Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
BIDANG PENGAWASAN NORMA K3 UMUM

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN BATCH 1 SURABAYA

EDWIN MOHAMAD ALDRIN

PENYELENGGARA

PT. PHITAGORAS GLOBAL DUTA

SURABAYA, 2 - 17 NOVEMBER 2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Kesehatan Rahmat, Rezeki, Ilmu, Hidayah, dan karunia-Nya, sehingga
kita dapat melakukan kegiatan pelatihan ini guna bekal kita untuk semakin lebih baik
lagi untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Laporan ini dibuat
sebagai persyaratan kelulusan pelatihan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Umum (AK3U). Arahan, bimbingan serta penjelasan dari narasumber,
pengajar, diskusi dan kerjasama kelompok adalah menjadi dasar dalam penyusunan
laporan ini. Praktek Kerja Lapangan ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan Ahli
K3 Umum yang diselenggarakan oleh Phitagoras dan Disertifikasi oleh Kementrian
Tenaga Kerja RI

Akhir kata kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga ini membawa manfaat bagi
perkembangan ilmu.

Penulis,

Surabaya, 15 November 2023

EDWIN MOHAMAD ALDRIN

2
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………… 4
1.2 Maksud Tujuan ……………………………………………… 5
1.3 Ruang Lingkup ……………………………………………… 5
1.4 Dasar Hukum ……………………………………………… 6

BAB II. KONDISI/FAKTOR PERUSAHAAN


2.1 Gambaran Umum Perusahaan 8
……………………………………………
2.2 Temuan …. 9
…………………………………………..

BAB III. ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH


3.1 Analisa Temuan Positif ……………………………………………… 11
3.2 Analisa Temuan Negatif ……………………………………………… 17

BAB IV. PENUTUP


4.1 Kesimpulan ……………………………………………… 25
4.2 Saran ……………………………………………… 25
REFERENSI ……………………………………………… 26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu


program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat
kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pembinaan Ahli K3 Umum merupakan program bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran pekerja dan karyawan tentang
pentingnya keselamatan kerja yang dapat mengurangi kecelakaan
kerja dan timbulnya penyakit akibat kerja, sehingga perusahaan
mampu meningkatkan produktivitas di tempat kerja. Selain itu,
pembinaan Ahli K3 Umum juga salah satu bentuk pemastian bahwa
perusahaan dan pekerja mematuhi peraturan keselamatan dan
Kesehatan kerja yang berlaku sehingga tercipta budaya keselamatan
kerja di tempat kerja.
Angka kecelakaan kerja semakin naik sebelum dilaksanakan
SMK3, hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah kasus sebanyak
234.370 pada tahun 2021. Dan mengalami kenaikan pada tahun
2022 sebanyak 298.137 kasus kecelakaan kerja. Tren untuk
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja semakin naik karena
belum dilaksanakannya sistem manajemen K3 secara merata pada
setiap perusahaan, terutama perusahaan dengan kategori menengah
ke bawah. Hal ini juga disebabkan oleh ketidak patuhan perusahaan
atau tidak mengertinya perusahaan tentang peraturan perundang
undangan. Sehingga dapat disimpulkan ada kenaikan sebanyak
23,90%. Oleh karena itu perlunya peran pemerintah secara gencar
menggalakkan sistem manajemen K3 pada semua lini baik
konstruksi, manufaktur, begitu juga pada PT. Energi Agro Nusantara

4
(ENERO) yang memiliki tenaga kerja sebanyak 133 Karyawan
dengan tiga shift jam kerja, beroperasional selama 24 jam dalam
memproduksi Ethanol yang merupakan bahan kimia berbahaya
dengan karakteristik mudah terbakar dan tergolong dalam
perusahaan yang mempunyai potensi bahaya besar.
Dari latar belakang tersebut maka kelompok kami melakukan
analisis dan membuat laporan mengenai pengawasan norma K3
Umum di PT. Energi Agro Nusantara (ENERO).

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk Membekali


pengetahuan sebagai calon Ahli K3 Umum mengenai K3 dengan praktek
nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja yang meliputi Pengawasan Norma K3
Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, Bahan Berbahaya & Beracun, SMK3 &
Kelembagaan K3, K3 Kontruksi Bangunan, Listrik, Penanggulangan
Kebakaran, Pesawat Uap, Bejana Tekan, K3 Mekanik.

