Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. INTERNATIONAL FURNITURE INDUSTRIES

BIDANG K3 MEKANIK, PESAWAT UAP, BEJANA TEKAN DAN


TANGKI TIMBUN SERTA LINGKUNGAN KERJA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

PERIODE 24 JULI - 05 AGUSTUS 2023

TAHUN 2023

KELOMPOK 3

1. ARI SOFIAN
2. RAMADHANI
3. RISHTA YUNITA DOLLI
4. TB. BENNY KURNIAWAN
5. YUNIFAN FAUZAN FARRAS

PT. INTERNATIONAL FURNITURE INDUSTRIES

03 Agustus 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan
hasil kunjungan lapangan pada PT. Internasional Furniture industries yang sebagai salah satu
syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal
tersebut, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Seluruh Staf PT. Internasional Furniture industries yang telah memberikan izin untuk
melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum Periode 24 Juli – 05 Agustus tahun
2023 yang telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik.

Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang relatif singkat, sehingga
sangat wajar apabila masih banyak kekurangannya. Akhir kata, penyusun berharap semoga
laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan
dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Jakarta, 03 Agustus 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN................................................................................. 1


KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................... 4
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN....................................................................................................4
1.3 RUANG LINGKUP............................................................................................................ 5
1.4 DASAR HUKUM ………………………………………………………………………..... 5
BAB II KONDISI PERUSAHAAN................................................................................................. 7
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja...................................................................................... 7
2.2 Alat Kerja ………………………………………………………………….………………….… 8
2.3 Potensi Bahaya di tempat kerja....................................................................................... 8
2.4 Sumber Bahaya …………………………………………………………………………..…. 10
2.5 Temuan-temuan Hasil Observasi................................................................................... 12
BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH.......................................................................... 14
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................... 24
4.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………………………. 24
4.2 SARAN …………………………………………………………………………………….… 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program pemerintah.
Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi ditempat keja yang
mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun keluarga pekerja. Karena frekuensi
kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada
program ini. Undang-Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu UU No.1 tahun 1970
yang mulai diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikan hari lahinya K3.
Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula
pekerja yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan
kondisi kesehatan yang prima. Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan
menyababkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.

PT. Internasional Furniture industries berdiri pada tahun 2000, merupakan perusahan
produksi perakitan dimana material kayunya dari jepara, karawang dan ada juga penggunaan
beberapa bahan kimia (contoh : cat, lem, tiner, coat). PT. Internasional Furniture industries
sudah menerapakan Keselamatan dan kesehatan kerja dan belum menerapkan sistem
manajemen K3 di dalam segala aktivitasnya yang ada di lingkup produksi. Di perusahaan ini
terdapat beberapa ruang lingkup K3 didalamnya, dimana diantaranya K3 bidang mekanik
(Pesawat Produksi, Pesawat Angkat dan Angkut), dan Bejana Tekan. Oleh karena itu, PT.
Internasional Furniture industries merupakan lokasi yang tepat untuk kami calon ahli K3 umum
dalam melakukan observasi lapangan. Pembahasan yang diambil yaitu pengawasan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang mekanik (Pesawat Produksi, Pesawat Angkat
dan Angkut , Bejana Tekan dan Lingkungan Kerja ).

4
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Mengetahui kondisi lingkungan kerja di PT. Internasional Furniture Industries.
2. Mendapatkan gambaran mengenai penerapan K3 di PT Internasional Furniture
Industries .
3. Menganalisis temuan potensi dan resiko bahaya kecelakaan kerja di PT. Internasional
Furniture Industries.
4. Mengaplikasikan sistem K3 di tempat kerja.

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
Ruang lingkup dari pelaporan praktek lapangan ini adalah untuk mengetahui Keselamatan
dan Kesehatan Kerja khususnya di bidang mekanik (pesawat produksi, pesawat angkat dan
angkut), bejana tekan dan lingkungan kerja.

1.4 DASAR HUKUM


Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dilandasi dengan dasar hukum
sebagai berikut :
A. Dasar Hukum K3 Mekanik
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Kerja dan Kesehatan
Pesawat Tenaga dan Produksi.
3. Permenaker No. 8 Tahun 2020 Tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat
dan Angkut.
4. Kepdirjen No.04 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan
dan Pengujian Lisensi K3 bagi Personil K3 PAA, PTP, PU, BT dan Tangki Timbun.
B. Dasar Hukum K3 Pesawat UAP
1. UU Tahun 1930 Tentang Uap.
2. Permen No. 1 Tahun 1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator
Pesawat Uap.
3. SE Menaker No.03 tahun 2011 tentang Lisensi/Surat Ijin Operator Pesawat Uap.
4. Kepdirjen No.04 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan
dan Pengujian Lisensi K3 bagi Personil K3 PAA, PTP, PU, BT dan Tangki Timbun.

