NIM :
Mata Kuliah : Perencanaan Desa Terpadu
Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota
Hari/Tanggal : Kamis, Maret 2019
Secara umum Desa Kalimas memiliki potensi menguntungkan yakni dekat dengan ibu
kota kecamatan dan dataran wilayah yang basah karena memiliki banyak aliran anak sungai
cocok untuk pertanian dengan kebutuhan air yang banyak seperti padi, kelapa dan kopi.
Pengembangan pertanian padi, kelapa dan kopi sudah dilakukan oleh masyarakat dan menjadi
pertanian unggulan. Namun, berdasarkan hasil Focus Group Discussion Desa Kalimas
memiliki masalah yang dihadapi terkait hasil pertanian yaitu menurunnya hasil pertanian dalam
tiga tahun terakhir. Penurunan hasil pertanian ini disebabkan gagal panen akibat serangan
penyakit/hama yang belum diketahui jenisnya. Kurangnya peran aktif tenaga Penyuluh
Pertanian Lapangan di Desa menyebabkan tidak adanya tempat bagi para pertani untuk
berkonsultasi maupun menangani penyakit yang menyerang tanaman tersebut.
Terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja PPL (Santi Dewanga
Rio,2016). Faktor Internal seperti motivasi, pendapatan dan pendidikan sedangkan, faktor
eksternal ialah jumlah petani binaan, penghargaan terhadap petugas penyuluh dan jarak tempat
tinggal petugas dengan lokasi tugas penyuluh. Faktor internal tidak berhubungan dengan
kinerja petugas penyuluh, namun faktor eksternal penghargaan terhadap petugas ternyata
memiliki pengaruh terhadap kinerja petugas.
Faktor internal dan eksternal diatas dapat digunakan untuk menilai kinerja petugas
penyuluh di Desa Kalimas. Dari hasil FGD dapat disimpulkan bahwa penilaian faktor eksternal
yang tampak yakni jumlah petani binaan yang banyak dan jarak tempat tinggal penyuluh yang
jauh dari lokasi tugas. Untuk jumlah petani binaan ini, petugas penyuluh di Desa Kalimas
hanya 1 orang yang melayani lebih dari 1.161 petani yang tersebar di 4 dari 5 dusun yang ada.
Selain itu, pertugas penyuluh tidak hanya mengurus atau memegang Desa Kalimas saja tetapi
juga Desa Punggur Kecil. Hal tersebut menyebabkan petugas mengeluhkan kekurangan
anggota. Kemudian tempat tinggal yang jauh dari desa menyebabkan petugas jarang datang
untuk melakukan pemantauan, sehingga saat ada aduan dari petani, tidak dapat terakomodasi .
Peran penyuluh pertanian terhadap hasil produksi terdiri dari Penasehat, Teknisi,
Penghubung, Organisator dan Agen Pembaharuan (Sundari,Yusra,Nurliza 2015). Korelasi dari
variable penasehat dan teknisi memiliki perbedaan dikarenkan rendahnya pendidikan yang di
1 kecamatan dan peningkatan kemampuan penyuluh untuk bagian teknisi. Variable
penghubung dan organisator berkorelasi berbeda disebabkan oleh kemampuan penyuluh dalam
menanggapi permasalahan dan menyampaikan aspirasi. Namun, untuk variable agen
pembaharuan memiliki korelasi yang sama kemampuan penyuluh mempengaruhi petani kearah
kemajuan disebabkan penyuluh tidak sepenuhnya atau cukup mengetahui inovasi pertanian
terbaru dan menyampaikan cara mengakses informasi teknologi terbaru dalam usahatani
kepada petani.
Berdasarkan permasalahan dan karakteristik wilayah yang digunakan pada jurnal diatas
memiliki kesamaan dengan Desa Kalimas. Desa Kalimas berada dibagian pesisir namun
dengan pendidikan petani yang cukup tinggi. Maka variable penasehat, teknisi, penghubung,
organisator dan agen pembaharuan dapat pula digunakan untuk melihat peran penyuluh tani
dalam peningkatan produksi pertanian. Dengan demikian, permasalahan kurang aktifnya
petugas penyuluh dan keadaan produksi yang menurun setiap tahunnya, dapat diambil
kesimpulan bahwa peran penyuluh desa kalimas sangat diperlukan oleh pertani dan perannya
sangat berpengaruh untuk peningkatan produksi pertanian.