Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. SANSAN SAUDARATEX JAYA 5


CIMAHI

PENGAWASAN K3 BIDANG : KONSTRUKSI BANGUNAN,


PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN LISTRIK

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 2

1. Kartika Chandra Gantini


2. Nia Anggistina
3. Arvin Resandria
4. Mochamad Zulfikar
5. Bella Aprillia Handayani

PENYELENGGARA
PT. MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
BANDUNG, 10 JULI – 24 JULI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Sansan
Saudaratex Jaya. Laporan PKL dengan judul “Pengawasan K3 Bidang:
Konstruksi Bangunan, Penanggulangan Kebakaran dan Listrik” ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat Pembinaan Calon Ahli K3 Umum
dari Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkan kami menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam penyelesaian
laporan ini, terutama kepada:
1. dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia selaku
penguji seminar Pembinaan Calon Ahli K3 Umum PT. MMS Batch
268 Bandung
2. Seluruh staff yang bertugas di area kerja di PT.Sansan Saudaratex Jaya
3. PT. Mutiara Mutu Sertifikasi selaku penyelenggara Pembinaan
dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum
4. Teman – teman peserta calon Ahli K3 Umum Batch 268 yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik
dari segi bentuk, isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, besar harapan
kami agar memperoleh kritikan dan saran yang membangun dari berbagai
pihak untuk kemajuan kami. Dengan demikian, semoga dengan adanya
laporan ini dapat menjadi salah satu media pembelajaran untuk menjadi
Ahli K3 Umum yang baik dan amanah.
Bandung,

Tim Penyusun Kelompok 2 Batch 268

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 4
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) .......................................... 4
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................................... 5
1.4 Dasar Hukum ..................................................................................................... 6
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ............................................................................. 8
2.1 Profil Perusahaan ............................................................................................... 8
2.2 Sejarah Perusahaan............................................................................................. 8
2.3 Visi dan Misi ...................................................................................................... 8
2.4 Struktur Organisasi Umum dan P2K3 .................................................................... 9
2.5 Bidang Usaha ........................................................................................................ 11
2.6 Temuan Hasil Observasi .................................................................................. 11
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ............................................. 15
3.1 Analisa Masalah ............................................................................................... 15
3.2 Pemecahan Masalah ......................................................................................... 15
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 35
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 35
4.2 Saran................................................................................................................. 35

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Temuan Positif dan Negatif Hasil Observasi ............................................................... 12


Tabel 3. 1 Temuan Positif PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ……………….........................................16
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ........................................................... 26

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
menyatakan bahwa setiap tenaga kerja memiliki hak untuk mendapatkan
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas. Keselamatan
adalah upaya perlindungan terhadap tenaga kerja agar selalu dalam keadaan
selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja dan bagi orang lain
yang ada di tempat kerja. K3 yaitu pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja. Pengetahuan tentang K3 diharapkan dapat mencegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja dapat mengakibatkan
penurunan produktivitas dalam bekerja, kerugian berupa cacat atau cidera yang
bersifat sementara, permanen atau bahkan juga bisa mengakibatkan kematian serta
kerusakan properti dan lingkungan.
Berdasarkan laporan data kecelakaan kerja organisasi buruh internasional
(ILO), sebanyak 60.000 kecelakaan fatal terjadi di bidang konstruksi. Potensi dari
bahaya di area proyek konstruksi perlu dikenali dan dikendalikan sebaik mungkin
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya lain seperti bahaya
kebakaran dan kelistrikan juga dapat terjadi. Sehingga pemerintah mengeluarkan
berbagai peraturan yang wajib ditaati oleh setiap perusahaan agar dapat menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh tenaga kerja demi menjaga
produktivitas Nasional.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Maksud dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PT. Sansan


Saudaratex Jaya 5 untuk meninjau penerapan K3 di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5
dan menilai apakah pelaksanaanya sesuai dengan regulasi K3 atau tidak. Selain itu
sebagai salah satu persyaratan dalam pelaksanaan pembinaan calon Ahli K3
Umum dari Kementerian Ketenagakerjaan RI yang diselenggarakan oleh PT.
Mutiara Mutu Sertifikasi.

4
Tujuan dari pelaksanaan PKL ini untuk mengetahui & mendalami teori K3
dengan aplikasi K3 di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5, memberi masukan atau
saran kepada perusahaan tentang penerapan K3 melalui pembuatan makalah
kelompok.
Adapun tujuan dari laporan Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain:

1. Mengidentifikasi penerapan K3 bidang konstruksi bangunan di


PT.SansanSaudaratex Jaya 5
2. Mengidentifikasi penerapan K3 bidang listrik di PT.Sansan Saudaratex Jaya 5

3. Mengidentifikasi penerapan K3 bidang penanggulangan


kebakaran diPT.Sansan Saudaratex Jaya 5.
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Objek Pengawasan Norma K3 Konstruksi Bangunan

Ruang lingkup pengawasan norma K3 konstruksi bangunan dapat


diimplementasikan di lapangan melalui tinjauan tahapan pembangunan
sebagaimana tercantum dalam peraturan perundang-undangan, yaitu: tahap
perencanaan, pembangunan, pemakaian, pemeliharaan, pembongkaran, personal
K3 konstruksi bangunan, dan manajemen K3 konstruksi.
1.3.2 Objek Pengawasan Norma K3 Listrik

Ruang lingkup pengawasan norma K3 listrik dapat diimplementasikan di


lapangan berdasarkan peraturan perundang- undangan yaitu: instalasi listrik,
penyalur petir, personil K3 listrik, dan K3 lift.
1.3.3 Objek Pengawasan Norma K3 Penanggulangan Kebakaran