5
C. Dasar Hukum K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan
1. Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Bejana Tekanan Dan Tangki Timbun.
2. Kepdirjen No.04 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan
dan Pengujian Lisensi K3 bagi Personil K3 PAA, PTP, PU, BT dan Tangki
Timbun.
D. Dasar Hukum K3 Lingkungan
1. Undang-undang No.3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO No.120
mengenai Hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor.
2. Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
3. Kepnaker No.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat
kerja.
4. Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang Pengendalian bahan kimia berbahaya di
tempat kerja.
5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1997 tentang nilai Ambang Batas
Faktor Kimia, udara lingkungan kerja dll.

6
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja

PT. International Furniture Industries atau biasa disingkat menjadi IFI, adalah Perusahaan
yang bergerak di bidang furniture yang banyak menggunakan bahan berbahaya seperti serbuk
kayu. Perusahaan IFI telah terdaftar pada tahun 2020 dan beralamat di Jl. Irian raya blok e-23
(Cakung), Jakarta utara, Jakarta 14140, Indonesia. PT. International Furniture Industries memiliki
121 karyawan, dengan rincian 4 karyawan tetap dan 117 karyawan harian. Dengan jumlah
karyawan wanita sebanyak 4 orang dan 117 orang karyawan pria. Seluruh karyawan
PT. International Furniture Industries telah diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan.
Adapun tujuan dari perusahan PT. International Furniture Industries :
1. Menggunakan bahan baku sesuai peraturan
2. Membuat produk yang berkualitas sesuai pesanan
PT. International Furniture Industries sudah menerapkan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) akan tetapi belum menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3). PT. International Furniture Industries memiliki tanggung jawab penuh terhadap lokasi
kerja. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. International Furniture Industries .

Gambar 2.1 Struktur Perusahaan PT. International Furniture Industries

7
PT. International Furniture Industries senantiasa melakukan pembaruan sarana dan
prasarana penunjang penyampaian informasi. Selain itu PT. International Furniture Industries
memberikan kemudahan akses informasi secara transparan dan akurat bagi pemangku
kepentingan. PT. International Furniture Industries juga terus berupaya memperkuat platform
teknologi informasi untuk menjaga dan meningkatkan kehandalan dalam penyediaan informasi
secara terintegrasi, tepat waktu, dan tepat sasaran.

2.2 Alat Kerja

1. Tangki Timbun - Toren air 10.000 L 7. Hand Stacker

2. Hoist Crane 8. Forklift Diesel

3. Bejana Tekan - Mesin Compressor 9. Mesin Las Gas

4. Conveyor 10. Mesin Cutting Jigsaw

5. Mesin Gerinda 11. Impact Drill & Hand Drill

6. Hand Pallet 12. Vacuum

2.3 Potensi Bahaya di tempat kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. International Furniture Industries
yaitu :
1. Terpeleset dan tersandung
Potensi bahaya yang sering ditemui pada tempat kerja. Potensi bahaya ini terjadi karena
adanya tumpahan cairan di lantai kerja, bahan bahan kerja yang membuat lantai licin
adanya debu dan penggunaan alas kaki yang tidak tepat seperti sendal jepit.

2. Terluka/Tergores
Potensi bahaya terluka/tergores ini terjadi akibat permukaan material mebel yang kasar.

8
3. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi, serta cara kerja dan sikap kerja yang kurang sesuai,
sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja yang sering
terjadi adalah terjepit. kecelakaan ini biasanya terjadi pada proses pengangkatan
menggunakan grider crane yaitu terjepit engine pesawat yang mungkin terjadi. Pada
umumnya tenaga kerja di perusahaan ini kurang berhati-hati dan tidak patuh pada
pedoman kerja sehingga kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi.

4. Sesak nafas
Potensi bahaya sesak nafas akibat aktivitas produksi, assembly dan juga proses
pengangkatan dan pemindahan material di workshop dan warehouse menghasilkan
serbuk dan debu.

