Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. TIRTA GAJAH MANGKUR
SEMARANG

PENGASAWAN K3 BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN,


PENANGGULANGAN KEBAKARAN, DAN INSTALASI LISTRIK

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Kelompok 2:

1. Alfiani Hana Meidora


2. Andolin Dionisius Simbolon
3. Asep Khuairi
4. Farah Purwandani Shaleha
5. Hafiz Akmal Hidayatullah Al-Ayyudi
6. Megawati Sukarno Putri
7. Naufal Zachari Fatturrahman
8. Sela Ayu Juita

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
JAKARTA, 18 MARET – 31 MARET
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan
menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat yaitu:
Perusahaan pelaksana kunjungan lapang, para pembina dari Kementerian
Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan teman-teman pelatihan calon Ahli K3
Umum yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami bahwa
laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan.

Maret, 2024

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................. 2
1.3 Landasan Hukum ..................................................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN .................................................................................. 4
2.1 Profile Perusahaan ................................................................................................... 4
2.2 Penerapan Norma K3 Secara Umum ....................................................................... 7
2.3 Temuan Hasil Observasi .......................................................................................... 8
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ................................................ 10
3.1 Tabel Temuan Positif di PT. Tirta Gajah Mungkur .............................................. 10
3.2 Tabel Temuan Negatif di PT. Tirta Gajah Mungkur ............................................ 14
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 17
4.2 Saran ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Temuan Hasil Observasi Lapang di PT. Tirta Gajah Mungkur 8


Tabel 3. 1 Temuan Positif di PT. Tirta Gajah Mungkur 10
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Tirta Gajah Mungkur 14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 PT. Tirta Gajah Mungkur 4


Gambar 2. 2 Letak PT. Tirta Gajah Mungkur 7
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi PT. Gajah Mungkur 7

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja atau disingkat K3 menurut Peraturan


Pemerintah No.50 tahun 2012 Pasal 1 ayat 2 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan
kerja adalah segala insiden yang terjadi di tempat kerja atau berkaitan
dengan pekerjaan, yang dapat menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja
(PAK), hingga kematian.

Penyebab terjadinya kecelakaan di tempat kerja pun sangat beragam,


mulai dari factor manusia, peralatan, material kerja, hingga factor alam
seperti bencana. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan secara berulang
oleh setiap perusahaan yang memilki tingkat bahaya kecil, sedang maupun
besar sebagai bentuk pencegahan dari kecelakaan kerja serta penyakit akibat
kerja.

Menurut ILO atau Organisasi Ketenagakerjaan Internasional, angka


kematian karena kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja cukup tinggi
menunjukan bahwa setiap tahun sekitar 380.000 pekerja atau 13,7% dari
2,78 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan di tempat kerja dan penyakit
akibat kerja. Setiap tahun, terdapat hampir seribu kali lebih banyak
kecelakaan kerja non-fatality dibandingkan kecelakaan kerja yang fatality.
Kecelakaan kerja non-fatality seperti mengalami cedera, luka dan jatuh sakit
setiap tahun akibat kecelakaan kerja yang terjadi terhadap pekerja di area
lingkungan kerja.

PT Tirta Gajah Mungkur adalah perusahaan asing yang bergerak di


bidang jasa pengoperasian, pemeliharaan, manajemen, rehabilitasi dan
peningkatan instalasi pengolahan produk air bersih. Salah satu tujuan
pendirian PT Tirta Gajah Mungkur adalah untuk melaksanakan

1
pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas pengolahan air bersih di kota
Semarang, Jawa Tengah.

