Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. WASKITA BETON PRECAST, Tbk


PLANT KLATEN

BIDANG K3 MEKANANIK, K3 PESAWAT UAP &


BEJANA TEKAN, K3 LINGKUNGAN KERJA DAN K3
BAHAN KIMIA BERBAHAYA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


KELOMPOK 3 OLEH :

1. Muhammad Yogi Pratama


2. Muhammad Alfian Rizki Hidayat
3. Togap Hamonangan Sitanggang
4. Guntur Ibnu Haq
5. Ahmad Fakhrur Rozi

PENYELENGGARA

PT. PATRARI JAYA

YOGYAKARTA

2023
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... ..1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan ..........................................................................2
1.3. Ruang Lingkup ..................................................................................2
1.4. Dasar Hukum.....................................................................................3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN........................................................................4
2.1. Gambaran Umum Perusahaan .........................................................4
2.2. Profil Perusahaan..............................................................................5
2.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ....................................................6
2.4. Struktur Organisasi............................................................................6
BAB III
ANALISA..................................................................................................8
3.1.Bidang K3 Mekanik ............................................................................9
3.2. Bidang K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan……………………….…12
3.3. Bidang K3 Lingkungan Kerja……………..........................................13
3.4. Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya.................................................15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................21
4.1. Kesimpulan..................................................................................... 21
4.2. Saran ..............................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perusahaan Manufaktur memainkan peran kunci dalam kemajuan industri
suatu negara. Kemajuan industri manufaktur di suatu negara juga dapat
mencerminkan perkembangan industri secara keseluruhan di negara
tersebut, baik dari segi kualitas produk yang dihasilkan maupun kinerja
industri secara umum.
Kewajiban bagi perusahaan adalah menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012. SMK3 merupakan bagian integral dari
manajemen perusahaan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengendalikan risiko yang terkait dengan aktivitas kerja guna menciptakan
lingkungan kerja yang aman, efisien, dan produktif. Tidak ada yang
menginginkan kecelakaan, penyakit akibat kerja, atau pencemaran
lingkungan dalam tenaga kerja atau perusahaan.
Potensi bahaya di tempat kerja harus diidentifikasi dan dikendalikan
sesuai dengan PP 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3. Pengendalian
risiko dilakukan berdasarkan hirarki pengendalian risiko, mulai dari eliminasi,
substitusi, rekayasa teknik, pengendalian administratif, hingga penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD).
Upaya melindungi kesejahteraan tenaga kerja, sehingga mereka
dapat bekerja dengan aman dan produktif, adalah aspek penting. Tenaga
kerja yang merasa terlindungi akan lebih fokus dan produktif. Selain
meningkatkan produktivitas, tindakan ini juga membantu perusahaan
menghindari kerugian akibat kecelakaan kerja, baik dari segi materi maupun
peralatan.
Calon AK3 Umum diharapkan mampu mengidentifikasi dan
mengendalikan sumber bahaya di tempat kerja. Praktik Kerja Lapangan di
PT. Waskita Beton Precast diharapkan akan meningkatkan pemahaman
tentang implementasi K3 di tempat kerja. PT. Waskita Beton Precast adalah
produsen beton precast dan ready mix dengan salah satu kapasitas produksi
terbesar di Indonesia. Mereka telah menerapkan standar Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup (K3LH), menyediakan Alat
Pelindung Diri, pelatihan K3, serta fasilitas pengolahan limbah industri.
Pengalaman PKL di PT. Waskita Beton Precast dinilai sangat
berharga bagi calon AK3 Umum untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman dalam mengidentifikasi bahaya, penyebab kecelakaan kerja,
dan mengusulkan solusi pengendalian risiko sesuai dengan hirarki
pengendalian risiko. Dengan latar belakang ini, saya telah melakukan
observasi, penelitian, dan menyusun laporan tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. Waskita Beton Precast.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1.2.1. Memahami kewajiban dan wewenang ahli K3 umum di tempat kerja,
sehingga para calon ahli K3 umum dapat bertindak secara professional
didalam bekerja dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam
menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja K3 ditempat kerja
yang menjadi lingkup tanggung jawabnya
1.2.2. Membekali para calon Ahli K3 umum dalam praktek nyata penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja yang meliputi K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap & Bejana Tekan, K3
Lingkungan Kerja dan K3 Bahan Kimia Berbahaya.
1.2.3. Membuat laporan hasil dari PKL pada PT. Waskita Beton Precast