5. Tertimpa
Potensi bahaya tertimpa akibat proses pengangkatan, pemindahan,penyusunan dan
penyimpanan material yang tidak sesuai SOP.

6. Terpotong
Potensi bahaya terpotong juga sering kita temui di tempat kerja. Ini terjadi akibat salah
satunya faktor unsafe action (human error) , unsafe condition (alat kerja yang tidak
berstandar/bersertifikat), dan SOP yang tidak dijalankan oleh pekerja.

7. Terjatuh
Potensi bahaya terjatuh sering kali ditemukan di tempat kerja, dimana seringkali pekerja
lalai saat bekerja di area ketinggian dengan tidak dilengkapi APD yang layak saat bekerja
sehingga berpotensi menimbulkan bahaya terjatuh.

8. Ledakan
Sumber bahaya ledakan yang ada di sebabkan dari penggunaan dan pemakaian mesin
compressor atau bejana tekan yang tidak memperhatikan pressure gauge (batasan
maksimal tekanan), dimana apabila saat pengisian yang tidak sesuai dengan tekanan
yang diijinkan, maka dapat menimbulkan potensi bahaya peledakan di tempat kerja.

9. Kebakaran
Potensi bahaya dapat terjadi pada tempat kerja seperti kebakaran pada tempat kerja.
Potensi bahaya ini terjadi karena keterbatasan keterangan dan pengetahuan tentang

9
kebakaran, kelalaian manusia/ human error, instalasi/alat listrik tidak terstandar dan
membuang puntung rokok di sembarang tempat.

10. Forklift Terbalik


Potensi bahaya yang sering terjadi pada tempat kerja. Potensi bahaya ini karena forklift
terbalik saat mengangkat beban material yang melebihi kapasitas maksimalnya serta
operator forklift yang tidak memiliki kualifikasi (bersertifikat SIO).

2.4 Sumber Bahaya

Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan di tempat


kerja PT. Internasional Furniture Industries, identifikasi sumber bahayanya terdapat pada 2 area
sebagai berikut :
2.4.1 Area Production
2.4.1.1 Faktor Fisik

Bahaya yang timbul di area produksi antara lain bahaya akibat kebisingan, bahaya akibat
getaran, dan bahaya akibat radiasi.
1. Bahaya kebisingan yang timbul di area produksi dikarenakan pada ruang produksi
menggunakan mesin sehingga pekerja dapat terkena paparan kebisingan yang dapat
berdampak pada gangguan pendengaran.
2. Bahaya getaran timbul akibat dari alat produksi (contoh : hand drill) yang digunakan
secara terus menerus (tanpa jeda) dapat mengakibatkan kelelahan sehingga konsentrasi
menurun.
3. Bahaya saluran pernapasan dimana aktivitas pada area produksi yang ditimbulkan dari
udara yang ditimbulkan dari debu dan sampah produksi (serbuk kayu/scrap) dapat
mengakibatkan gangguan pernapasan pada pekerja.

2.4.1.2 Faktor Ergonomi

Ergonomi terjadi karena adanya ketidaksesuaian pemakaian alat kerja yang tidak standar
diantaranya yakni kursi kerja yang tidak memiliki sandaran, posisi kerja yang selalu berdiri, posisi
tubuh yang salah saat aktifitas kerja dapat mengakibatkan Low Back Pain yang apabila tidak
segera ditangani dapat berakibat fatal karena bisa mengakibatkan sakit pada tulang belakang.

10
2.4.1.3 Faktor Biologi

Bahaya Biologi bisa timbul dikarenakan kesalahan dalam pengelolaan limbah B3 dimana
harus ada tempat khusus (TPS) limbah B3 dan operator khusus yang mengelolanya. Jika
pengelolaannya tidak sesuai ketentuan, maka bisa berpotensi membahayakan terhadap
pencemaran lingkungan maupun kesehatan pekerja, selain itu pengelolaan sampah
rumahtangga serta sanitasi yang hygiene dapat berpengaruh pada tingkat kesehatan pekerja.

2.4.2 Area Maintenance (Workshop)

Faktor-faktor bahaya yang dapat diidentifikasi antara lain :

1. Faktor Fisik
Bahaya fisik yang timbul di area maintenance, antara lain : bahaya kebisingan, bahaya
akibat getaran, bahaya akibat suhu panas, tergelincir, terjatuh, tertimpa barang, terjepit,
dan lain-lain.

