Anda di halaman 1dari 35

Keselamatan Keamanan Kerja

Novita Fajriyah, S.Kep., Ns.,


M.Kep
SEJARAH KESELAMATAN KERJA
ABAD 18
TAHUN 1841 DI PERANCIS :

1. UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR PEKERJA ANAK-ANAK DALAM


PERUSAHAAN INDUSTRI, PABRIK , BENGKEL, YANG MENGGUNAKAN
TENAGA MEKANIK.

2. MELAKSANAKAN PROSES TERUS MENERUS.

3. MEMPERKERJAKAN LEBIH DARI 20 ORANG.

TAHUN 1893 MENJADI UU KESELAMATAN KERJA.

KASUS KECELAKAAN MENINGKAT, KESADARAN KESELAMATAN KERJA MENJADI PERHATIAN


SERIUS, ORANG MULAI BERUPAYA MEMPROTEKSI OPERASIONAL KERJA SEBAIK-NAIKNYA.

DI INDONESIA ABAD 19
TANGGAL 28 PEBRUARI 1852 MENUJU KE MASYARAKAT INDUSTRI.
1. BERUPA STAATBLAD NO. 20. PENGGUNAAN MESIN-MESIN DIESEL
DAN MESIN LISTRIK MENINGKAT.
2. PENJAGAAN KESELAMATAN KERJA
PADA PEMAKAIAN PESAWAT UAP. KASUS KECELAKAAN KERJA SEMAKIN
LUAS DAN BERAGAM.
3. INSTANSI PENGAWASAN
“DIENSVANHET STOOMWEZEN UPAYA KESELAMATAN KERJA MULAI
DITERAPKAN DENGAN KONSEP YANG
LEBIH JELAS MENYANGKUT
PENGAMANAN PEKERJA, PERALATAN
SAAT INI DI INDONESIA DAN MATERIAL
DIKELOLA / DITANGANI OLEH DEPNAKER.
ADA KETENTUAN STANDAR MENGENAI
KESELAMATAN KERJA.
MASING-MASING UNSUR MEMPUNYAI
PERATURAN KESELAMATAN KERJA SESUAI SPESIFIK
DENGAN SPESIFIKASI PEKERJAAN MASING-
MASING.
RUANG LINGKUP

1. Keselamatan , Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L) :


Suatu program untuk menciptakan lingkungan yang sehat, aman,
sejahtera dan produktif melalui upaya peningkatan kesehatan dan kesematan tenaga
kerja serta penyerasian lingkungan di dalam dan di sekitar perusahaan.

2. Sistem Manajemen Keselamatan,


Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L) :
a. Bagian dari keseluruhan sistem manjemen yang mencakup :
b. Struktur Organisasi
c, Perencanaan kegiatan
d. Uraian tangunga jawab
e. Hasil pelaksanaan, prosedur dan proses kegiatan
f. Ketersediaan sumber daya (manusia, dana & sarana)
g. Untuk mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai, mengevaluasi dan
memelihara Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L).
SASARAN KESELAMATAN KERJA
1. UNSUR MANUSIA
a. Upaya preventif meniadakan / menekan terjadinya kecelakaan.
b. Mencegah/ mengurangi timbulnya cidera, cacat & kehilangan jiwa.
c. Meningkatkan etos kerja, produktifitas dan efisiensi kerja
d. Meningkatkan kesejahteraan pekerja

2. UNSUR PEKERJAAN
a. Mengamankan tempat kerja, peralatan dan material, konstruksi, instalasi dan sumber daya lainnya.
b. Meningkatkan produktivitas pekerjaan dan menjami kelangsungannya.
c. Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin
kelangsungannya.
d. Terwujudnya pekerjaan yang tepat waktu dan hasil yang memuaskan.

3. UNSUR PERUSAHAAN
a. Menekan biaya operasional, sehingga keuntungan meningkat dan perusahaan berkembang.
b. Mewujudkan kepuasan pelanggan, sehingga kesempatan mendapatkan pekerjaan lebih mudah.
c. Terwujudnya perusahaan yang sehat.
Lambang K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau


Bentuk lambang berupa palang Selamat, sehat dan sejahtera.
berwarna hijau dengan roda bergerigi
sebelas dengan warna dasar putih
Arti (Makna) 11 (sebelas)
Gerigi Roda
Sebelas Bab Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pengertian K3
Filosofi (Mangkunegara)
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.

