Anda di halaman 1dari 15

BAB i

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun tidak menghendaki


terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja, maupun pencemaran lingkungan. Suatu
potensi resiko berupa kecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit
akibat kerja dapat muncul karena kesalahan dalam penggunaan peralatan,
kurangnya informasi terhadap area kerja dan kemampuan serta keterampilan dari
tenaga kerja yang kurang kompeten.

Upaya penerapan K3 baik secara keselamatan, kesehatan dan bahan-bahan


berbahaya maupun sikap kerja adalah salah satu cara untuk menciptakan area kerja
yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja agar selalu sehat, nyaman, selamat
dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah selesai melakukan pekerjaan
sehingga pada akhirnya tingkat produktivitas pada perusahaan tersebut dapat
mencapai level tertinggi.

Mengingat bahwa pemerintah terdapat banyak keterbatasan, maka


pelaksanaan K3 dapat dibantu melalui peran dunia usaha yaitu Perusahaan Jasa K3
dan lembaga K3 terkait agar pelayanan dan pemenuhan syarat K3 dapat
dilaksanakan dengan baik. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja melalui
SMK3 dapat terpenuhi agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan.

Mengingatkan setiap perangkat yang berada dalam naungan P2K3 Panitia


Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melakukan pengecekan terhadap
semua resiko yang dapat memicu bahaya dan melakukan penanganan keselamatan
kerja menurut undang – undang yang berlaku.

1.2. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup praktik kerja lapangan ini antara lain:


1. Pengawasan K3 bidang Keselamatan kerja
2. Pengawasan K3 bidang kesehatan kerja
3. Pengawasan K3 bidang Bahan-bahan berbahay

1
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari dilaksanakannya pelatihan dan observasi lapangan


ini adalahCalon Ahli K3 Umum dapat mengetahui dan memahai peraturan
perundang- undangan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan bahan-
bahan berbahaya di tempat kerja.
1. Calon Ahli K3 Umum dapat menilai resiko bahaya yang akan muncul di setiap
tempat kerja dari resiko yang menengah sampai dengan berbahaya
2. Memberikan pengetahuan, keahlian serta kesadaran daripada calon Ahli K3
Umum dalam menjaga keselamatan, kesehatan kerja dan bahan-bahan
berbahaya di tempat kerja.
3. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para
calon K3 Umum dapat menerapkan keahlian di tempat kerjanya dan dapat
memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan
meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja.
4. Sebagai dasar dan persyaratan untuk dapat menempuh sertifikasi sebagai Ahli
K3 Umum.
5. Para calon Ahli K3 Umum dapat mengobservasi penerapan persyaratan dan
pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Gemala Kempa Daya yang
meliputi keadaan dan fasilitas tenaga kerja, keadaan mesin-mesin, alat-alat
kerja, instalasi serta peralatan lainnya, dengan ruang lingkup pengawasan di:
• Pengawasan K3 bidang lingkungan kerja
• Pengawasan K3 bidang kesehatan kerja
• Pengawasan K3 bidang bahan-bahan berbahaya
6. Para Calon Ahli K3 Umum dapat mengimplementasikan materi yang didapat
selama pelatihan di lapangan.
7. Menyampaikan hasil dari peninjauan, pengamatan dan pengumpulan data
observasi perusahaan yang telah disusun dalam suatu laporan/makalah.
Sebagai Calon Ahli K3 Umum dapat memberikan saran / masukan pada PT.
Gemala Kempa Daya tentang implementasi K3 yang benar.

1.4. DASAR HUKUM

Dasar hukum yang dipakai dalam makalah ini berdasarkan bidang


pengawasan yang di analisis ialah :

2
1. Bidang lingkungan kerja
 Peraturan Menteri 05 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Lingkungan
 Permen No. 02 tahun 1983 tentang instalasi alarm kebakaran

2. Bidang kesehatan kerja


 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
02/Men/1980
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
01/Men/1981
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
15/Men/VIII/2008
 Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi
No.SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin dan ruang
tempat makan
 PP No 88 tahun 2019
 UU No 24 Tahun 2011
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.
68/Men/IV/2004 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat Kerja
 Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor
M/7/AS.02.02/V/2020 tentang Rencana Keberlangsungan Usaha
dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease
 Permenakes No 10 tahun 2021
 Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor
M/7/AS.02.02/V/2020 tentang Rencana Keberlangsungan Usaha
dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
11/Men/VI/2005

3. Bidang bahan – bahan berbahaya


 Kep Men Tenaga Kerja No.187/MEN/1999 tentang Penyediaan
Lembar Data Keselamatan Bahan ( LDKB ) dan Label.