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup praktek kerja lapangan ini adalah :
1. Bidang K3 Mekanik
2. Bidang K3 Pesawat Uap & Bejana Tekan
3. Bidang K3 Lingkungan Kerja
4. Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya

1.4. Dasar Hukum


1.4.1. Peraturan Umum
a. Pasal 27 Ayat (2) Undang – Undang Dasar 1945
b. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
d. Permenaker Nomor Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
1.4.2. Dasar Hukum Bidang K3 Mekanik
a. Permenaker Nomor 38 Tahun 2016 tentang Keselamatan Kesehatan
Kerja Pesawat Tenaga Produksi
b. Permenaker Nomor 08 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
1.4.3. Dasar Hukum Bidang K3 Pesawat Uap & Bejana Tekan
a. Undang – Undang Uap Tahun 1930
b. Peraturan Uap Tahun 1930
c. Permenaker Nomor Per. 02/Men/1982 tentang Kualifikasi Juru Las
d. Permenaker Nomor Per.01/Men/1988 tentang Operator Pesawat Uap
e. Permenaker Nomor Per.37/Men/2016 tentang Bejana Tekan dan
Tangki Timbun
f. Instruksi Kepala Jawatan Pengawas Keselamata Kerja No.06/G.3/P,
30 Januari 1952
g. ISO 11439 : 2000 Gas Cylinders – High Pressure Cylinders for The
On-Board Storage of Natural Gas As A Fuel For Automotive Vehicle
a. UN ECE R067 Specific Equipment of Vehicle Using LPG
b. SNI 1452 tahun 2007/ 2011

1.4.4. Dasar Hukum Bidang K3 Lingkungan Kerja


a. Permenaker Nomor 05 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
b. Permenaker Nomor 09 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan dalam Pekerjaan pada Ketinggian
1.4.5. Dasar Hukum Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya
a. Kepmenaker Nomor Kep. 187/Men/1999
b. PermenLH Nomor 101 Tahun 2014
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2. Gambaran Umum Perusahaan