Ruang lingkup pengawasan norma K3 penanggulangan kebakaran dapat


diimplementasikan di lapangan berdasarkan peraturan perundang- undangan
yaitu:
a. Sistem Proteksi Kebakaran
1. Sistem proteksi kebakaran aktif, meliputi APAR, sprinkle, dan hidran

b. Sarana Evakuasi
1. Tim penanggulangan kebakaran
2. Fire and emergency drill

5
3. Personil tanggap darurat dan prosedur tanggap darurat

1.4 Dasar Hukum

1.1 Umum

1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja;
2. Undang – Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 05 tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
1.2 Pengawasan Norma K3 Konstruksi Bangunan

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


No. Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan;
2. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum No. Kep-174/MEN/1986 dan No. Kep.104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
beserta Pedoman Pelaksanaan K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi;
3. Undang-undang No.28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung.
1.3 Pengawasan Norma K3 Listrik

1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 12 tahun


2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja;
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 33 tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No
12 4 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
dan K3 No. KEP.48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.

6
Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir;
5. PUIL 2000 SNI-04-025-2000 tentang persyaratan umum instalasi
listrik
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 31 tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.
Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.

1.4 Pengawasan Norma K3 Penanggulangan Kebakaran

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;
2. Kepmenaker No 2 tahun 1983 tentang instalasi alarm kebakaran
automatic.
3. Instruksi Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.
Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
Kebakaran;
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.
Kep186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
TempatKerja.

7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Profil Singkat Perusahaan


Nama Perusahaan : PT Sansan Saudaratex Jaya 5

Bidang Usaha : Garment


Alamat : Jl. Industri II No.6 Utama, Kec. Cimahi
Sel., Kota Cimahi Jawa Barat

2.2 Sejarah Perusahaan

PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 merupakan perusahaan yang bergerak dalam


bidang usaha garment pakaian jadi yang telah beroperasi selama 18 tahun. Pada
awal berdirinya yakni sekitar tahun 2005, perusahaan ini hanya bergerak dalam
produksi garment yang memasarkan produk-produknya untuk pasar domestik.
Seiring berjalannya waktu, PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 mulai berkembang dan
semakin dikenal. PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 berlokasi di Jl. Industri II, No. 6
Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.
2.3 Visi dan Misi

2.3.1 Visi PT. Sansan Saudaratex Jaya

“Diakui sebagai sebuah perusahaan kelas dunia dan dipercaya melalui


komitmennya yang tinggi kepada kepuasan pelanggan."
2.3.2 Misi PT. Sansan Saudaratex Jaya

“Kami adalah sebuah perusahaan yang menyediakan produk apparel yang


bernilai tinggi untuk masyarakat global agar dapat meningkatkan standar hidup.
Kami melakukannya dengan berusaha keras agar dapat memastikan bahwa
kepuasan stakeholder kami senantiasa terpenuhi.

8
2.3.3 Value PT. Sansan Saudaratex Jaya

1. Integritas (integrity)
2. Kepercayaan (trust)
3. Berpikir terbuka (open mindedness)
4. Kerjasama (teamwork)
5. Konsisten (consistency)
6. Kualitas (quality)
7. Pemberdayaan (empowerness)

2.4 Struktur Organisasi Umum dan P2K3

2.4.1 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan


PT.Sansan Saudaratex Jaya 5 memiliki bagian produksi dan bagian non
produksi (office) yaitu yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan
produksi di perusahaan. Kegiatan produksi garmen dilakukan di seluruh pabrik
milik PT.Sansan Saudaratex Jaya, termasuk di PT.Sansan Saudaratex Jaya 5.
HSE (Health, Safety, and Environment) di PT.Sansan Saudaratex Jaya 5 berada
di bawah unit non produksi. HSE merupakan bagian yang bertanggung jawab
atas penyelenggaraan K3 dalam memastikan sistem Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang diterapkan di perusahaan agar tenaga kerja merasa aman dan nyaman
pada lingkungan kerja.

9
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi dan ketenagakerja

2.4.2 Struktur Organisasi P2K3


PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 memiliki P2K3 yang di Ketuai oleh Budi
Danubrata dan Sekretaris yaitu Yeni Meilani sekaligus sebagai Ahli
Keselamatan Kerja dari P2K3 di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5. P2K3 di PT.
Sansan Saudaratex Jaya 5 memiliki agenda rapat rutin yaitu rapat evaluasi
program P2K3 setiap dua bulan sekali.

Gambar 2. 2 Struktur P2K3

10
Tabel 2.1 Tim Tanggap Darurat Kebakaran

2.5 Bidang Usaha

Bidang usaha yang dijalankan oleh PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 adalah
pembuatan (manufacturing) produk tekstil dan pakaian jadi (garmen). Divisi
Garmen menghasilkan berbagai jenis produk pakaian jadi dengan model yang
bervariasi, antara lain pakaian pria, pakaian wanita, pakaian anak, serta pakaian
bayi. Pelanggan di pasar global telah mengakui produk garmen perusahaan ini
dikarenakan kualitasnya, keseragaman produknya, serta harga yang bersaing
sehingga pelanggan terus melakukan kerjasama.
Perusahaan ini secara tegas mengikuti peraturan-peraturan Compliance dan
Kode Etik BSCI (Business Social Compliance Initiative) yang telah disepakati
oleh PBB untuk penerapan Hak Asasi Manusia. Adapun beberapa brand
internasional yang telah menjadi pelanggan PT.Sansan Saudaratex Jaya di
antaranya H&M, C&A, GAP, Old Navy, Oshkosh B'gosh, Target Corp dan lain
lain.
2.6 Temuan Hasil Observasi

Temuan Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan


di area PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 pada 20 Juli 2023, diperoleh sejumlah
temuan positif dan negatif yang termasuk ke dalam ruang lingkup pengawasan

11
norma K3 bidang konstruksi bangunan, listrik, dan penanggulangan kebakaran.
Temuan-temuan tersebut dirangkum dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 sebagai
berikut.