2. Faktor Kimia
Penggunaan bahan kimia pada proses pengecatan bahan produksi. Bahan kimia tersebut
dapat mengakibatkan iritasi kulit, dan gangguan pernafasan oleh pekerja. Bahan kimia
seperti avtur dan oli dengan mudah meledak dan terbakar apabila tidak digunakan dan
diperlakukan sesuai prosedur.

3. Faktor Ergonomi
Bahaya ergonomi banyaknya alat-alat yang tidak sesuai penempatannya, antara pekerja
dengan alat kerja dapat mengakibatkan terjadinya bahaya ergonomi seperti kegiatan
pemeliharaan pesawat dan penggunaan alat-alat yang terlalu lama, dapat menimbulkan
konsentrasi dan produktivitas yang menurun, penanganan material secara manual atau
manual material handling dan melakukan gerakan berulang-ulang

4. Faktor Biologi
Bahaya biologi berasal dari bakteri dan jamur akibat proses pemeliharaan. Bahaya ini
bahkan dapat berpotensi lebih besar karena kondisi kebersihan pada area hangar jauh
lebih rentan.

11
2.5 Temuan-temuan Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Internasional Furniture Industries
terdapat 2 jenis temuan. Temuan positif dan temuan negatif dari masing – masing aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diamati.

2.5.1 Temuan Positif K3 Mekanik


Berikut beberapa temuan positif dari K3 Mekanik
1. Operator Forklift Diesel mempunyai SIO
2. Penggunaan Hand Pallet sesuai dengan kapasitasnya
3. Hoist Crane digunakan untuk pengangkatan Raw Material

2.5.2 Temuan Positif dari Bejana Tekan dan tangki timbun


Berikut beberapa temuan positif dari Bejana Tekan :
1. Terdapat service record alat bejana tekan (compresor)
2. SOP penggunaan bejana tekan (compresor).

2.5.3 Temuan Positif dari Lingkungan Kerja


Berikut beberapa temuan positif dari Lingkungan Kerja :
1. Adanya safety zone dengan dibuatkan garis kuning di masing2 line produksi.
2. Sudah ada bak control pembuangan limbah air kotor (WWTP)
3. Compresor ditempatkan di area terpisah dan terlindung .

2.5.4 Temuan Negatif dari lingkungan kerja


Berikut ini adalah beberapa temuan negatif :
1. Tidak adanya rambu larangan
2. Penataan room service tidak beraturan dan kotor
3. Gas untuk pengelasan tidak tersimpan dengan baik
4. Tidak ada Ada fasilitas kesehatan (Ruang P3K) yang tersedia

2.5.5 Temuan Negatif K3 Mekanik


Berikut ini adalah beberapa temuan negatif :
1. Hand pallet dan Hand Stacker tidak parkir ditempat yang aman.
2. Tidak ada teknisi mekanik yang belum tersertifikasi
3. Tidak ada operator mekanik yang belum tersertifikasi

12
2.5.6 Temuan negatif dari Bejana Tekan dan Tangki Timbun
Beberapa berikut ini temuan negatif bejana tekan :
1. Tidak ada uji riksa gas untuk las
2. Tidak ada uji riksa terhadap bejana tekan (compresor) dan tangki timbun.

13
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN

ANALISA TEMUAN POSITIF

NO. Foto Tempat Temuan Manfaat Saran Dasar Bunyi pasal


Temuan Hukum

BIDANG MEKANIK

1. Loading Forklift dan Operator Diberikan 1. Permnaker Pasal 5 ayat 1. Pesawat


Dock Operatornya dapat briefing No angkat dan angkut harus
sudah memiliki menjalanka safety work 09/MEN/VI dioperasikan oleh
sertifikasi alat n alat sebelum I/2010 operator pesawat angkat
dan keahlian. sesuai SOP bekerja 2. Permenak dan angkut yang
er mempunyai Lisensi K3
No.08/202 dan buku kerja sesuai
0 jenis dan kualifikasinya.
Pasal 5 ayat 3 (a)
Pemeriksaan dan
Pengujian

14
2. Area Penggunaan Agar tidak Hand Pallet Permenaker Pasal 8 ayat 2.
Produksi Hand Pallet terjadi agar selalu No 8 tahun Komponen Utama yang
sesuai dengan Unsafe mengangkat 2020 dimaksud ayat 1. harus
beban Action dan beban sesuai mempunyai konstruksi
kapasitas Property dengan yang kuat sesuai dengan
Damage standar fungsi dan kapasitasnya
kapasitasnya

3. Area Penggunaan Agar tidak Hoist Crane Permenaker Pasal 8 ayat 2.


Produksi Hoist Crane terjadi dapat No 8 tahun Komponen Utama yang
diperuntukkan Unsafe mengangkat 2020 dimaksud ayat 1. harus
untuk Action dan beban sesuai mempunyai konstruksi
pengangkutan Property dengan yang kuat sesuai dengan
raw material Damage kapasitasnya fungsi dan kapasitasnya
(SWL)

15
ANALISA TEMUAN NEGATIF

No. Foto Tempat Temuan Manfaat Saran Dasar Bunyi pasal


Temuan Hukum

BIDANG MEKANIK

1. Area Hand Pallet Menghalan Penempatan Permenaker Pasal 17 ayat 5 (a).


material dan Hand gi mobilitas Hand Pallet No 8 tahun Harus dapat memastikan
Stacker tidak pekerja di area 2020 perlindungan terhadap
parkir ditempat yang khusus tenaga kerja dan
yang aman berpotensi (storage oranglain yang berada di
bahaya zone) pesawat angkat, pesawat
(tersandun angkut dan sekitarnya
g)

2. Area Tidak dilakukan Guna Agar PerMenaker Pasal 5


Workshop maintenance kelancaran dilakukan No.8 Tahun Pemeliharaan dan
secara berkala proses perawatan 2020 perawatan Pesawat
produksi alat secara Angkat, Pesawat
berkala Angkut, dan Alat Bantu
Angkat dan Angkut
bagian d dilakukan
secara berkala

16
3. Area Berdasarkan Teknisi Lisensi harus Per Men No. Pasal 60 bagian D
Workshop wawancara yang harus ada 37 Tahun Memiliki lisensi K3
Ada 1 orang bersertifika pembaharua 2016
teknisi Pesawat si sudah n
Tenaga dan mengerti
Produksi (PTP) standar alat
yang belum
tersertifikasi

4. Area Berdasarkan Operator Lisensi harus Per Men No. Pasal 59 Ayat 4
Workshop wawancara yang harus ada 37 Tahun Operator K3
Ada 2 orang bersertifika pembaharua 2016 sebagaimana dimaksud
operator si sudah n pada ayat (1),
mekanik yang mengerti teknisi K3 sebagaimana
belum standar alat dimaksud pada ayat (2)
tersertifikasi dan
juru las sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
harus
memiliki kompetensi dan
kewenangan sesuai
dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan

17
ANALISA TEMUAN POSITIF

No. Foto Tempat Temuan Manfaat Saran Dasar Bunyi pasal


Temuan Hukum

BIDANG K3 BEJANA TEKAN

1 Area Service Record Memonitor Dilakukan Permenaker Pasal 3 (ayat c)


Produksi Compresor perawatan pemeliharaan 37/2016 Pembuatan prosedur
compresor berkala dan kerja aman pemasangan,
agar dapat cheklist perbaikan dan modifikasi
digunakan fungsi part
secara compresor
layak

2 Area Adanya SOP Memudahk Dilakukan Permenaker Pasal 3 (ayat c)


Produksi Alat Bejana an operator refresh SOP 37/2016 Pembuatan prosedur
Tekan dalam alat bejana kerja aman pemasangan,
(Compresor) menjalanka tekan untuk perbaikan dan modifikasi
n alat operator
bejana
tekan

18
ANALISA TEMUAN NEGATIF

No. Foto Tempat Temuan Manfaat Saran Dasar Bunyi pasal


Temuan Hukum

BIDANG K3 BEJANA TEKAN

1 Area Tidak ada riksa Menghindar Agar selalu PerMen Pasal 68 Ayat 1
Produksi uji terhadap i ledakan dilakukan No.37 Tahun Setiap kegiatan
bejana tekan reksa uji 2016 perencanaan,
kompresor menghindari pembuatan,
kecelakaan pemasangan, pengisian,
kerja dan alat pengangkutan,
siap pakai pemakaian,
pemeliharaan, perbaikan,
modifikasi, dan
penyimpanan Bejana
Tekanan dan Tangki
Timbun
harus dilakukan
pemeriksaan dan/atau
pengujian.

