KELOMPOK 1
PENYELENGGARA
PT. INDOHES MAGNA PERSADA
JAKARTA, 03 Maret 2023
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri pertambangan di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat
dan memiliki peran yang besar terhadap pembangunan nasional. Sumber daya alam Indonesia
yang melimpah menjadikan sektor pertambangan sebagai salah satu usaha yang banyak
dijalankan oleh perusahaan baik dari dalam maupun luar negeri. Proses dan aktivitas pekerjaan
di sektor pertambangan memiliki kecenderungan potensi bahaya besar, hal tersebut dapat
menyebabkan risiko kecelakaan kerja meningkat seiring dengan kenaikan jumlah produksi.
Kondisi tempat kerja sangat menentukan keamanan dan keselamatan sumber daya manusia,
tempat kerja yang aman dan memadai serta didukung oleh kinerja yang optimal dapat
menghasilkan output yang selaras dengan visi dan misi serta tujuan perusahaan. Akan tetapi,
berbanding terbalik apabila perusahaan lalai terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
pada saat bekerja, sehingga peran K3 sangat dibutuhkan untuk menekan dan mengendalikan
potensi tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, keselamatan dan
kesehatan kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat berkaitan erat dengan sektor-sektor pekerjaan di
bidang industri, salah satunya industri yang membutuhkan perhatian K3 adalah pertambangan.
Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) sangat penting bagi
perusahaan, tak terkecuali bagi PT. XYZ, hal tersebut untuk memenuhi pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
PT. XYZ yang berlokasi di Kalimantan Selatan bergerak di sektor pertambangan dan
perdagangan batubara metalurgi melalui Perusahaan Anak serta menjalankan kegiatan usaha
berupa jasa konsultasi manajemen memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 20000 orang.
Rangkaian operasional serta bidang usaha perusahaan yang banyak dapat berdampak tidak
hanya kepada tenaga kerja PT. XYZ tapi juga menimbulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja dan masyarakat yang ada di wilayah usaha perusahaan, seperti faktor fisik,
kimia, biologis, ergonomi dan psikologis. Faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan
terhadap kondisi kerja dan berpengaruh terhadap K3 di lingkungan kerja. Maka dari itu,
3
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menjadi upaya untuk
mengurangi dan mengatasi permasalahan K3 di perusahaan tersebut.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang menjadi pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. K3 secara Umum
a. Kesehatan kerja
b. Standard Operating Procedure (SOP)
2. Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Ahli K3
b. P2K3
3. Penerapan SMK3
a. Kebijakan dan Komitmen K3
b. Tingkat penerapan SMK3
c. Audit SMK3
d. Penghargaan K3
4
D. Dasar Hukum
Dasar hukum yang menjadi landasan pada pembahasan laporan ini, yaitu:
1. K3 Secara Umum
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
2. Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
PER.04/MEN/1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : PER-
02/MEN/1992 Tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban, dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor PER-04/MEN/1995
Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Penerapan SMK3
a. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
5
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
6
Berikut adalah bagan struktur organisasi yang ada di PT. XYZ:
2.1 Bagan Struktur Organisasi Fungsional PT. XYZ
7
2.3 Bagan Struktur HSE
8
B. TEMUAN
B. Penerapan P2K3
1. Perusahan belum dapat menunjukkan bukti tentang evident bahwa sekretaris P2k3
adalah seorang Ahli K3 dan Melakukan pelaporan aktivitas P2K3 kepada Dinsaker
setempat.
9
C. Penerapan SMK3
1. Perusahan belum dapat menunjukkan bukti tentang evident tentang kompetensi
seorang Auditor SMK3 Jalur hauling banyak dilalui penduduk lokal sehingga
membahayakan penduduk.
4. Finding SMK3: Perusahan belum dapat menunjukkan bukti untuk memastikan temuan
audit internal K3 ditindaklanjuti secara efektif di PT XYZ maupun di Mitra kerjanya.
10
BAB III
ANALISA
11
03/Men/1982
Pasal 14
Tentang penyediaan
APD secara Cuma-
Cuma oleh pengurus
9. Perusahan belum dapat Diterapkan penerapan Permenaker no 5 /1996
menunjukkan bukti Contractor
tentang mekanisme management System
pengawasan yang dlm pengawasan mitra
dilakukan terhadap Mitra kerja
Kerja, misalnya
penerapan CSMS.
