KELOMPOK 2
PENYELENGGARA
PT. MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
BANDUNG, 10 JULI – 24 JULI
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Sansan
Saudaratex Jaya. Laporan PKL dengan judul “Pengawasan K3 Bidang:
Konstruksi Bangunan, Penanggulangan Kebakaran dan Listrik” ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat Pembinaan Calon Ahli K3 Umum
dari Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkan kami menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam penyelesaian
laporan ini, terutama kepada:
1. dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia selaku
penguji seminar Pembinaan Calon Ahli K3 Umum PT. MMS Batch
268 Bandung
2. Seluruh staff yang bertugas di area kerja di PT.Sansan Saudaratex Jaya
3. PT. Mutiara Mutu Sertifikasi selaku penyelenggara Pembinaan
dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum
4. Teman – teman peserta calon Ahli K3 Umum Batch 268 yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik
dari segi bentuk, isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, besar harapan
kami agar memperoleh kritikan dan saran yang membangun dari berbagai
pihak untuk kemajuan kami. Dengan demikian, semoga dengan adanya
laporan ini dapat menjadi salah satu media pembelajaran untuk menjadi
Ahli K3 Umum yang baik dan amanah.
Bandung,
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR TABEL
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
menyatakan bahwa setiap tenaga kerja memiliki hak untuk mendapatkan
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas. Keselamatan
adalah upaya perlindungan terhadap tenaga kerja agar selalu dalam keadaan
selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja dan bagi orang lain
yang ada di tempat kerja. K3 yaitu pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja. Pengetahuan tentang K3 diharapkan dapat mencegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja dapat mengakibatkan
penurunan produktivitas dalam bekerja, kerugian berupa cacat atau cidera yang
bersifat sementara, permanen atau bahkan juga bisa mengakibatkan kematian serta
kerusakan properti dan lingkungan.
Berdasarkan laporan data kecelakaan kerja organisasi buruh internasional
(ILO), sebanyak 60.000 kecelakaan fatal terjadi di bidang konstruksi. Potensi dari
bahaya di area proyek konstruksi perlu dikenali dan dikendalikan sebaik mungkin
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya lain seperti bahaya
kebakaran dan kelistrikan juga dapat terjadi. Sehingga pemerintah mengeluarkan
berbagai peraturan yang wajib ditaati oleh setiap perusahaan agar dapat menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh tenaga kerja demi menjaga
produktivitas Nasional.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
4
Tujuan dari pelaksanaan PKL ini untuk mengetahui & mendalami teori K3
dengan aplikasi K3 di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5, memberi masukan atau
saran kepada perusahaan tentang penerapan K3 melalui pembuatan makalah
kelompok.
Adapun tujuan dari laporan Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain:
b. Sarana Evakuasi
1. Tim penanggulangan kebakaran
2. Fire and emergency drill
5
3. Personil tanggap darurat dan prosedur tanggap darurat
1.1 Umum
6
Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir;
5. PUIL 2000 SNI-04-025-2000 tentang persyaratan umum instalasi
listrik
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 31 tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.
Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
8
2.3.3 Value PT. Sansan Saudaratex Jaya
1. Integritas (integrity)
2. Kepercayaan (trust)
3. Berpikir terbuka (open mindedness)
4. Kerjasama (teamwork)
5. Konsisten (consistency)
6. Kualitas (quality)
7. Pemberdayaan (empowerness)
9
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi dan ketenagakerja
10
Tabel 2.1 Tim Tanggap Darurat Kebakaran
Bidang usaha yang dijalankan oleh PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 adalah
pembuatan (manufacturing) produk tekstil dan pakaian jadi (garmen). Divisi
Garmen menghasilkan berbagai jenis produk pakaian jadi dengan model yang
bervariasi, antara lain pakaian pria, pakaian wanita, pakaian anak, serta pakaian
bayi. Pelanggan di pasar global telah mengakui produk garmen perusahaan ini
dikarenakan kualitasnya, keseragaman produknya, serta harga yang bersaing
sehingga pelanggan terus melakukan kerjasama.
Perusahaan ini secara tegas mengikuti peraturan-peraturan Compliance dan
Kode Etik BSCI (Business Social Compliance Initiative) yang telah disepakati
oleh PBB untuk penerapan Hak Asasi Manusia. Adapun beberapa brand
internasional yang telah menjadi pelanggan PT.Sansan Saudaratex Jaya di
antaranya H&M, C&A, GAP, Old Navy, Oshkosh B'gosh, Target Corp dan lain
lain.