Tujuan dilaksanakan PKL ini adalah memberikan kesempatan Ahli K3


Umum untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajari dalam situasi nyata di lingkungan kerja seperti belajar bagaimana
berinteraksi dengan pekerja, memahami tantangan keselamatan yang
dihadapi, mengidentifikasi potensi bahaya, mengevaluasi kepatuhan
prosedur keselamatan, mengusulkan Langkah perbaikan untuk memastikan
lingkungan kerja yang lebih aman.

1.3 RUANG LINGKUP

Bidang pengawasan Norma K3 Umum :

1. Bidang Pengawasan Norma SMK3 Dan Kelembagaan K3

2. Bidang Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan


K3 Mekanik.

3. Bidang Pengawasan Norma K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja


Dan Bahan Berbahaya & Beracun.
5
4. Bidang Pengawasan K3 Kontruksi Bangunan, Listrik Dan
Penanggulangan Kebakaran

1.4 DASAR HUKUM


1.4.1 Bidang Pengawasan Bahan Beracun dan Berbahaya

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan


Kerja

2. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3


3. PP No. 22 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.
4. Permen No. Per.08/Men/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
5. Permenaker No. 74 tahun 2001 Tentang Penyimpanan Bahan
Kimia
6. Kepmen No.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya

1.4.1 Bidang Pengawasan K3 Lingkungan kerja


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
3. Permenaker No. Per-05/MEN/2018 Tentang Kesehatan dan Keselamatan
Lingkungan Kerja

1.4.2. Bidang Pengawasan K3 Kesehatan kerja

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.


2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. Permenakertrans No. Per.02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
4. Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
5. Permenakertrans No.03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
6. Permenaker no.10 tahun 2016 Tentang Tata Cara Pemberian Program
Kembali Kerja Serta Kegiatan Promotif Dan Kegiatan Preventif

6
Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja
7. Kepmenakertrans No: Kep/68/MEN/IV/2004 Tentang Pencegahan Dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
8. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep.22/DJPPK/V/2008 Tentang Petunjuk
Teknik Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
9. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin Dan Ruang Makan.

7
BAB II
KONDISI / FAKTA PERUSAHAAN

2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


PT. Energi Agro Nusantara (Enero) merupakan anak
perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara X (PTPN X) yang
bergerak di bidang energi terbarukan berupa bioetanol dengan
mengolah molase menjadi bioetanol dengan kadar > 99,5 %.
Pendirian perusahaan ini diawali dengan adanya penandatanganan
perjanjian Goverment to Goverment (G to G) pada tanggal 2 Agustus
2010 yang tercatat dalam Memorandum of Understanding (MoU)
antara Kementerian Perindustrian RI dengan New Energy and
Industrial Technology Development Organisation (NEDO) Jepang.
Perjanjian tersebut berisikan kerjasama pembangunan pabrik
bioetanol dengan bahan baku molase. NEDO memberikan bantuan
berupa peralatan utama (main equipment) sedangkan Kementerian
Perindustrian RI membiayai pekerjaan persiapan proyek, pekerjaan
engineering, civil, utility dan wastewater treatment plant (WWTP),
sedangkan biaya-biaya atas pelaksanaan proyek dihibahkan kepada
PT. Perkebunan Nusantara X (PTPN X) yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak pada tanggal 4 Oktober 2010. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), perjanjian Implementation Document (ID) kemudian
ditandatangani oleh PT. Perkebunan Nusantara X (PTPN X) dengan
entrusted parties yang ditunjuk oleh Jepang yaitu Tsukishima Kikai
dan Sapporo Engineering Ltd (TSK dan Sapporo). Untuk
meningkatkan kinerja dan keunggulan daya saing, PT. Perkebunan
Nusantara X (PTPN X) memutuskan untuk mendirikan anak
perusahaan yang mengelola pabrik bioetanol. Pendirian anak
perusahaan tersebut telah disetujui oleh Kementerian BUMN selaku
Pemegang Saham PT. Perkebunan Nusantara X. Pendirian anak