Keilmuan
Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
Pengertian K3

• Keamanan:
Keadaan yg menggambarkan rasa tenteram dan tidak merasa takut, gelisah atau
resah.
• Keselamatan:
Keadaan selamat, bebas dari cedera.
• Kesehatan:
Keadaan sehat baik fisik, mental, dan tidak sekedar bebas dari penyakit.

Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja


Adalah keadaan aman, selamat, sehat fisik, dan sehat mental yang
berhubungan dengan dunia kerja meliputi lingkungan kerja,
peralatan, manusia, maupun prosedur kerjanya.
Tujuan K3

1. Melindungi dan menjamin


keselamatan setiap tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi


dapat digunakan secara aman dan
efisien.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 3. Meningkatkan kesejahteraan dan


tentang Keselamatan Kerja
produktivitas Nasional.
ORGANISASI KESELAMATAN KERJA

Tujuan utama:
mengurangi tingkat kecelakaan, sakit, cacat dan kematian
akibat kerja, dengan lingkungan kerja yang sehat, bersih, aman
dan nyaman

Di Amerika, organisasi keselamatan kerja bagi pekerja swasta


dibentuk dibawah OSHA (Occupational Safety & Health
Administration)

Di Indonesia, dibentuk di bawah Direktorat Pembinaan Norma


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perlunya Menjalankan Program Keselamatan Kerja

1. Mencegah kerugian fisik dan finansial yang bisa


diderita karyawan.
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap
produktivitas perusahaan.
3. Menghemat biaya premi asuransi.
4. Menghindari tuntutan hukum.
Pencegahan Cedera dan Penyakit yang Terkait dengan
Pekerjaan

1. Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-


bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan
mereka.
2. Memasang alat-alat kontrol produksi.
3. Menyusun prosedur-prosedur kerja yang aman.
4. Mendorong penggunaan alat-alat
pengaman/pelindung yang layak.
Evaluasi Program Keamanan, Keselamatan & Kesehatan

• Keberhasilan sebuah program keamanan, keselamatan dan kesehatan


dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini:
• Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, baik
secara kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya
cedera/penyakit).
• Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja
atau penyakit yang disebabkan pekerjaan.
Insiden K3
Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat
kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi (termasuk insiden
ialah keadaan darurat).

Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun
Kecelakaan Kerja kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK)
ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Piramida Kecelakaan Kerja

Setiap Terjadi Kecelakaan Fatal/Kematian


1
Di dalamnya terdapat
10 Kecelakaan Ringan Sebelumnya

Insiden yang menimbulkan


Yang di dalamnya
terdapat 30 kerusakan alat/bahan sebelumnya

Yang di dalamnya Nearmiss (hampir celaka)


terdapat 600 Sebelumnya
Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab
Penyebab Penyebab Kecelakaan
Tidak Kerugian
Dasar Langsung Kerja
Langsung

1. Kurangnya 1. Faktor Pekerjaan. 1. Tindakan Tidak 1. Kontak Dengan 1. Manusia (Cedera,


Prosedur/Aturan. 2. Faktor Pribadi. Aman. Bahaya. Keracunan, Cacat,
2. Kurangnya Sarana. 2. Kondisi Tidak 2. Kegagalan Fungsi. Kematian, PAK).
3. Kurangnya Aman. 2. Mesin/Alat
Kesadaran. (Kerusakan
4. Kurangnya Mesin/Alat).
Kepatuhan. 3. Material/Bahan
(Tercemar, Rusak,
Produk Gagal).
4. Lingkungan
(Tercemar, Rusak,
Bencana Alam).

Teori Efek Domino – H.W. Heinrich


Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
• Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di
Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

• Pembinaan dan Pengawasan


1. Pelatihan dan Pendidikan.
2. Konseling & Konsultasi.
3. Pengembangan Sumber Daya.

• Sistem Manajemen
1. Prosedur dan Aturan.
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
3. Penghargaan dan Sanksi.
Bahaya K3
Pengertian Faktor
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit Binatang).
akibat kerja (PAK). 2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
Sumber Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
1. Manusia. 3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
2. Mesin. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
3. Material. Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya,
4. Metode. Listrik, Getaran, Radiasi).
5. Lingkungan. 4. Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi
Kerja, Pengangkutan Manual, Desain Tempat
Keja/Alat/Mesin).
Jenis 5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan,
6. Tindakan. Pengucilan, Lingkungan, Emosi Negatif).
7. Kondisi.
Resiko K3
Pengertian Keparahan
Potensi kerugian yang bisa