Dalam pelaksanaan projek ini, PT Tirta Gajah Mungkur memiliki


berbagai risiko yang berasal dari lingkungan kerja. Penggunaan alat
mekanik yang berhubungan dengan listrik memiliki potensi bahaya
kebakaran yang tinggi, untuk itu perusahaan menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan Undang-Undang No 1 Tahun 1970. Dalam
penerapan UU No 01 Tahun 1970 perlu diadakan analisis keselamatan dan
kesehatan kerja di PT Tirta Gajah Mungkur dalam bidang konstruksi
bangunan, penanggulangan kebakaran dan instalasi pada listrik
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan praktik kerja lapang (PKL) ini adalah
sebagai syarat dalam pembinaan Calon Ahli K3 Umum Sertifikasi
Kementrian Tenaga Kerja RI. Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Konstruksi Bangunan
di PT. Tirta Gajah Mungkur.
2. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Penanggulangan
Kebakaran di PT. Tirta Gajah Mungkur
3. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Instalasi Listrik di PT.
Tirta Gajah Mungkur
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktik Lapangan Kerja yang dilaksanakan di PT. Tirta
Gajah Mungkur antara lain:
1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Tirta Gajah Mungkur
2. Gambaran umum K3 di bidang Konstruksi bangunan, penanggulangan
kebakaran dan instalasi listrik di PT. Tirta Gajah Mungkur.
4. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Konstruksi Bangunan
di PT. Tirta Gajah Mungkur
5. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Penanggulangan
Kebakaran di PT. Tirta Gajah Mungkur

2
6. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Instalasi Listrik di PT.
Tirta Gajah Mungkur
1.4 Landasan Hukum
Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan didasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai acuan topik pembahasan. Adapun dasar
hukum yang kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:
1. UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per.01/MEN/1980 tentang Kselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum NO. KEP-174/MEN/1986 NO. 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat Kegiatan Konstruksi.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor. PER-02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-
186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik di Tempat Kerja.
11. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Permenaker No.12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di
tempat kerja.
12. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor Kep-311/BW/1999 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi
Listrik.

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Gambar 2.1 PT. Tirta Gajah Mungkur

Nama Perusahaan : PT. Tirta Gajah Mungkur


Bidang Usaha : Jasa, Pengoperasian, Pemeliharaan, Manajemen,
Rehabilitasi, dan Peningkatan Instalasi Pengolahan /
Produk Air Bersih.
Alamat : Jl. Karang No.1, Petompon, Kec. Gajahmungkur, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50232

PT Tirta Gajah Mungkur adalah perusahaan yang memanfaatkan air


yang tertampung di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Perusahaan ini
berdiri sejak tahun 1983 setelah diresmikan oleh Menteri Pertambangan Ir.
Soebroto.
Awalnya, waduk ini dibangun dengan tujuan untuk mengendalikan air
Sungai Bengawan Solo yang sering meluap. Pada tahun 1966, terjadi banjir
besar akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Untuk mengatasi bencana
tersebut, Pemerintah memutuskan untuk membangun pengendali banjir di
wilayah tersebut. Kerja sama dengan Jepang pada tahun 1974 menghasilkan
Master Plan WS Bengawan Solo, yang mencakup rekomendasi
pembangunan waduk, termasuk Waduk Wonogiri. Pembangunan Waduk
Wonogiri dimulai pada tahun 1978 dan selesai pada bulan Juni tahun 1983.
Proyek ini melibatkan sekitar 2.500 orang pekerja dan memerlukan relokasi
penduduk dari 51 desa di 6 kecamatan yang terpaksa harus pindah. Waduk

4
Gajah Mungkur kemudian dapat difungsikan sebagai pengendali banjir di
wilayah Bengawan Solo Hulu untuk melindungi Kota Solo dari banjir.
Selain PLTA Gajah Mungkur, PT Tirta Gajah Mungkur juga
mengelola air bersih dan sumber air baku. Dari empat instalasi pengolah air
bersih yang dimiliki perusahaan ini, mereka mampu menghasilkan air bersih
hingga 3.000 liter per detik.