2.6 Temuan Hasil Observasi
11
norma K3 bidang konstruksi bangunan, listrik, dan penanggulangan kebakaran.
Temuan-temuan tersebut dirangkum dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 sebagai
berikut.
No Temuan Positif
12
1. Terdapat smoke detector pada setiap ruangan
No Temuan Negatif
13
Pengawasan Norma K3 Bidang Listrik
7. Terdapat APAR yang tidak layak pakai karena tidak terdapat tekanan
14
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Adapun pemecahan masalah dari hasil analisis yang dilakukan ialah dengan
cara meninjau peraturan K3 di bidang konstruksi bangunan, listrik dan
penanggulangan kebakaran untuk memberikan rekomendasi peningkatan upaya
K3 pada temuan positif dan rekomendasi upaya perbaikan pada temuan negatif
yang diperoleh. Uraian lengkap mengenai temuan positif dan negatif serta Analisa
pemecahan masalahnya disajikan pada tabel 3.2.1 dan tabel 3.2.
15
3.2.1 Temuan Positif
Berikut ini merupakan uraian pemecahan masalah untuk temuan positif pengawasan norma K3 bidang kontruksi bangunan,listrik, dan
penanggulangan kebakaran.
16
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
2. Terdapat ventilasi / Terjamin nya Melakukan perawatan Permenakertrans No
sirkulasi udara pada kesehatan dan ventilasi atau sirkulasi PER 01/MEN/1980 Pasal
setiap ruangan keamanan pada saat udara disetiap ruangan 5 ayat (3): semua tempat
bekerja pada setiap untuk menjamin kerja harus mempunyai
ruangan kesehatan para pekerja ventilasi yangcukup
sehingga dapat
mengurangi dari bahaya
debu uap dan bahaya
Gambar 3. 2 Ventilasi lainnya.
17
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
18
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
Pengawasan Norma K3 Bidang Listrik
6. Sumber daya listrik Menghemat biaya Melakukan Peraturan Menteri
didistribusikan pembangunandan pemeriksaan dan Ketenagakerjaan RI
langsung dari PLN pemeliharaan perawatan secara No.12 tahun 2015
ke gardu induk PT. pembangkit listrik berkala terhadap gardu tentang K3 listrik di
Sansankemudian di induk tempat kerja Pasal 6
hubungkan ke Ayat (3). :Perencanaan,
instalasi listrik. pemasangan,
perubahan dan
pemeliharaan untuk
kegiatan pembangkitan
transmisi distribusi dan
pemanfaatan listrik
dilakukan oleh ahli K3
Gambar 3. 5 Gardu Listrik bidang listrik.
19
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
kegiatan pembangkitan
transmisi distribusi dan
pemanfaatan listrik
dilakukanoleh ahli K3
bidang listrik.
20
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
21
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
11. Terdapat Keset Untuk menutupi Dilakukan pengecekan PUIL 2000 SNI-04-
Karet anti slip di area disekitar rutin untuk area keset 025-2000 tentang
bawah panel peralatan tegangan karet persyaratan umum
kelistrikan listrik sebagai instalasi listrik
pencegahan pekerja
dari serangan listrik
22
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
Pemadam Api Ringan.
