Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI
DINAS UITLITY – DEPARTEMEN PRODUKSI IB
PT PUPUK KUJANG
KARAWANG

BIDANG PENGAWASAN KELEMBAGAAN, LINGKUNGAN KERJA & B3,


PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN, DAN KONSTRUKSI

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 3

KELOMPOK 2

1. RONNY KHAERUDIN
2. RAHMAT PERMANA
3. VINDY SETO UTOMO
4. ANDRI GERHANA
5. EVA PRIATNA

PENYELENGGARA

PT. SURYA GEMILANG TRIDAYA


Karawang, 10 Agustus 2019
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2


BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 4
C. Ruang Lingkup .............................................................................................. 4
D. Dasar Hukum ............................................................................................... 4
BAB II. KONDISI PERUSAHAAN ................................................................................... 6
A. Gambaran Umum Tempat Kerja .................................................................. 6
B. Visi ................................................................................................................. 6
C. Misi ................................................................................................................ 6
D. Filosofi Perusahaan....................................................................................... 6
E. Kebijakan K3 .................................................................................................. 7
F. Peraturan....................................................................................................... 7
G. Hasil Observasi ............................................................................................. 8
BAB III. ANALISA ......................................................................................................... 10
Analisa Temuan Positif ................................................................................... 10
Analisa Temuan Negatif ................................................................................. 12
BAB IV. PENUTUP ....................................................................................................... 14
Kesimpulan...................................................................................................... 16
S a r a n .......................................................................................................... 16

REFERENSI ................................................................................................................... 17
3

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, angka kecelakaan kerja menunjukkan angka yang sangat


mengkhawatirkan. Menurut penelitian International Labor Organization (ILO), Indonesia
menempati urutan ke 52 dari 53 negara dengan manajemen K3 yang buruk.
Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia secara umum masih
terabaikan, hal ini ditunjukan dengan angka kecelakaan yang masih tinggi dan tingkat
kepedulian dalam dunia usaha terhadap keselamatan kerja yang masih rendah. Masalah
umum mengenai K3 ini juga terjadi pada bejana tekan, mekanik, konstruksi serta
penanggulangan kebakaran.

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam tempat kerja antara lain; faktor
perilaku pekerja yang cenderung kurang kesadaran akan ketentuan standar
keselamatan kerja, pemilihan metode kerja yang kurang tepat, perubahan tempat kerja,
peralatan yang digunakan dan faktor kurang disiplinnya para tenaga kerja didalam
mematuhi ketentuan mengenai K3 yang antara lain mengatur tentang pemakaian alat
pelindung diri. Kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh kesalahan manusia (human
error), baik dari aspek kompetensi para pelaksana maupun pemahaman arti pentingnya
penyelenggaraan K3, hal ini didukung juga dengan masih banyak pekerja yang tidak
memiliki kesadaran akan keselamatan dalam bekerja.

Secara umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang
dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan
akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila
terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan
tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin
resiko kecelakaan dan penyakit. K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Keselamatan kerja tinggi
akan menekan tingkat kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan kematian dapat
ditekan sekecil mungkin. Keselamatan kerja rendah maka akan berpengaruh buruk
4

terhadap kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas yang menurun. Kecelakaan


akan mengurangi roduktivitas dan meningkatkan biaya produksi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :

1. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, para calon Ahli K3 Umum diharapkan dapat
melihat langsung aplikasi K3 di lapangan dan menerapkanan undang –undang K3
yang telah dipelajari di kelas terhadap pelaksanakan yang ada dilapangan, sehingga
syarat untuk menjadi ahli K3 dapat terwujud dan terpenuhi. PKL ini menjadi bekal
dasar pengetahuan untuk para ahli K3 untuk bisa mengimplementasikannya
keperusahaan nanti.

2. Selain itu, PKL ini dapat menjadi saran bagi Dinas Utility Dept. Produksi IB PT Pupuk
Kujang dalam melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan baik.

