Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

KERJA PRAKTEK LAPANGAN

PT. XYZ

PENGAWASAN BIDANG K3 BIDANG KELEMBAGAAN, KEAHLIAN K3 DAN SMK3

PEMBINAAN DAN SERTIFIKASI CALON AHLI K3 UMUM

(FOTO KELOMPOK)
KELOMPOK 2:
……
……..
DAFTAR KELOMPOK 2

KETUA : M. NASRUL FADHLI

SEKRETARIS : AULIAFIKA RESMININGPURI

ANGGOTA :

1. NURBAETI
2. RISKA MARIANI NASUTION
3. CHRISTOFEL IMANUEL GABRIEL NANGKA
4. DAFFA ABIYYU AISY
5. YUDHA PRATAMA APRIYANTO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat yang telah
diberikan, sehingga Makalah Laporan Observasi Lapangan yang dilakukan menggunakan
Zoom terkait Bidang Pengawasan K3 Bidang Kelembagaan , keahlian K3 dan Pengawasan
K3 bidang SMK 3 di areal PT XYZ dapat tersusun.
Selanjutnya dengan disusunnya laporan ini diharapkan ada perbaikan yang dapat menunjang
terlaksananya kegiatan K3 agar keselamatan dan kesehatan ditempat kerja dapat
diwujudkan. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat dan berguana untuk
mewujudkan kehidupan berbudaya K3.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian Makalah Laporan
Observasi Lapangan yang dilakukan menggunakan Zoom terkait Bidang Pengawasan K3
Bidang Kelembagaan , keahlian K3 dan Pengawasan K3 bidang SMK 3 di areal PT XYZ,
serta atas kepercayaan dan kerjasama yang baik disampaikan ucapan terima kasih.

Jakarta, 21 November 2020

Kelompok 2
AK3U Batch 98 2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Singkat Perusahaan


Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa PT. XYZ merupakan perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang Plastic Molding, Vacum Metalizing dan Painting
untuk industri otomotif, seperti sepeda motor dan industri terkait lainnya. PT. XYZ
bertekad menjadi salah satu manufaktur terbaik untuk produk-produk tersebut dengan
mewujudkan “Green Company Friendly and Friendly Company”. PT XYZ merupakan
produsen Komponen Injeksi Plastik. Menghasilkan komponen berkualitas tinggi untuk
industri otomotif dan non otomotif dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi
yang telah berdiri sejak tahun 1991 dengan jumlah karyawan sebanyak 1200 orang.
Luas area perusahaan yaitu 3.5 Ha (Tanah) dan 1.6 Ha (Bangunan).

PT. XYZ memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :


Visi :Menjadi salah satu perusahaan manufaktur komponen otomotif terbaik di
Indonesia.
Misi :
a. Memiliki kualitas produk & layanan yang unggul
b. Operational excellence dengan pengelolaan K3 dan,
c. Lingkungan yang baik serta menjalankan tanggungjawab sosial bagi masyarakat.

Produk yang dihasilkan oleh PT XYZ antara lain :


a. Plastic Parts (Chamber Suction, Tail Light Cover, pad Horn. Knob Shift Lever),
Inner Mirror, Outer Mirror, Sun Roof.
b. Electronic & Others (Electronic Parts, Stamp Deck, Bosy 518, Key plate, LCD Nut,
Retainer, R Box, Gear Box Assy Speedometer, dst)

Perihal syarat-syarat K3 guna menunjang kinerja kerja yang lebih baik PT. XYZ
sudah menerapkan syarat-syarat K3, diantaranya memiliki tim P2K3, Emergency
Response Team, Pemasangan peraturan-peraturan K3, Rambu K3, Poster K3, SOP
K3, Preventive Maintenance, Hydrant, APAR, APD sesuai proses pekerjaan,
Poliklinik, dan sebagainya.
1.2. Standar, Peraturan Per UU an K3

Terdapat beberapa standar dan peraturan K3 yang perlu dipatuhi, antara lain :

1. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 27


(dua puluh tujuh) ayat 2 (dua);
2. Undang- Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3. Permenakertrans RI No.1/MEN/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan;
4. Permenakertrans RI No.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadan Api Ringan;
5. Permenaker RI No.Per-02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Automatik;
6. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No.KEP/174/MEN/86, No.KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi;
7. Permenaker RI No.Per-02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir;
8. Kepmenaker RI No.Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja;
9. KepDirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.Kep-311/BW//2002 tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.
10. Permenaker dan Transmigrasi RI No. PER-09/MEN/VII/2010 tentang
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut;
11. Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
12. Permenaker RI No.12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja;
13. Permenaker RI No.31 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No.Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir;
14. Permenaker RI No.33 Tahun 2015 tentang Peraturan Menteri
Ketengakerjaan RI No.12 Tahun 2015 tentang k3 Listrik di Tempat Kerja.
1.3. Kebijakan Mutu, K3L