2 Area Tidak ada riksa Menghindar Agar selalu PerMen Pasal 68 Ayat 1
Produksi uji terhadap i ledakan dilakukan No.37 Tahun Setiap kegiatan
gas las reksa uji 2016 perencanaan,
menghindari pembuatan,
kecelakaan pemasangan, pengisian,
kerja dan alat pengangkutan,
siap pakai pemakaian,

19
pemeliharaan, perbaikan,
modifikasi, dan
penyimpanan Bejana
Tekanan dan Tangki
Timbun
harus dilakukan
pemeriksaan dan/atau
pengujian.

ANALISA TEMUAN POSITIF

No Foto Tempat Temuan Temuan Manfaat Saran Dasar Hukum Bunyi pasal
.

BIDANG K3 LINGKUNGAN

1 Area Produksi Adanya safety Menghindari Lakukan UU No. 1 Memberikan


zone dengan kecelakaan pengecatan Tahun 1970 perlindangan
dibuatkan kerja pada ulang pada dan jaminan
garis kuning di area produksi garis kuning di keslematan
masing2 line masing2 line setiap tenaga
produksi. produksi kerja

2 Area Produksi Sudah ada Agar Agar selalu PerMen No.5 Pasal 5 Ayat 3
bak kontrol lingkungan dibersihkan Tahun 2018 Penerapan
pembuangan kerja tidak higene dan
air kotor terjadi banjir sanitasi sebagai
yang mana dimaksud
menghambat dari ayat (1)

20
proses huruf B Meliputi:
produksi a. Bangunan
tempat kerja
b. Fasilitas
kebersihan
c. Kebutuhan
udara
d. Tata laksana
kerumahan

3. Area Produksi Kompresor Mencegah Agar selalu PerMen No.5 Pasal 5 Ayat 3
ditempat di terjadi dilakukan Tahun 2018 Penerapan
area terpisah kecalakaan perawatan higene dan
dan aman sanitasi sebagai
mana dimaksud
dari ayat (1)
huruf B Meliputi:
a. Bangunan
tempat kerja
b. Fasilitas
kebersihan
c. Kebutuhan
udara
d. Tata laksana
kerumahan

21
ANALISA TEMUAN NEGATIF

No Foto Tempat Temuan Temuan Manfaat Saran Dasar Hukum Bunyi pasal
.

BIDANG K3 LINGKUNGAN

1 Area produksi Tidak adanya Menghindari Sebaiknya PP No.50 perusahaan


rambu kecelakaan diberikan Tahun 2012 wajib
larangan kerja rambu - rambu memasang
untuk rambu-rambu
mengetahui K3 sesuai
area dengan standar
berbahaya dan pedoman
teknis.

2 Area Workshop Tidak ada Meningkatkan Sebaiknya UU No. 1 Pasal 1 ayat 1.


ruang P3K produktivitas dilakukan Tahun 1970 Pemeriksaan
bagi para pemeriksaan dan kesehatan
pekerja kesehatan Permenaker 02 sebelum kerja
secara berkala Tahun 1980 adalah
pemeriksaan
kesehatan yang
yang dilakukan
oleh dokter
sebelum tenaga
kerja di terima
melakukan
pekerjaan.

22
3. Area Workshop Room Service Agar tidak Agar PerMen No.5 Pasal 5 Ayat 3
mesin tidak menggangu dirapihkan Tahun 2018 Penerapan
tertata dengan proses untuk mudah higene dan
baik produksi dan untuk sanitasi sebagai
terjadi digunakan mana dimaksud
kecelakaan dang dari ayat (1)
kerja menghindari huruf B Meliputi:
kecelakaan a. Bangunan
kerja tempat kerja
b. Fasilitas
kebersihan
c. Kebutuhan
udara
d. Tata laksana
kerumahan

4. Area Produksi Gas untuk Agar tidak Agar informasi PerMen No.5 Pasal 5 Ayat 3
pengelasan terjadi ledakan SOP selalu Tahun 2018 Penerapan
tidak gas diberikan pada higene dan
tersimpan saat awal sanitasi sebagai
dengan baik bekerja (safety mana dimaksud
work) / Safety dari ayat (1)
Induction huruf B Meliputi:
e. Bangunan
tempat kerja
f. Fasilitas
kebersihan
g. Kebutuhan
udara
h. Tata laksana
kerumahan