8
perusahaan ini didasarkan pada Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto,
S.H. No. 3 tanggal 5 Juni 2013 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan
HAM Republik Indonesia Nomor AHU-33493.AH.01.01 tahun 2013
dengan pembaruan No. 21 tanggal 18 Juli 2013 dan disahkan oleh
Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor AHU AH.01.01
108 tahun 2013. Nama anak perusahaan tersebut adalah PT. Energi
Agro Nusantara (PT. ENERO).
PT. ENERO telah memiliki dan menerapkan standard ISO
Integrated yaitu ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu); ISO
45001:2018 (Sistem Manajemen K3); serta ISO 14001:2015 (Sistem
Manajemen Lingkungan).

2.2 TEMUAN

2.2.1 Temuan Positif


1. Perusahan melaksanakan dan membiayai MCU untuk
karyawan.
2. Perusahaan sudah menyediakan dan menerapkan
segregasi sampah menjadi 2 bagian, yaitu organik, non-
organik.
3. Terlaksananya Audit Internal K3 dan Eksternal K3 dengan
ditandai Terpasangnya berbagai Macam Sertifikasi pada
Dinding.
4. Telah Terbentuk Struktur Organisasi Panitia Pembina
Keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) Yang dipimpin
Langsung oleh direktur dan sekertaris P2k3 merupakan Ahli
K3 YangTelah Memiliki SK Penujukan.
5. Gambar wearing diagram listrik sudah tersedia di ruang
panel
6. Sistem hydrant yang sudah otomatis
7. Pipa yang digunakan pada kegiatan operasi telah
memenuhi standard SNI
8. Operator pesawat Uap sudah terlatih dan memiliki Sertifikat
sesuai peraturan perundang-undangan

9
2.2.2 Temuan Negatif
1. Ditemukan tenaga kerja tidak menggunakan APD pada
area produksi CO2 (karbon dioksida).
2. Pencahayaan di Lorong menuju ruang kerja kurang.
3. Lembaran Undang undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja belum terpasang di lingkungan kerja PT.
ENERO.
4. Tim P2K3 tidak memelihara marka jalan di Lingkungan
kerja, seperti tidak adanya zebra cross dan jalur pejalan
kaki.
5. Jalan jalur angkut ambles dan berlubang serta tidak ada
marka jalan.
6. Tidak ditemukan label masa berlaku pada Apar.
7. Pipa yang digunakan pada kegiatan operasi tidak
mempunyai simbol warna.
8. Tidak terlihat operator/petugas yang stand by di area
tersebut untuk mengawasi

10
BAB III

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 ANALISA TEMUAN POSITIF


N Dokumentasi Lokasi Temuan Deskripsi Temuan Analisa Manfaat Dasar Hukum
O
1. Sesi Interview Perusahaan melakukan Untuk mengetahui
Permen 02/1980, pasal 9 ditegaskan
dan membiayai MCU kondisi ksehatan bahwa pengurus bertanggung jawab
untuk karyawan para karyawan dan atas biaya pemeriksaan kesehatan
mengukur UU No.1 Tahun 1970 tentang K3, pasal
ketahanan fisik 8:

karyawan dan (1) Pengurus diwajibkan memeriksakan


menyelesaikan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang
pekerjaan, akan diterima maupun akan dipindahkan
sehingga bisa sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan padanya
meminimalisir
resiko cedera
akibat kerja dan
atau PAK.

11
2 Perusahaan sudah Memastikan permenaker no. 5 tahun 2018, tentang
menyediakan dan seluruh pekerja Lingkungan Kerja, pasal 37:
menerapkan segregasi telah mendapat (1). Tempat sampah dan peralatan
sampah menjadi 2 sosialisasi Kebersihan sebagaimana dimaksud
bagian, yaitu organik dan mengenai dalam Pasal 34 ayat (3) huruf c harus
non-organik. segregasi sampah disediakan pada setiap Tempat Kerja.
dan dipatuhi. (2) Tempat sampah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
harus:
a) Terpisah dan diberikan label untuk
sampah organik, non organik, dan bahan
berbahaya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b) Dilengkapi dengan penutup dan
terbuat dari bahan kedap air; dan c)
Tidak menjadi sarang lalat atau binatang
serangga yang lain.