2.1.2 Jumlah Tenaga Kerja Perusahann


PT. Tirta Gajah Mungkur adalah perusahaan yang bergerak di
bidang industri air minum yang telah berkontribusi secara signifikan dalam
memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Dalam menjalankan
operasinya, PT. Tirta Gajah Mungkur mengakui bahwa jumlah tenaga kerja
yang memadai dan berkualitas merupakan faktor kunci dalam mencapai
kesuksesan. Berikut jumlah tenaga kerja pada PT. Gajah Mungkur:
Jumlah Tenaga Kerja
Laki - laki : 41 Jiwa

Perempuan : 4 Jiwa
Shift Kerja : 3 (shift leader, operator, helper)
Sebagai perusahaan multinasional dalam bidang pengolahan air bersih,
PT Tirta Gajah Mungkur melihat potensi cukup besar di Indonesia. PT Tirta
Gajah Mungkur sudah berkiprah lebih dari 60 tahun di Semarang. Dari 45
karyawan yang berada di PT Tirta Gajah Mungkur diantaranya 21 karyawan
tetap dan 24 karyawan outsourching. Kini PT Tirta Gajah Mungkur telah
melakukan pengembangan yang sangat pesat terutama pada bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terutama di lingkungan kerja PT Tirta
Gajah Mungkur.

PT Tirta Gajah Mungkur bekerjasama dengan SUEZ perusahaan asal


Perancis yang bergerak dibidang pengolahan air bersih, dengan kapasitas
produk 250 lps per reserveyor (penyimpanan air) dan memiliki 2 buah
reserveyor yang berarti dapat menghasilkan sebanyak 500 lps. PT Tirta Gajah
Mungkur bekerjasama dengan PDAM Kota Semarang sebagai produsen air
bersih yang akan didistribusikan ke seluruh wilayah Semarang.

5
2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

1) Visi Perusahaan
Menjadi role model dalam bidang pengolahan, pengoprasian,
pemeliharaan dan rehabilitasi/peningkatan kapasitas instalasi pengolahan
air minum dengan mengutamakan kualitas air hasil produksi serta aspek
keselamatan dan kesehatan kerja di jawa tengah, Indonesia. Serta
berkomitmen untuk terus memperbaiki serta meningkatkan sistem
manajemen mutu dan K3 berstandar nasional sehingga dapat terciptanya
program kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan yang baik.

2) Misi Perusahaan
Mengola, mengoprasikan, memelihara dan merehabilitasi maupun
meningkatkan kapasitas instalasi pengolahan air minum Gajah Mungkur
semarang berdasarkan target kualitas dan kuantitas air 100% sesuai
dengan konteks kerja sama PT. Tirta Gajah Mungkur dan PDAM Tirta
Moedal.

2.1.4 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

PT. Tirta Gajah Mungkur beralamatkan di Jalan Karang No. 1


Petompon, Gajah Mungkur, Kota Semarang. Menggunakan sumber air baku
aliran Sungai Kaligarang yang memiliki debit cukup deras. Pengaliran air
baku dilakukan menggunakan pompa, dikarenakan lokasi instalasi yang
cukup jauh dan lebih tinggi dari sumber air baku.

Gambar 2. 2 Letak PT. Tirta Gajah Mungkur

6
2.1.5 Struktur Organisasi

Sehubungan dengan upaya dalam mencapai visi, misi diperlukan


adanya pembagian tugas agar program yang dibentuk data dilaksanakan
dengan baik dan teratur. Strukutur organisasi PT. Tirta Gajah Mungkur
dapat Dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. Tirta Gajah Mungkur

2.1.6 Produk Perusahaan

PT Tirta Gajah menghasilkan produk yang berupa pengelolaan air


bersih dan sumber air baku.Perusahaan ini juga mampu menghasilkan air
bersih hingga 3.000 liter per detik. Layanan ini mencakup 20% warga Kota
Semarang atau sekitar 173.000 pelanggan.
PT Tirta Gajah Mungkur mengelola air melalui PLTA dan
menyediakan layanan air bersih untuk wilayah sekitar. Produk utamanya
adalah pengendali banjir dan penyediaan air bersih.