Tabel 2. 1 Temuan Positif dan Negatif Hasil Observasi

No Temuan Positif

Pengawasan Norma K3 Bidang Kontruksi Bangunan

1. Bangunan sudah tersertifikasi laik operasi

2. Terdapat ventilasi/sirkulasi udara pada setiap ruangan

3. Terdapat busa pelindung di setiap penyangga pondasi bangunan di lantai 2

4. Terdapat rambu evakuasi pada setiap ruangan

5. Terdapat pintu darurat

6. Terdapat keset karet anti slip di bawah panel kelistrikan

7. Terdapat denah evakuasi pada setiap lantai

Pengawasan Norma K3 Bidang Listrik

1. Sudah terinstalasi penangkal petir pada bangunan

2. Terdapat ahli K3 listrik

3. Sumber daya listrik terdistribusi langsung dari PLN ke gardu induk

4. Terdapat label High Voltage di gardu induk

5. Terdapat checklist maintenance pada

6. Terdapat APD sarung tangan karet pada ruangan boiler listrik

Pengasawan Norma K3 Kebakaran

12
1. Terdapat smoke detector pada setiap ruangan

2. Terdapat APAR pada setiap ruangan


Tabel 2 1
3. Terdapat Hydrant pada setiap ruangan

4. Terdapat alarm kebaran pada setiap ruangan

5. Terdapat APAR pada kendaraan forklift

6. Terdapat cara penggunaan APAR

7. Terdapat assembly point

No Temuan Negatif

Pengawasan Norma K3 Bidang Kontruksi Bangunan

1. Drainase tidak terdapat penutup

2. Terdapat atap yang bolong

3. Terdapat tembok yang bolong

4. Area kerja kotor

5. Terdapat jalur evakuasi yang tertutupi oleh troli barang

6. Toilet tidak terawat

7. Kondisi lantai berlubang

8. Ruang istirahat karyawan tidak terawat

9. Tidak terdapat gudang penyimpanan muatan barang lebih

10. Terdapat beberapa Line jalur evakuasi tidak ada

13
Pengawasan Norma K3 Bidang Listrik

1. Tidak terdapat label peringatan di mesin

2. Terdapat kabel yang menumpuk

3. Terdapat kabel yang tidak terisolasi dengan baik

4. Kabel lampu tergantung dan tidak tersambung dengan baik

5. Ahli K3 Listrik dan operator tidak memakai APD

6. Terdapat panel listrik yang tidak ada penutupnya

7. Beberapa saklar lampu tidak terpasang dengan baik

8. Grounding penyalur petir terhalang oleh barang

9. Tidak terkoneksi instalasi listrik elevator dengan instalasi alarm otomatis

Pengasawan Norma K3 Kebakaran

1. Terdapat beberapa tempat yang tidak terpasang APAR

2. Terdapat label APAR yang pudar

3. Tidak ada nozzle pada hydrant

4. Label instruksi pemakaian APAR terhalang oleh APAR

5. Tidak ada regu petugas kebakaran

6. Tidak ada ahli K3 Kebakaran

7. Terdapat APAR yang tidak layak pakai karena tidak terdapat tekanan

8. Selang hydrant tidak tergulung dengan baik

9. Terdapat beberapa APAR yang tidak ada dokumen pengecekan terbaru

10. Label instruksi kerja hydrant tertutup oleh debu

11. Hydrant terhalang besi pondasi bangunan

12. Smoke detector menggantung lebih dari ketentuan

14
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di PT.Sansan Saudaratex


Jaya 5, masih terdapat beberapa faktor yang berpotensi membahayakan tenaga
kerja terutama yang termasuk ke dalam ruang lingkup pengawasan norma K3
bidang konstruksi bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran. Adapun
faktor yang dapat membahayakan antara lain: kondisi area kerja drainase tidak
tertutup, ruangan kerja yang kotor, berdebu dan dinding berlubang, tidak
terkoneksinya instalasi listrik elevator dengan instalasi proteksi alarm otomatis,
terdapat beberapa APAR yang berkarat pada tabungnya, dan terdapat akses jalan
yang tertutup menuju hydrant. Namun pihak perusahaan sudah melakukan upaya
sebaik mungkin untuk melakukan perbaikan dengan merencanakan beberapa
program keselamatan dan kesehatan kerja secara berkelanjutan.

3.2 Pemecahan Masalah

Adapun pemecahan masalah dari hasil analisis yang dilakukan ialah dengan
cara meninjau peraturan K3 di bidang konstruksi bangunan, listrik dan
penanggulangan kebakaran untuk memberikan rekomendasi peningkatan upaya
K3 pada temuan positif dan rekomendasi upaya perbaikan pada temuan negatif
yang diperoleh. Uraian lengkap mengenai temuan positif dan negatif serta Analisa
pemecahan masalahnya disajikan pada tabel 3.2.1 dan tabel 3.2.

15
3.2.1 Temuan Positif

Berikut ini merupakan uraian pemecahan masalah untuk temuan positif pengawasan norma K3 bidang kontruksi bangunan,listrik, dan
penanggulangan kebakaran.

