Anda di halaman 1dari 18

PENCEMARAN SUNGAI OLEH BERBAGAI LIMBAH DI KALIMANTAN BARAT

STUDI KASUS : SUNGAI KAPUAS


Latar Belakang
Sungai di Kalimantan Barat menjadi objek
pencemaran yang paling sering terjadi akibat
limbah buangan pabrik dan limbah rumah tangga.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu
daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu
Sungai“ salah satu sungai yang terkenal adalah
Sungai Kapuas.
Sungai Kapuas merupakan rumah dari lebih 700
jenis ikan dengan sekitar 12 jenis ikan langka dan
40 jenis ikan yang terancam punah. Tetapi,
belakangan ini Sungai Kapuas telah mengalami
penurunan kualitas air karena tercemar logam
berat, berbagai jenis bahan kimia dan juga
sampah rumah tangga, akibat aktivitas
masyarakat yang kurang peduli terhadap
lingkungan.
Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan upaya
pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya
memelihara fungsi air sehingga kualitas air
memenuhi standar mutu.
Tinjauan Teori dan Kebijakan
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Karakteristik Limbah
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun Limbah domestik
2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air Limbah non-domestik

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air &


Arahan tentang tingkat
Pengendalian Pencemaran Air
kualitas air
Tinjauan Teori dan Kebijakan
UU RI No. 32 tahun Permen LH No. 01
2009 tahun 2010
Masuk atau dimasukkannya LIMBAH DOMESTIK
makhluk hidup, zat, energi, yang dihasilkan oleh
dan/atau komponen lain ke aktivitas masyarakat seperti
dalam lingkunganhidup limbah yang dihasilkan
Pencemaran oleh kegiatan manusia
sehingga melampauibaku
dari kegiatan pertanian,
pemukiman dan
mutu lingkungan hidup transportasi merupakan
yang telah ditetapkan. sumber tak tentu atau
area/diffuse sources.
Kristanto, 2002 LIMBAH INDUSTRI
berasal dari proses
Air yang tidak tercemar tidak kegiatan industri baik
selalu merupakan air murni, karena proses secara
tetapi merupakan air yang langsung maupun proses
tidak mengandung bahan-bahan secara tidak langsung.
asing tertentu dalam jumlah
yang melebihi batas yang telah
karakteristiknya, limbah
industri dapat digolongkan
Sumber
ditetapkan sehingga air
tersebut dapat digunakan
menjadi limbah cair, limbah
gas dan partikel, serta
Pencemaran
secara normal untuk keperluan limbah padat
tertentu seperti air minum.
Tinjauan Teori dan Kebijakan
Biochemical oxygen demand (BOD)
jumlah oksigen terlarut dibutuhkan oleh
organisme hidup untuk menguraikan atau
mengoksidasi bahan buangan di dalam air
Bioindicator
Indikator Pencemaran
Kelompok organisme yg prilakunya berhubungan dg
kondisi alam, sehingga dapat menunjukan kondisi
lingkungan
Dissolved oxygen (DO) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai
oksigen yang terlarut dalam air berasal dari difusi air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih
oksigen, aliran air dan aktivitas fotosintesis dahulu.
Suhu Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan
Naiknya suhu air penurunan jumlah oksigen sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum, dan
reaksi kimia mengganggu kehidupan ikan keperluan rumah tangga.
Chemical oxygen demand (COD)
jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk
oksidasi kimia keperluan perikanan dan peternakan.
Total dissolved solid (TDS)
senyawa-senyawa organik dan anorganik (logam Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk
besi) keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk
pH usaha perkotaan, industry dan listrik Negara.
pH netral yaitu antara 6 sampai 8
PENCEMARAN AIR SUNGAI KAPUAS
AKIBAT LIMBAH RUMAH TANGGA
PENCEMARAN AIR SUNGAI KAPUAS AKIBAT
LIMBAH RUMAH TANGGA

DOMESTIK NONDOMESTIK

Sampah yang dapat diuraikan atau Seperti kertas, plastik, gelas atau kaca,
dibusukkan oleh bakteri. Contohnya kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.
sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan
daun-daunan oleh bakteri (non biodegrable).
Akibat dari semua ini air jika dilihat dari sifat fisik
air akan terjadi perubahan warna, rasa, menjadi
keruh, berbau karena pembuangan limbah padat
organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga,
limbah padat organik yang terdegradasi oleh
mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak
sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut
menjadi yang lebih kecil yang di sertai dengan
pelepasan gas yang berbau tidak sedap, dan air
tersebut tidak layak untuk digunakan.
SOLUSI

 Kesadaran tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekitar dan kesehatan


menjadi salah satu kunci penting bagi warga untuk mengurangi bahkan
mencegah terjadinya penumpukan sampah di sekitar aliran sungai di rumah
mereka.
 Jika kita malas untuk melakukan apa-apa, kita tinggal bungkus saja sampah
pada tempat kantong plastik dan buang di tempat yang benar yang nantinya
akan diangkut oleh tukang sampah, dan akan dibuang ke tempat pembuangan
akhir (TPA).