12
3. Lingkungan Kerja Terlaksananya Audit Sertifikasi SMK3
PP No. 50 Pasal 5 ayat 1 tentang Setiap
PT. ENERO – Internal K3 dan menjadi salah satu perusahaan wajib menerapkan SMK3 di
Mojokerto Eksternal K3 dengan bukti bahwa perusahaannya
ditandai Terpasangnya penerapan SMK3
berbagai Macam berjalan dengan
Sertifikasi pada Dinding. baik di PT. ENERO
– Mojokerto,
sehingga dapat
menciptakan zero
accident.
4. Berdasarkan Lingkungan Kerja Telah Terbentuk Struktur Struktur organisasi
Lampiran PP No. 50 Pada halaman 9
wawancara dengan PT. ENERO – Organisasi Panitia memudahkan nomor 2 huruf a bahwa Perusahaan
Bp. Nurul selaku HSE Mojokerto Pembina Keselamatan pengembangan wajib membentuk Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
dan kesehatan kerja program, pelatihan selanjutnya disingkat P2K3 yang
(P2K3) Yang dipimpin Sumber daya, bertanggung jawab di bidang K3.
Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur
Langsung oleh direktur sarana dan pengusaha dan tenaga kerja atau
dan sekertaris P2k3 prasarana yang pekerja/buruh yang susunannya terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
merupakan Ahli K3 terkait dengan K3. P2K3 mempunyai tugas memberikan
YangTelah Memiliki SK saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau
Penujukan. pengurus mengenai masalah
keselamatan dan kesehatan kerja.

13
5. Sesi interview Gambar wearing Gambar instalasi PP No 50 Tahun 2012 Pasal 10 Ayat 4
dengan Pak Nurul diagram listrik sudah listrik harus terus Huruf C terkait prasarana dan sarana
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
PT Enero tersedia di ruang panel didokumentasikan paling sedikit terdiri dari, (c) prosedur
dan diperbaharui operasi/kerja, informasi, dan pelaporan
serta pendokumentasian.
setiap ada
Permenaker No. 12 tahun 2015 pasal 3
perubahan yang tentang pelaksanaan K3 listrik
dilakukan dan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
bertujuan: a. melindungi keselamatan
terkomunikasikan dan kesehatan tenaga kerja dan orang
lain yang berada di dalam lingkungan
tempat kerja dari potensi bahaya listrik,
b. menciptakan instalasi listrik yang
aman, handal dan memberikan
keselamatan bangunan beserta isinya,
dan c. menciptakan tempat kerja yang
selamat dan sehat untuk mendorong
produktivitas.

PUIL 2011 Bagian 132.13 terkait


Dokumentasi untuk instalasi listrik

14
6. Di ruang pompa Sistem hydrant yang Apabila terjadi Peraturan pompa diesel pemadam
kebakaran SNI 03-3989-2000 tentang
sudah otomatis kebakaran system
tata cara perencanaan sistem springkle
hydrant berjalan otomatis untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung
secara otomatis
dan apabila -Permenaker no.2 tahun 1983
tekanan turun
diesel Pump akan
berjalan secara
otomatis dan mati
secara manual
7. Area Instalasi Pipa yang digunakan Mengurangi resiko Pemenaker RI No. 37 tahun 2016 :
Pasal 5 - Bejana Tekanan
pipa proses pada kegiatan operasi bahaya akibat
Sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Steam telah memenuhi salah pemilihan mempunyai tekanan lebih dari 1 kg/cm^
(satu kilogram per sentimeter persegi)
standard SNI bahan dan
dan volume lebih dari 2,25 (dua koma
spesifikasi khusus dua puluh lima) liter.
untuk pipa proses
Steam

15
8. Wawancara dengan Sesi Interview Operator pesawat Uap Operator pesawat Permen No 1 Tahun 1988 pasal 6 ayat
uap memiliki 1:
Pak Nurul PT ENERO sudah terlatih dan
kompetensi dan
memiliki Sertifikat sesuai berkeahlian khusus Sertifikat operator diterbitkan oleh
untuk mengurangi Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya
peraturan perundang- setelah yang bersangkutan dinyatakan
resiko kecelakaan
undangan kerja akibat lulus
pengoperasian
pesawat uap