Tabel 3. 1 Temuan Positif PT. Sansan Saudaratex Jaya 5

No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan


Hukum
Pengawasan Norma K3 Bidang Kontruksi Bangunan
1. Beberapa bangunan 1.Terjaminnya Melakukan perawatan Permenakertrans No. 1
sudah memiliki keamanan dan serta pemeriksaan area tahun1980 tentang K3
sertifikasi laik keselamatan para bangunan. pada konstruksi
bangunan Pasal 3 ayat 1
Fungsi pekerja beserta
pada setiap pekerjaan
barang-barang dan konstruksi bangunan
mesin produksi. harus diusahakan
pencegahan atau
dikurangi terjadinya
kecelakaan atau sakit
akibat kerja terhadap
Gambar 3. 1 Sertifikat Laik Fungsi tenaga kerjanya

16
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
2. Terdapat ventilasi / Terjamin nya Melakukan perawatan Permenakertrans No
sirkulasi udara pada kesehatan dan ventilasi atau sirkulasi PER 01/MEN/1980 Pasal
setiap ruangan keamanan pada saat udara disetiap ruangan 5 ayat (3): semua tempat
bekerja pada setiap untuk menjamin kerja harus mempunyai
ruangan kesehatan para pekerja ventilasi yangcukup
sehingga dapat
mengurangi dari bahaya
debu uap dan bahaya
Gambar 3. 2 Ventilasi lainnya.

3. Terdapat rambu Untuk membantu Dilakukan pengecekan UU No 28 Tahun 2002


evakuasi pada para pekerja ke secara rutin rambu Pasal 30 ayat (1) : Akses
setiap ruangan tempat aman evakuasi evakuasi dalam keadaan
apabila terjadi hal- darurat sebagaimana
hal yang tidak dimaksud dalam Pasal 27
diinginkan ayat (2) harus disediakan
di dalam bangunan
gedung meliputi sistem
peringatan bahaya bagi
pengguna, pintu keluar
darurat, dan jalur
evakuasi apabila terjadi
bencana kebakaran
dan/atau bencana
lainnya, kecuali rumah
Gambar 3. 3 Jalur Evakuasi tinggal.

17
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum

4. Terdapat pintu Sebagai jalur keluar Membuat 2 pintu UU Permenaker No 28


darurat dilantai 2 dan jalur evakuasi darurat disetiap ruangan Tahun 2002 Pasal 30 ayat
apabila terjadi hal- (1) : Akses evakuasi
hal yang tidak dalam keadaan darurat
diinginkan seperti sebagaimana dimaksud
kebakaran. dalam Pasal 27 ayat (2)
harus disediakan di
dalam bangunan gedung
meliputi sistem
peringatan bahaya bagi
pengguna, pintu keluar
darurat, dan jalur
evakuasi apabila terjadi
bencana kebakaran
Gambar 3. 4 Pintu Darurat dan/atau bencana
lainnya, kecuali rumah
tinggal.

18
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
Pengawasan Norma K3 Bidang Listrik
6. Sumber daya listrik Menghemat biaya Melakukan Peraturan Menteri
didistribusikan pembangunandan pemeriksaan dan Ketenagakerjaan RI
langsung dari PLN pemeliharaan perawatan secara No.12 tahun 2015
ke gardu induk PT. pembangkit listrik berkala terhadap gardu tentang K3 listrik di
Sansankemudian di induk tempat kerja Pasal 6
hubungkan ke Ayat (3). :Perencanaan,
instalasi listrik. pemasangan,
perubahan dan
pemeliharaan untuk
kegiatan pembangkitan
transmisi distribusi dan
pemanfaatan listrik
dilakukan oleh ahli K3
Gambar 3. 5 Gardu Listrik bidang listrik.

7. Terdapat Ahli K3 Melakukan kegiatan Melakukan perubahan Peraturan Menteri


Listrik pengawasan, dan perencanaan terkait KetenagakerjaanRI
perlindungan, dan kelistrikan pada No.12 tahun 2015
merekomendasikan perusahaan tentang K3listrik di
pada bagian tempat kerja Pasal 6
kelistrikan pada Ayat (3). :Perencanaan,
perusahaan. pemasangan,
perubahan dan
pemeliharaan untuk

19
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
kegiatan pembangkitan
transmisi distribusi dan
pemanfaatan listrik
dilakukanoleh ahli K3
bidang listrik.

Gambar 3. 6 Sertifikat Ahli K3 Listrik

8. Terdapat label high Memberi himbauan Melakukan perawatan 1. Peraturan Menteri


voltage dipintu untuk seluruh dan pemeliharaan Ketenagakerjaan RI
gardu induk pekerja dan orang rambu peringatan No.12 tahun 2015
yang ada di wilayah bahaya listrik pada area tentang K3 listrik di
perusahaan agar panel listrik tempat kerja
terhindar dari
potensi bahaya 2. PUIL 2011
tersengat listrik

Gambar 3. 7 Lebel high Voltage

20
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum

9. Terdapat prosedur Panel listrik Melakasanakan Peraturan Menteri


(checklist terpelihara dengan inspeksisesuai jadwal KetenagakerjaanRI
maintenance) baik yang ditentukan No.12 tahun 2015
pemeriksaan tentang K3listrik di
kelistrikan tempat kerja Pasal 11
ayat 1 :“Pemeriksaan
secara berkala”
sebagaimana dimaksud
pada pasal 10 ayat 2 c
“dilakukan paling
sedikit 1 tahun sekali”

Gambar 3. 8 Checklist Maintenance


Listrik

10. Terdapat Instalasi Untuk melindungi Dilakukan pengecekan Permenaker No. 2


penangkal petir Gedung, barang tahanan terhadap Tahun 1989 Instalasi
produksi, pekerja instalasi penangkal Penyalur petir harus
dan orang lain yang petir direncanakan, dibuat,
berada di area dipasang, dan
Gedung dari dipelihara sesuai
sambaran petir ketentuan dalam
peraturan Menteri ini.
Gambar 3. 9 Penangkal Petir