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH SINGKAT

Perkembangan industri komponen kendaraan bermotor di tanah air,


terus meningkat seiring dengan kemajuan industri kendaraan bermotor. Total luas
kawasan PT. Gemala Kempa Daya 45.353 m2. Perusahaan pertama yang didirikan
oleh IGP Group adalah PT. Gemala Kempa Daya, yaitu pada tanggal 7 Oktober
1980 dengan akte Nyonya Rukma Santi Hardjasatya, SH No.15 dan mendapat
lisensi pada tanggal 22 September 1981. Dimana pemilik saham dari perusahaan ini
antara lain Astra Group, PT. Sapta Panji Manggda, PT. Mudaya Corp, PT. Trikirana
Investindo Prima, PT. Santiniluwansa Lestari dan PT. Wahanalaksana
Kertaprachana. Pada bulan Januari dan Februari 1985 PT. Gemala Kempa Daya
melakukan uji coba produksi komersialnya seperti rangka truk ukuran besar dengan
menggunakan mesin press yang dimilikinya, yaitu mesin press 2000 ton. Sedangkan
pada bulan September 1987 perusahaan ini mulai memproduksi Baking Plate untuk
sistem pengereman mobil.
Seiring berkembangnya perusahaan ini, dan menjawab tantangan pasar pada
bulan Agustus 1992 dilakukan uji coba produksi dengan mesin press 4000 ton,
dengan jumlah tenaga kerja 700 orang. Adapun hasil produksi PT. Gemala Kempa
Daya adalah frame chasis dan press parts sebagai bisnis utamanya, dan PT.
Gemala kempa Daya betekad untuk menjadi produsen frame chassis dan press
parts dengan daya saing terbaik di wilayah global. Pada tahun 2013 PT. Gemala
Kempa Daya membangun plant baru di Karawang, Karawang, Jawa Barat dengan
luas 46.947m2. Pendirian perusahaan ini adalah tindak lanjut dari tuntutan
kebutuhan akan suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor berbahan logam
yang terus meningkat seiring dengan perkembangan industri otomotif Indonesia.
Kemajuan pesat industri otomotif Indonesia berdampak pada peningkatan kebutuhan
akan suku cadang dan aksesori kendaraan. Hal ini secara langsung memicu
tumbuhnya berbagai perusahaan supplier kebutuhan tersebut, termasuk PT.
Gemala Kempa Daya Plant Karawang.

2.2 VISI DAN MISI PERUSAHAAN

a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan perusahaan kelas dunia melalui kemampuan Quality,

4
Cost, Delivery, Development, Safety, dan Management yang excellent.

b. Misi Perusahaan
1) Mengembangkan industri komponen otomotif yang handal kompetitif, serta
menjadi mitra strategis bagi para pemain industri otomotif Indonesia dan
Regional.
2) Menjadi warga usaha yang bertanggung jawab dan memberikan kontribusi
positif kepada pemangku kepentingan (pemegang saham, tenaga kerja,
masyarakat dan pemerintah).

2.3 KONDISI LINGKUNGAN

Sarana Pokok :
 Press Machine
 Laser Cutting
 Frame Assy Line
 Painting & Coating

Fasilitas Penunjang :

 TPS B3
 P3K
 Poli klinik
 APAR
 Fire facility
 Area istirahat

Sarana Pokok :

 Toilet
 Ruang Ganti
 Kantin
 Tempat parkir

5
2.4 STRUKTUR ORGANISASI

6
2.5 STRUKTUR ORGANISASI P2K3

Surat Keputusan Kepala UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah II


Nomor : 566.11/KEP.726 uptd-Wil.II/2019
Tentang
Pengesahan Susunan Pengurus Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3)
Di Perusahaan : PT. GEMALA KEMPA DAYA
Kawasan Industri Indotaisel Blok p-4 Desa Kalihurip Kec. Cikampek Kab. Karawang