Sedang
Ringan

Ringan
Sangat

Sangat
Berat

Berat
diakibatkan apabila terdapat kontak dengan
suatu bahaya (contoh : luka bakar, patah
tulang, kram, asbetosis, dsb).
Sangat
Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering
Penilaian dan Kategori Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

Frekuensi
Perkalian antara nilai frekuensi dengan Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
nilai keparahan suatu resiko.
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Jarang
Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Sedang Perlu Tindakan Langsung

Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas


Pengendalian Resiko K3
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya
Eliminasi Eliminasi Bahaya

Penggantian Tempat kerja /


Substitusi Alat/Mesin/Bahan/Tempat Kerja Pekerjaan Aman
yang Lebih Aman (Mengurangi
Bahaya)

PERLINDUNGAN
KEHANDALAN

Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan
Kerja yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi


Administrasi Kerja, Tanda Bahaya, Rambu,
Tenaga Kerja Aman
Poster, Label
(Mengurangi
Paparan)
Menyediakan APD kepada Tenaga
Alat Pelindung Diri
Kerja
Alat Pelindung Diri (APD)

Kelengkapan wajib
yang digunakan
saat bekerja sesuai Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran

dengan bahaya dan


resiko kerja untuk
menjaga
keselamatan tenaga Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki

kerja itu sendiri


maupun orang lain
di tempat kerja. Rompi Nyala

Pelindung Jatuh
Pelampung

Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Pengertian
Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan dan atau
diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan
pekerjaan.

Contoh
Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low Back Pain, White Finger Syndrom, dsb.

Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan
Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ;
Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi
(Stress, dsb).

Pencegahan
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Penyedian Sarana dan Prasarana.
Kesehatan Kerja
Pengertian

Penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat yang


setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, mental dan
sosial dari tenaga kerja pada semua pekerjaan,
pencegahan gangguan kesehatan pada tenaga kerja
yang disebabkan oleh kondisi kerjanya,
perlindungan tenaga kerja dari resiko akibat
faktor-faktor yang mengganggu kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja dalam
suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai
kesimpulannya merupakan penyesuaian pekerjaan
kepada manusia dan manusia kepada pekerjaanya.
Sumber : Joint ILO-WHO Committee 1995
Kesehatan Kerja

Dasar Hukum
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 8.
2. Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
3. Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
4. Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
5. Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
6. Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
7. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
8. Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja
Dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
9. Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan.
10. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat
Kerja.
Kesehatan Kerja

Ruang Lingkup
1. Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
o Sarana.
o Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan dan paramedis perusahaan).
o Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan PKK).
2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal, Berkala, Khusus dan Purna Bakti)
3. Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja, kantin, katering pengelola
makanan tenaga kerja , pengelola dan petugas katering).
5. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6. Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja, Penyakit
Akibat Kerja)
Kewajiban Tenaga Kerja

1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta


pegawai pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang
diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua
syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang APD yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
Keselamatan Kerja pasal 12
hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Syarat Dasar K3
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi,
kebisingan & getaran.
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang 8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Keselamatan Kerja pasal 3
dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
Syarat Dasar K3
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses
kerja.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia,
binatang, tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan &
penyimpanan barang.
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang 17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
Keselamatan Kerja pasal 3
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang
resikonya bertambah tinggi.
Peraturan
Dasar Hukum Perundangan
Penerapan K3 Di Tempat Kerja
• UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

• Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3


• Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).

• Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radio aktif.
UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR
MASALAH KEAMANAN, KESELAMATAN, DAN
KESEHATAN KERJA (K3K)

• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1969 TENTANG


KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA

• Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan

• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG


KETENAGAKERJAAN

• Undang Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang : Keselamatan Kerja

• PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG


SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 1969
TENTANG
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA
KERJA
Pasal 9
 Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.

Pasal 10
 Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja;
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan;
3. Norma kerja;
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.
Undang Undang No. 23 Tahun 1992
Tentang : Kesehatan
Bagian Keenam
Kesehatan Kerja
Pasal 23

1) Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas


kerja yang optimal.
2) Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.
3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4) Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerjasebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Undang Undang No. 1 Tahun 1970
Tentang : Keselamatan Kerja

BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12.
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.

BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13.
Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan
memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR : PER. 05/MEN/1996
TENTANG
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB III
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 3

(1) Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau
lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik
proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan
Sistem Manajemen K3.

(2) Sistem Manajemen K3 sebagaimana di maksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan
oleh pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.
UTAMAKAN
K ESELAMATAN & K ESEHATAN K ERJA

Anda mungkin juga menyukai