16
3.2 TEMUAN NEGATIF

Deskripsi Potensi Saran Dasar Hukum


Dokumentasi Lokasi Temuan
NO. Temuan Bahaya Perbaikan

1 - Site Visit Ditemukan tenaga Bisa Memakai APD Permenaker no 5 tahun


kerja tidak mengakibatkan dilingkungan kerja 2018 pasal 7 ayat 8
menggunakan APD kecelakaan kerja penggunaan alat pelindung
pada area produksi di area produksi diri merupakan upaya
CO2 (karbon penggunaan alat yang
dioksida) berfungsi untuk mengisolasi
sebagian atau seluruh
tubuh dari sumber bahaya.

2 - Site Visit Pencahayaan di Mengakibatkan Segera diberikan Permen 5 tahun 2018


Lorong menuju penglihatan tambahan lampu tentang keselamatan dan
ruang kerja kurang terbatas, resiko penerangan di area kesehatan kerja
terjatuh dan

17
terbentur, dapat tersebut. lingkungan kerja
mengakibatkan
Pasal 8 Ayat 1 Huruf H
penyakit akibat
Tentang pencahayaan,
kerja (Mata)
pasal 16 Ayat 1
Pengukuran dan
pengendalian
pencahayaan harus
dilakukan ditempat kerja.

Berdasarkan wawancara - Kurangnya Memasang


3. dengan Bp. Nurul selaku Lokasi area kerja Lembaran Undang UU No.1 Tahun 1970 ,
pengetahuan Lembaran UU di
HSE PT. ENERO - undang No. 1 Tahun Pasal 14 a mengenai
( lembaran UU area kerja yang
Mojokerto 1970 tentang Keselamatan Kerja di
tersebut terlihat dengan jelas
Keselamatan Kerja Indonesia adalah
memberikan di lingkungan kerja,
belum terpasang di mengenai tanggung
informasi dan hal ini akan
lingkungn kerja PT. jawab pengusaha
referensi yg jelas membantu
ENERO. terhadap kecelakaan
mengenai meningkatkan
kerja
peraturan dan kesadaran dan
standart pengetahuan
keselamatan kerja karyawan tentang

18
yang harus diikuti persyaratan
- Kurangnya keselamatan kerja.
kesadaran
(karyawan tidak
memiliki akses
langsung ke
infomasi dan
ketentuan
keselamatan kerja
yang diatu dalam
UU , Hal ini
berpotensi
mengurangi
kesadaran tentang
hak n kewajiban
Keselamatan kerja

- Tidak
adanya
pengingat
( lembaran UU
yang terpasang
di tempat kerja
19
berfungsi sebagai
pengingat visual
yang konstan
mengenai
pentingnya
keselamatan
kerja..

20
UU No. 1 Tahun 1970 Pasal
4. Site Visit lokasi Tim P2K3 tidak Menimbulkan Dibuatkan marka
9 ayat 1 huruf a tentang
produksi memelihara marka kecelakaan kerja bagi pejalan kaki,
Kondisi-kondisi dan bahaya-
jalan di Lingkungan seperti tertabrak penyebrangan bagi
bahaya serta yang dapat
kerja, seperti tidak mobil pengangkut pejalan kaki, dan
timbul dalam tempat
adanya zebra cross material. dipasang rambu –
kerjanya
dan jalur pejalan rambu
kaki. UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 12 huruf d tentang
Meminta pada pengurus
agar dilaksanakan semua
syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang
diwajibkan

21
5. perimeter jalan area Jalan jalur angkut berpotensi terjadi jalan yang ambles UU no.1 Tahun 1970 bab 3
produksi ambles dan kecelakaan kerja dan berlubang di tentang syarat syarat
berlubang serta tidak perbaiki dan di beri keselamatan kerja . pasal
ada marka jalan marka jalan yang 3 ayat 1 (dengan praturan
jelas perundangan di tetapkan
syarat-syarat keselamatan
kerja) point a.mencegah
dan mengurangi
kecelakaan

6. Observasi dilapangan Di setiap apar Tidak ditemukan label Tidak tahu apar Di pasang label Peraturan Menteri Tenaga
masa berlaku pada tersebut masa berlaku untuk Kerja dan Transmigrasi
Apar kadaluarsa atau mengetahui apar No. Per. 04/Men/1980
tidak tersebut tidak Tentang Syarat-syarat
kadaluarsa Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR Pasal
12 ayat 1 (b) Bagian -
bagian luar dari tabung
tidak bolehcacat termasuk
handel dan label harus
selalu dalam keadaan

22
baik.