Tujuan penerapan Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan dan K3 berdasarkan OHSAS


18001:2007 & PP Nomor 50 Tahun 2012, dan ISO 14001:2002 dalam kegiatan
operasional PT. XYZ adalah untuk menetapkan dan menjelaskan Sistem Manajemen
Mutu & K3L(SMMK3L) dan mengendalikan atau menghilangkan bahaya dan risiko K3L
yang diketahui dalam lingkungan kerja yang secara langsung berdampak pada
keselamatan, kesehatan dan lingkungan pekerja/karyawan. Program SMMK3Lakan
mengarahkan pada pengembangan dan penerapan sasaran, kebijakan, pedoman,
prosedur dan praktek-praktek kerja, dengan berfokus pada pencegahan dari kerugian
akibat kecelakaan dan dampak lingkungan. Persyaratan penerapan dokumen ini
berlaku juga untuk karyawan/pekerja sub-kontraktor, pemasok dan pihak ketiga yang
terikat dengan pekerjaan untuk dan atas nama PT. XYZ. Menciptakan suatu SMMK3L
ditempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka :

1. Memenuhi persyaratan pelanggan.


2. Memenuhi Persyaratan perundangan dan peraturan yang berlaku bagi produk
jasa.
3. Melaksanakan Persyaratan yang dibuat oleh PT. XYZ.
4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
5. Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap bahaya kebakaran, peledakan,
kerusakan dan pencemaran lingkungan yang pada akhirnya akan melindungi
investasi yang ada serta membuat tempat kerja yang sehat.
6. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dengan menurunkan biaya
kompensasi penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja dan dampak lingkungan.

PT. XYZ bertekad untuk melaksanakan SMMK3L ini dengan konsisten di semua
kegiatan operasionalnya dan selalu men-sosialisasikan kepada seluruh karyawannya
agar mempunyai pemahaman dan kesadaran yang sama mengenai SMMK3L yang
diterapkan oleh PT. XYZ.
KEBIJAKAN MUTU, LINGKUNGAN, KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA

BS OSHAS 1800 : 2007 & ISO 14001 : 2004


WASTE MANAGEMENT : PENGOLAHAN SAMPAH

WASTE MANAGEMENT : PENGOLAHAN AIR LIMBAH / RECYCLE


1.4. Kondisi Lingkungan

Berdasarkan PP 50 tahun 2012 pasal 1 dan 2, sistem manajemen keselamatan dan


kesehatan kerja adalah sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat yang aman, efisien dan produktif, untuk melindungi keselamatan dan
kesehatan kerja upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Temuan Negatif : Implementasi 5R yang kurang baik, kurangnya kesadaran karyawan
terkait dengan penggunaan APD.
Temuan Positif :Penempatan rambu-rambu K3, Sistem Pengelolaan Limbah B3
maupun non B3 yang baik

1.5. Struktur Organisasi K3L Pabrik terutama P2K3

PT XYZ memiliki wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk


mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Stuktur Organisasi P2K3. Struktur organisasi seperti gambar di
bawah ini :

Gambar … Struktur Organisasi P2K3L PT XYZ


1.6. Uraian Tugas dan Jabatan

Menurut Permenaker No 04 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan


Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja Pasal 1 butir d
menyatakan bahwa Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disebut P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan
wadah Kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan Kerjasama
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan Kesehatan
kerja.

Sesuai dengan poin 1.5 terkait Struktur Organisasi K3L Pabrik terutama P2K3, PT XYZ
sudah memiliki P2K3 yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Anggota yang merupakan
kombinasi antara pengusaha dan pekerjaPT XYZ memiliki 9 bagian yang terdiri dari :

1. Produksi
2. Plant Eng
3. PPIC
4. General Affair
5. Research & Development
6. QA
7. Produksi 2
8. Area Office Plant 1
9. Area office Plant 2