21
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum

11. Terdapat Keset Untuk menutupi Dilakukan pengecekan PUIL 2000 SNI-04-
Karet anti slip di area disekitar rutin untuk area keset 025-2000 tentang
bawah panel peralatan tegangan karet persyaratan umum
kelistrikan listrik sebagai instalasi listrik
pencegahan pekerja
dari serangan listrik

Gambar 3. 10 Keset Karet

Pengawasan Norma K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran


12. Terdapat APAR Penanggulangan Melakukan Pengecekan Peraturan Menteri
pada setiap terkait terjadinya secara berkala pada alat Tenaga Kerja dan
ruangan kebakaran di tempat APAR Transmigrasi
kerja Republik Indonesia
No. Per-
04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat

22
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
Pemadam Api Ringan.

Gambar 3. 11 Alat Pemadam Api


Ringan

13. Terdapat Penanggulangan Dilakukan Permenaker No 186


hydrant terkait terjadinya pemeliharaan dan Tahun 1999 pasal 2
kebakaran di pengecekan untuk
tempat kerja fungsi hydran tersebut

Gambar 3. 12 Hydrant

23
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
14. Terdapat alarm Memberikan Hydran disimpan di Kepmenaker No 2
kebakaran pada pemberitahuan tempat yang mudah di tahun 1983 tentang
setiap ruangan kepada seluruh akses, karena pada pt instalasi alarm
karyawaan agar sansan fire alarm kebakaran automatic
saat terjadi terdapat kebanyakan di pasal 9
kebakaran area dekat pintu keluar
karyawan tahu dan dan emergency exit
Gambar 3. 13 Alarm Kebakaran menantisipasi
korban

15. Terdapat smoke Menanggulangi Melakukan Pengecekan Kepmenaker No 2


detector disetiap terjadinya secara berkala terhadap tahun 1983 pasal 9
ruangan kebakaran di alat detector dan fire UU No. 1 Tahun 1970
tempat kerja alarm system Pasal 9 Kepmenaker
186 tahun 1999 pasal 2

Gambar 3. 15 Smoke Detector


16. Terdapat poster Mempermudah melakukan pengecekan Permenaker APAR No.
Cara pekerja saat secara rutin dan 4 Tahun 1980 tentang
penggunaan menggunakan pemeliharaan poster Syarat Pemasangan dan
APAR APAR penggunaan APAR Pemeliharaan APAR

Gambar 3.16 Poster Cara Penggunaan

24
No Gambar Temuan Analisa Manfaat Rekomendasi Landasan
Hukum
APAR
17. Besadarkan informasi dari bu Yeni Pelatihan Memberi informasi Rutin melakukan Kep No. 186 Tahun
pada bidang ahli K3 Umum bahwa simulasi kepada pekerja simulasi kebakaran 1999 pasal 2 poin e :
pekerja diikut sertakan dalam pelatihan kebakaran mengenai selama 4 tahun satu kali penyelenggaraan latihan
simulasi kebakaran penggunaan APAR dan gladi
penanggulangan
kebakaran secara
berkala
18. Rambu rambu Agar pekerja tau Melakukan UU No. 1 Tahun 1970
keselamatan mengenai informasi pemeriksaan secara pasal 14 poin b:
kerja bahaya dari rambu- rutin pada rambu rambu Memasang dalam
rambu keselamatan kerja tempat kerja yang
dipimpinnya, semua
gambar keselamatan
kerja yang diwajibkan
dan semua bahan
Gambar 3.1 Rambu-rambu pembinaan lainnya,
Keselamatan Kerja pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan
terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja;
19. Terdapat Menjadi area titik lebel Assembly Point 1. UU No. 1 Tahun 1970
Assembly Point kumpul pekerja saat dibuat menggunakan Pasal 9
yang terletak di proses evakuasi tiang agar pekerja 2. Kepmenaker 186
area depan terlihat Tahun 1999 Pasal 2
Permenaker No. 48 Tahun
pabrik
2016tentang Standar
Keselamatan Kesehatan

25
3.2.1 Temuan Negatif
Berikut ini merupakan uraian pemecahan masalah untuk temuan positif pengawasan norma K3 bidang kontruksi bangunan, listrik, dan
penanggulangan kebakaran.
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
Pengawasan Norma K3 Bidang Kontruksi Bangunan
1. Ruangan kerja yang Dapat menimbulkan Dilakukan pembersihan Permenakertrans No
kotor dan tidak kecelakaan kerja karena secara berkala agar 01 tahun
terawat tertimpa besi yang ruangan kerja menjadi 1980 pasal 6
Kebersihan dan
menggantung diatas layak untuk dipakai
kerapihan di tempat
kerja harus dijaga
sehingga bahan-bahan
yang berserakan,bahan-
bahan bangunan,
peralatan dan alat-alat
Gambar 3.17 Ruangan kerja kerja tidak merintangi
yang kotor dan tidak terawat atau menimbulkan
kecelakaan.
2. Drainase tidak Dapat menimbulkan Melakukan penutupan Permenakertrans No
terdapat penutup kecelakaan kerja terjatuh pada drainase dan drainase 01 tahun
ke drainase harus dalam kondisi baik 1980 pasal 8 semua
dan layak untuk di pakai peralatan sisi lantai
yang terbuka, lubang-
lubang dilantai yang
terbuka harus diberi
pagar atau tutup

26
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
Gambar 3.18 Drainase tidak pengaman yang kuat.
tertutup