Mengurangi kerusakan lingkungan, mencegah banjir


akibat selokan-selokan yang tersumbat dengan
sampah
PENCEMARAN AIR SUNGAI KAPUAS AKIBAT
LIMBAH INDUSTRI/PABRIK
JENIS JENIS LIMBAH PABRIK

Limbah Cair Limbah B3 dan Limbah Padat Limbah gas


Contoh : Contoh : Contoh :
sisa pewarna pakaian cair, sisa Limbah B3 seperti zat kimia Limbah gas seperti asap pabrik
pengawet cair, limbah tempe, limbah Limbah padat seperti plastik, sisa produksi
tahu, kandungan besi pada air, kantong, sisa pakaian, sampah
kebocoran minyak di laut, serta sisa- kertas, kabel, dll.
sisa bahan kimia lainnya
DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH
INDUSTRI

KESEHATAN LINGKUNGAN
 Timbul penyakit yang menular dari  Menurunnya kualitas lingkungan
rantai makanan
 Menularnya penyakit kolera, diare, dan  Menurunnya estetika atau nilai
tifus keindahan lingkungan
PENGELOLAHAN
LIMBAH INDUSTRI
Limbah Cair
Pengolahan primer yakni dengan proses penyaringan,
pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan
Pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan
secara biologis

Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan


ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa
dalam limbah cair / air limbah.
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk
membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen
yang ada dalam limbah cair.
Slude treatment atau pengolahan lumpur karena setiap
tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder,
maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan
berupa lumpur.
Limbah Padat
Melakukan penimbunan dengan dua metode
penimbunan terbuka dan metode penimbunan sanitary
landfill

Proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat


dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk
memanaskan ruangan.

Pembuatan kompos merupakan salah satu cara terbaik


untuk mengurangi timbunan sampah organik.

Daur ulang limbah yang ada. Bahan-bahan yang didaur


ulang dapat dijadikan produk baru
Limbah Gas
Adapun pengelolahan limbah gas yaitu melakukan pengurangan gas
buang seperti menggunakan cara desulfurisasi dengan menggunakan
filter basah atau wet scrubber.

Limbah B3
Pengelolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan stabilitasi,
pembakaran, dan bioremidasi. Stabilitasi adalah penambahan suatu zat
yang dicampur dengan limbah untuk meminimalkan kecepatan migrasi
(perpindahan) limbah agar mengurangi toksisitas dari limbah.
Bioremidasi harus menggunakan bakteri dan mikroorganisme lain
untuk mendregadasi atau mengurai limbah B3 tersebut.
KELAYAKAN SUNGAI KAPUAS

konsentrasi rata-rata TDS sebesar muara Berdasarkan Badan Pengendalian Dampak


Jungkat 1.223mg/I dan TSS (residu Lingkungan Daerah
 kadar oksigen terlarut di sungai Kapuas
tersuspensi) sebesar 250mg/L, dan daya
hantar listrik (konduktivitas) sebesar 62,9 sebesar 4,98 mg/l,
 pH 4,68,
mikron/m. (MENGANDUNG LOGAM)
 kepadatan terlarut 24,6 mg/l,
Parameter biologi menunjukkan  kecepatan 1,6 m/s,
Di sungai Kapuas banyak terkandung  tingkat kekeruhan air 22,1 KTU,
mikroorganisme bakteri E.coli, yang  saturasi 65,3 %,
disebabkan oleh MCK yang tidak higienis.  kadar polutan terlarut 29,6 mg/l,
 salinitas 0,0%.
parameter fisika, kimia dan biologi
menunjukkan sungai Kapuas mengandung Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka
polutan yang tinggi sungai Kapuas masuk dalam golongan C.

Status sungai kapuas dapat dikatakan sudah tidak memenuhi sayarat untuk digunakan bagi keperluan air baku air minum
Pencemaran di Sungai Kapuas sudah sangat tinggi, Sungai Kapuas mengandung polutan yang
berbahaya . Status Sungai Kapuas dapat dikatakan sudah tidak memenuhi syarat untuk
digunakan bagi keperluan air baku dikarenakan sudah mengalami pencemaran limbah rumah
tangga dan juga limbah industri . Limbah pabrik atau industri menjadi salah satu faktor
penyebab pencemaran air yang paling besar. Tidak hanya itu, pencemaran di Sungai Kapuas juga
disebabkan karena aktivitas manusia.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan pencemaran di Sungai Kapuas antara
lain sebagai berikut :
• Meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak lagi membuang sampah di sungai
• Penegakan hukum terhadap mereka yang membuang limbah di sungai
• Menertibkan pengelolaan daerah sempadan sungai termasuk penertiban bangunan
liar.
• Pemerintah perlu bertidak cepat dan tidak lamban dalam menangani kasus
pencemaran yang terjadi disungai

Anda mungkin juga menyukai