2.2 Penerapan Norma K3 Secara Umum


Sehubungan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah melindungi dan menjamin keselamatan
setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja, menjamin setiap sumber produksi
dapat digunakan secara aman dan efisien, dan meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas nasional. PT. Tirta Gajah Mungkur telah menerapakan norma K3
diatas secara umum di bidang Kontruksi Bangunan sesuai perundang-undangan
yang berlaku, yang implementasimya berupa ruang kerja yang terbuka dan
memiliki ventilasi udara sehingga terjadi pertukaran udara, serta memiliki

7
lingkungan yang asri menciptakan kualitas udara yang bersih membuat aman dan
nyaman dalam bekerja serta tangga yang memiliki handrail.
Pada bidang Penagnggulangan Kebakaran juga telah diimplementasikan
berupa palang area senstif mudah terbakar, memiliki APAR di titi-titik sensitif dan
instalasi hydrant serta telah memilki jalur evakuasi beserta rambu yang
memudahkan para pekerja jika terjadi suatu kecelakaan kerja berupa kebakaran.
Pada bidang Listrik perusahan ini telah memnuhi standar PUIL dan diberi
pagar pembatas, memilki ruang khusus untuk genset yang terhindar dari hujan dan
panas, memilki jarak aman dan ventilasi udara yang baik. Ruang panel Listrik
dengan pencahaayaan yang baik, ventilasi, APAR, APD dan label yang jelas.
Perusahaan ini juga penyalur petir dan telah memiliki poster edukasi mengenai
bahaya Listrik.

2.3 Temuan Hasil Observasi


Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2024 yang
bertempat di PT Tirta Gajah Mungkur. Dalam bidang pembahasan Pengawasan K3
Konstruksi Bangunan, Penanggulangan Kebakaran dan Instalasi Listrik yang telah
didapat beberapa poin-poin hasil temuan baik positif dan temuan negatif. Berikut
hasil temuan tersebut dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2. 1 Temuan Hasil Observasi Lapang di PT. Tirta Gajah Mungkur

No TEMUAN POSITIF TEMUAN NEGATIF

Bidang Konstruksi Bangunan


1. Memiliki tenaga kerja dengan lisensi Petugas tidak memberi rambu
K3 Tenaga Kerja Petugas Ruang peringatan di sekitar area kolam air
Terbatas dan K3 Tenaga Kerja
Bangunan Tinggi
2. Terdapat assembly point untuk tempat
evakuasi tenaga kerja.

Bidang Penanggulangan Kebakaran


3. PT. TGM telah membentuk unit Perusahaan tidak memiliki springkler /
penanggulangan kebakaran dengan pemercik otomatis pada gedung
lisensi K3 Petugas Kebakaran (C) perkantoran

8
No TEMUAN POSITIF TEMUAN NEGATIF
dan Regu Penanggulangan
Kebakaran (D)

4. Terdapat APAR dan Hydrant di Belum mempunyai Ahli K3 Spesialis


lokasi PT. TGM Penanggulangan Kebakaran

Bidang Instalasi Kelistrikan


5. Generator listrik dilakukan riksa ujiTenaga kerja tidak menggunakan APD
secara berkala dan rutin dengan lengkap (sarung tangan karet )
pada saat melakukan riksa uji panel
listrik
6. Terdapat tenaga kerja dengan lisensi Sign atau sticker peringatan yang ada
Ahli K3 Listrik pada panel listrik sudah buram atau
tidak layak untuk dibaca kembali

9
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Tabel Temuan Positif di PT. Tirta Gajah Mungkur

MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Konstruksi Bangunan

1. Kepdirjen Binwasnaker No.


Perusahaan memiliki 113/DJPPK/IX/2006
Terdapat pekerja yang Tentang Pedoman K3 di
tenaga kerja yang Dilakukan pemeriksaan
memiliki lisensi K3 Ruang Terbatas
kompeten di bidang masa aktif dari kartu
Ruang Terbatas serta K3
pekerjaann ruang terbatas lisensi
Tenaga Kerja Bangunan 2. Permenaker No.9 tahun
serta bangunan tinggi tersebut
Tinggi Tingkat 2016 pasal 37 ayat (2)
Tenaga kerja dengan lisensi K3 tingkat Tentang Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Petugas Ruang Bangunan Tinggi Tingkat 2
Terbatas dan K3 Tenaga Kerja
Bangunan Tinggi Tingkat

