DI
DINAS UITLITY – DEPARTEMEN PRODUKSI IB
PT PUPUK KUJANG
KARAWANG
KELOMPOK 2
1. RONNY KHAERUDIN
2. RAHMAT PERMANA
3. VINDY SETO UTOMO
4. ANDRI GERHANA
5. EVA PRIATNA
PENYELENGGARA
DAFTAR ISI
REFERENSI ................................................................................................................... 17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam tempat kerja antara lain; faktor
perilaku pekerja yang cenderung kurang kesadaran akan ketentuan standar
keselamatan kerja, pemilihan metode kerja yang kurang tepat, perubahan tempat kerja,
peralatan yang digunakan dan faktor kurang disiplinnya para tenaga kerja didalam
mematuhi ketentuan mengenai K3 yang antara lain mengatur tentang pemakaian alat
pelindung diri. Kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh kesalahan manusia (human
error), baik dari aspek kompetensi para pelaksana maupun pemahaman arti pentingnya
penyelenggaraan K3, hal ini didukung juga dengan masih banyak pekerja yang tidak
memiliki kesadaran akan keselamatan dalam bekerja.
Secara umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang
dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan
akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila
terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan
tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin
resiko kecelakaan dan penyakit. K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Keselamatan kerja tinggi
akan menekan tingkat kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan kematian dapat
ditekan sekecil mungkin. Keselamatan kerja rendah maka akan berpengaruh buruk
4
1. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, para calon Ahli K3 Umum diharapkan dapat
melihat langsung aplikasi K3 di lapangan dan menerapkanan undang –undang K3
yang telah dipelajari di kelas terhadap pelaksanakan yang ada dilapangan, sehingga
syarat untuk menjadi ahli K3 dapat terwujud dan terpenuhi. PKL ini menjadi bekal
dasar pengetahuan untuk para ahli K3 untuk bisa mengimplementasikannya
keperusahaan nanti.
2. Selain itu, PKL ini dapat menjadi saran bagi Dinas Utility Dept. Produksi IB PT Pupuk
Kujang dalam melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan baik.
C. RUANG LINGKUP
D. DASAR HUKUM
Dasar Hukum Kelembagaan
1. UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang P2K3
3. Permenaker No 2 Tahun 1992 Tentang Tata Cara penunjukan kewajiban dan
wewenang AK3
BAB 2
KONDISI PERUSAHAAN
B. VISI
Dengan nilai-nilai perusahaan: Integritas, perbaikan yang berkesinambungan, pro
aktif, akuntabilitas, dan kerjasama PT. Sarana Alloy Casting akan berkembang menjadi
perusahaan global yang memberikan mutu produk dan pelayanan yang memenuhi
kebutuhan pelanggan serta memberikan kontribusi nilai tambah untuk nilai tambah
untuk kesejahteraan stakeholder
C. MISI
1. Pelayanan satu atap : Welding, machining dan undercoating
2. Ketepatan waktu ( JIT ) : pengiriman produk tepat waktu
3. Membangun kemampuan sumber daya manusia, teknologi yang modern dan mutu
produk yang tinggi
4. Dedikasi yang tinggi dan respon yang cepat untuk memenuhi perubahan –
perubahan kebutuhan pelanggan
D. FILOSOFI PERUSAHAAN
Filosofi dari PT. Sarana Alloy Casting adalah :
1. “Mari membuat produk yang dapat memuaskan customer, dengan monozukuri
sepenuh hati dari seluruh karyawan.”
7
F. PERATURAN
Perusahaan PT. SARANA ALLOY CASTING memiliki peraturan bagi tamu yang berkunjung
ke perusahaan tersebut, seperti:
8
G. HASIL OBSERVASI
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:
1. Temuan Sesuai Persyaratan
a. Pengaturan pemeriksaan kedatangan tamu dan pengaturan area parkir sudah
rapih
b. Area merokok sudah sudah tersedia dan terpisah dengan yang lain
c. Jalur pejalan kaki sudah dibuat baik diarea umum dan area produksi
d. Sudah ada pedestrian hampir di semua lokasi
e. Kantin bersih dan tertata rapi
f. Sudah tersedia beberapa traffic sign
g. Sistem tata udara mengandalkan ventilasi ruangan, seperti: Jendela dan pintu
h. Disampaikan safety induction, dan peta evakuasi
i. Sudah tersedia titik kumpul sebanyak dua titik
j. Sudah tersedia sarana evakuasi tanggap darurat seperti rambu exit, lampu
darurat, dll
k. Memiliki apar dan di tandai dengan zona merah
l. Mempunyai tanda emergency
m. Sudah terpasang Fire alarm dalam bentuk hit dan smoke
n. Instruksi Kerja cukup lengkap untuk masing-masing proses/alat
o. Secara visual terlihat alat angkat & angkut dan produksi dalam kondisi terawat
dan layak guna
9
BAB 3
ANALISA
Hasil observasi kelompok 1 saat kunjungan industri di PT. Sarana Alloy Casting pada
Tanggal 20 April 2017 :
tentang rambu
kewajiban
penggunaan APD
4 Pedestrian Sudah ada - UU No 1/1970
pedestrian hampir tentang
di semua lokasi Keselamatan kerja
5 Kantin bersih dan - UU No 1/1970
tertata rapi tentang Keselamatan
kerja
6 Sudah tersedia - UU No 1/1970
beberapa trafic tentang
sign Keselamatan kerja
penanggulangan
kebakaran di
tempat kerja
2. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No 3
tahun 1985
menyebabkan
kecelakaan
BAB 4
PENUTUP
A. K E S I M P U L A N
17
Secara umum kondisi K3 bidang Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Mekanik di PT.
Sarana Alloy Casting masih perlu ditingkatkan penerapannya terhadap perundangan
dan peraturan yang masih berlaku.
B. S A R A N
1. Agar temuan K3 oleh Kelompok I diatas dapat dipertimbangkan oleh Manajemen PT.
Sarana Alloy Casting untuk perbaikan kinerja K3 di tempat kerja.
2. Adapun hal-hal yang merupakan “opportunity for improvement” adalah :
Jalur pedestrian ditepi selokan yang berpotensi jatuh sebaiknya di pasang rail
atau barikade
Jalan yang berlubang sebaiknya diperbaiki agar lalu lintas atau forklift yang
membawa barang/benda kerja dapat berjalan dengan stabil
Bahan bangunan yang sudah berkarat sebaiknya di ganti atau dilakukan
pengecatan secara berkala
Untuk atap yang masih menggunakan berbahan asbes sebaiknya di ganti
Ketentuan APAR lebih di sesuaikan kepada peraturan perundangan yang
berlaku.
Fire alarm dibuatkan schedule pengecekan secara berkala
Lampu exit sebaiknya dibuat agar terlihat dari kejauhan atau dibuat dengan
neon box atau bahan florescent
Lokasi penempatan APAR harus terbebas dari halangan
Pengaturan jarak pemasangan hydrant harus sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
Membuat schedule perawatan dan pengecekan secara berkala untuk botol
baja
Sebaiknya dipasang lampu rotary atau alarm pada crane sebagai tanda saat
beroperasi
Hook atau kait crane dipasang pengunci sesuai peraturan yang berlaku
Untuk operator dilakukan training untuk mendapa sertifikasi
Saat melakukan pengangkatan dan penurunan seharusnya secara perlahan-
lahan
18
C. REFERENSI
1. Buku Himpunan Peraturan Perundangan K3
2. Profil Perusahaan
3. Modul Ahli K3 Umum