PT. Waskita Beton Precast (Waskita Precast) didirikan secara resmi sebagai
anak perusahaan dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk (Waskita) pada tanggal 7
Oktober 2014. Perusahaan ini beroperasi dalam sektor manufaktur beton precast
dan ready mix, dan saat ini memiliki salah satu kapasitas produksi terbesar di
Indonesia. Saham perusahaan ini pertama kali tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 20 September 2016 melalui penawaran saham perdana atau
Initial Public Offering (IPO). Setelah IPO tahun 2016, perusahaan ini mencapai
berbagai prestasi, termasuk penghargaan Alpha 10th Annual Best Deal &
Solution Award Southeast Asia 2016, dengan penyerapan dana IPO sebesar Rp
5,1 triliun.
Selanjutnya, Waskita Precast juga berhasil masuk dalam Index Morgan
Stanley Capital International (MSCI) pada tahun 2017, Index LQ45 pada awal
tahun 2018, dan Indeks Kompas 100 pada tahun 2018. Pada tahun 2019,
perusahaan ini meraih CSA Award dari Asosiasi Analis Efek Indonesia & CSA
Research, dan pada tahun 2020 menerima penghargaan Indonesia Construction
Safety Award dan CEO Safety Leadership Award dari A2K4 Indonesia.
Selain prestasi di bidang ini, Waskita Precast juga memperoleh tiga
sertifikasi sistem manajemen terintegrasi pada tahun 2017, yaitu ISO 9001:2015
untuk Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001:2015 untuk Sistem Manajemen
Lingkungan, dan ISO 45001:2018 untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, yang merupakan standar internasional. Pada tahun 2020,
perusahaan juga memperoleh Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan SNI
ISO 37001:2016 dari Sucofindo.
Saat ini, perusahaan memiliki kapasitas produksi sebesar 3,7 juta ton per
tahun, dengan dukungan dari 9 pabrik, 31 batching plant, dan 1 tambang yang
tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi. Beberapa proyek besar
yang telah diselesaikan dengan menggunakan produk precast dan readymix dari
Waskita Precast meliputi Jalan Tol Benoa Bali, Jalan Tol Gempol-Pasuruan,
Jalan Tol Gempol-Porong, Jalan Tol Pejagan-Pemalang paket 1 dan 2, LRT
Palembang, Jalan Tol Becakayu seksi 1b dan 1c, Terminal 3 Bandara Soekarno-
Hatta, Jalur Khusus Busway Adam Malik, Underpass Palembang, Jalan Tol
Jakarta Cikampek II Elevated, Jalan Tol Batang-Semarang, Jalan Tol Pemalang-
Batang, Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, NCICD DKI Jakarta, Bandara New
Yogyakarta International Airport, Jalan Tol JORR II Kunciran-Serpong, Jalan Tol
Krian-Legundi-Bunder-Manyar, Jalan Tol Pematang Panggang Kayu Agung,
RDMP Pertamina Balikpapan, dan Bandara Sultan Hasanuddin.
Selain itu, dalam upaya mendukung inovasi produk dan meningkatkan
kualitas produk, Waskita Precast telah membangun sebuah laboratorium
research center yang terletak di Gedung Learning Center di daerah Karawang
Timur. Laboratorium ini memiliki peralatan lengkap untuk pengujian material,
mortar, pasta, dan beton yang diperlukan untuk pengembangan produk baru.
Dengan langkah ini, perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas
produknya dan melahirkan inovasi-inovasi baru dalam proyek-proyek yang
mereka kerjakan.
Plant Klaten merupakan pabrik terbaru yang dimiliki oleh perusahaan,
didirikan pada Februari 2017, dan memiliki kapasitas produksi sebesar 225.000
ton per tahun. Plant Klaten memproduksi berbagai produk unggulan, termasuk
PCI Girder, Square Pile, CCSP, dan U Ditch, dengan mutu beton K 600, K 550,
dan K 225. Pabrik ini telah dipercayakan untuk menyuplai produk-produknya ke
berbagai proyek seperti Pemalang-Batang Toll Road, Semarang-Batang Toll
Road, dan Salatiga-Boyolali Toll Road.

2.1. Profil Perusahaan


Berikut ini merupakan profil singkat perusahaan dari PT. Waskita Beton
Precast Plant Klaten Nama : PT. WASKITA BETON PRECAST, Tbk Plant
Klaten
Bentuk : Perseroan Terbatas Tahun Berdiri 2014
Alamat : Jl. Karangwuni-Pedan KM 1, Desa Dlimas, Kec. Ceper, Kab.
Klaten, Provinsi Jawa Tengah
Ijin Usaha : Akta Pendirian Perseroan Terbatas, SBUJK, SIUP
Produk : PCI Girder, Square Pile, CCSP, dan U Ditch dengan mutu Beton
K600, K550, dan K225

2.2. Visi dan Misi Perusahaan


Visi : "Menjadi Perusahaan yang terdepan di Indonesia di Bidang
Manufaktur Precast, Ready Mix, Quarry, Jasa Konstruksi dan Posttension
Precast Concrete".
Misi :
1. Membuat produk secara terus menerus, memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh pelanggan serta melakukan inovasi dalam
pengembangan produk dan mendapatkan pengakuan dari pelanggan.
2. Menjadikan SDM yang kompeten dan ahli di Industri Precast, Ready Mix,
Quarry, Jasa Konstruksi dan Posttension Precast Concrete.
3. Menjalin hubungan saling menguntungkan dengan pihak-pihak yang
berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan.
4. Memanfaatkan teknologi informasi dalam mencapai daya saing.