10
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
2
Terdapat assembly point Area mudah dijangkau,
dengan clear area yang karena bisa mempermudah Kepmenaker No:
Pemeliharaan Area agar KEP/186/MEN/1999 pasal 2 huruf
digunakan ketika terjadi proses evakuasi serta
assembly point tidak b tentang Unit Penanggulangan
kejadian emergency mengumpulkan para
terhalang oleh apapun Kebakaran di tempat kerja
(Kebakaran, Bencana tenaga kerja jika terjadi
Terdapat assembly point untuk Alam, dll) emergency action
tempat evakuasi tenaga kerja.
Bidang Penanggulangan Kebakaran
3 1. UU No. 1 tahun 1970
tentang keselamtan
APAR dapat kerja pasal 3 ayat 1.
memadamkan kebakaran
Melakukan pengecekan 2. Permenaker No. 4 tahun
Beberapa titik lokasi di dengan sekala ringan atau
serta pemeriksaan secara
PT. TGM sudah tersedia kecil dan Hydrant 1980 Tentang Syarat-
berkala agar APAR
Alat Pemadam Api bermanfaat untuk
maupun Hydrant dapat Syarat Pemasangan dan
Ringan (APAR) beserta menyediakan suplai air
bekerja secara optimal Pemeliharaan APAR,
Hydrant. kepada Tim
Tersedia APAR & Hydrant di disaat kebakaran terjadi.
penanggulangan pasal 2 ayat 2.
dalam lingkungan PT. TGM
kebakaran
3. Kepmenaker No.
KEP186/MEN/1999

11
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
tentang Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
Lampiran II
4

Melakukan Selalu melakukan


Tenaga kerja tersebut
penanggulangan sosialisasi ataupun fire
bersertifikasi dan Kepmenaker No. 186
kebakaran secara cepat drill secara rutin serta
kompeten dalam
dan tanggap jika terjadi selalu melakukan Tahun 1999 Pasal 2
PT. TGM telah membentuk unit penanggulangan
nya kebakaran di PT. perpanjangan masa
penanggulangan kebakaran dengan kebakaran
TGM berlaku lisensi
lisensi K3 Petugas Kebakaran (C)
dan Regu Penanggulangan
Kebakaran (D)
Bidang Instalasi Listrik
5 Generator listrik dilakukan riksa Terdapat sticker tanda Mengetahui kondisi alat Tetap dilakukan riksa uji Peraturan Menteri Ketangakerjaan
uji secara berkala dan rutin. bawah telah di uji udara dalam keadaan siap pakai berkala dan hasil dari uji Nomor 12 Tahun 2015 Pasal 11
emisi sumber tidak atau kapan harus bisa ditempel pada
bergerak oleh PT. Envilab dilakukan perbaikan generator agar ayat (1) ayat (2)
Indonesia dan juga memudahkan informasi
inspeksi persyaratan terkait.

12
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
standar pemerintah oleh
PT. JasTekIndo.
6 Perusahaan mempunyai Untuk mengawasi Melakukan pemeriksaan Peraturan Menteri Ketangakerjaan
tenaga kerja yang peralatan produksi yang berkala instalasi Listrik Nomor 12 Tahun 2015 Pasal (2) dan
kompeten dibuktikan dari berkompeten dibidang
lisensi yang dimiliki. kelistrikan di Perusahaan Pasal (7)