C. RUANG LINGKUP

1. Pengawasan K3 bidang Kelembagaan


2. Pengawasan K3 bidang Lingkungan Kerja & B3
3. Pengawasan K3 bidang Pesawat Uap & Bejana Tekan
4. Pengawasan K3 bidang Konstruksi

D. DASAR HUKUM
Dasar Hukum Kelembagaan
1. UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang P2K3
3. Permenaker No 2 Tahun 1992 Tentang Tata Cara penunjukan kewajiban dan
wewenang AK3

Dasar Hukum K3 Bidang Lingkungan Kerja & B3


1. UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Permenaker No 5Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja
5

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat


dan Angkut
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-09/MEN/VII/2010
tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.

Dasar Hukum K3 Konstruksi


1. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1980 tentang K3 Konstruksi
Bangunan
4. Surat Keputusan Bersama Mentri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No.kep 174/Men/1986 dan No.kep 104/Kpts/1986
5. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Keselamatan
dan Kecelakaan Kerja

Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran


1. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Permenakertrans No 4/Men/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
4. Pemernakertrans No 2/Men/1983 tentang Instalasi Kebakaran Alarm Automatik
5. Kepmenaker No 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
6. Instruksi Menaker No 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran
6

BAB 2
KONDISI PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


PT. Sarana Alloy Casting Berdiri sejak tahun 2012 sedangkan induk perusahaannya
Ohgishi Industry co, LTD sudah berdiri sejak tahun 1948. PT. Sarana Alloy Casting berada
di Kawasan Industri Rawa Pasung dengan alamat Jl. Raya Bekasi KM 28.5 Kota Baru
Bekasi Barat 17333 dengan luas lahan 47.145 m2 dan luas bangunan 21,300 m2 dan
total karyawan sejumlah 293 orang. Secara umum PT. Sarana Alloy Casting adalah
Industri yang memproduksi komponen alat berat.

B. VISI
Dengan nilai-nilai perusahaan: Integritas, perbaikan yang berkesinambungan, pro
aktif, akuntabilitas, dan kerjasama PT. Sarana Alloy Casting akan berkembang menjadi
perusahaan global yang memberikan mutu produk dan pelayanan yang memenuhi
kebutuhan pelanggan serta memberikan kontribusi nilai tambah untuk nilai tambah
untuk kesejahteraan stakeholder

C. MISI
1. Pelayanan satu atap : Welding, machining dan undercoating
2. Ketepatan waktu ( JIT ) : pengiriman produk tepat waktu
3. Membangun kemampuan sumber daya manusia, teknologi yang modern dan mutu
produk yang tinggi
4. Dedikasi yang tinggi dan respon yang cepat untuk memenuhi perubahan –
perubahan kebutuhan pelanggan

D. FILOSOFI PERUSAHAAN
Filosofi dari PT. Sarana Alloy Casting adalah :
1. “Mari membuat produk yang dapat memuaskan customer, dengan monozukuri
sepenuh hati dari seluruh karyawan.”
7

2. “Mari tetap menjadi perusahaan yang menghargai setiap karyawannya.”


3. “Dengan menyatukan kebijaksanaan dan kemampuan seluruh karyawan, mari
menjadi perusahaan yang berlandasan kuat dan sanggup menghadapi berbagai
macam kondisi.”
E. KEBIJAKAN K3L
PT. Sarana Alloy Casting sebagai perusahaan swasta yang bergerak dalam
bidang manufaktur komponen alata berat yang merupakan anak perusahaan dari
Ohgishi Industry Co., Ltd yang memiliki usaha yang serupa yang berkantor pusat di
Jepang. Memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan system manajemen
lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja yang bertujuan untuk memberikan
kepuasan pelanggan melalui kualitas produk yang bermutu tinggi yang berbasis
teknologi, menjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya serta bertekad untuk
mencapai suatu kondisi kerja yang bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, dengan memenuhi persyaratan standard yang berlaku