Padahal jika dilihat dari
jumlah SDM Mitra Kerja yg
mencapai 23.617
karyawan compare
dengan jumlah Karyawan
internal Adaro, yaitu 1.233
karyawan
10. Perusahan belum dapat Menetapkan Ahli K3 Permenaker no.2/1992
menunjukkan bukti perusahaan sebagai pasal 9 ayat 1 dan
tentang evident bahwa sekretaris P2K3 Permenaker no.4/1987
12
sekretaris P2k3 adalah pasal 3 ayat 2
seorang Ahli K3 dan
Melakukan pelaporan
aktivitas P2K3 kepada
Dinsaker setempat
11. Perusahan belum dapat Ditunjuk perwakilan Permenaker no.26/2014
menunjukkan bukti karyawan untuk dan PP no.50/2012
tentang evident tentang mengikuti pelatihan
kompetensi seorang Auditor SMK3
Auditor SMK3
12. Belum melakukan Melakukan audit internal PP no.50/2012 pasal 14
pemantauan dan SMK3 sebagai bentuk ayat 2
evaluasi kinerja pengukuran dan
implementasi SMK3, yaitu pemantauan kinerja
internal audit oleh SDM yg
kompeten
13. Belum melakukan Melakukan penilaian PP no.50/2012 pasal 16
penilaian kinerja SMK3 kinerja dalam bentuk ayat 1
dengan melakukan audit Audit eksternal SMK3
eksternal, dgn menunjuk badan
auditor eksternal
14 Finding SMK3: Perusahan Menindaklanjuti dalam PP No. 50/2012 pasal 15
belum dapat bentuk SOP secara ayat 4
menunjukkan bukti untuk efektif terkait temuan
memastikan temuan audit audit K3 baik di internal
internal K3 ditindaklanjuti maupun di mitra kerja
secara efektif di PT XYZ
maupun di Mitra kerjanya
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan K3 secara umum di PT. XYZ sudah diterapkan dengan sangat baik.
Beberapa hal ini di antaranya dapat dibuktikan dengan adanya beberapa kriteria
sebagai berikut:
1. Good Finding: Telah Memiliki Ahli K3 Umum
Perusahaan XYZ sudah memiliki Ahli K3 Umum sejumlah 23 karyawan, selain dari
yang dimiliki oleh mitra kerja.
2. Good Finding: sudah memiliki paramedis yang tersertifikasi Hiperkes.
Sesuai dengan perundang undangan perusahaan ini telah memiliki paramedic yang
bersertifikasi Hiperkes.
3. Good Finding: Sudah memiliki dokter penanggung jawab.
Pada dasarnya perusahaan ini telah memiliki dokter penanggung jawab yang telah
tersertifikasi hiperkes dan disahkan oleh Disnaker.
4. Good Finding: Dilaksanakan Pelaksanaan MCU secara menyeluruh bagi karyawan
& Mitra kerja.
5. Good Finding: Telah dilakukan MCU secara berkala, Pre-Employee & Post
Employee.
6. Good Finding: Sudah tersedia Petugas P3K dan kotak P3K juga sudah tersedia
sesuai standar.
7. Good Finding: Penerapan Reward and punishment secara ketat oleh perusahaan
7. Finding SMK3: Perusahan belum dapat menunjukkan bukti untuk memastikan temuan
audit internal K3 ditindaklanjuti secara efektif di PT XYZ maupun di Mitra kerjanya.
B. S a r a n
1. Agar penerapan SMK3 di PT. XYZ dapat terus berjalan dengan baik maka PT. XYZ
harus melakukan melaksanakan program secara konsisten.
2. Pentingnya melibatkan seluruh mitra kerja dari PT. XYZ untuk berperan aktif dalam
penerapan SMK3, mendorong agar mitra kerja selalu berperan aktif dalam
melaporkan adanya ketidaksesuaian yang terjadi dan bagi yang telah melakukan
disiplin dalam penerapan SMK3 di lingkungan Perusahaan dapat diberikan reward
yang jelas kriteria demi memberikan motivasi agar terlaksana dan tercipta
lingkungan kerja yang aman dan selamat.
20
LAMPIRAN
Safety Induction
Dokumen Pernyataan Kebijakan Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja sert Lingkungan Hidup
(MK3LH)
21
Rambu, Safety Sign
Penggunaan APD
22
SOP dan JSA yang ditanda tangani
23
Ahli K3
Struktur P2K3
20
Pemberian Penghargaan disiplin K3
21
Eviden Ketidaksesuaian
22