2.4. Struktur Organisasi

3
BAB III

ANALISA

PT. Waskita Beton Precast Plant Klaten didalam melaksanakan semua


kegiatan produksinya didukung oleh 86 orang yang terdiri atas 84 orang pria
dan 2 orang wanita yang bekerja dalam1 shift selama 5 hari kerja perminggu
dari hari Senin-Jumat dengan jam kerja 08.00 WIB s.d.16.00 WIB (Istirahat
30 menit). Berdasarkan PP No 50 tahun 2012 PT. Waskita Beton Precast
sudah menerapkan SMK3 berupa sosialisasi dan simulasi tentang K3 terkait,
dan saat ini penerapan SMK3 telah mendapatkan akreditasi dari Lembaga
yang berwenang dengan kategori tingkat lanjut yaitu 166 kriteria dengan
tingkat penilaian penerapan memuaskan. Komitmen perusahaan untuk
menerapkan norma-norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah
ditetapkan dan disosialisasikan dan PT. Waskita Beton Precast telah
membentuk P2K3 sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Tenaga
Kerja no.04/MEN/1987. P2K3 juga melakukan rapat internal setiap satu
bulan sekali. Saat ini tim P2K3 PT. Waskita Beton Precast memiliki beberapa
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja diantaranya :
1. Bidang K3 Mekanik
2. Bidang K3 Pesawat Uap & Bejana Tekan
3. Bidang K3 Lingkungan Kerja
4. Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya
PT. Waskita Beton Precast telah memerhatikan banyak bidang K3 terutama
bidang K3 dibagian Mekanik dan Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun
dengan usaha sebaiknya dari segi melakukan uji riksa terhadap pesawat angkat
angkut, uji kelayakan terhadap bejana tekan dan tangki timbun serta melakukan
sertifikasi untuk beberapa operator yang akan menjalankan proses pemakaian pada
pesawat-pesawat tersebut. PT. Waskita Beton Precast juga telah mendukung
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap tenaga kerja dengan melengkapi Alat
Pelindung Diri serta mendaftarkan tenaga kerja dalam jaminan sosial serta melakukan
sertifikasi untuk tenaga kerja.Selanjutnya secara detail berdasarkan observasi
lapangan (virtual), dapat kami sampaikan beberapa temuan positif dan temuan negatif
dari
penerapan norma norma K3 terkait Bidang kontruksi bangunan, K3
Kelistrikan dan K3 Penangulangan Kebakaran sebagaimana uraian berikut
ini :
3.1. Bidang K3 Mekanik yaitu :

3.1.1 . Temuan Positif

No Temuan Keterangan Peraturan

1 Telah dilaksanakan Permenaker


pemeriksaan rutin tiap tahun Nomor 8 tahun
2020 tentang
Pesawat angkat
angkut

2 Terdapat nameplate Permenaker


generator Nomor 38 tahun
2016 tentang
Pesawat Tenaga
Produksi

3 Genset telah tersertifikasi Permenaker


Nomor 38 tahun
2016 Pesawat
Tenaga Produksi
4 Operator yang bertugas telah Permenaker
memiliki sertifikat Nomor 38 tahun
2016 Pesawat
Tenaga Produksi
Permenaker
Nomor 38 tahun
2016 Pesawat
Tenaga Produksi

5 Memiliki ruangan khusus Permen No 04


untuk peralatan penggerak tahun 1985
mula
6 Operator crane memiliki Peraturan Menteri
sertifikat kelas 2 Ketenagakerjaan
Nomor 8 Tahun
2020 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat
dan Pesawat
Angkut

7 Terdapat tutup pada ruang Peraturan Menteri


conveyer Ketenagakerjaan
Nomor 38 Tahun
2016 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga
dan Produksi

