Indikator Pencemaran
mengoksidasi bahan buangan di dalam air
Bioindicator
Kelompok organisme yg prilakunya
berhubungan dg kondisi alam, sehingga
dapat menunjukan kondisi lingkungan
Dissolved oxygen (DO)
oksigen yang terlarut dalam air berasal Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan
dari difusi oksigen, aliran air dan aktivitas sebagai air minum secara langsung tanpa
fotosintesis pengolahan terlebih dahulu.
Suhu Golongan B, yaitu air yang dapat
Naiknya suhu air penurunan jumlah dipergunakan sebagai air baku untuk diolah
oksigen reaksi kimia mengganggu kehidupan sebagai air minum, dan keperluan rumah
ikan tangga.
Chemical oxygen demand (COD) Golongan C, yaitu air yang dapat
jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
proses oksidasi kimia peternakan.
Total dissolved solid (TDS)
Golongan D, yaitu air yang dapat
senyawa-senyawa organik dan anorganik
dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan
(logam besi)
pH dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan,
pH netral yaitu antara 6 sampai 8 industry dan listrik Negara.
PENCEMARAN AIR SUNGAI
KAPUAS AKIBAT LIMBAH
RUMAH TANGGA
PENCEMARAN AIR SUNGAI KAPUAS
AKIBAT LIMBAH RUMAH TANGGA
DOMESTIK NONDOMESTIK
KESEHATAN LINGKUNGAN
Timbul penyakit yang menular dari Menurunnya kualitas lingkungan
rantai makanan
Menurunnya estetika atau nilai
Menularnya penyakit kolera, diare, dan
tifus keindahan lingkungan
PENGELOLAHA
N LIMBAH
INDUSTRI Limbah Cair
Pengolahan primer yakni dengan proses penyaringan,
pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan
Pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan
secara biologis
Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan
ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa
dalam limbah cair / air limbah.
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk
membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen
yang ada dalam limbah cair.
Slude treatment atau pengolahan lumpur karena setiap
tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder,
maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan
berupa lumpur.
Limbah Padat
Limbah B3
Berdasarkan Badan
konsentrasi rata-rata TDS sebesar
Pengendalian Dampak
muara Jungkat 1.223mg/I dan TSS
Lingkungan Daerah
(residu tersuspensi) sebesar 250mg/L,
kadar oksigen terlarut di sungai
dan daya hantar listrik (konduktivitas)
Kapuas sebesar 4,98 mg/l,
sebesar 62,9 mikron/m. (MENGANDUNG
pH 4,68,
LOGAM)
Parameter biologi menunjukkan kepadatan terlarut 24,6 mg/l,
Di sungai Kapuas banyak terkandung kecepatan 1,6 m/s,
mikroorganisme bakteri E.coli, yang tingkat kekeruhan air 22,1 KTU,
disebabkan oleh MCK yang tidak saturasi 65,3 %,
higienis. kadar polutan terlarut 29,6 mg/l,
salinitas 0,0%.
parameter fisika, kimia dan biologi
Berdasarkan hasil penelitian diatas,
menunjukkan sungai Kapuas
maka sungai Kapuas masuk dalam
mengandung polutan yang tinggi
golongan C.
Status sungai kapuas dapat dikatakan sudah tidak memenuhi sayarat untuk digunakan bagi keperluan
air baku air minum
KESIMPUL
AN
Pencemaran di Sungai Kapuas sudah sangat tinggi, Sungai Kapuas mengandung
polutan yang berbahaya . Status Sungai Kapuas dapat dikatakan sudah tidak
memenuhi syarat untuk digunakan bagi keperluan air baku dikarenakan sudah
mengalami pencemaran limbah rumah tangga dan juga limbah industri . Limbah
pabrik atau industri menjadi salah satu faktor penyebab pencemaran air yang
paling besar. Tidak hanya itu, pencemaran di Sungai Kapuas juga disebabkan
karena aktivitas manusia.
REKOMEN
DASI
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan pencemaran di Sungai
Kapuas antara lain sebagai berikut :
• Meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak lagi membuang sampah
di sungai
• Penegakan hukum terhadap mereka yang membuang limbah di sungai
• Menertibkan pengelolaan daerah sempadan sungai termasuk penertiban
bangunan liar.
• Pemerintah perlu bertidak cepat dan tidak lamban dalam menangani
kasus pencemaran yang terjadi disungai