Terdapat karyawan yang memiliki


lisensi ahli K3 Listrik

13
3..1 Tabel Temuan Negatif di PT. Tirta Gajah Mungkur

BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Konstruksi Bangunan
1

Tenaga kerja dapat Memberikan rambu 1. UU No.1 Tahun 1970


Petugas tidak memberi
terjatuh, tenggelam ke peringatan di sekitar area- tentang Keselamatan
rambu peringatan di
dalam kolam air di area area berbahaya di Kerja, Pasal 14 huruf b
sekitar area kolam air
. PT. TGM tersebut lingkungan perusahaan
Tidak terdapat rambu peringatan
di sekitar pembatas dan akses di
kolam air
Bidang Penanggulangan Kebakaran
1. Pada saat alarm
Peraturan Menteri
kebakaran bekerja Memasang alat pemercik
Dapat dilihat di dalam Tenaga
dikarenakan suhu air otomatis pada
video yang telah Kerja RI No.
ruangan yang meningkat beberapa titik ruangan
diberikan, bahwa tidak Per02/MEN/1983
karena kebakaran, tidak perkantoran untuk
ada pemercik air otomatis tentang
ada pemercik air otomatis meminimalisir dan
di gedung perkantoran Instalasi Alarm
sebagai garda terdepan mencegah terjadinya
milik PT. TGM kebakaran
Tidak memiliki pemercik otomatis penanggulangan kebakaran.
Automatik pasal (1)
pada gedung perkantoran. kebakaran

14
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
2. Perusahaan belum
mempunyai Ahli K3 Keputusan Menteri
Belum adanya
Spesialis Penanggulangan Tenaga Kerja RI No.
penanggung jawab teknis
Kebakaran. Untuk Kep-186/MEN/1999
Belum mempunyai Ahli K3 dan hal ini juga Perusahaan harus
perusahaan yang tentang Unit
Spesialis Penanggulangan merupakan salah satu memiliki Ahli K3
memiliki risiko bahaya Penanggulangan
Kebakaran elemen dalam unit Spesialis Kebakaran
Sedang II itu wajib Kebakaran di Tempat
penanggulangan
mempunyai Ahli K3 Kerja pasal 5 huruf d,
kebakaran
Spesialis Penanggulangan pasal 10, dan pasal 11
Kebakaran
Bidang Instalasi Listrik
1. 1. Undang-undang No.1
tahun 1970 pasal
(3),(9),(12), dan (14)

Pada saat pengecekan panel Dapat menyebabkan Melakukan inspeksi rutin 2. Permenakertrans No.
Listrik tidak memakai APD potensi bahaya pada area kepada pekerja sebelum Per: 01/Men/1981
lengkap seperti sarung tangan jika terkena secara melakukan pekerjaan agar pasal (4)
tangan karet langsung APD yang digunakan sesuai
3. Permenakertrans No.
Per.08/Men/VII/2010
APD tidak lengkap saat pasal (2), (5), (6), dan
pengecekan panel listrik (7)

15
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
2. 1. Undang-Undang
Republik Indonesia
Segera memperbarui atau
Kondisi sign yang usang No. 1 Tahun 1970
Safety Sign yang ada pada atau belum terpasang dapat mengganti sign yang usang
panel Listrik pudar (tidak menyebabkan tenaga kerja dan memasang sign yang
belum terpasang agar 2. Permenaker Nomor
layak) yang bisa mengabaikan potensi
tenaga kerja dapat dengan 38 Tahun 2016
mengakibatkan kurangnya bahaya yang ada karena
jelas melihat dan mengerti tentang Kesehatan
kesadaran akan risiko di kurangnya kesadaran akan potensi bahaya yang ada di
wilayah kerja risiko di lingkungan kerja. dan Keselamatan
Sign yang ada pada panel Listrik lingkungan kerja. Kerja Pesawat
pudar (tidak layak)
Tenaga dan
Produksi Pasal 133