3.1.2 Temuan Negatif

No Temuan Rekomendasi Peraturan

1 Ruangan kerja tidak Permen No 04 tahun


sesuai 1985

2 1. Belum terdapat sertifikat Peraturan Menteri


operator mesin produksi
Ketenagakerjaan
2. Belum terdapat
penyampaian tentang Nomor 38 Tahun 2016
pemeriksaan PTP
tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan
Produksi
3.2 Bidang K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

3.2.1 Temuan Positif

No Temuan Keterangan Peraturan

1 Pemeriksaan Rutin Bejana Permenaker No 37


Tekan tiap tahun dilakukan Tahun2016 tentang
oleh pihak ketiga Bejana Tekan dan
Tangki Timbun

2 Terdapat Nameplate Pasal 9 Permenaker No


37 Tahun2016 tentang
Bejana Tekan dan
Tangki Timbun

3.2.2 Temuan Negatif

No Temuan Rekomendasi Peraturan


1 Pekerja tidak menggunakan Pasal 4 Ayat 1 (a)
APD (topeng las) saat Permenaker No 8
melakukan pengelasan Tahun 2010 tentang
APD
Permenaker No 37
Tahun2016 tentang
Bejana Tekan dan
Tangki Timbun

2 Simbol berbahaya sudah Permenaker No 37


rusak Tahun2016 tentang
Bejana Tekan dan
Tangki Timbun

3.3 Bidang K3 Lingkungan Kerja

3.3.1 Temuan Positif

No Temuan Keterangan Peraturan

1 Pemeriksaan K3 lingkungan Permenaker Nomor 5


kerja rutin tahun 2018 tentang
Tiap 6 bulan (pihak ketiga) : Keselamatan dan
udara, ergonomis, psikologis, Kesehatan kerja
emisi, getaran, air bersih, air Lingkungan Kerja
limbah
Tiap bulan (internal) :
Cahaya, temperature,
humidity
Berdasarkan keterangan
petugas pengukuran internal
dilakukan oleh petugas yang
tersertifikasi Ahli K3 Muda
Lingkungan Kerja

2 Tersedia toilet dibeberapa Permenaker Nomor 5


lokasi di Gedung kantor tahun 2018
lantai 1 & 2, Workshop serta Keselamatan dan
area lab dalam satu lokasi Kesehatan kerja
dapat lebih dari 2 titik. Lingkungan Kerja

3 Terdapat Rambu tanda Permenaker Nomor 5


Kebisingan tahun 2018
Keselamatan dan
Kesehatan kerja
Lingkungan Kerja

3.3.2 Temuan Negatif

No Temuan Rekomendasi Peraturan

1 Ruangan kerja memiliki PerMen No 05 Tahun


pencahayaan yang kurang
2018

2 Berserakan atau tidak sesuai

3 Tidak terdapat ruang operator Peraturan Menteri


overhead traveling crane Ketenagakerjaan
Nomor 8 Tahun 2020
tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
4 Tidak terdapat railway untuk
tangga

3.4 Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya

3.4.1 Temuan Positif

No Temuan Keterangan Peraturan

1 Pengelolaan Limbah melalui PP 101 tahun 2014


pihak ke 3 tentang Pengelolaan
Limbah B3

2 Tenaga kerja bersertifikasi PP 101 tahun 2014


(BNSP) Pengelolaan Limbah tentang Pengelolaan
B3, Penanggung Jawab Limbah B3
Pengendalian Pencemaran Kempenaker Nomor 19
Udara, Penanggung Jawab Tahun 2019 Tentang
Pengendalian Pencemaran Penetapan Standar
Air Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
Kategori Pengelolaan
Air, Pengelolaan Air
Limbah, Pengelolaan
dan Daur Ulang
Sampah, dan Aktivitas
Remediasi Golongan
Pokok Pengelolaan dan
Daur Ulang Sampah
Bidang Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun.

