangan.
NOTA PEMERIKSAAN
KHUSUS
1. Hanya memuat perjanjian kerja waktu
tertentu dan/atau penyerahan
sebagian pelaksanaan pekerjaan
kepada Perusahaan lain.
2. Dibuat berdasarkan pemeriksaan
khusus terhadap norma kerja
perjanjian kerja waktu tertentu dan/atau
penyerahan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada Perusahaan lain.
3. Menyampaikan informasi secara
tertulis hasil penanganan kepada
Pekerja/Buruh paling lama 7 (tujuh) hari
kerja sejak dikeluarkannya Nota
Pemeriksaan Khusus.
PENGESAHAN NOTA
PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Pekerja/Buruh dapat mengajukan permohonan tertulis
kepada Kepala Dinas Provinsi.
2. Permohonan tertulis diajukan Pekerja/Buruh paling lama
1 (satu) tahun sejak penyampaian informasi secara
tertulis.
3. Setelah mendapatkan pengesahan dari pengadilan
negeri setempat, Pengawas Ketenagakerjaan wajib
untuk memastikan pelaksanaannya.
4. Untuk memastikan nota pemeriksaan khusus tersebut,
Pengawas Ketenagakerjaan dapat melakukan
pemanggilan dinas.
5. Apabila pengusaha tidak memenuhi hak Pekerja/Buruh
sesuai isi Nota Pemeriksaan Khusus, Pengawas
Ketenagakerjaan melaporkan kepada Pimpinan Unit
Kerja Pengawasan Ketenagakerjaan.
PENGUJIAN
KETENAGAKERJAAN
1. Dilakukan untuk menjamin pemenuhan hak-
hak Pekerja/Buruh dan/atau persyaratan K3.
2. Jenis pengujian : pengujian norma kerja dan
pengujian norma K3.
3. Membuat laporan pengujian:
a. tanggal pengujian;
b. identitas penguji;
c. hasil pengujian dan analisis;
d. kesimpulan dan saran;
e. tanda tangan dan nama terang Pengawas
Ketenagakerjaan
PENGUJIAN NORMA KERJA
1. Dilakukan untuk menjamin pemenuhan persyaratan norma
kerja.
2. Cakupannya : meliputi waktu kerja, waktu istirahat, sistem
pengupahan, cuti, Pekerja/Buruh perempuan, Pekerja/Buruh
anak, pelatihan kerja, penempatan Tenaga Kerja, jaminan
sosial Tenaga Kerja, kesejahteraan, kesusilaan, diskriminasi,
hubungan kerja, kebebasan berserikat, kesempatan
melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing.
3. Jenis pengujian norma kerja:
a. Pengujian khusus dan
b. Pengujian ulang
4. Digunakan sebagai acuan dalam pemenuhan hak
Pekerja/Buruh
TAHAPAN PENGUJIAN NORMA
KERJA
1. pemeriksaan dokumen;
2. pemeriksaan visual;
3. permintaan pertimbangan medis dan/atau
rekomendasi dokter penasehat dalam hal khusus
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
penentuan cacat total tetap;
4. perhitungan dan analisa; dan
5. pembuatan laporan hasil pengujian
PENGUJIAN NORMA K3
1. Dilakukan untuk menjamin pemenuhan persyaratan
K3
2. Berkaitan dengan penggunaan mesin, pesawat, alat-
alat kerja, peralatan lainnya, bahan, lingkungan, sifat
pekerjaan, cara kerja, proses produksi, dan
pelayanan kesehatan kerja.
3. Dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 sesuai dengan penunjukannya atau
Ahli K3 sesuai dengan penunjukannya.
4. Pengujian bahan, kesehatan Tenaga Kerja dan
lingkungan kerja dapat dilakukan oleh penguji K3,
dan tenaga teknis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan atas permintaan
Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis sesuai dengan
penunjukannya.
JENIS PENGUJIAN NORMA K3
1. pengujian pertama;
2. pengujian berkala;
3. pengujian khusus;
4. pengujian ulang
KESIMPULAN
• TK yang berkualitas mempunyai daya saing
tinggi;
• Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi erat
dengan kecelakaan kerja;
• Program SMK3 berpengaruh langsung
terhadap produk perusahaan;
• Kecelakaan kerja kontra produktif terhadap
efisiensi dan berpengaruh terhadap daya
saing;
• Peran AK3 Umum sangat strategis dalam
menghadapi globalisasi perdagangan di masa-
2 yad.
Referensi
 PK, Suma’mur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,
(1987), CV Masagung, Jakarta

 International Labor Office Geneva,(1989), Pencegahan Kecelakaan,


Pustaka Binaman Pressindo

 Suardi, Rudi, (2005), Sistem Manajemen Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja, Penerbit PPM
 Brauer Roger, L. (2006), Safety And Health For Engineers, John
Wiley&Sons

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 123


MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai