Kelompok 2:
PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
JAKARTA, 18 MARET – 31 MARET
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan
menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat yaitu:
Perusahaan pelaksana kunjungan lapang, para pembina dari Kementerian
Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan teman-teman pelatihan calon Ahli K3
Umum yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami bahwa
laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan.
Maret, 2024
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................. 2
1.3 Landasan Hukum ..................................................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN .................................................................................. 4
2.1 Profile Perusahaan ................................................................................................... 4
2.2 Penerapan Norma K3 Secara Umum ....................................................................... 7
2.3 Temuan Hasil Observasi .......................................................................................... 8
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ................................................ 10
3.1 Tabel Temuan Positif di PT. Tirta Gajah Mungkur .............................................. 10
3.2 Tabel Temuan Negatif di PT. Tirta Gajah Mungkur ............................................ 14
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 17
4.2 Saran ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas pengolahan air bersih di kota
Semarang, Jawa Tengah.
2
6. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Instalasi Listrik di PT.
Tirta Gajah Mungkur
1.4 Landasan Hukum
Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan didasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai acuan topik pembahasan. Adapun dasar
hukum yang kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:
1. UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per.01/MEN/1980 tentang Kselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum NO. KEP-174/MEN/1986 NO. 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat Kegiatan Konstruksi.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor. PER-02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-
186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik di Tempat Kerja.
11. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Permenaker No.12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di
tempat kerja.
12. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor Kep-311/BW/1999 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi
Listrik.
3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
4
Gajah Mungkur kemudian dapat difungsikan sebagai pengendali banjir di
wilayah Bengawan Solo Hulu untuk melindungi Kota Solo dari banjir.
Selain PLTA Gajah Mungkur, PT Tirta Gajah Mungkur juga
mengelola air bersih dan sumber air baku. Dari empat instalasi pengolah air
bersih yang dimiliki perusahaan ini, mereka mampu menghasilkan air bersih
hingga 3.000 liter per detik.
Perempuan : 4 Jiwa
Shift Kerja : 3 (shift leader, operator, helper)
Sebagai perusahaan multinasional dalam bidang pengolahan air bersih,
PT Tirta Gajah Mungkur melihat potensi cukup besar di Indonesia. PT Tirta
Gajah Mungkur sudah berkiprah lebih dari 60 tahun di Semarang. Dari 45
karyawan yang berada di PT Tirta Gajah Mungkur diantaranya 21 karyawan
tetap dan 24 karyawan outsourching. Kini PT Tirta Gajah Mungkur telah
melakukan pengembangan yang sangat pesat terutama pada bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terutama di lingkungan kerja PT Tirta
Gajah Mungkur.
5
2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
1) Visi Perusahaan
Menjadi role model dalam bidang pengolahan, pengoprasian,
pemeliharaan dan rehabilitasi/peningkatan kapasitas instalasi pengolahan
air minum dengan mengutamakan kualitas air hasil produksi serta aspek
keselamatan dan kesehatan kerja di jawa tengah, Indonesia. Serta
berkomitmen untuk terus memperbaiki serta meningkatkan sistem
manajemen mutu dan K3 berstandar nasional sehingga dapat terciptanya
program kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan yang baik.
2) Misi Perusahaan
Mengola, mengoprasikan, memelihara dan merehabilitasi maupun
meningkatkan kapasitas instalasi pengolahan air minum Gajah Mungkur
semarang berdasarkan target kualitas dan kuantitas air 100% sesuai
dengan konteks kerja sama PT. Tirta Gajah Mungkur dan PDAM Tirta
Moedal.
6
2.1.5 Struktur Organisasi
7
lingkungan yang asri menciptakan kualitas udara yang bersih membuat aman dan
nyaman dalam bekerja serta tangga yang memiliki handrail.
Pada bidang Penagnggulangan Kebakaran juga telah diimplementasikan
berupa palang area senstif mudah terbakar, memiliki APAR di titi-titik sensitif dan
instalasi hydrant serta telah memilki jalur evakuasi beserta rambu yang
memudahkan para pekerja jika terjadi suatu kecelakaan kerja berupa kebakaran.
Pada bidang Listrik perusahan ini telah memnuhi standar PUIL dan diberi
pagar pembatas, memilki ruang khusus untuk genset yang terhindar dari hujan dan
panas, memilki jarak aman dan ventilasi udara yang baik. Ruang panel Listrik
dengan pencahaayaan yang baik, ventilasi, APAR, APD dan label yang jelas.
Perusahaan ini juga penyalur petir dan telah memiliki poster edukasi mengenai
bahaya Listrik.
8
No TEMUAN POSITIF TEMUAN NEGATIF
dan Regu Penanggulangan
Kebakaran (D)
9
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Konstruksi Bangunan
10
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
2
Terdapat assembly point Area mudah dijangkau,
dengan clear area yang karena bisa mempermudah Kepmenaker No:
Pemeliharaan Area agar KEP/186/MEN/1999 pasal 2 huruf
digunakan ketika terjadi proses evakuasi serta
assembly point tidak b tentang Unit Penanggulangan
kejadian emergency mengumpulkan para
terhalang oleh apapun Kebakaran di tempat kerja
(Kebakaran, Bencana tenaga kerja jika terjadi
Terdapat assembly point untuk Alam, dll) emergency action
tempat evakuasi tenaga kerja.
Bidang Penanggulangan Kebakaran
3 1. UU No. 1 tahun 1970
tentang keselamtan
APAR dapat kerja pasal 3 ayat 1.
memadamkan kebakaran
Melakukan pengecekan 2. Permenaker No. 4 tahun
Beberapa titik lokasi di dengan sekala ringan atau
serta pemeriksaan secara
PT. TGM sudah tersedia kecil dan Hydrant 1980 Tentang Syarat-
berkala agar APAR
Alat Pemadam Api bermanfaat untuk
maupun Hydrant dapat Syarat Pemasangan dan
Ringan (APAR) beserta menyediakan suplai air
bekerja secara optimal Pemeliharaan APAR,
Hydrant. kepada Tim
Tersedia APAR & Hydrant di disaat kebakaran terjadi.
penanggulangan pasal 2 ayat 2.
dalam lingkungan PT. TGM
kebakaran
3. Kepmenaker No.
KEP186/MEN/1999
11
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
tentang Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
Lampiran II
4
12
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
standar pemerintah oleh
PT. JasTekIndo.
6 Perusahaan mempunyai Untuk mengawasi Melakukan pemeriksaan Peraturan Menteri Ketangakerjaan
tenaga kerja yang peralatan produksi yang berkala instalasi Listrik Nomor 12 Tahun 2015 Pasal (2) dan
kompeten dibuktikan dari berkompeten dibidang
lisensi yang dimiliki. kelistrikan di Perusahaan Pasal (7)
13
3..1 Tabel Temuan Negatif di PT. Tirta Gajah Mungkur
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Konstruksi Bangunan
1
14
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
2. Perusahaan belum
mempunyai Ahli K3 Keputusan Menteri
Belum adanya
Spesialis Penanggulangan Tenaga Kerja RI No.
penanggung jawab teknis
Kebakaran. Untuk Kep-186/MEN/1999
Belum mempunyai Ahli K3 dan hal ini juga Perusahaan harus
perusahaan yang tentang Unit
Spesialis Penanggulangan merupakan salah satu memiliki Ahli K3
memiliki risiko bahaya Penanggulangan
Kebakaran elemen dalam unit Spesialis Kebakaran
Sedang II itu wajib Kebakaran di Tempat
penanggulangan
mempunyai Ahli K3 Kerja pasal 5 huruf d,
kebakaran
Spesialis Penanggulangan pasal 10, dan pasal 11
Kebakaran
Bidang Instalasi Listrik
1. 1. Undang-undang No.1
tahun 1970 pasal
(3),(9),(12), dan (14)
Pada saat pengecekan panel Dapat menyebabkan Melakukan inspeksi rutin 2. Permenakertrans No.
Listrik tidak memakai APD potensi bahaya pada area kepada pekerja sebelum Per: 01/Men/1981
lengkap seperti sarung tangan jika terkena secara melakukan pekerjaan agar pasal (4)
tangan karet langsung APD yang digunakan sesuai
3. Permenakertrans No.
Per.08/Men/VII/2010
APD tidak lengkap saat pasal (2), (5), (6), dan
pengecekan panel listrik (7)
15
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
2. 1. Undang-Undang
Republik Indonesia
Segera memperbarui atau
Kondisi sign yang usang No. 1 Tahun 1970
Safety Sign yang ada pada atau belum terpasang dapat mengganti sign yang usang
panel Listrik pudar (tidak menyebabkan tenaga kerja dan memasang sign yang
belum terpasang agar 2. Permenaker Nomor
layak) yang bisa mengabaikan potensi
tenaga kerja dapat dengan 38 Tahun 2016
mengakibatkan kurangnya bahaya yang ada karena
jelas melihat dan mengerti tentang Kesehatan
kesadaran akan risiko di kurangnya kesadaran akan potensi bahaya yang ada di
wilayah kerja risiko di lingkungan kerja. dan Keselamatan
Sign yang ada pada panel Listrik lingkungan kerja. Kerja Pesawat
pudar (tidak layak)
Tenaga dan
Produksi Pasal 133
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari
dari observasi lapang di PT. Tirta Gajah Mungkur adalah sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 di Bidang konstruksi bangunan di PT. Tirta Gajah
Mungkur telah berjalan dengan baik, dibuktikan dengan adanya temuan
tenaga kerja bekopeten memiliki lisensi ahli K3 ruang tak terbatas dan
ahli K3 bangunan tinggi bertingkat beserta terdapat assembly poit atau
area titik kumpul jika terjadi emergency (kebakaran, bencana alam,
gempa bumi dan lain-lain.)
2. Penerapan norma K3 di bidang penangulangan kebakaran di PT. Tirta
Gajah Mungkur yang berjalan dengan baik, yaitu tersedianya APAR (alat
pemadam api ringan) dan hydrant sebagai salah satu bentuk proteksi
dalam penangulagan kebakaran. Sedangkan yang perlu perbaikan, yaitu:
perlunya penambahan personal ahli K3 kebakaran karena, PT. Tirta
Gajah Mungkur termasuk kedalam klasifikasi bahaya kebakaran Tingkat
2 berdasarkan Keputusan Kementrian Tenaga Kerja No 186 tahun 1999
lampiran I dan III bahwa setiap Perusahaan yang mempunyai klasifikasi
bahaya kebarakan Tingkat 2 harus memiliki ahli K3 kebakaran. Beserta
tidak tersediannya pemercik air otomatis di Kawasan PT. Tirta Gajah
Mungkur.
3. Penerapan norma K3 di bidang instalasi Listrik di PT. Tirta Gajah
Mungkur yang berjalan dengan baik, yaitu Perusahaan mempunyai
tenaga kerja yang memiliki lisensi ahli K3 listrik karena untuk
mengawasi peralatan produksi yang berkompeten di bidang kelistrikan
di perusahaan terdapat stiker di generator Listrik Dimana sudah
dilakukan uji udara emisi sumber tidak bergerak oleh PT. Envileb
Indonesia dan di inpeksi oleh PT. Jastekindo dimana hal tersebut untuk
mengetahui kondisi alat dalam keadaan siap pakai. Sedangkan yang
perlu perbaikan, yaitu: terdapat tenaga kerja yang tidak mennggunakan
17
Alat Pelindung Diri lengkap seperti sarung tangan karet dikarenakan
dapat menyebabkan potensi bahaya pada area tangan jika terkena secara
langsung. Safety sing yang ada pada panel lstrik tidak layak dikarenakan
sticker tersebut pudar. Kondisi sign tersebut dapat menyebakan tenaga
kerja mengabaikan potensi bahaya.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil temuan positif dan negatif dalam hal penerapan norma K3
di PT. Tirta Gajah Mungkur. Saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Perusahaan perlu menambahkan rambu peringatan disekitar pembatas dan
akses di area penyulingan, karena hal tersebut dapat menyebabkan tenaga kerja
maupun visitor terjatuh dan tenggelam.
2. Perusahaan perlu menambahkan alat pemancar air otomatis sebagai salah satu
bentuk dalam pengendalian penanggulang kebakaran.
3. Perusahaan perlu menambahkan ahli K3 spesialis penaggulangan kebakaran
sebagai penangung jawab teknis pada saat terjadi kebakaran.
4. Perusahaan perlu melakukan sosialisasi terhadap tenaga kerja bidang
kelistrikan untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri yang lengkap dalam
pemeriksaan dan pengujian Listrik guna menghindari kecelakan kerja di
tempat kerja.
5. Perusahaan perlu memperbarui atau menganti sign bahaya yang telah usang
atau tidak terbaca guna tenaga kerja dapat melihat dengan jelas potensi bahaya
yang berada di lingkungan kerja tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
19