3 Ijin TPS LB33 PP 101 tahun 2014


tentang Pengelolaan
Limbah B3

4 Terdapat symbol -simbol PP 101 tahun 2014


LB3, koordinat lokasi, eye tentang Pengelolaan
wash, apar Limbah B3
Permen LH Nomor 14
Tahun 2013 tentang
symbol LB3

5 Terdapat Gudang bahan KepMen Tenaga Kerja


kimia Nomor
KEP.187/MEN/1999

6 Telah dilaksanakan Analisis Permen LH No. 05


Emisi Kendaraan (Tidak ada Tahun 2006
yang melebihi baku mutu)

7 Telah dilaksanakan Analisis Permen LH No. 11


Emisi Genset (Tidak ada Tahun 2021
yang melebihi baku mutu)
8 Telah dilaksanakan Analisis Kepmen LH No. KEP-
Kebisingan, dan tidak ada 48/MENLH/11/1996
yang melebihi baku mutu
(Pengelolan limbah B3
tersebut telah memiliki Izin)

9 Telah dilaksanakan analilis Kepmen LH No.49


getaran, dan (tidak ada yang Tahun 1996
melebihi baku mutu)

10 Telah dilaksanakan Analisis Permen Kes RI No. 32


Air Bersih (Tidak ada yang Tahun 2017
melebihi baku mutu)

11 Telah dilaksanakan analisis Perda Jateng No. 5


air limbah domestik (Tidak Tahun 2021
ada yang melebihi baku
mutu)

12 Telah memiliki Izin PP No 22 Tahun 2021


lingkungan

13 Telah memiliki Analisis Permen 05 Tahun 2018


Pencahayaan Dalam
Ruangan (Tidak ada yang
melebihi baku mutu)
14 Telah memiliki Analisis Emisi PP No 22 Tahun 2021
Udara (Tidak ada yang
melebihi baku mutu)

15 Telah memiliki TPS Limbah Permen LHK No 12


B3 dan telah dilakukan Tahun 2020
Pelabelan (Telah sesuai
dengan ketentuan teknis,
telah di lakukan pelabelan,
dan memiliki izin tps limbah
b3)

16 Sudah terdapat rumah


chemical (Obat beton bahan
b3)

17 Sudah terdapat spill kit untuk Prosedur SMK3


penanganan tumpahan PP 50 tahun 2012

18 Sudah terdapat sarana IPAL Peraturan Pemerintah


Nomor 82 Tahun 2001

3.4.2 Temuan Negatif


No Temuan Rekomendasi Peraturan

1 Kondisi saat ini limbah PP 101 tahun 2014


dipisahkan berdasarkan tentang Pengelolaan
jenis bahan (padat, cair dsb) Limbah B3
tidak berdasarkan
karakteristik (mudah
terbakar, beracun dsb)
Rekomendasi dipisahkan
berdasar karakteristik

2 Pada video tidak terlihat Kotak PP 101 tahun 2014


P3K, namun berdasarkan tentang Pengelolaan
keterangan dari petugas Limbah B3
terdapat P3K didalam.
Rekomendasi P3K diletakan
ditempat yang mudah diakses

3 Tidak ditemukan label, PP 101 tahun 2014


symbol, dan MSDS B3 pada tentang Pengelolaan
penyimpanan B3 Limbah B3
Kemenaker 187
Tahun 1999

4 Tidak terdapat Lembar Data Keputusan Menteri


Keselamatan Bahan atau Tenaga Kerja No.
MSDS Kep.187/Men/1999
Tentang Pengendalian
Bahan Berbahaya di
Tempat Kerja