 Ketua : Aristoni Ardhi


 Wakil Ketua : Yosep Khristian
 Sekretaris : Haryadi
 Anggota :
1. Emmanuel Subroto
2. Budiyono
3. Subhan. R
4. Minhajul Qowim
5. Komarudin Tri. A
6. Arief Prasetyohadi
7. Aftian Wijaya
8. Godang Torkis Nasution
9. Saddam Husin
10. Tulus Hartoyo
11. dr. Santy Octavianty. R

7
BAB III
TEMUAN DAN ANALISA

1. BIDANG LINGKUNGAN KERJA


1.1. TEMUAN POSITIF

N
INFO / FOTO TEMUAN / RISIKO PERATURAN
O
1 Berdasarkan Wawancara Ruang kerja office sudah
memenuhi standar
banyaknya orang yang Peraturan Menteri 05
berada di ruangan, karena Tahun 2018 tentang
Volume ruangan menurut Keselamatan dan
perhitungan dari Cubic Kesehatan Lingkungan
Space orang yang berada Kerja pasal 42
di ruangan yaitu 120 orang,
sedangkan di dalam
ruangan ada 20 pekerja

Area Toilet/ jamban sudah Peraturan Menteri 05


memenuhi standar bersih Tahun 2018 tentang
dan sudah disesuaikan Keselamatan dan
dengan rasio jumlah pekerja Kesehatan Lingkungan
Kerja pasal 33 dan Pasal
34
2
Berdasarkan wawancara Dan
3 Foto
Perusahaan sudah
melakukan pengukuran di  Peraturan Menteri 05
area holemaking pada Tahun 2018 tentang
lingkungan kerja untuk Keselamatan dan
faktor fisika berupa cahaya, Kesehatan Lingkungan
kebisingan, kelembaban Kerja pasal 2 dan pasal 3
oleh PJK3

 
4 Berdasarkan Wawancara Terdapat bidang yang Peraturan Menteri 05
memiliki kebisingan, tetapi Tahun 2018 tentang
sudah dilakukan Keselamatan dan
penanganan resiko berupa Kesehatan Lingkungan
Administratif dan adanya Kerja Pasal 8 Ayat 1, pasal
penyediaan APD 7 ayat 3,7, 8 dan pasal 10

8
5
Peraturan Menteri 05
Halaman PT. Gemala Tahun 2018 tentang
Kempa Daya terlihat bersih, Keselamatan dan
tertata rapi, rata, tidak Kesehatan Lingkungan
becek. Dan jalannya luas Kerja Pasal 26 dan pasal
yang cukup untuk dilintasi 27
oleh orang dan barang

1.2. TEMUAN NEGATIF

TEMUAN /
NO INFO / FOTO SARAN PERATURAN
RISIKO
Tidk adanya
pendeteksi
penyediaan instalasi Permen No. 02 tahun
kebakaran
alarm kebakaran 1983 tentang
Hasil wawancara ( instalasi alarm
( smoke detector, instalasi alarm
kebakaran
heat detektor) kebakaran pasal 2
automatik) pada
1 bangunan
  Permen No. 08 tahun
Memperkerjakan 3 2020 tentang
Kurangnya personil untuk keselamatan dan
jumlah personil pelaksanaan kesehatan kerja
pada pesawat angkut pesawat angkat dan
pelaksanaan meliputi teknisi, pesawat angkut
pesawat angkat operator, juru ikat pasal 140
2 (rigger)

Tidak Permen No. 05 tahun


dilakukannya harus melakukan 2018 tentang
pengukuran pengukuran keselamatan dan
Hasil wawancara
lingkungan kerja lingkungan kerja kesehatan kerja
terutama bagian bagian office lingkungan kerja
3 office pasal 6

2. BIDANG KESEHATAN KERJA


2.1. TEMUAN POSITIF

NO INFO / FOTO TEMUAN / RISIKO PERATURAN

Peraturan Menteri Tenaga


MCU pre employee dan
Kerja dan Transmigrasi No.
1 MCU annual (pertahun)
Per. 02/Men/1980 Pasal 2
untuk seluruh karyawan
dan 3
 