Untuk memastikan terpenuhinya komitmen tersebut, perusahaan melaksanakan


program yang terfokus pada :
1. Peningkatan kualitas produk melalui upaya peningkatan keterampilan dan
kesadaran pekerja terkait dengan kualitas lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja dalam aspek kegiatan perusahaan.
2. Pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan atau akibat hubungan
kerja serta pencemaran lingkungan, sedini mungkin dengan meminimalisasi
resiko kerja dan dampak pencemaran lingkungan, melakukan penghematan
energi dan sumber daya alam lainnya.
3. Pemenuhan peraturan dan persyaratan lainnya yang berhubungan dengan
produk menufaktur komponen alat berat, pelestarian lingkungan hidup,
keselamatan dan kesehatan kerja
4. Peningkatan Sistem Managemen Terintegrasi secara berkesinambungan.

F. PERATURAN
Perusahaan PT. SARANA ALLOY CASTING memiliki peraturan bagi tamu yang berkunjung
ke perusahaan tersebut, seperti:
8

1. Wajib memakai Helmet


2. Wajib memakai sepatu
3. Patuhi pejalan kaki
4. Patuhi rambu-rambu lalu lintas
5. Tamu dilarang memotret
6. Dilarang merokok disembarang tepat
7. Dilarang makan dan minum sambil berjalan
8. Buanglah sampah sesuai dengan pemilihannya
9. Hemat dalam penggunaan listrik

G. HASIL OBSERVASI
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:
1. Temuan Sesuai Persyaratan
a. Pengaturan pemeriksaan kedatangan tamu dan pengaturan area parkir sudah
rapih
b. Area merokok sudah sudah tersedia dan terpisah dengan yang lain
c. Jalur pejalan kaki sudah dibuat baik diarea umum dan area produksi
d. Sudah ada pedestrian hampir di semua lokasi
e. Kantin bersih dan tertata rapi
f. Sudah tersedia beberapa traffic sign
g. Sistem tata udara mengandalkan ventilasi ruangan, seperti: Jendela dan pintu
h. Disampaikan safety induction, dan peta evakuasi
i. Sudah tersedia titik kumpul sebanyak dua titik
j. Sudah tersedia sarana evakuasi tanggap darurat seperti rambu exit, lampu
darurat, dll
k. Memiliki apar dan di tandai dengan zona merah
l. Mempunyai tanda emergency
m. Sudah terpasang Fire alarm dalam bentuk hit dan smoke
n. Instruksi Kerja cukup lengkap untuk masing-masing proses/alat
o. Secara visual terlihat alat angkat & angkut dan produksi dalam kondisi terawat
dan layak guna
9

p. Visualisasi kecelakaan kerja sudah ditampilkan di area safety meeting untuk


meningkatkan kesadaran bagi karyawan yang lain
q. Penulisan beban maksimum pada forklift sudah di tulis pada bagian yang
mudah terlihat
r. Operator forklift dan crane telah memiliki SIO dan masih berlaku
s. Forklift dan crane telah mendapat pengesahan dan masih berlaku

2. Temuan tidak sesuai persyaratan


a. Ada beberapa bagian di area pedestrian tidak terpasang railing
b. Jalan-jalan untuk lalu lintas orang dan forklift kondisinya sudah tidak baik dan
banyak berlubang
c. Bahan bangunan sebagian besar terbuat dari baja dan seng sudah terlihat
rapuh dan minim perawatan
d. Atap berbahan asbes masih banyak dijumpai
e. Perlengkapan APAR tidak standard
f. Fire alarm tidak ada checksheet perawatan
g. Penanda emergency exit hanya menggunakan stiker
h. APAR terhalang kotak limbah
i. Jarak pemasangan hydrant terlalu jauh
j. Botol Baja terlihat tidak terawat, safety device atau valve tidak ada label
k. Crane tidak ada lampu rotary atau sirine (Alarm)
l. Kondisi wire rope/sling sudah tidak baik(robek)
m. Kait crane tidak ada kunci pengaman
n. Pengangkatandan penurunan muatan oleh forklift dilakukan secara tiba-tiba
o. Operator rigger di PT ohgishi belum memiliki SIO
10