5 Pada saat kunjungan Sesuai dengan Kepmen 187 Keputusan Menteri


lapangan secara virtual Tahun 1999 pasal 3,
belum di temukan bukti Perusahaan atau pengurus Tenaga Kerja No.
tertulis terkait wajib melakukan Kep.187/Men/1999
ketersediaan Lembar pengendalian bahan
Data Keselamatan Bahan barbahaya meliputi : Tentang Pengendalian
(LDKB). a. penyediaan Lembar Data Bahan Berbahaya di
Kemudian dilakukan Keselamatan Bahan (LDKB)
konfirmasi kepada dan label; Tempat Kerja Pasal 3
pengurus melalui Zoom b. penunjukan petugas K3
meeting terkait
Kimia dan Ahli K3 Kimia
ketersediaan LDKB
tersebut memang belum
tersedia,

6 Pada saat kunjungan Sesuai dengan Kepmen 187 Keputusan Menteri


lapangan secara virtual Tahun 1999 pasal 3,
belum di temukan bukti Perusahaan atau pengurus Tenaga Kerja No.
tertulis terkait Penunjukan wajib melakukan Kep.187/Men/1999
Petugas K3 Kimia dan Ahli pengendalian bahan
K3 Kimia. barbahaya meliputi : Tentang Pengendalian
Kemudian dilakukan a. penyediaan Lembar Data Bahan Berbahaya di
konfirmasi kepada Keselamatan Bahan (LDKB)
pengurus melalui Zoom dan label; Tempat Kerja Pasal 3
meeting terkait b. penunjukan petugas K3
ketersediaan penunjukan
Kimia dan Ahli K3 Kimia
Petugas K3 Kimia dan Ahli
K3 Kimia tersebut memang
belum tersedia.
Terkait sertifikasi Ahli K3
Kimia sudah di usulkan
namun belum disetujui.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan

PT. Waskita Beton Precast sudah menerapkan prosedur dan Sistem


Manajemen K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
namun ada beberapa yang perlu ditingkatkan lagi , lemahnya pengawasan, dan
kurangnya tindakan tegas dari pengurus sehingga menyebabkan terdapat
beberapa ketidaksesuaian dalam penerapan dan implementasinya di lapangan
dalam artian tidak berbanding lurus dengan SOP yang sudah disetujui oleh
manajemen. Aspek K3 pada perusahaan PT Waskita adalah aspek yang krusial,
dari segi tingkat resiko, dampak terhadap Keamanan dan Kesehatan pekerja, serta
aspek yang berkaitan dengan peralatan dan lingkungan kerja. Komitmen
manajemen dari PT Waskita juga perlu ditingkatkan, terkait penyediaan 32 APD
dan 5R di area kerja. Sehingga dapat meningkatkan budaya K3 di Lingkungan PT.
WSBP

4.2. Saran

Dalam rangka menciptakan kondisi ideal dalam lingkungan kerja di PT.


Waskita Beton Precast sesuai UU Ketenagakerjaan yang berlaku, maka kami
menyarankan beberapa hal diantaranya sebagai berikut :
a. Menindaklanjuti semua temuan positif agak tercapai budaya K3 secara
menyeluruh disemua elemen Perusahaan.
b. Temuan – temuan positif agar dapat dipertahankan dan ditingkatkan untuk
menjaga Implementasi K3 sesuai dengan Peraturan Perudang-undangan yang
berlaku.
c. Terdapat Beberapa temuan negatif agar temuan ini di lakukan perbaikan
sehingga memenuhi ketentuan peraturan perundangan dan memberikan
dampak kepada keselamatan dan kesehatan kerja serta tercapainya tujuan dan
produktifitas perusahaan khususnya melakukan penertiban terhadap
subcontractor dalam menyediakan Alat pelindung diri untuk pekerjanya.
d. Lebih ditegaskan kembali ke sub-kontraktor mengenai implementasi K3 di PT

Waskita.

e. Diperlukan revisi untuk beberapa SOP f. Lebih Intens lagi dilakukan TBM
( Sesuai Bidang ), Safety Breafing day dan Safety Induction serta Safety

Cleareance sesuai dengan Peraturan & Perundang – undangan K3

g. Budaya penggunaan APD Standart & APK untuk Mencegah dampak PAK

( Penyakit Akibat Kerja )

Anda mungkin juga menyukai