3. Terdapat jalur Dapat menimbulkan pekerja Dilakukan pengecekan Peraturan Kepala


evakuasi yang tersesat pada area evakuasi terhadap jalur evakuasi dan Badan Nasional
tertutupi oleh troli dilakukan pembersihan Penanggulangan
barang terhadap area evakuasi Bencana No.07 Tahun
2015 tentang rambu
dan papan informasi
bencana menyinggung
perihal arah jalur
evakuasi. Rambu arah
jalur evakuasi
termasuk dalam
bagian rambu
Gambar3.19 Jalur evakuasi petunjuk bencanayang
yang tertutupi troli digunakan untuk
menyatakan petunjuk
arah atau informasi
lain bagi masyarakat
dikawasan Rawan
bencana. Rambu arah
jalur

27
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
4. Kondisi lantai Dapat menmbulkan Dilakukan pengecekan UUD Nomor 1 tahun
berlubang kecelakaan kerja seperti terhadap jalan berlubang 1970 tentang
terjatuh dan dapat agar pekerja merasa aman Keselamatan Kerja
menyebakan luka hingga Pasal 3 ayat (1) point o
kematian serta kerusakan aset
: “Mengamankan dan
perusahaan
memelihara segala
jenis bangunan”

Gambar 3.20 Lantai


berlubang

28
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
5. Tidak terdapat gudang Dapat menyebabkan barang Dilakukan pembuatan UUD Nomor 1 tahun
penyimpanan barang berceceran diamana-mana gudang baru untuk 1970 tentang
lebih dan dikhawatirkan menyimpan barang-barang Keselamatan Kerja
menghalangi rambu-rambu Pasal 3 ayat (1) point
yang ada
p: “Mengamankan dan
memperlacar pekerjaan
bongkar-muat
perlakuan dan
penyimpanan barang”

Gambar 3.21 Barang


berserakan

Pengawasan Norma K3 Bidang Listrik


6. Tidak terdapat label Dapat menyebabkan Dipasangkan label untuk UUD Nomor 1 tahun
peringatan pada mesin bahaya yang mungkin ada memberitahukan kepada 1970 pasal 14 poiut b
sehingga dapat pekerja terdapat potensi
menimbulkan kecelakaan bahaya

29
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
Gambar 3.22 Label
peringatan

8 Terdapat kabel yang Dapat menimbulkan Dilakukan pengecekan Undang-Undang No 30


menumpuk kebakaran karena melebihi secara rutin kondisi kabel Tahun 2009 Tentang
batas daya Ketenagalistrikan.
Peraturan Pemerintah No
62 Tahun 2012 Tentang
Usaha Jasa Penunjang
Tenaga Listrik. Peraturan
Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No
37 Tahun 2017 Tentang
Jabatan Fungsional
Gambar 3.23 Kabel yang Inspektur
menumpuk Ketenagalistrikan.
9 Terdapat kabel yang Dapat menimbulkan Dilakukan pengecekan Undang-Undang No 30
tidak terisolasi dengan korsleting dan bahaya secara rutin kondisi kabel Tahun 2009 Tentang
baik kebakaran Ketenagalistrikan.
Peraturan Pemerintah No
62 Tahun 2012 Tentang
Usaha Jasa Penunjang
Tenaga Listrik. Peraturan
Menteri Pendayagunaan
Gambar 3.24 Kabel yang Aparatur Negara dan
tidak terisolasi Reformasi Birokrasi No
37 Tahun 2017 Tentang

30
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
Jabatan Fungsional
Inspektur
Ketenagalistrikan.

10 Kabel lampu tergantung Dapat menimbulkan Dilakukan pengecekan Undang-Undang No 30


dan tidak tersambung korsleting dan bahaya secara rutin kondisi Tahun 2009 Tentang
dengan baik kebakaran Lampu Ketenagalistrikan.
Peraturan Pemerintah No
62 Tahun 2012 Tentang
Usaha Jasa Penunjang
Tenaga Listrik. Peraturan
Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No
Gambar 3.25 Lampu Kabel 37 Tahun 2017 Tentang
Jabatan Fungsional
Inspektur
Ketenagalistrikan.

31
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
11. Ahli K3 Listrik dan Dapat meningkatkan angka Diadakan peraturan Permenker No 8 Tahun
operator tidak memakai kecelakaan kerja kewajiban penggunaan 2010 tentang Alat
APD APD pada area terseut Pelindung Diri

Gambar 3.26 Ahli K3 Listrik


dan Operator tidak memkai
APD

Pengawasan Norma K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran


12 Terdapat beberapa Dapat menimbulkan waktu Ditambahkan APAR pada Keputusan Menteri
tempat yang tidak yang lama jika terjadi beberapaa tempat yang Tenaga kerja R I
terpasang APAR kebakaran belum tersedia APAR NO. KEP
186/MEN/1999
tentang

Unit penanggulangan
Kebakaran di tempat
kerja

Gambar 3.27

32
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
13 Tidak ada nozzle pada Dapat mempersulit petugas Dilakukan pengecekan Keputusan Menteri
hydrant pemadam untuk hydrant Tenaga kerja R I
mengarahkan air yang NO. KEP
keluar dari pipa fire 186/MEN/1999
hydrant tentang

Unit penanggulangan
Kebakaran di tempat
kerja

Gambar 3.28 Hydrant


14 *Berdasarkan keterangan Tidak ada ahli K3
dari selaku ahli k3 Umum Kebakaran
tidak adanya Ahli K3
Kebakaran

15 Terdapat APAR yang Dapat menyebabkan Dilakukan pengecekan Permenaker No:


berkarat kebocoran pada tabung APAR dan Harus menjaga PER.04/MEN/1980 Pasal
APAR kondisi apar agar kualitas 5 “Dilarang memasang
apar tidak mengalami dan menggunakan alat
kerusakan sehingga layak pemadam api ringan
pakai dan jika ada apar yang didapati sudah
yang kondisi rusak harus berlubang-lubang atau
diganti dengan apar yang cacat karena karat.
layak pakai

Gambar 3.29 APAR yang


bekarat

33
No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan
Hukum
16 Terdapat APAR yang Dapat mempersulit Dilakukan pengecekan Permenakertrans RI No
kosong pemadaman api ketika APAR 4/MEN/1980 tentang
terjadi kebakaran Syarat-syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.

