Anda di halaman 1dari 21

Pengawasan

pengolahan limbah
Dasar Hukum
Undang-undang No. 1 Tahun 1970
 pasal 2 ayat (2)

m. terdapat atau menyebar suhu, kelembapan, debu,


kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi suara atau getaran.
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah”
 Pasal 3 ayat ( 1)
g mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu,kelembaban, debu,kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi suara atau getaran

 Dalam penjelasan Pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa sumber


bahaya termasuk air buangan / limbah hasil industri.
Dasar Hukum

 KEPMENAKER RI NO.187/MEN/1999 TENTANG


PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI
TEMPAT KERJA

 PP NO.18 TAHUN 1999 JO PP NO.85 TAHUN 1999


TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH B3

 PP NO.74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN B3


Program Green Productivity

 Reduce 3R
 Reuse

 Recycle
Pengertian
 limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala
rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.

 Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah


B3, adalah setiap limbah yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak dan/atau
mencemarkan lingkungan hidup dan/atau dapat
membahayakan kesehatan manusia;
Karakteristik limbah:
• Berukuran mikro
• Dinamis
• Berdampak luas (penyebarannya)
• Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah :


• Volume limbah
• Kandungan bahan pencemar
• Frekuensi pembuangan limbah
Limbah Industri

 Dari proses
Input Aliran keluar bahan
• Bahan mentah gas
• Chemical additives
• Make up water
Komponen Aliran keluar cair
Utilities
proses
• Gas alam
• Batubara Aliran keluar padat
• Minyak
• Steam, dll
Input-input lain
B3
Berdasarkan karakteristiknya, :
• Limbah cair
• Limbah padat
• Limbah gas dan partikel
• Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
 Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang
berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak,
sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang
memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.
 Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu
atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat
korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat
diketahui termasuk limbah B3.
Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual
maupun pengujian.

1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen)


 Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral
dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan
memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat
mengganggu kehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parah
jika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah
dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.
2. Perubahan warna, bau dan rasa
 Air normal dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening /
jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan
salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air
lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau
dapat berasal dari limbha industri atau dari hasil degradasi oleh mikroba.
Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang
mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.
3. .......
Pengolahan limbah industri

1. Fisika
• Sedimentasi; proses pemisahan bahan
padat dari cairan dengan efek gravitasi
• Flotasi; memisahkan partikel dengan
densitas menggunakan aliran udara yang
dimasukkan dalam sistem
• Oil water separation; pemisahan bagian
terbesar minyak dari aliran limbah dengan
prinsip dasar perbedaan spesific gravity
antara air dan minyak yang dibuang
2. Kimia
• Koagulasi – Presipitasi; pencampuran bahan
kimia secara merata menjadi gumpalan-
gumpalan yang cukup besar

• Netralisasi; pertumbuhan asam-basa untuk


menurunkan pengaruh asam/basa dalam air
limbah
3. Biologi
• Aerobic suspended growth process; memasukkan air
limbah ke reaktor concrete steel earthen tank dengan
aliran konsentrasi yang sangat tinggi
• Aerobic attached growth process; proses mikro organisme
dimasukkan ke dalam beberapa media
• Aerobic lagoons (kolam stabilisasi); kolam tanah yang luas
dan dangkal untuk mengolaj air limbah dengan
menggunakan proses alami dengan melibatkan ganggang
dan bakteri
• Anaerobic lagoons; air limbah mentah bercampur dengan
massa microbial aktif dalam lapisan sludge
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut
Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya
limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri
yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan
mengendap di dasar sungai, dan yang larut sebagian
akan menjadi koloid dan akan menghalangi bahan-

Terimakasih
bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena
sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat
diukur menjadi uji COD. Adapun komponen
pencemaran air pada umumnya terdiri dari :
•Bahan buangan padat
•Bahan buangan organik
•Bahan buangan anorganik
Sistem pembuangan limbah

 Inceneration
 Sanitary landfill

 Composting

 Discharge to sewers

 Dumping

 Dumping in water

 Landfill

 Individual incineration

 Recycling

 Salwaging
POLUSI DI LINGKUNGAN KERJA
 Sangat mempengaruhi kesehatan dan
kenyamanan kerja
 Perlu memperhatikan aliran udara :
- ventilasi pasif : jendela / bukaan
- ventilasi aktif : exhaust van, AC
PERALATAN PEMBERSIH UDARA PD
ALAT PENGENDALIAN LK

A. Pengumpul debu
B. Penyedot gas
Jenis-jenis pengumpul debu
(dust collector)

 Dust collector jenis gravity.


 Dust collector jenis inersia.
 Dust collector jenis centrifugal.
 Dust collector jenis filtrasi.
 Dust collector jenis elektrik.
Jenis-jenis penyedot gas
(scrubber)

 Scrubber jenis absorpsi.


 Scrubber jenis pembakaran
langsung.
 Scrubber jenis oksidasi dan
reduksi.
 Scrubber jenis adsorpsi.
CENTRIFUGAL DUST COLLECTOR
Pressure
Indicator

Blower/Motor

Ducting B
Ducting A

Clean air

Air Flow

Waste Flow

Waste Container
Another
Process
WET DUST COLLECTOR
Pressure
Indicator

Filter Clean Air


Water
Spray

Pressure
Indicator

WASTE CONTAINER Another


Process
Program K3 pengelolaan limbah industri

1. Identifikasi potensi bahaya (hazard


identification);
2. Penilaian potensi bahaya (hazard
assessment);
3. Pengendalian potensi bahaya(hazard control);
4. Kesiapan keadaan darurat (emergency
preparedness);
5. Proses pengolahan limbah industri dan
tindakan pengendalian;
6. Tindakan lainnya seperti kontrol bahaya ruang
terbatas, pemeliharaaan preventif, manajemen
perubahan dan rencana tanggap darurat

Anda mungkin juga menyukai