23
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan mengenai
pengawasan norma K3 mekanik, Bejana tekan, tangki timbun dan lingkungan kerja di PT.
Internasional Furniture industries, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Dalam bidang K3 Mekanik di PT. Internasional Furniture industries yang harus
diperhatikan diantaranya :
TEMUAN POSITIF :
a. Operator Forklift Diesel mempunyai SIO
b. Penggunaan Hand Pallet sesuai dengan kapasitasnya
c. Hoist Crane digunakan untuk pengangkatan Raw Material

2. Bidang K3 Bejana Tekan (kompresor) di PT. Internasional Furniture industries yang harus
diperhatikan diantaranya :
TEMUAN POSITIF :
a. Terdapat service record alat bejana tekan (compresor)
b. Standar Operation Procedure (SOP) penggunaan bejana tekan (compresor).

3. Bidang K3 Lingkungan Kerja di PT. Internasional Furniture industries yang harus


diperhatikan diantaranya :
TEMUAN POSITIF :
a. Adanya safety zone dengan dibuatkan garis kuning di masing2 line produksi.
b. Sudah ada bak control pembuangan limbah air kotor (WWTP)
c. Compresor ditempatkan di area terpisah dan terlindung

24
4.2 SARAN

1. Dalam bidang K3 Mekanik di PT. Internasional Furniture industries yang harus diperhatikan
diantaranya :
TEMUAN NEGATIF :
a. Hand pallet dan Hand Stacker tidak parkir ditempat yang aman (dibuatkan tempat
khusus penyimpanan alat angkut)
b. Tidak ada operator hoist crane yang tersertifikasi (dilakukan training dan sertifikasi
sertifikasi operator hoist crane)

2. Bidang K3 Bejana Tekan (kompresor) di PT. Internasional Furniture industries yang harus
diperhatikan diantaranya :
TEMUAN NEGATIF :
a. Tidak ada uji riksa compresor gas untuk pengelasan (dilakukan uji riksa yang
tersertifikasi)
b. Tidak ada uji riksa terhadap bejana tekan (compresor) dan tangki timbun (dilakukan uji
riksa yang tersertifikasi)

3. Bidang K3 Lingkungan Kerja di PT. Internasional Furniture industries yang harus


diperhatikan diantaranya :
TEMUAN NEGATIF :
a. Tidak adanya rambu larangan (dibuat dan pasang warning sign)
b. Penataan room service tidak beraturan dan kotor (dibuatkan ceklist kebersihan
ruangan dan Standar Operation Procedure)
c. Gas untuk pengelasan tidak tersimpan dengan baik (Dibuatkan Standar Operation
Procedure penyimpanan tabung gas)
d. Tidak ada Ada fasilitas kesehatan (Ruang P3K) yang tersedia (Disediakan Ruang
dan peralatan P3K sesuai ketentuan peraturan).

25
DAFTAR PUSTAKA

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Undang-Undang UAP Tahun 1930 (Stoom
Ordomantie)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 04/MEN/1995 Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1998 tentang kualifikasi dan Syarat-syarat
Operator Pesawat Uap
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.1 Tahun 1982 Tentang Bejana Tekan.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Angkut
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.06/Men/1990 Tentang Ketentuan Pewarnaan Tabung
Gas Bertekanan.

26
NOTULEN
SEMINAR AK3U

Tanggal : 5 Agustus 2023


Tempat : Ruang Training Balai K3 Jakarta
Hadir : Ari Sofyian, Tb. Benny. K, Rishta Yunita Dolli, Ramadhani
Yunifan Fauzan Farras

NO. URAIAN PIC


1. Kelompok 1
1. Belum ada penangkal Petir Handi
2. pencahayaan nya bagaimana?
3. Tidak ada SLF bangunan Fathullah
4. Tidak ada penandaan pada bangunan (layout) Ali
5. Tentang tanggap darurat (TKTD ada gabung dengan Aan Suhaemi
pengelola kawasan Industri)
6. Instalasi listrik panel box tidak tertutup.