Tim P2K3 PT. XYZ melakukan tugas sesuai dengan yang tertera pada peraturan
terkait. Berdasarkan Permenaker No 04 tahun 1987, P2K3 mempunyai tugas
memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepda pengusaha
atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan Kesehatan kerja. PT. XYZ sudah
melaksanakan tugas tersebut, seperti melakukan Sosialisasi & Briefing K3. Kegiatan
Briefing dilakukan kepada supplier, vendor, subkon dan tamu. Poin ini mencakup
fungsi P2K3 pada pasal 4 ayat 2 poin b yaitu membantu menunjukan dan menjelaskan
kepada setiap tenaga kerja.
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Diselenggarakan Pelatihan AK3U


Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya pelatihan dan observasi lapangan
ini adalah :

(1) Para calon Ahli K3 Umum dapat memahami peraturan perundang-undangan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
(2) Memberikan pengetahuan, keterampilan serta kesadaran peran daripada calon Ahli
K3 Umum dalam menjaga keselamatan kerja di tempat kerja.
(3) Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para calon
K3 Umum dapat menerapkan keahlian di perusahaan, tempatnya bekerja dan dapat
memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan
meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja.
(4) Sebagai dasar dan persyaratan untuk dapat menempuh sertifikasi sebagai Ahli K3
Umum.

2.2. Dilaksanakannya Observasi Lapangan

a. Para calon Ahli K3 Umum dapat melihat penerapan persyaratan dan pembinaan,
keselamatan dan kesehatan kerja di PT XYZ yang meliputi keadaan dan fasilitas
tenaga kerja, keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya,
proses produksi dengan ruang lingkup pengawasan :
- Bidang Pengawasan K3
- Pengawasan K3 bidang SMK3

b. Para Calon Ahli K3 Umum dapat mengimplementasikan materi yang didapat selama
pelatihan di lapangan.

c. Menyampaikan hasil dari peninjauan, pengamatan dan pengumpulan data observasi


perusahaan yang telah disusun dalam suatu laporan/makalah. Sebagai Calon Ahli
K3 Umum dapat memberikan saran / masukan pada XYZ terkait implementasi K3
yang benar.
BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN

3.1. Bidang Kelembagaan dan Keahlian K3


3.1.1. Kondisi di Lapangan
PT. XYZ memiliki tim P2K3L yang dipimpin oleh Pimpinan Perusahaan (Chief
Executive Officer) dan anggota yang terdiri dari unsur manajemen dan pekerja.
P2K3L didirikan sejak tahun 2004. Selain itu, PT. XYZ memiliki 4 ahli K3 Umum,salah
satunya telah mengikuti kursus teknik penanggulangan kebakaranpaket C.
Perencanaan kedepan, PT. XYZ akan melakukan pembinaan untuk Ahli K3 Listrik.
Namun karena pandemic rencana tersebut ditunda. Teknisi Listrik yang dimiliki PT.
XYZ berjumlah 2 orang.

Selain P2K3L pada PT. XYZ juga mempunyai emergency response team, untuk
struktur organisasi dari emergency response team terdiri dari 5 tim, antara lain :

1. Evakuasi dan P3K


2. Kebakaran
3. Keamanan
4. Internal
5. Trans dan Logistic

3.1.2. Pembahasan

Secara umum penerapan Kelembagaan dan Keahlian K3 di PT.XYZ sudah sesuai


merujuk kepada PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50
TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA dengan salah satunya membentuk struktur Organisasi P2K3L
sejak tahun 2004 atau 13 tahun sejak PT.XYZ berdiri.
Dari hasil observasi online kelompok 2 mendapatkan beberapa temuan sebagai
berikut :

Temuan Positif :
A. PT. XYZ telah menetapkan Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan, dimana isi
dari kebijakan tersebut memuat visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai oleh
perusahaan, sifat dan skala risiko, serta komitmen untuk memberikan kepuasan
terhadap pelanggan. Mentaati peraturan perundangan yang berlaku dan
persyaratan lainnya yang terkait, perbaikan secara berkelanjutan, mencegah
kecelakaan kerja, memastikan kesehatan karyawan serta pencegahan
pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup.
B. Top Management memastikan bahwa Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan
telah dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan personil yang bekerja
untuk atau atas nama PT. XYZ sesuai dengan prosedur.
C. P2K3L PT XYZ sudah melakukan koordinasi dan evaluasi internal dengan baik.
Serta mendapat benefit lebih dari perusahaan dalam bentuk tunjangan khusus.
D. Peninjauan Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
E. Top Management memberikan support pendanaan yang cukup baik dalam
pelaksanaan Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan
F. PT.XYZ sudah memiliki team emergency response yang tentunya ini sangat
baik untuk merespon kondisi darurat dalam hal ada kecelakan kerja.

Temuan Negative :

a. PT. XYZ masih kekurangan tenaga ahli dibidang K3 khususnya ahli K3


Kelistrikan.