Gambar 3. 12 Hydrant
23
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
14. Terdapat alarm Memberikan Hydran disimpan di Kepmenaker No 2
kebakaran pada pemberitahuan tempat yang mudah di tahun 1983 tentang
setiap ruangan kepada seluruh akses, karena pada pt instalasi alarm
karyawaan agar sansan fire alarm kebakaran automatic
saat terjadi terdapat kebanyakan di pasal 9
kebakaran area dekat pintu keluar
karyawan tahu dan dan emergency exit
Gambar 3. 13 Alarm Kebakaran menantisipasi
korban
24
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
APAR
17. Besadarkan informasi dari bu Yeni Pelatihan Memberi informasi Rutin melakukan Kep No. 186 Tahun
pada bidang ahli K3 Umum bahwa simulasi kepada pekerja simulasi kebakaran 1999 pasal 2 poin e :
pekerja diikut sertakan dalam pelatihan kebakaran mengenai selama 4 tahun satu kali penyelenggaraan latihan
simulasi kebakaran penggunaan APAR dan gladi
penanggulangan
kebakaran secara
berkala
18. Rambu rambu Agar pekerja tau Melakukan UU No. 1 Tahun 1970
keselamatan mengenai informasi pemeriksaan secara pasal 14 poin b:
kerja bahaya dari rambu- rutin pada rambu rambu Memasang dalam
rambu keselamatan kerja tempat kerja yang
dipimpinnya, semua
gambar keselamatan
kerja yang diwajibkan
dan semua bahan
Gambar 3.1 Rambu-rambu pembinaan lainnya,
Keselamatan Kerja pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan
terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja;
19. Terdapat Menjadi area titik lebel Assembly Point 1. UU No. 1 Tahun 1970
Assembly Point kumpul pekerja saat dibuat menggunakan Pasal 9
yang terletak di proses evakuasi tiang agar pekerja 2. Kepmenaker 186
area depan terlihat Tahun 1999 Pasal 2
Permenaker No. 48 Tahun
pabrik
2016tentang Standar
Keselamatan Kesehatan
25
3.2.1 Temuan Negatif
Berikut ini merupakan uraian pemecahan masalah untuk temuan positif pengawasan norma K3 bidang kontruksi bangunan, listrik, dan
penanggulangan kebakaran.
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
Pengawasan Norma K3 Bidang Kontruksi Bangunan
1. Ruangan kerja yang Dapat menimbulkan Dilakukan pembersihan Permenakertrans No
kotor dan tidak kecelakaan kerja karena secara berkala agar 01 tahun
terawat tertimpa besi yang ruangan kerja menjadi 1980 pasal 6
Kebersihan dan
menggantung diatas layak untuk dipakai
kerapihan di tempat
kerja harus dijaga
sehingga bahan-bahan
yang berserakan,bahan-
bahan bangunan,
peralatan dan alat-alat
Gambar 3.17 Ruangan kerja kerja tidak merintangi
yang kotor dan tidak terawat atau menimbulkan
kecelakaan.
2. Drainase tidak Dapat menimbulkan Melakukan penutupan Permenakertrans No
terdapat penutup kecelakaan kerja terjatuh pada drainase dan drainase 01 tahun
ke drainase harus dalam kondisi baik 1980 pasal 8 semua
dan layak untuk di pakai peralatan sisi lantai
yang terbuka, lubang-
lubang dilantai yang
terbuka harus diberi
pagar atau tutup
26
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
Gambar 3.18 Drainase tidak pengaman yang kuat.
tertutup
27
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
4. Kondisi lantai Dapat menmbulkan Dilakukan pengecekan UUD Nomor 1 tahun
berlubang kecelakaan kerja seperti terhadap jalan berlubang 1970 tentang
terjatuh dan dapat agar pekerja merasa aman Keselamatan Kerja
menyebakan luka hingga Pasal 3 ayat (1) point o
kematian serta kerusakan aset
: “Mengamankan dan
perusahaan
memelihara segala
jenis bangunan”
28
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
5. Tidak terdapat gudang Dapat menyebabkan barang Dilakukan pembuatan UUD Nomor 1 tahun
penyimpanan barang berceceran diamana-mana gudang baru untuk 1970 tentang
lebih dan dikhawatirkan menyimpan barang-barang Keselamatan Kerja
menghalangi rambu-rambu Pasal 3 ayat (1) point
yang ada
p: “Mengamankan dan
memperlacar pekerjaan
bongkar-muat
perlakuan dan
penyimpanan barang”
29
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
Gambar 3.22 Label
peringatan
30
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
Jabatan Fungsional
Inspektur
Ketenagalistrikan.
31
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
11. Ahli K3 Listrik dan Dapat meningkatkan angka Diadakan peraturan Permenker No 8 Tahun
operator tidak memakai kecelakaan kerja kewajiban penggunaan 2010 tentang Alat
APD APD pada area terseut Pelindung Diri
Unit penanggulangan
Kebakaran di tempat
kerja
Gambar 3.27
32
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
13 Tidak ada nozzle pada Dapat mempersulit petugas Dilakukan pengecekan Keputusan Menteri
hydrant pemadam untuk hydrant Tenaga kerja R I
mengarahkan air yang NO. KEP
keluar dari pipa fire 186/MEN/1999
hydrant tentang
Unit penanggulangan
Kebakaran di tempat
kerja
33
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
16 Terdapat APAR yang Dapat mempersulit Dilakukan pengecekan Permenakertrans RI No
kosong pemadaman api ketika APAR 4/MEN/1980 tentang
terjadi kebakaran Syarat-syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
35
7. Harus menjaga kondisi APAR agar kualitas APAR tidak mengalami
kerusakan sehingga layak pakai dan melakukan penggantian APAR yang
memiliki kondisi rusak.