BAB 3
ANALISA

Hasil observasi kelompok 1 saat kunjungan industri di PT. Sarana Alloy Casting pada
Tanggal 20 April 2017 :

TEMUAN POSITIF ATAU SESUAI PERSYARATAN


NO KATEGORI LOKASI TEMUAN ANALISA DASAR HUKUM
1 Konstruksi Pabrik / Pengaturan Antispasi UU No 1/1970
site pemeriksaan potensi tentang
kedatangan tamu bahaya terkait Keselamatan kerja
dan pengaturan dengan
area parkir sudah kedatangan
rapih tamu dari awal
2 Pabrik / Area merokok Sudah terpisah UU No 1/1970
site sudah sudah dengan area tentang Keselamatan
tersedia dan yang lain kerja
terpisah dengan
yang lain
3 Pabrik / Jalur pejalan kaki - 1. UU No 1/1970
site sudah dibuat baik pasal 14 ayat 2
diarea umum dan tentang
area produksi pemasangan
gambar
keselamatan kerja
2. Permenaker No. 8
/2010 pasal 5
11

tentang rambu
kewajiban
penggunaan APD
4 Pedestrian Sudah ada - UU No 1/1970
pedestrian hampir tentang
di semua lokasi Keselamatan kerja
5 Kantin bersih dan - UU No 1/1970
tertata rapi tentang Keselamatan
kerja
6 Sudah tersedia - UU No 1/1970
beberapa trafic tentang
sign Keselamatan kerja

7 Sistem tata udara - UU No 1/1970


mengandalkan tentang Keselamatan
ventilasi ruangan kerja
- Jendela
- pintu

NO KATEGORI LOKASI TEMUAN ANALISA DASAR HUKUM


8 Kebakaran Gedung Disampaikan safety - UU No.1 Tahun 1970
induction, dan peta tentang Keselamatan
evakuasi Kerja
Kepmen
186/MEN/1999
tentang unit
penanggulangan
kebakaran di tempat
kerja
9 Sudah tersedia titik - 1. UU No.1 Tahun
kumpul sebanyak 1970 tentang
dua titik Keselamatan Kerja
2. Kepmen
186/MEN/1999
tentang unit
penanggulangan
kebakaran di
tempat kerja

10 Sudah tersedia - 1. UU No.1 Tahun


sarana evakuasi 1970 tentang
tanggap darurat Keselamatan Kerja
seperti rambu exit,
2. Kepmen
lampu darurat, dll
186/MEN/1999
tentang unit
12

penanggulangan
kebakaran di
tempat kerja

11 Pabrik/site Memiliki apar dan - Peraturan menteri


di tandai dengan tenaga kerja dan
zona merah transmigrasi no
4/men/1980 bab 1
pasal 2 ayat 1
12 Mempunyai tanda - Peraturan menteri
emergency tenaga kerja No 26/
men/ 2008
13 Sudah terpasang - Peraturan menteri
Fire alarm dalam tenaga kerja dan
bentuk hit dan transmigrasi no 1
smoke tahun 1982
14 Mekanik Pabrik / Instruksi Kerja - Undang-undang No 1
site cukup lengkap tahun 1970
untuk masing-
masing proses/alat

NO KATEGORI LOKASI TEMUAN ANALISA DASAR HUKUM


15 Pabrik / Secara visual 1. Permenaker RI No.
site terlihat alat angkat Per-04/MEN/1985
& angkut dan tentang Pesawat
produksi dalam
Tenaga dan
kondisi terawat dan
layak guna Produksi
2. Permenaker RI No.
Per-05/MEN/1985
Pesawat Angkat &
Angkut

16 Pesawat Uap Pabrik / Visualisasi - UU No 1 tahun 1970


site kecelakaan kerja tentang Keselamatan
sudah ditampilkan kerja
di area safety
meeting untuk
meningkatkan
kesadaran bagi
karyawan yang lain
17 Penulisan beban Permenaker No 5
maksimum pada tahun 1985 pasal
forklift sudah di 3(1) tentang pesawat
tulis pada bagian angkat dan angkut
yang mudah
terlihat
13