3.2. Pengawasan K3 bidang SMK3


3.2.1. Kondisi di Lapangan

Secara umum penerapan SMK3 di PT. XYZ sudah dilaksanakan dengan baik dan
memenuhi standar yang berlaku. Ini dibuktikan dengan telah dimilikinya sertifikat
OHSAS 18001:2007 terkait Health and Safety Management System Certificate dan
ISO 14001:2004 terkait Environmental Management System Certificate. Selain itu
diperkuat juga dengan dituangkannya pengelolaan K3 dalam salah satu misi dari PT.
XYZ, yang secara tidak langsung membuktikan bahwa pihak perusahaan dan
manejerial berkomitmen dan mengedepankan kebijakan penerapan SMK3 dalam
perusahaannya. Komitmen PT. XYZ dalam penerapan SMK3 juga dilihat dengan
disediakannya juga anggaran dan tenaga kerja di bidang K3, termasuk para pemimpin
perusahaan juga merupakan Ahli K3 Umum sehingga perusahaan berupaya untuk
melaksanakan SMK3 sesuai dengan peraturan.

Dalam penerapan SMK3, PT. XYZ menyediakan manual SMK3 yang menunjukkan
kebijakan, tujuan, rencana, prosedur K3, instruksi kerja, formulir, catatan dan tanggung
jawab serta wewenang tanggung jawab K3 untuk semua tingkatan dalam perusahaan
yang dapat dengan mudah diakses para karyawan. Rambu-rambu K3 dan poster K3
juga terpasang pada setiap ruangan yang ada di perusahaan ini.

PT. XYZ juga melakukan peninjauan ulang secara berkala terhadap penerapan SMK3
yang dilakukan satu tahun sekali. Dalam peninjauan ulang terkait SMK3 yang menjadi
indikator dari perusahaan ialah kinerja K3 yg sudah dijalankan, capain program,
kebijakan k3 yang sudah selesai, angka kecelakaan sudah diturunkan atau belum,
serta tingkat pengendalian risiko.

3.2.2. Pembahasan

Temuan positif dan negatifdari PT XYZ mengacu pada PP 50/2012 tentang


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Temuan Positif :

1) PT. XYZ telah menetapkan komitmen dan kebijakan K3 serta organisasi K3,
menyediakan anggaran dan tenaga kerja di bidang K3. Para Pemimpin
perusahaan merupakan Ahli K3 Umum sehingga pelaksanaan SMK3 telah
menjadi bagian terintegrasi dari System Manajemen yang diterapkan oleh PT.
XYZ. Peninjauan kembali pada dokumen kebijakan K3 dilaksanakan setiap tahun.

2) PT. XYZ telah membuat rencana K3 berdasarkan evaluasi pencapaian indikator


dari program K3 sebelumnya (misalnya angka kecelakaan), hasil identifikasi
bahaya dan penilaian risiko serta pengendalian tingkat risiko, pemenuhan
peraturan perundang-undangan maupun persyaratan lainnya,.

3) PT. XYZ dalam pelaksanaan rencana K3 telah menempatkan personel yang


mempunyai kualifikasi yang dibutuhkan seperti Ahli K3 Umum dan teknisi yang
bersertifikat. Perusahaan juga telah mengintegrasikan Sistem Menajemen K3
dengan Sistem Manajemen Mutu. Perusahaan juga telah memiliki prosedur
pendokumentasian dan pengendalian dokumen, serta telah melakukan
pemantauan pelaksanaannya di lapangan sehingga hasil penerapan K3 sesuai
dengan harapan. Perusahaan juga senantiasa melakukan latihan-latihan
penanggulangan keadaan darurat secara berkala untuk peningkatan
kewaspadaan pekerjanya seperti drill kebakaran, memasang poster-poster K3,
safety talk, membuat laporan 3 bulanan terkait K3, serta program pelayanan
kesehatan kerja

4) PT. XYZ telah melakukan identifikasi dan dokumentasi ke semua aktifitas yang
memerlukan pemantauan, pemeriksaan dan pengukuran. Personel yang dilibatkan
mempunyai klasifikasi, kualifikasi dan pelatihan yang dipersyaratkan. Perusahaan
telah melakukan evaluasi keamanan lingkungan kerja melalui pemeriksaan dan
pengukuran yang dilakukan oleh eksternal (Balai Hiperkes) dilakukan setiap 6
bulan untuk memeriksa kesesuaian antara kondisiperusahaan denganperaturan
K3 lingkungan kerja. Adapun hasil pemeriksaan dan pengukuran dijadikan
masukan untuk tinjauan manajemen.