Gambar 3.30 APAR


17. Terdapat APAR yang Tidak dapat terlihat Mengganti APAR yang Permenkertrans 04 tahun
berwana Hijau dengan mudah oleh berwarna hijau dengan 1980 pasal 4 ayat 6 “
karyawan saat terjadi APAR berwarna merah semua tabung alat
kebakaran pemadam api ringan
sebaiknya berwarna
merah

Gambar 3,31 APAR hijau

34
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di PT. Sansan Saudaratex Jaya


5 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 sudah melakukan beberapa upaya
penanggulangan kebakaran dengan disediakannya APAR dan hydrant tetapi
ditemukan kondisi hydrant yang terhalang oleh besi pondasi bangunan dan
ditemukan APAR dengan kondisi yang berkarat,tidak memiliki tekanan dan
tidak ditemukan APAR pada tempat yang dipasang rambu APAR.
2. Penerapan aspek K3 pada kegiatan konstruksi sudah dilakukan dengan baik
namun masih terdapat kekurangan pada jalur evakuasi yang tertutup oleh
barang dan kondisi lantai yang berlubang.
3. Penerapan aspek K3 listrik di area kerja PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 masih
memiliki lift yang tidak terkoneksi alarm otomatis muatan berlebih, banyak
kabel yang menumpuk dan tidak sesuai dengan PUIL-2000, terdapat kabel
yang tidak tersambung dan tidak terisolasi dengan baik.
4.2 Saran

Dari hasil analisis pemecahan masalah yang didasarkan pada temuan-


temuan negatif yang diperoleh saat observasi lapangan, berikut merupakan saran
dan rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan oleh PT. Sansan Saudaratex
Jaya 5.
1. Dilakukan pembersihan secara berkala agar ruangan kerja menjadi layak
pakai dan nyaman.
2. Jalur evakuasi sebaiknya tidak dipakai untuk menyimpan barang.
3. Melakukan penutupan pada drainase dan drainase harus dalam kondisi baik
dan layak pakai.
4. Dilakukakan repaint untuk memperjelas jalur evakuasi.

5. Dilakukan penyambungan instalasi listrik pada elevator dengan instalasi


proteksi alarm otomatis.

6. Sebaiknya instalasi listrik dibenahi sesuai dengan peraturan PUIL-2000

35
7. Harus menjaga kondisi APAR agar kualitas APAR tidak mengalami
kerusakan sehingga layak pakai dan melakukan penggantian APAR yang
memiliki kondisi rusak.
8. Sebaiknya hydrant dipindahkan agar tidak terhalang oleh besi pondasi
bangunan

36
9. Sebaiknya instalasi listrik dibenahi sesuai dengan peraturan PUIL-2000
10. Harus menjaga kondisi APAR agar kualitas APAR tidak mengalami
kerusakan sehingga layak pakai dan melakukan penggantian APAR yang
memiliki kondisi rusak.
11. Sebaiknya hydrant dipindahkan agar tidak terhalang oleh besi pondasi
bangunan

37
LAMPIRAN

1. Sumber listrik PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini berasal dari mana?

Jawaban :
Untuk sumber listrik dari PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini berasal atau di
distribusikan langsung dari PLN ke gardu induk dari PT. Sansan Saudaratex Jaya
5 kemudian dihubungkan ke instalasi listrik pada perusahaan PT. Sansan
Saudaratex Jaya 5
2. Pada temuan negative terdapat APAR yang berkarat, apa yang dapat ditimbulkan
jika APAR memiliki karat?

Jawaban :
Berdasarkan permenaker no 4 tahun 1980 pasal 5 bahwa jika APAR berkarat
atau sudah rusak harus diganti dengan APAR yang memiliki kondisi yang baik.
Bagian berkarat tersebut dapat menimbulkan bahaya ketika sedang dipakai
maupun tidak, dimana bagian berkarat tersebut bisa jadi sudah tidak dapat
menahan tekanan dari dalam sehingga tekanan dari bahan apar tersebut bisa
menyebabkan kebocoran APAR itu sendiri dan akhirnya tidak bisa dipakai secara
efektif ketika diperlukan.
3. Apakah di setiap ruangan terdapat pintu darurat? jika ada berapa banyak pintu
darurat yang ada di setiap ruangan?

Jawaban :
Untuk jumlah pintu darurat pada pt sansan saudaratex jaya 5 hanya
memiliki 1 pintu darurat pada lantai 2 hal ini merupakan salah satu penemuan
negatif yang dimana berdasarkan UU permenkes no 48 tahun 2016 pada Bab 3
yang menjelaskan setiap bangunan atau gedung bertingkat harus memiliki pintu
darurat minimal 2 buah.
4. Apa yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan atau ahli k3 listrik untuk
meminimalisir adanya kabel yang tidak terisolasi dengan baik ?