8. Sebaiknya hydrant dipindahkan agar tidak terhalang oleh besi pondasi
bangunan
36
9. Sebaiknya instalasi listrik dibenahi sesuai dengan peraturan PUIL-2000
10. Harus menjaga kondisi APAR agar kualitas APAR tidak mengalami
kerusakan sehingga layak pakai dan melakukan penggantian APAR yang
memiliki kondisi rusak.
11. Sebaiknya hydrant dipindahkan agar tidak terhalang oleh besi pondasi
bangunan
37
LAMPIRAN
1. Sumber listrik PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini berasal dari mana?
Jawaban :
Untuk sumber listrik dari PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini berasal atau di
distribusikan langsung dari PLN ke gardu induk dari PT. Sansan Saudaratex Jaya
5 kemudian dihubungkan ke instalasi listrik pada perusahaan PT. Sansan
Saudaratex Jaya 5
2. Pada temuan negative terdapat APAR yang berkarat, apa yang dapat ditimbulkan
jika APAR memiliki karat?
Jawaban :
Berdasarkan permenaker no 4 tahun 1980 pasal 5 bahwa jika APAR berkarat
atau sudah rusak harus diganti dengan APAR yang memiliki kondisi yang baik.
Bagian berkarat tersebut dapat menimbulkan bahaya ketika sedang dipakai
maupun tidak, dimana bagian berkarat tersebut bisa jadi sudah tidak dapat
menahan tekanan dari dalam sehingga tekanan dari bahan apar tersebut bisa
menyebabkan kebocoran APAR itu sendiri dan akhirnya tidak bisa dipakai secara
efektif ketika diperlukan.
3. Apakah di setiap ruangan terdapat pintu darurat? jika ada berapa banyak pintu
darurat yang ada di setiap ruangan?
Jawaban :
Untuk jumlah pintu darurat pada pt sansan saudaratex jaya 5 hanya
memiliki 1 pintu darurat pada lantai 2 hal ini merupakan salah satu penemuan
negatif yang dimana berdasarkan UU permenkes no 48 tahun 2016 pada Bab 3
yang menjelaskan setiap bangunan atau gedung bertingkat harus memiliki pintu
darurat minimal 2 buah.
4. Apa yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan atau ahli k3 listrik untuk
meminimalisir adanya kabel yang tidak terisolasi dengan baik ?
Jawaban :
Meminta keterangan kepada spesialisasi K3 listrik terkait kabel yang tidak
terisolasi agar segera dilakukan pengecekan dan pemeliharaan kabel listrik di
perusahaan secara berkala sesuai Permenaker no. 12 tahun 2015 pasal 10 dan 11
38
dimana pemeriksaan dilakukan spesialisasi K3 listrik secara berkala minimal
setahun sekali.
5. Identifikasi jenis bahaya apa saja yang mungkin terjadi pada pt sansan
saudaratext?
Jawaban :
Pada temuan-temuan yang kami temukan pada PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini
mungkin dari yang paling ringan seperti yang tadi terlihat pada PPT terdapat jalan
yang berlubang, kabel yang tidak terisolasi, kabel yang menumpuk pada langit-
langit, dll. Hal ini seseuai dengan UU no 11 peraturan pemerintah no 50 tahun
2012 Tentang Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Apakah operator atau Ahli K3 menggunakan APD saat bekerja?
Jawaban :
Tidak, ahli K3 di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 baik AK3U atau AK3 Listrik
tidak menggunakan APD padahal seharusnya sebagai perpanjangan tangan
pemerintah, AK3 tersebut memberikan contoh untuk seluruh karyawan
permenaker 8 tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
7. Apa yang harus dilakukan setelah APAR digunakan untuk penanggulangan
kebakaran?