5) PT. XYZ melakukan rapat tinjauan ulang secara berkala yaitu setiap 6 bulan sekali
menyangkut evaluasi terhadap penerapan system, tujuan program, hasil audit,
serta temuan inspeksi K3. Hasil rapat didokumentasikan ditindaklanjuti dengan
pendistribusian dokumen kepada pihak terkait untuk ditindak lanjuti.

Temuan Negatif :

1) Sertifikat OHSAS 18001 : 2007 dari auditor eksternal sudah tidak berlaku dan
belum di update ke OHSAS 45001:2018.
2) Masa berlaku ISO 14000 dan OHSAS sudah expired sejak 2010. Hal tersebut
menandakan bahwa perusahaan tidak melakukan audit terhadap ISO.
3) Proses audit terhadap penerapan SMK3 di PT.XYZ hanya dilakukan oleh team
eksternal Audit, dimana tentu ada kelebihan dan kekurangan proses audit jika
hanya dilakukan oleh auditor eksternal seperti :
 Audit Internal dilakukan oleh karyawan perusahaan, merekamemiliki
pemahaman dan interaksi yang lebih baik dengan manajemen
perusahaan.
 Auditor internal dapat berkoordinasi dengan auditor eksternal, terutama di
mana auditor eksternal dapat mengandalkan pekerjaan audit internal.
 Audit internal dapat meninjau efektivitas pengendalian & membuat
rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan jika perlu
BAB IV ANALISA

Berdasarkan hasil dari observasi lapangansecara onlinedengan waktu yang sangat terbatas,
kami menemukan beberapa temuanyang bersifat positif maupun negatif dalam rangka
memberikan proses pembelajaran dan feedback pada perusahaan. Maka beberapa temuan
tersebut yang belum sesuai dengan syarat pencegahannya kami analisa sebagaimana
yangtercantum dalam tabel dibawah ini:

4.1 Bidang Kelembagaan dan Keahlian K3

A. Temuan Negatif

Kondisi
Bahaya Proses
NO Temuan Negatif Sumber Rekomendasi Dasar Hukum
Dampak Bahaya
Bahaya

1 Lingkungan Cidera Tersandung Tempat kerja Permenaker No.


kerja tidak tubuh atau terjatuh seharusnya 50 tahun 2012
teratur ditata tentang
sedemikian Penerapan
rupa dan Sistem
terhindar dari Manajemen
sumber- Keselamatan dan
sumber Kesehatan kerja
bahaya,
Pasal 2 huruf c :
sehingga
“Menciptakan
tempat kerja
Tempat Kerja tempat kerja yang
menjadi aman
aman, nyaman,
dan nyaman
Kondisitempat dan efisien untuk
kerjabelum bagi tenaga
mendorong
mencerminkan kerja maupun
produktivitas”.
kenyamanan dan tamu yang
keamanan untuk berkunjung
tenaga kerja,masih
banyak barang-
barang yang tidak
teratur.
Kondisi
Bahaya Proses
NO Temuan Negatif Sumber Rekomendasi Dasar Hukum
Dampak Bahaya
Bahaya

2 Sarung Cidera Tersentuh Dilakukan Permenakertrans


tangan pada langsung pembinaan No. 08 Tahun
hanya di tangan oleh alat lebih lanjut 2010 tentang Alat
pakai kepada tenaga Pelindung Diri
sebelah, kerja terkait
Pasal 4:
tidak pentingnya
“APD wajib
menutup penggunaan
digunakan
keseluruha APD
ditempat
n
kerja…..”.
Alat Pelindung Diri
(APD)
Pasal 6:
Penggunaan APD
“Pekerja/buruh
tidak maksimal
dan orang lain
yang memasuki
tempat kerja
wajibmemakai
atau
menggunakan
APD sesuai
dengan potensi
bahaya dan
risiko”.
3 Ada rencana Tidak Kebakara Kurangnya Diadakannya Peraturan Menteri
pelatihan Ahli K3 Adanya n karena pemahaman pembinaan Ketenagakerjaan
bidang Listrik namun Ahli K3 masalah bahaya listrik tenaga ahli K3 No. 12 tahun
tidak bisa terlaksana Listrik listrik di tempat listrik 2015 tentang K3
karena adanya dalam kerja Listrik di Tempat
pandemic Covid-19 perencana Kerja
an,
Pasal 7:
pemasang
“Untuk
an,
perusahaan yang
penggunaa
memiliki
n,
pembangkit listrik
perubahan,
>200 KVA wajib
dan
mempunyai ahli
pemelihara
K3 Listrik”
an dalam
pelaksanaa
n
persyarata
n K3 listrik

