Anda di halaman 1dari 3

Nama :

NIM :
Mata Kuliah : Perencanaan Desa Terpadu
Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota
Hari/Tanggal : Kamis, Maret 2019

PERAN PETUGAS PENYULUH LAPANGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS


PERTANIAN
Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dan bersinergi terhadap pembangunan nasional. Hal tersebut terlihat melalui
banyaknya program pembangunan yang di rancang pemerintah untuk pembangunan desa.
Dalam struktur pemerintahan, desa menempati posisi terbawah, akan tetapi justru terdepan dan
langsung berada di tengah masyarakat. Karenanya dapat dipastikan apapun bentuk setiap
program pembangunan dari pemerintah akan selalu bermuara ke desa. Program pembangunan
yang dilakukan berupa fisik dan non fisik. Program pembangunan fisik seperti pengembangan
dan penyediaan sarana prasana desa, sedangkan non fisik seperti pemberdayaan SDM.

Secara umum Desa Kalimas memiliki potensi menguntungkan yakni dekat dengan ibu
kota kecamatan dan dataran wilayah yang basah karena memiliki banyak aliran anak sungai
cocok untuk pertanian dengan kebutuhan air yang banyak seperti padi, kelapa dan kopi.
Pengembangan pertanian padi, kelapa dan kopi sudah dilakukan oleh masyarakat dan menjadi
pertanian unggulan. Namun, berdasarkan hasil Focus Group Discussion Desa Kalimas
memiliki masalah yang dihadapi terkait hasil pertanian yaitu menurunnya hasil pertanian dalam
tiga tahun terakhir. Penurunan hasil pertanian ini disebabkan gagal panen akibat serangan
penyakit/hama yang belum diketahui jenisnya. Kurangnya peran aktif tenaga Penyuluh
Pertanian Lapangan di Desa menyebabkan tidak adanya tempat bagi para pertani untuk
berkonsultasi maupun menangani penyakit yang menyerang tanaman tersebut.

Peran penting pembangunan pertanian dalam pembangunan perekonomian di Desa


Kalimas tidak terlepas dari kinerja penyuluh pertanian di BP3K Kecamatan Sungai Kakap.
Rendahnya kinerja penyuluh pertanian dapat ditandai dengan rendahnya efektivitas kegiatan
penyuluhan. Fungsi penyuluhan pertanian dalam masyarakat adalah menjembatani antara
dunia ilmu dengan pelaksana pembangunan. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 91
Tahun 2013, untuk membangun SDM pertanian yang berkualitas dan handal, diperlukan
kinerja penyuluh pertanian yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global. Hal
tersebut diperlukan agar penyuluhan pertanian dapat dilaksanakan dengan produktif, efektif
dan efisien.

Terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja PPL (Santi Dewanga
Rio,2016). Faktor Internal seperti motivasi, pendapatan dan pendidikan sedangkan, faktor
eksternal ialah jumlah petani binaan, penghargaan terhadap petugas penyuluh dan jarak tempat
tinggal petugas dengan lokasi tugas penyuluh. Faktor internal tidak berhubungan dengan
kinerja petugas penyuluh, namun faktor eksternal penghargaan terhadap petugas ternyata
memiliki pengaruh terhadap kinerja petugas.

Faktor internal dan eksternal diatas dapat digunakan untuk menilai kinerja petugas
penyuluh di Desa Kalimas. Dari hasil FGD dapat disimpulkan bahwa penilaian faktor eksternal
yang tampak yakni jumlah petani binaan yang banyak dan jarak tempat tinggal penyuluh yang
jauh dari lokasi tugas. Untuk jumlah petani binaan ini, petugas penyuluh di Desa Kalimas
hanya 1 orang yang melayani lebih dari 1.161 petani yang tersebar di 4 dari 5 dusun yang ada.
Selain itu, pertugas penyuluh tidak hanya mengurus atau memegang Desa Kalimas saja tetapi
juga Desa Punggur Kecil. Hal tersebut menyebabkan petugas mengeluhkan kekurangan
anggota. Kemudian tempat tinggal yang jauh dari desa menyebabkan petugas jarang datang
untuk melakukan pemantauan, sehingga saat ada aduan dari petani, tidak dapat terakomodasi .

Peran penyuluh pertanian terhadap hasil produksi terdiri dari Penasehat, Teknisi,
Penghubung, Organisator dan Agen Pembaharuan (Sundari,Yusra,Nurliza 2015). Korelasi dari
variable penasehat dan teknisi memiliki perbedaan dikarenkan rendahnya pendidikan yang di
1 kecamatan dan peningkatan kemampuan penyuluh untuk bagian teknisi. Variable
penghubung dan organisator berkorelasi berbeda disebabkan oleh kemampuan penyuluh dalam
menanggapi permasalahan dan menyampaikan aspirasi. Namun, untuk variable agen
pembaharuan memiliki korelasi yang sama kemampuan penyuluh mempengaruhi petani kearah
kemajuan disebabkan penyuluh tidak sepenuhnya atau cukup mengetahui inovasi pertanian
terbaru dan menyampaikan cara mengakses informasi teknologi terbaru dalam usahatani
kepada petani.

Berdasarkan permasalahan dan karakteristik wilayah yang digunakan pada jurnal diatas
memiliki kesamaan dengan Desa Kalimas. Desa Kalimas berada dibagian pesisir namun
dengan pendidikan petani yang cukup tinggi. Maka variable penasehat, teknisi, penghubung,
organisator dan agen pembaharuan dapat pula digunakan untuk melihat peran penyuluh tani
dalam peningkatan produksi pertanian. Dengan demikian, permasalahan kurang aktifnya
petugas penyuluh dan keadaan produksi yang menurun setiap tahunnya, dapat diambil
kesimpulan bahwa peran penyuluh desa kalimas sangat diperlukan oleh pertani dan perannya
sangat berpengaruh untuk peningkatan produksi pertanian.

Dalam melakukan pembinaan, pendampingan dan pengawalan terhadap program


pemerintah untuk meningkatkan produksi padi, hal ini diperlukan ketrampilan, pengetahuan
penyuluh terhadap teknologi spesifik lokasi dan kemampuan melakukan pendekatan dan
komunikasi dalam hubungannya dengan petani. Sehingga target swasembada pangan, terutama
padi bisa tercapai. Pemberian penghargaan atas kinerja baik atau tercapainya target di setiap
desa kiranya dapat dilakukan untuk memacu semangat para petugas penyuluh.

Anda mungkin juga menyukai