Jawaban :
Apar yang telah digunakan untuk penanggulangan kebakaran dan segelnya
sudah dibuka tidak boleh disimpan kembali ke tempatnya, dikarenakan apar sudah
tidak siap pakai dan menurun tingkat efektivitasnya ketika sudah dipakai dan isi
aparnya pun berkurang dan bisa saja habis, apar yang sudah digunakan harus
disimpan secara tergeletak dibawah rambu apar dan melakukan report kepada
atasan bahwa apar telah digunakan supaya di isi kembali aparnya dan siap pakai.
8. Apakah ada pemeriksaan berkala untuk nenangkal petir?
Jawaban :
Pada pt sansan ini belum ada pemeriksaan berkala pada penangkal petir,pada
bagian groundingnya saja terhalang besi2 baja yang cukup membahayakan
Permenaker no 2 tahun 1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir.
9. Apakah ada operator yang berjaga di setiap boiler listrik/ lift?
39
Jawaban :
Menurut pernyataan ibu yeni ada operatornya, namun saat inspeksi
kelapangan tidak ada operator yang berjaga baik pada boiler maupun pada lift.
10. Termasuk klasifikasi potensi bahaya kebakaran yang mana untuk PT. Sansan
Saudaratex Jaya 5 ini?
Jawaban :
Sebagaimana yang tertera pada lampiran Permenaker RI No 186 Tahun 1999
bahwa PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini termasuk kedalam klasifikasi potensi
bahaya kebakaran sedang II.
11. Adakah personil K3 Penanggulangan Kebakaran? Berapa jumlah petugas peran
kebakaran, K3 spesialis penanggulangan kebakaran dan Koordinator unit
penanggulangan kebakaran yang seharusnya ada pada PT. Sansan Saudaratex Jaya
5?
Jawaban :
Pada PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini belum/tidak memiliki K3 Spesialis
Penanggulangan Kebakaran. Sebagaimana yang tertera pada Permenaker RI No
186 Tahun 1999 pada pasal 6, harusnya PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini
memiliki petugas peran kebakaran sebanyak 56 orang, coordinator unit
penanggulangan kebakaran 4 orang untuk 4 unit kerja.
12. Jenis penagkal petir yang terdapat pada perusahaan tersebut itu apa? Apakah
sudah dilakukan riksa uji penangkal petir? Siapa yang bisa melakukan riksa uji
penangkal petir?
Jawaban :
Jenis penangkal petir yang digunakan adalah jenis penangkal petir konvensional
dengan ketentuan berdasarkan Permenaker No 2 tahun 1999 pada pasal 19 dan 20
yaitu :
• bentuk penerima runcing
• tinggi tiang 1 meter
• jumlah penerima 4 buah
• 1 penghantar penurunan
• Ukuran penghantar 50 mm2
40
Riksa uji penangkal petir belum dilakukan, untuk riksa uji penangkal petir bisa
dilakukan oleh pegawai pengawas, ahli keselamayan kerja atau jasa inspeksi yang
ditunjuk.
13. Untuk riksa uji APAR dilakukan oleh siapa? Dan harus diperkisa berapa kali?
Jawaban :
Untuk riksa uji APAR dilakukan oleh K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran.
Berdasarkan Permenaker RI No 4 tahun 1980, APAR dilakukan pemeriksaan
sebanyak 2 kali dalam satu tahun, yaitu dalam jangka 6 bulan dan dalam jangka
12 bulan.
14. Alat kebakaran pasif apa saja yang sudah ada pada PT. Sansan Saudaratex Jaya 5?
Jawaban :
Untuk alat kebakaran pasif yang sudah ada yaitu adanya jalur evakuasi, pintu
darurat, tangga darurat, dan titik kumpul.
15. Apakah sudah terdapat smoke detector dan alarm kebakaran pada PT. Sansan
Saudaratex Jaya 5? Apakah sudah di riksa uji untuk smoke detector dan alarm
kebakaran?
Jawaban :
Sudah terdapat smoke detector dan alarm kebakaran pada PT. Sansan Saudaratex
Jaya 5, namun untuk riksa uji belum dilakukan sehingga perlu dilakukan riksa uji
terlebih dahulu oleh konsultan kebakaran atau organisasi yang telah diakui oleh
Direktur atau pejabat yang di tunjuk sebagai mana yang tertera pada Permenaker
RI No 2 tahun 1983 pasal 57.
41