4 Tidak adanya Ahli K3 Tidak Pabrik Tidak Diadakannya Kepmenakertrans


spesialis adanya terbakar adanya pembinaan No. 186 tahun
penanggulangan Koordinator kewenangan tenaga untuk 1999 tentang Unit
kebakaran mengingat unit untuk mengikuti Penanggulangan
PT. XYZ merupakan penanggul menghentika kursus teknik Kebakaran di
produsen pembuatan angan n dan penanggulanga Tempat Kejra
Kondisi
Bahaya Proses
NO Temuan Negatif Sumber Rekomendasi Dasar Hukum
Dampak Bahaya
Bahaya

barang plastic yang kebakaran menolak n kebakaran bahwa Pengurus


memiliki potensi pelaksanaan sampai dengan atau Pengusaha
bahaya kebakaran pekerjaan paket A wajib mencegah,
sedang 3 yang dapat mengurangi dan
menimbulka memadamkan
n kebakaran kebakaran, latihan
dan penanggulangan
peledakan kebakaran di
tempat kerja

B. Temuan Positif
N Temuan Positif Dasar Hukum Bunyi
O
1 Memiliki 4 orang Ahli K3 Permenaker RI Nomor 2 Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
Umum yang salah Tahun 1992 tentang dalam ayat (1) adalah :
satunya telah mengikuti Tata Cara Penunjukkan
kursus teknik kewajiban dan a. Suatu tempat kerja dimana pengurus
penanggulangan wewenang Ahli K3 mempekerjakan tenaga kerja lebih dari
kebakaran paket C Umum pasal 2 ayat (2) 100 orang;
huruf a b. Suatu tempat kerja dimana pengurus
mempekerjakan tenaga kerja kurang
dari 100 orang akan tetapi
menggunakan bahan, proses, alat dan
atau instalasi yang besar risiko bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja;

2 Ada regu Kepmenakertrans No. Regu penanggulangan kebakaran dan ahli


penanggulangan 186 Tahun 1999 tentang K3 spesialis penanggulangan kebakaran
kebakaran unit penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
Kebakaran di Tempat huruf b dan huruf d, ditetapkan untuk
kerja pasal 6 ayat (2) tempat kerja tingkat risiko bahaya
kebakaran ringan dan sedang I yang
mempekerjakan tenaga kerja 300 (tiga
ratus) orang, atau lebih, atau setiap
tempat kerja tingkat risiko bahaya
kebakaran sedang II, sedang III dan berat
3 Permenaker RI Nomor (1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur
PER.04/MEN/1987 pengusaha dan pekerja yang
tentang Panitia Pembina susunannya terdiri dari Ketua,
Ada struktur tim P2K3L Keselamatan dan Sekretaris dan Anggota.
Kesehatan Kerja serta (2) Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan
Tata Cara Penunjukan Kerja dari perusahaan yang
Ahli Keselamatan Kerja. bersangkutan.
(3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau
(Pasal 2 dan Pasal 3) Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari
pengusaha atau pengurus yang
bersangkutan.
2 Perusahaan memiliki Peraturan Pemerintah Kebijakan K3 paling sedikit memuat : Visi,
komitmen dan Nomor 50 tahun 2012 Tujuan Perusahaan, Komitmen dan tekad
penerapan kebijakan K3 pasal 7 ayat 3 melaksanakan kebijakan, serta kerangka
dan program kerja yang mencakup
kegiatan perusahaan secara menyeluruh
yang bersifat umum dan/atau operasional