Pemenaker RI No.37
7 Area Instalasi pipa Pipa yang digunakan Operator susah Memberi warna tahun 2016 :
proses Steam pada kegiatan untuk sesuai dengan Pasal 21 - Bejana
penyimpanan gas harus
operasi tidak mengidentifikasi peraturan yang diberi warna sesuai kode
mempunyai simbol posisi pipa yang berlaku warna RAL 840-HR.

warna bersuhu tinggi


atau tidak

23
Permenaker No.1 Tahun
8 Area Instalasi pipa Tidak terlihat Bila terjadi Harus selalu ada 1988 : Pasal 10 ayat 1 :
proses Steam operator/petugas kenaikan dan operator/petugas
Dilarang meninggalkan
yang stand by di penurunan yang stand by
tempat pelayanan selama
area tersebut untuk tekanan suhu
pesawat uapnya di
mengawasi yang tidak sesuai
operasikan
standar, maka
mempunyai
potensi
kebocoran pipa
yang berakibat
fatality

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Secara umum PT. Energi Agro Nusantara (ENERO) telah menjalankan


sistem manajemen mutu, lingkungan dan K3 dengan cukup baik. Perusahaan
telah memenuhi persyaratan PP No. 50 Tahun 2012 yaitu dengan menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan juga menerapkan
standar lainnya seperti ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu); ISO
45001:2018 (Sistem Manajemen K3); serta ISO 45001:2015 (Sistem
Manajemen Lingkungan). Kepedulian manajemen terhadap pengawasan K3
lingkungan kerja dan bahan berbahaya serta kesehatan kerja tertuang dalam
komitmen dan etika manajemen. Perusahaan selalu berupaya melakukan
tindakan koreksi, perbaikan berkelanjutan dan reorganisasi berdasarkan
analisis & evaluasi kinerja K3, evaluasi kepatuhan terhadap peraturan dan
standar, hasil audit (internal & eksternal), tinjauan manajemen dan kebutuhan
pihak yang berkepentingan.

Ada banyak hal-hal positif dan beberapa saran yang kami dapatkan
selama melakukan praktek kerja lapangan. Hal ini dapat memberikan
gambaran positif bagi kami selaku calon AK3U dalam hal implementasi di
lapangan, serta masukan bagi perusahaan untuk perbaikan berkelanjutan dari
aspek pengawasan norma K3 kesehatan kerja, lingkungan kerja dan bahan
berbahaya.

4.2 SARAN
Adapun beberapa hal yang dapat ditingkatkan antara lain sebagai berikut :
1. Perlu di wajibkan menggunakan APD pada area produksi.
2. Pencahayaan di lorong menuju ruang kerja harus ditambah sampai dengan
300 lux.
3. Memasang Lembaran UU di area kerja yang terlihat dengan jelas di
lingkungan kerja, hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan karyawan tentang persyaratan keselamatan kerja.

25
4. Dibuatkan marka bagi pejalan kaki, penyebrangan bagi pejalan kaki, dan
dipasang rambu – rambu
5. Jalan yang ambles dan berlubang di perbaiki dan di beri marka jalan yang
jelas
6. Di pasang label masa berlaku untuk mengetahui apar tersebut tidak
kadaluarsa
7. Memberi warna sesuai dengan peraturan yang berlaku
8. Harus selalu ada operator/petugas yang standby

4.3 REFERENSI

1. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Profil Perusahaan PT. Energi Agro Nusantara

3. Video Profile Perusahaan dan Profil K3 PT. Energi Agro Nusantara

4. Modul Ahli K3 Umum

26

Anda mungkin juga menyukai