16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari
dari observasi lapang di PT. Tirta Gajah Mungkur adalah sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 di Bidang konstruksi bangunan di PT. Tirta Gajah
Mungkur telah berjalan dengan baik, dibuktikan dengan adanya temuan
tenaga kerja bekopeten memiliki lisensi ahli K3 ruang tak terbatas dan
ahli K3 bangunan tinggi bertingkat beserta terdapat assembly poit atau
area titik kumpul jika terjadi emergency (kebakaran, bencana alam,
gempa bumi dan lain-lain.)
2. Penerapan norma K3 di bidang penangulangan kebakaran di PT. Tirta
Gajah Mungkur yang berjalan dengan baik, yaitu tersedianya APAR (alat
pemadam api ringan) dan hydrant sebagai salah satu bentuk proteksi
dalam penangulagan kebakaran. Sedangkan yang perlu perbaikan, yaitu:
perlunya penambahan personal ahli K3 kebakaran karena, PT. Tirta
Gajah Mungkur termasuk kedalam klasifikasi bahaya kebakaran Tingkat
2 berdasarkan Keputusan Kementrian Tenaga Kerja No 186 tahun 1999
lampiran I dan III bahwa setiap Perusahaan yang mempunyai klasifikasi
bahaya kebarakan Tingkat 2 harus memiliki ahli K3 kebakaran. Beserta
tidak tersediannya pemercik air otomatis di Kawasan PT. Tirta Gajah
Mungkur.
3. Penerapan norma K3 di bidang instalasi Listrik di PT. Tirta Gajah
Mungkur yang berjalan dengan baik, yaitu Perusahaan mempunyai
tenaga kerja yang memiliki lisensi ahli K3 listrik karena untuk
mengawasi peralatan produksi yang berkompeten di bidang kelistrikan
di perusahaan terdapat stiker di generator Listrik Dimana sudah
dilakukan uji udara emisi sumber tidak bergerak oleh PT. Envileb
Indonesia dan di inpeksi oleh PT. Jastekindo dimana hal tersebut untuk
mengetahui kondisi alat dalam keadaan siap pakai. Sedangkan yang
perlu perbaikan, yaitu: terdapat tenaga kerja yang tidak mennggunakan

17
Alat Pelindung Diri lengkap seperti sarung tangan karet dikarenakan
dapat menyebabkan potensi bahaya pada area tangan jika terkena secara
langsung. Safety sing yang ada pada panel lstrik tidak layak dikarenakan
sticker tersebut pudar. Kondisi sign tersebut dapat menyebakan tenaga
kerja mengabaikan potensi bahaya.

4.2. Saran
Berdasarkan hasil temuan positif dan negatif dalam hal penerapan norma K3
di PT. Tirta Gajah Mungkur. Saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Perusahaan perlu menambahkan rambu peringatan disekitar pembatas dan
akses di area penyulingan, karena hal tersebut dapat menyebabkan tenaga kerja
maupun visitor terjatuh dan tenggelam.
2. Perusahaan perlu menambahkan alat pemancar air otomatis sebagai salah satu
bentuk dalam pengendalian penanggulang kebakaran.
3. Perusahaan perlu menambahkan ahli K3 spesialis penaggulangan kebakaran
sebagai penangung jawab teknis pada saat terjadi kebakaran.
4. Perusahaan perlu melakukan sosialisasi terhadap tenaga kerja bidang
kelistrikan untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri yang lengkap dalam
pemeriksaan dan pengujian Listrik guna menghindari kecelakan kerja di
tempat kerja.
5. Perusahaan perlu memperbarui atau menganti sign bahaya yang telah usang
atau tidak terbaca guna tenaga kerja dapat melihat dengan jelas potensi bahaya
yang berada di lingkungan kerja tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.01/MEN/1980
tentang Kselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum NO.
KEP-174/MEN/1986 NO. 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada tempat Kegiatan Konstruksi.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor. PER-02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.04/MEN/1980
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-
186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir.
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik di Tempat Kerja.
11. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Permenaker No.12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di tempat kerja.
12. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Nomor Kep-311/BW/1999 tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.
13. International Labor Organization. Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan
Pekerja Muda. Kantor Perburuhan Internasional, CH1211 Geneva 22,
Switzerland. 2018. 1–50 p

19

Anda mungkin juga menyukai