3 Setiap 3 bulan sekali Permenaker RI Nomor Sekurang-kurangnya 3 bulan sekali


menyampaikan laporan PER.04/MEN/1987 pengurus wajib menyampaikan laporan
kepada Menteri tentang Panitia Pembina tentang kegiatan P2K3 kepada Menteri
Ketenagakerjaan Keselamatan dan melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja
Kesehatan Kerja serta setempat.
Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja.
(Pasal 12)
4 Tim P2K3 berjalan Permenaker RI Nomor (1) P2K3 mempunyai tugas memberikan
dengan baik dan PER.04/MEN/1987 saran dan pertimbangan baik diminta
anggota berpartisipasi tentang Panitia Pembina maupun tidak kepada pengusaha atau
dengan aktif Keselamatan dan pengurus mengenai masalah
Kesehatan Kerja serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Tata Cara Penunjukan (2) Untuk melaksanakan tugas tersebut
Ahli Keselamatan Kerja. ayat (1), P2K3 mempunyai fungsi:
a. Menghimpun dan mengolah data
(Pasal 4) tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja;
b. Membantu menunjukan dan
menjelaskan kepada setiap tenaga
kerja:
1) Berbagai faktor bahaya di tempat
kerja yang dapat menimbulkan
gangguan keselamatan dan kesehatan
kerja, termasuk bahaya kebakaran dan
peledakan serta cara
penanggulangannya.
2) Faktor yang dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas kerja;
3) Alat pelindung diri bagi tenaga kerja
yang bersangkutan;
4) Cara dan sikap yang benar dan
aman dalam melaksanakan
pekerjaannya;
c. Membantu pengusaha atau
pengurus dalam:
1) Mengevaluasi cara kerja, proses dan
lingkungan kerja;
2) Menentukan tindakan koreksi
dengan alternatif terbaik;
3) Mengembangkan sistem
pengendalian bahaya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja;
4) Mengevaluasi penyebab timbulnya
kecelakaan, penyakit akibat kerja serta
mengambil langkah-langkah yang
diperlukan;
5) Mengembangkan penyuluhan dan
penelitian di bidang keselamatan
kerja, hygiene perusahaan, kesehatan
kerja dan ergonomi;
6) Melaksanakan pemantauan
terhadap gizi kerja dan
menyelenggarakan makanan di
perusahaan;
7) Memeriksa kelengkapan peralatan
keselamatan kerja;
8) Mengembangkan pelayanan
kesehatan tenaga kerja;
9)Mengembangkan laboratorium
kesehatan dan keselamatan kerja,
melakukan pemeriksaan laboratorium
dan melaksanakan interpretasi hasil
pemeriksaan;
10) Menyelenggarakan administrasi
keselamatan kerja, higene perusahaan
dan kesehatan kerja.
d. Membantu pimpinan perusahaan
menyusun kebijaksanaan manajemen
dan pedoman kerja dalam rangka
upaya meningkatkan keselamatan
kerja, higene perusahaan, kesehatan
kerja, ergonomi dan gizi tenaga kerja.
5 Dilakukannya Uji Riksa Ini aturannya apa ya
terhadap setiap wkwkw
peralatan yang
digunakan Alat nya apa ya? Listrik
kah? Mesin kah? Atau
lingkungan kerja?
4.2Bidang SMK3

A. Temuan Negatif

Kondisi
Temuan Proses
NO Sumber Bahaya Dampak Rekomendasi Dasar Hukum
Negatif Bahaya
Bahaya

1 Hasil audit Tidak ada Terjadinya temuan Tidak ada Dijadwalkannya Peraturan
terkait informasi mayorterhadap jadwal audit internal Pemerintah
penerapan atau bukti ketidakkonsistenan pelaksanaan maupun Nomor 50
SMK3 dari bahwa dalam pemenuhan audit eksternal di tahun 2012
auditor eksternal masih ada persyaratan internal perusahaan pasal 14 ayat
sudah tidak penerapan peraturan maupun secara berkala 2
berlaku (OHSAS SMK3 di perundang- eksternal
18001 : 2007) perusahaan undangan SMK3

B. Temuan Positif

NO Temuan Positif Dasar Hukum Bunyi

1 Penetapan Kebijakan Peraturan Kebijakan K3 paling sedikit memuat : Visi, Tujuan


K3, serta Pemerintah Perusahaan, Komitmen dan tekad melaksanakan
penyebarluasan Nomor 50 tahun kebijakan, serta kerangka dan program kerja yang
Kebijakan K3 kepada 2012 pasal 7 ayat mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang
seluruh pekerja dan 3 bersifat umum dan/atau operasional
pihak lain yang terkait
Peraturan Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang
Pemerintah telah ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh, orang
Nomor 50 tahun lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan dan
2012pasal 8 pihak lain yang terkait