18 Operator forklift Permenaker No 9


dan crane telah tahun 2010 tentang
memiliki SIO dan operator dan
masih berlaku petugas pesawat
angkat dan angkut
19 Forklift dan crane Permenaker No 5
telah mendapat tahun 1985 tentang
pengesahan dan pesawat angkat dan
masih berlaku angkut

TEMUAN NEGATIF ATAU KETIDAK SESUAIAN PERSYARATAN


NO KATEGORI LOKASI TEMUAN ANALISA DASAR HUKUM
1 Konstruksi Pedestria Ada beberapa Memungkinkan UU No. 1 tahun
n bagian di area seseorang 1970 tentang
pedestrian tidak terjatuh ke Keselamatan Kerja
terpasang railing. selokan.
2 Jalan Jalan-jalan untuk Berpotensi 1. Peraturan Menteri
lalu lintas orang kecelakaan dari Tenaga Kerja No.
dan forklift forklift yang Per-05/MEN/1985
kondisinya sudah melaju dengan
tentang Pesawat
tidak baik dan tidak stabil
banyak berlubang ketika angkat dan angkut
membawa
barang berat

NO KATEGORI LOKASI TEMUAN ANALISA DASAR HUKUM


3 Gedung Bahan bangunan Bangunan yang Peraturan Menteri
sebagian besar rapuh Tenaga Kerja No.
terbuat dari baja berpotensi Per-01/MEN/1980
dan seng sudah roboh dan tentang
terlihat rapuh dan mengakibatkan Keselamatan dan
minim perawatan kecelakaan Kesehatan Kerja
pada tenaga pada Kontruksi
kerja Bangunan

4 Parkiran Atap berbahan - Material 1. Peraturan Menteri


& pabrik asbes masih bersifat rapuh Tenaga Kerja No.
banyak dijumpai - Dapat Per-01/MEN/1980
menyebabkan
Pasal 85 tentang
gangguan
pernafasan Keselamatan dan
akut Kesehatan Kerja
pada Kontruksi
Bangunan
14

2. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No 3
tahun 1985

5 Kebakaran Perlengkapan APAR Peraturan Menteri


tidak standard : Tenaga Kerja dan
- Segitiga APAR Transmigrasi No :
tidak berbentuk
PER.04/MEN/1980
segitiga sama sisi
35 cm Tentang Syarat-
- Peletakan APAR Syarat Pemasangam
lebih dari 125 cm dan Pemeliharaan
dari lantai Alat Pemadam Api
Ringan.
6 Fire alarm tidak Tidak dapat Instruksi Menteri
ada checksheet mendeteksi Tenaga Kerja No 11
perawatan apakah masih tahun 1997 tentang
berfungsi baik Pengawasan Khusus
atau tidak K3 Penanggulan
Kebakaran

7 Penanda exit hanya Instruksi Menteri


menggunakan Tenaga Kerja No 11
stiker tahun 1997 tentang
Pengawasan Khusus
K3 Penanggulan
Kebakaran

NO KATEGORI LOKASI TEMUAN ANALISA DASAR HUKUM


8 Kawasan APAR terhalang APAR sulit Peraturan Menteri
limbah kotak limbah dijangkau ketika Tenaga Kerja dan
terjadi Transmigrasi No. 04/
kebakaran/eme MEN/ 1980
rgency karena
terhalang
9 Pabrik Jarak pemasangan Kurangnya 1. Keputusan
hydrant terlalu kinerja Menteri Tenaga
jauh penanggulangan Kerja No kep 186 /
kebakaran di
men /1999
kawasan pabrik
dan sekitarnya. 2. SNI 03-1745-2000

10 Pabrik / Botol Baja terlihat Dapat Peraturan Menteri


site tidak terawat, menyebabkan Tenaga Kerja No
15

safety device atau korosif yang Per-01/MEN/1982


valve tidak ada mengakibatkan Bab II Pasal 2, Bab III
label botol baja dapat Pasal 22 & Pasal 23.
meledak, label
pada valve
membantu pada
saat inspeksi