Tanggapan :
1. Penangkal petir sudah tercover oleh fasilitas di kawasan Bahrun
industri Reza
2. Saluran air Gudang ada potensi banjir Bowie
3. Saluran hanya ada 1 exhause udara kotor tidak terbuang Arie
dengan baik. Fathullah
4. Harusnya sertifikat layak fungsi harus terpenuhi. Karena ijin Ali
akan ditarik oleh PUPR Edwin
5. Tidak ada Kesadaran terhadap pekerja
6. Panel Box Banyak kurangnya penutup, namun ditempat
tertentu agar mudah untuk dijangkau dengan cepat
2. Kelompok 2
Benny
Ramadhani

27
1. Agar Dilakukan pemeriksaan kesehatan setelah tenaga
kerja sebelum kontrak kerja selesai karena banyak sekali
tenaga harian dan musiman. Retno
2. Fasilitas yang harus ada terkait pelayanan kesahatan
3. Pihak HRD mengadakan senam bersama namun tidak ada Bowie
safety briefing. Handi
4. P3K harus ditempat terpisah dari area produksi Iqbal
5. Memasukan PJK3 untuk efisiensi Ali
6. Warna P3K tidak sesuai permenaker Haris
7. Tidak ada ruangan khusus untuk makan, ada kantin diluar
pabrik namun kotor yang menggangu kesehatan
8. Kasus kecelakaan kerja bagaimana penanganannya

Aan
Tanggapan : Bahrun
1. Perusahaan agar dilakukan pemeriksaan akhir Mahmud
2. Belum ada tenaga ahli k3 umum, agar dikasih tenaga untuk Miftah
dapat memberikan saran kepada manajemen terkait K3 Sinda
3. Cara penanggulangan awal diistirahatkan di satpam namun
obatnya tidak lengkap.
4. Kotak P3K diarea kerja namun tidak ada, kategori kotak
P3K A, B dan C.
5. Ruang makan agar sedikit kotor, namun manajemen sudah
mensosialisaikan terkait kebersihan.
6. Adanya SOP diarea-area kerja diharapkan kontraktor-
kontraktor sesuai SOP.
7. Disarankan perusahaan untuk menggunakan PJK3
3. Kelompok 3
1. Operator sudah memiliki serfitikat SIO sudah berarti ada Aan
kesalahan terhadap temuan positif seharusnya positif.
2. Banyak potensi pencemaran dilingkungan kerja, dan Haris
penangulangannya.
3. Operator positif operator sudah memiliki SIO. Sampai Ian
kapan Miftah

28
4. Sanitasi air, sirkulai udara, pencahayaan, Bowie
5. Sudahkah diatur pengukuran lingkungan kerja

Tanggapan Ari
1. Masih ada kekurangan karena fokus pada bahaya yang fital Ramadhani
2. Forlif sudah dilakukan training.cara mendapatkannya Rishta
3. Pencemaran bau, potong kayu, cat, biologi Benny
4. Penanggulangnya sanitasi air sudah diakomdir oleh Farras
pengelola kawasan.
5. Masa berlaku SIO 5 tahun
4. Kelompok 4
1. Bagaimana menerapkan SMK3 Mahmud
2. Bagaiman penerapan syarat-syarat smk3 Fathullah
3. Penyimpanan bahan bakar solar masih terbuka, Arie
seharusnya tertutup. Karena sangat dengan parkir Fathullah
kendaraan. Sinda
4. Kontrol panel alarm. Proteksi kebakaran sudah ada, namun Benny
belum ada panel detektor
5. TPS B3 belum jelas.
6. Harus dilakukan inspeksi.
7. Bagaimana cara membuat kebijakan
8. Sarannya agar dilakukan inspeksi untuk alat-alat berbahaya

Tanggapan :
1. SMK3 wajib diterapkan karena jumlah tenaga kerja lebih Iqbal
dari 100 orang Handi
2. Penyakit berbahaya terhadap B3 diantaranya mual, Bowie
3. Syarat SMK3 tenaga kerja lebih dari 100 orang dan bahan Marfian
berbahaya serta menerapkan Risk Assesmen Fahmi
4. Tempat Kimia lain diluar namun tidak ada label bahan
berbahaya kecuali solar.
5. Untuk TPS tidak memiliki petugas khusus.
6. Faktor tidak menerapkan SMK3 karena kurangnya
kesadaran dari perusahaan.

29
7. Sebetulnya perusahaan sudah Menerapakan SMK3 dengan
membuat kebijakan-kebijakan K3 dibeberapa area.
8. Alarm proteksi diarea produksi kondisinya cukup parah,
pihak security tidak dapat menggunakan karena kurangnya
pengetahuan.

Cilegon, 5 Agustus 2023

Tb Benny Kurniawan
Notulis

30

Anda mungkin juga menyukai