2 Perencanaan K3 telah Peraturan Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud


disusun berdasarkan Pemerintah pada ayat (2) pengusaha harus mempertimbangkan :
hasil penelaahan Nomor 50 tahun
a. Hasil penelaahan awal
awal, identifikasi 2012 pasal 9 ayat
b. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
potensi bahaya, (3)
pengendalian risiko
penilaian dan
c. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan
pengendalian risiko,
lainnya
peraturan yang
d. Sumber daya yang dimiliki
berlaku serta sumber
daya yang dimiliki
3 Pelaksanaan Peraturan Pasal 10
Rencana K3 telah Pemerintah
Nomor 50 tahun (1) Pelaksanaan rencana K3 dilakukan oleh pengusaha
menyediakan Sumber
daya manusia yang 2012 pasal 10, 11, berdasarkan rencana K3 sebagaimana dimaksud
memiliki kompetensi 12, 13 dalam Pasal 6 ayat (l) huruf c dan Pasal9.
(2) Pengusaha dalarn melaksanakan rencana K3
K3, pembentukan
P2K3, penyediaan
didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3,
anggaran K3,
prasarana, dan sarana.
(3) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud
pendokumentasian
Prosedur operasi,
padaayat (2) harus memiliki:
instruksi kerja,
a. kompetensi kerja yang dibuktikan dengan
pelaporan, serta
sertifikat; dan
pendokumentasian
b. kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan
lainnya, program-
surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan
program K3 seperti
dari instansi yang berwenang.
(4) Prasarana dan sarana sebagaimana dirnaksud pada
latihan
penanggulangan
ayat (2) paling sedikit terdiri dari:
keadaan darurat,dll
a. organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang
K3;
b. anggaran yang memaddi;
c. prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan
serta pendokumentasian; dan
d. instruksi kerja.
Pasal 11
(1) Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 harus
melakukan kegiatan dalam pemenuhan persyaratan
K3. .
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud padarayat (1)
paling sedikit meliputi:
a. tindakanpengendalian;
b. perancangan (design) dan rekayasa;
c. prosedur dan instruksi kerja;
d. penyerahan sebagianpelaksanaan pekerjaan;
e. pembeliarupengadaan barang dan jasa;
f. produk akhir;
g. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan
dan bencana industri; dan
h. rencana dan pemulihan keadaan darurat.
(3) Kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf
a sampai dengan huruf f, dilaksanakan berdasarkan
identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian
risiko.
(4) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
g dan huruf h dilaksanakan berdasarkan potensi
bahaya, investigasi, dan analisa kecelakaan.
Pasal 12

(1) Pengusaha dalam melaksanakan kegiatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal I I harus:'
a. menunjuk surnber daya manusia yang mempunyai
kompetensi kerja dan kewenangan di bidang K3;
b. melibatkan seluruh pekerja/buruh;
c. membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh
seluruh pekerja/buruh, orang lain selain
pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan
pihak lain yang terkait;
d. membuat prosedur informasi;
e. membuat prosedur pelaporan; dan
f. mendokumentasikanseluruhkegiatan.
(2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (l) harus diintegrasikan dengan kegiatan
manajemen perusahaan.
Pemantauan dan Peraturan Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana
Evaluasi Kinerja K3 Pemerintah dimaksud pada ayat (1) melalui pemeriksaan, pengujian,
telah dilaksanakan Nomor 50 tahun pengukuran, dan audit internal SMK3 dilakukan oleh
dengan 2012 pasal 14 sumber daya manusia yang kompeten
melaksanakan ayat (2)
identifikasi dan
4 dokumentasi ke
semua aktifitas yang
memerlukan
pemantauan,
pemeriksaan dan
pengukuran

Peninjauan dan Peraturan Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


peningkatan Kinerja Pemerintah dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan,
SMK3 dilakukan Nomor 50 tahun pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
dengan rapat tinjauan 2012 pasal 15
ulang secara berkala ayat (2)
yaitu setiap 6 bulan
sekali menyangkut
5 evaluasi terhadap
kebijakan K3, tujuan
sasaran dan kinerja
K3, hasil temuan audit
SMK3, evaluasi
penerapan SMK3 dan
kebutuhan untuk
pengembangan SMK3
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. PT XYZ sudah memiliki P2K3L yang dipimpin oleh Top Level Management dan
memiliki anggota yang terdiri dari perwakilan manajemen dan pekerja.
2. PT XYZ sudah memiliki empat Ahli K3 Umum, yang salah satunya telah mengikuti
kursus teknik penanggulangan Kebakaran paket C.
3. PT XYZ menerapkansistem manajemen K3 yang terintegrasi dengan system
manajemen perusahaan.
4. Belum adanya bukti penerapan sistem manajemen K3 mengingatsertifikat
OHSAS yang terkait sudah tidak berlaku.

5.2. Saran
1. PT XYZ disarankan untuk melakukan pembinaan terkait Ahli K3 Listrik.
2. PT XYZ disarankan melaksanakan audit secara berkala terkait penerapan SMK3
sesuai aturan yang barlaku.

Anda mungkin juga menyukai