11 Mekanik Pabrik / Crane tidak ada Berpotensi Peraturan Menteri


site lampu rotary atau bahaya Tenaga Kerja no.
sirine (Alarm) terhadap Per-05/MEN/1985
karyawan yang Bab III pasal 12 ayat
ketika beroperasi
bekerja 2 yang berisi Sling
sehingga tidak ada disekitar area yang cacat tidak
tanda atau crane boleh dipakai
peringatan bagi
karyawan yang
lainya yang ada
disekitar
12 Pabrik / Motor penggerak Membahayakan Permenaker No 38
site utama mesin bubut bagi operator tahun 2016 pasal 8
tidak di cover yang
mengoperasikan
mesin tersebut
13 Pabrik / Kait crane tidak Kait crane tanpa Peraturan Menteri
site ada kunci kunci pengaman Tenaga Kerja no.
pengaman berpotensi Per-05/MEN/1985
menyebabkan Bab III Pasal 14 Ayat
terjatuhnya 2 yang berisi Kait
barang/produk harus dilengkapi
dan dapat dengan kunci
berbahaya bagi pengaman
pekerja/operato
r

NO KATEGORI LOKASI TEMUAN ANALISA DASAR HUKUM


14 Pengangkatandan Benda dapat Peraturan Menteri
penurunan muatan terjatuh atau Tenaga Kerja no.
oleh forklift menimpa orang Per-05/MEN/1985
disekitar pasal 3(3) dan (4)
dilakukan secara
tiba-tiba
15 Operator rigger di Operator yang Permenaker No 9
PT ohgishi belum belum memiliki tahun 2010 tentang
memiliki SIO SIO berpotensi operator dan
salah petugas pesawat
mengoperasikan angkat dan angkut
dan
16

menyebabkan
kecelakaan

BAB 4
PENUTUP

A. K E S I M P U L A N
17

Secara umum kondisi K3 bidang Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Mekanik di PT.
Sarana Alloy Casting masih perlu ditingkatkan penerapannya terhadap perundangan
dan peraturan yang masih berlaku.

B. S A R A N
1. Agar temuan K3 oleh Kelompok I diatas dapat dipertimbangkan oleh Manajemen PT.
Sarana Alloy Casting untuk perbaikan kinerja K3 di tempat kerja.
2. Adapun hal-hal yang merupakan “opportunity for improvement” adalah :
 Jalur pedestrian ditepi selokan yang berpotensi jatuh sebaiknya di pasang rail
atau barikade
 Jalan yang berlubang sebaiknya diperbaiki agar lalu lintas atau forklift yang
membawa barang/benda kerja dapat berjalan dengan stabil
 Bahan bangunan yang sudah berkarat sebaiknya di ganti atau dilakukan
pengecatan secara berkala
 Untuk atap yang masih menggunakan berbahan asbes sebaiknya di ganti
 Ketentuan APAR lebih di sesuaikan kepada peraturan perundangan yang
berlaku.
 Fire alarm dibuatkan schedule pengecekan secara berkala
 Lampu exit sebaiknya dibuat agar terlihat dari kejauhan atau dibuat dengan
neon box atau bahan florescent
 Lokasi penempatan APAR harus terbebas dari halangan
 Pengaturan jarak pemasangan hydrant harus sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
 Membuat schedule perawatan dan pengecekan secara berkala untuk botol
baja
 Sebaiknya dipasang lampu rotary atau alarm pada crane sebagai tanda saat
beroperasi
 Hook atau kait crane dipasang pengunci sesuai peraturan yang berlaku
 Untuk operator dilakukan training untuk mendapa sertifikasi
 Saat melakukan pengangkatan dan penurunan seharusnya secara perlahan-
lahan
18

C. REFERENSI
1. Buku Himpunan Peraturan Perundangan K3
2. Profil Perusahaan
3. Modul Ahli K3 Umum

Anda mungkin juga menyukai