Jawaban :
Meminta keterangan kepada spesialisasi K3 listrik terkait kabel yang tidak
terisolasi agar segera dilakukan pengecekan dan pemeliharaan kabel listrik di
perusahaan secara berkala sesuai Permenaker no. 12 tahun 2015 pasal 10 dan 11
38
dimana pemeriksaan dilakukan spesialisasi K3 listrik secara berkala minimal
setahun sekali.
5. Identifikasi jenis bahaya apa saja yang mungkin terjadi pada pt sansan
saudaratext?

Jawaban :
Pada temuan-temuan yang kami temukan pada PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini
mungkin dari yang paling ringan seperti yang tadi terlihat pada PPT terdapat jalan
yang berlubang, kabel yang tidak terisolasi, kabel yang menumpuk pada langit-
langit, dll. Hal ini seseuai dengan UU no 11 peraturan pemerintah no 50 tahun
2012 Tentang Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Apakah operator atau Ahli K3 menggunakan APD saat bekerja?

Jawaban :
Tidak, ahli K3 di PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 baik AK3U atau AK3 Listrik
tidak menggunakan APD padahal seharusnya sebagai perpanjangan tangan
pemerintah, AK3 tersebut memberikan contoh untuk seluruh karyawan
permenaker 8 tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
7. Apa yang harus dilakukan setelah APAR digunakan untuk penanggulangan
kebakaran?

Jawaban :
Apar yang telah digunakan untuk penanggulangan kebakaran dan segelnya
sudah dibuka tidak boleh disimpan kembali ke tempatnya, dikarenakan apar sudah
tidak siap pakai dan menurun tingkat efektivitasnya ketika sudah dipakai dan isi
aparnya pun berkurang dan bisa saja habis, apar yang sudah digunakan harus
disimpan secara tergeletak dibawah rambu apar dan melakukan report kepada
atasan bahwa apar telah digunakan supaya di isi kembali aparnya dan siap pakai.
8. Apakah ada pemeriksaan berkala untuk nenangkal petir?

Jawaban :
Pada pt sansan ini belum ada pemeriksaan berkala pada penangkal petir,pada
bagian groundingnya saja terhalang besi2 baja yang cukup membahayakan
Permenaker no 2 tahun 1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir.
9. Apakah ada operator yang berjaga di setiap boiler listrik/ lift?

39
Jawaban :
Menurut pernyataan ibu yeni ada operatornya, namun saat inspeksi
kelapangan tidak ada operator yang berjaga baik pada boiler maupun pada lift.
10. Termasuk klasifikasi potensi bahaya kebakaran yang mana untuk PT. Sansan
Saudaratex Jaya 5 ini?

Jawaban :
Sebagaimana yang tertera pada lampiran Permenaker RI No 186 Tahun 1999
bahwa PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini termasuk kedalam klasifikasi potensi
bahaya kebakaran sedang II.
11. Adakah personil K3 Penanggulangan Kebakaran? Berapa jumlah petugas peran
kebakaran, K3 spesialis penanggulangan kebakaran dan Koordinator unit
penanggulangan kebakaran yang seharusnya ada pada PT. Sansan Saudaratex Jaya
5?

Jawaban :
Pada PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini belum/tidak memiliki K3 Spesialis
Penanggulangan Kebakaran. Sebagaimana yang tertera pada Permenaker RI No
186 Tahun 1999 pada pasal 6, harusnya PT. Sansan Saudaratex Jaya 5 ini
memiliki petugas peran kebakaran sebanyak 56 orang, coordinator unit
penanggulangan kebakaran 4 orang untuk 4 unit kerja.
12. Jenis penagkal petir yang terdapat pada perusahaan tersebut itu apa? Apakah
sudah dilakukan riksa uji penangkal petir? Siapa yang bisa melakukan riksa uji
penangkal petir?

Jawaban :
Jenis penangkal petir yang digunakan adalah jenis penangkal petir konvensional
dengan ketentuan berdasarkan Permenaker No 2 tahun 1999 pada pasal 19 dan 20
yaitu :
• bentuk penerima runcing
• tinggi tiang 1 meter
• jumlah penerima 4 buah
• 1 penghantar penurunan
• Ukuran penghantar 50 mm2

40
Riksa uji penangkal petir belum dilakukan, untuk riksa uji penangkal petir bisa
dilakukan oleh pegawai pengawas, ahli keselamayan kerja atau jasa inspeksi yang
ditunjuk.
13. Untuk riksa uji APAR dilakukan oleh siapa? Dan harus diperkisa berapa kali?

Jawaban :
Untuk riksa uji APAR dilakukan oleh K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran.
Berdasarkan Permenaker RI No 4 tahun 1980, APAR dilakukan pemeriksaan
sebanyak 2 kali dalam satu tahun, yaitu dalam jangka 6 bulan dan dalam jangka
12 bulan.
14. Alat kebakaran pasif apa saja yang sudah ada pada PT. Sansan Saudaratex Jaya 5?

Jawaban :
Untuk alat kebakaran pasif yang sudah ada yaitu adanya jalur evakuasi, pintu
darurat, tangga darurat, dan titik kumpul.
15. Apakah sudah terdapat smoke detector dan alarm kebakaran pada PT. Sansan
Saudaratex Jaya 5? Apakah sudah di riksa uji untuk smoke detector dan alarm
kebakaran?

Jawaban :
Sudah terdapat smoke detector dan alarm kebakaran pada PT. Sansan Saudaratex
Jaya 5, namun untuk riksa uji belum dilakukan sehingga perlu dilakukan riksa uji
terlebih dahulu oleh konsultan kebakaran atau organisasi yang telah diakui oleh
Direktur atau pejabat yang di tunjuk sebagai mana yang tertera pada Permenaker
RI No 2 tahun 1983 pasal 57.

41

Anda mungkin juga menyukai