9
Analisis PAK berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga
2 Berdasarkan wawancara hasil MCU oleh dokter Kerja dan Transmigrasi No.
klinik dan SHE Per. 01/Men/1981 Pasal 2
Memiliki Kotak P3K yang Peraturan Menteri Tenaga
3 Berdasarkan wawancara Kerja dan Transmigrasi No.
tersebar di 3 area plant
Per. 15/Men/VIII/2008 Pasal 2

Memiliki ruang P3K Peraturan Menteri Tenaga


4 dengan nakes Kerja dan Transmigrasi No.
bersertifikasi hiperkes Per. 15/Men/VIII/2008 Pasal 9

& Berdasarkan wawancara


Surat Edaran Menteri Tenaga
Memiliki ruang makan
dan Transmigrasi
terpisah dengan makanan
5 (Video) & Berdasarkan wawancara No.SE.01/MEN/1979 Tentang
yang disediakan vendor
Pengadaan Kantin dan ruang
katering tersertifikasi
tempat makan
Program kesehatan
berbasis Promotif,
6 PP No 88 tahun 2019 Pasal 1
Preventif, dan Kuratif oleh
klinik

Asuransi kesehatan dan


UU No 24 Tahun 2011 Pasal
7 ketenagakerjaan untuk
  14
seluruh karyawan
Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No.
Program penanganan HIV
Kep. 68/Men/IV/2004 Tentang
8 Berdasarkan wawancara / AIDS (saat ini tidak ada
Pencegahan dan
karyawan yang terinfeksi)
Penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja
Surat Edaran Menteri
Ketenagakerjaan RI Nomor
M/7/AS.02.02/V/2020 tentang
9 Berdasarkan wawancara Screening Covid Rencana Keberlangsungan
Usaha dalam Menghadapi
Pandemi Corona Virus
Disease
Vaksin Covid lengkap 3x Permenakes No 10 tahun
10 Berdasarkan wawancara
bagi seluruh karyawan 2021 Pasal 1 poin 5
Surat Edaran Menteri
Ketenagakerjaan RI Nomor
Menjalan protokol Covid di M/7/AS.02.02/V/2020 tentang
11 Rencana Keberlangsungan
area kantin
Usaha dalam Menghadapi
Pandemi Corona Virus
  Disease

10
11
2.2. TEMUAN NEGATIF

N TEMUAN /
INFO / FOTO SARAN PERATURAN
O RISIKO

Peraturan Menteri
P3K di TPS tidak Penempatan Tenaga Kerja dan
1 dilengkapi dengan kotak P3K di TPS Transmigrasi No. Per.
kotak P3K minimal tipe A 15/Men/VIII/2008
Pasal 10

Menambahkan
Belum ada program
program rehabilitatif dalam PP No 88 Tahun 2019
2
kesehatan pelayanan Pasal 1
rehabilitatif kesehatan oleh
nakes

Program
pencegahan Peraturan Menteri
Melakukan
penyalahgunaan Tenaga Kerja dan
pencegahan dan
3 Berdasarkan wawancara Narkotika hanya Transmigrasi No. Per.
promosi anti
dimasukkan 11/Men/VI/2005 Pasal
narkoba
sesekali dalam 2
MCU

3. BIDANG BAHAN – BAHAN BERBAHAYA


3.1. TEMUAN POSITIF

N
INFO / FOTO TEMUAN / RISIKO PERATURAN
O

Kep Men Tenaga Kerja


No.187/MEN/1999 Pasal
Penyediaan Lembar
3 ayat 1 tentang
Data Keselamatan
1 Penyediaan Lembar
Bahan (LDKB ) Dan
Data Keselamatan
Label B3
Bahan ( LDKB ) dan
Label.

12
KEPUTUSAN MENTERI
TENAGA KERJA R.I.
NO.KEP. 187/MEN/1999
TENTANG
Penyedian TPS Limbah B3
2 PENGENDALIAN BAHAN
KIMIA BERBAHAYA DI
TEMPAT KERJA
MENTERI TENAGA
KERJA R.I. BAB I pasal 2
KEPUTUSAN MENTERI
3 TENAGA KERJA R.I.
NO.KEP. 187/MEN/1999
TENTANG
Ruang penyimpanan B3 PENGENDALIAN BAHAN
KIMIA BERBAHAYA DI
TEMPAT KERJA
MENTERI TENAGA
KERJA R.I. BAB 1 pasal 2

3.2. TEMUAN NEGATIF

N TEMUAN /
INFO / FOTO SARAN PERATURAN
O RISIKO
KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA
Tidak adanya KERJA R.I. NO.KEP.
AK3 Kimia di PT. 187/MEN/1999
Gemala Kempa TENTANG
Merekrut Pekerja ahli
Daya untuk PENGENDALIAN
1 Berdasarkan Wawancara k3 kimia sekurang-
menentukan BAHAN KIMIA
kurangnya 1 orang
bahaya kimia BERBAHAYA DI
yang ada pada TEMPAT KERJA
perusahaan MENTERI TENAGA
KERJA R.I. BAB IV
Pasal 16
KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA
KERJA R.I. NO.KEP.
187/MEN/1999
Tidak ada TENTANG
Membuat tanda pada
penanda pada PENGENDALIAN
3 ruangan bahan kimia
ruangan bahan BAHAN KIMIA
K3
kimia BERBAHAYA DI
TEMPAT KERJA
MENTERI TENAGA
KERJA R.I. BAB I
pasal 3

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pemantauan lapangan dan penjelasan mengenai


pengawasan k3 bidang lingkungan kerja, pengawasan K3 bidang kesehatan kerja,
dan pengawasan K3 bidang bahan – bahan berbahaya di PT. Gemala Kempa Daya,
maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada bidang lingkungan kerja : cubic space ruang kantor dan jumlah jamban
sudah memenuhi aturan. Pengukuran di area holemaking pada lingkungan kerja
(bahaya cahaya, kebisingan, dan kelembaban) oleh PJK3 serta melakukan
pengendalian bahaya bising dengan metode administrative dan APD.
Perusahaan juga memastikan kondisi halaman dan jalan selalu aman untuk
dilintasi orang dan barang.

2. Pada bidang kesehatan kerja : pemeriksaan kesehatan baik sebelum bekerja


maupun pemeriksaan berkala dilakukan setiap 1 tahun sekali serta melakukan
analisis PAK berdasarkan pemeriksaan berkala. Perusahaan menyediakan kotak
P3K di 3 area berbeda serta menyediakan 1 ruang P3K dengan nakes yang
memiliki sertifikasi hiperkes. Nakes yang bertugas di klinik menjalankan program
kesehatan promotif, preventif dan kuratif. Perusahaan juga menyediakan ruang
makan terpisah, katering makan dari vendor yang tersertifikasi serta aturan
ruang makan yang mengikuti protokol masa endemic Covid. Setiap karyawan di
daftarkan ke BPJS Kesehatan sebagai asuransi kesehatan dan BPJS
tenagakerja. Selama masa pandemi dan endemi Covid, perusahaan giat
menjalankan skrining Covid dan vaksinasi untuk seluruh karyawan.

3. Pada bidang pengawasan bahan – bahan berbahaya : menyediakan tempat


khusus pemnyimpanan bahan berbahaya serta menyediakan LDKB (Lembar
Data Keselamatan Bahan) dan label B3 pada setiap bahan Kimia. Perusahaan
juga menyediakan TPS untuk semua jenis limbah B3 dan non B3.

14
B. Saran

Berdasarkan temuan yang ada di lapangan dan wawancata yang dilakukan


dengan pihak PT Gemala Kempa Daya, penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Menyediakan instalasi alarm kebakaran (smoke / heat detector).
2. Mempekerjakan minimal 3 personil untuk pelaksanaan pesawat angkut (teknisi,
operator, dan juru ikat).
3. Penempatan kotak P3K di TPS minimal tipe A.
4. Menambahkan program rehabilitative dalam pelayanan kesehatan oleh nakes.
5. Melakukan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkotika di lingkungan
kerja.
6. Memperkerjakan ahli K3 kimia minimal 1 orang.
7. Membuat penanda ruangan untuk ruang penyimpanan bahan Kimia.

15

Anda mungkin juga menyukai