PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENCEMARAN AIR AKIBAT LIMBAH RUMAH TANGGA
Disusun oleh :
Erina Dwi Daryanti (31417968)
2
Pembuangan limbah cair yang bersumber dari rumah tangga jika tidak dikelola
dengan baik dapat memberikan dampak negative pada lingkungan. Untuk mengurangi
dampak negative tersebut maka perlu suatu upaya pengelolaan limbah cair sebelum
dibuang ke lingkungan. Untuk membuat instalasi pengolahan air limbah pada kota
besar dapat dilakukan dengan pengolahan komunal hal Pertumbuhan jumlah penduduk
yang semakin pesat dan diiringi dengan semakin merebaknya permukiman akan
berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah cair yang ditimbulkan oleh aktifitas
dalam rumah tangga.
Komponen pencemaran air akan menentukan terjadinya indikator pencemaran
air. Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga dan kegiatan masyarakat
lainnya yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan daya dukung lingkungan
nantinya berpotensi terhadap terjadinya pencemaran lingkungan air. Daya dukung
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
3
2. Untuk mengetahui pengaruh pencemaran air akibat limbah rumah tangga
terhadap lingkungan fisik dan kesehatan.
3. Untuk mengetahui alternatif teknologi mengurangi pencemaran air akibat limbah
rumah tangga.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
pencemaran air. Sifat-sifat kimia-fisika air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk
menentukan tingkat pencemaran air adalah :
a. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara 6-8, sedangkan pH
air yang tercemar, misalnya air limbah (buangan), berbeda-beda tegantung pada jenis
limbahnya. Air yang masih segar dari pegunungan biasanya mempunyai pH yang lebih
tuinggi. Semakin lama pH air akan menurun menuju kondisi asam. Hal ini
bertambahnya bahan-bahan organik yang membebaskan CO2 jika mengalami proses
penguraian. Perubahan keasaman pada air limbah, baik kearah alkali (pH naik) maupun
kearah asam (pH turun) akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air. Selain
itu, air limbah mempunyai pH rendah bersifat sangah korosofit terhadap baja dan sering
mengakibatkan pipa besi semakin berkarat.
b. Pencemaran Udara
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan hidup R.I, No.KEP-
03/MENKLH/II/1991 menyebutkan: “Pencemaran udara adalah masuk atau
dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara oloh
kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya”. Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak
terhadap kesehatan, harta benda, ekosistem maupun iklim. Umumnya gangguan
kesehatan sebagai akibat pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ
penglihatan. Salah satu dampak kronis dalam pencemaran udara
adalah bronchitis dan emphysema. Terdapat 2 jenis pencemaran udara yaitu:
c. Zat pencemar primer,
Zat pencemar primer yaitu zat kimia yang langsung mengkotaminasi udara dalam
konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut berasal dari komponen udara alamiah
seperti karbon dioksida, yang meningkat di atas normal, atau sesuatu yang tidak
biasanya, di temukan dalam udara, misalnya timbale.
6
d. Zat pencemar sekunder
Zat pencemar sekunder yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer
melalui reaksi kimia atau komponen-komponen udara. Ssumber bahan pencemaran
primer dapat dibagi lagi menjadi 2 golongan besar yaitu sumber alamiah dan sumber
buatan manusia. Sumber alamiah disebabkan oleh kegiatan alam yang bisa
menyebabkan pencemaran udara contohnya adalah kegiatan gunung api, kebakaran
hutan, kegiatan mikro organisme dan lain-lain. Bahan pencemar yang dihasilkan
umumnya adalah asap, gas-gas dan debu. Sedangkan sumber buatan manusia
disebabkan oleh kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar
bermacam-macam antara lain yaitu pembakaran, proses peleburan, pertambangan dan
penggalian, proses pengolahan dan pemanasan, pembuangan limbah, proses kimia,
proses pembangunan, proses percobaan atom nuklir.
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang di buang
tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air. Berdasarkan peraturan Pemerintah No.
18/1999 Jo. PP 85/1999, limbah di definisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu
usaha dan atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang
berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak di kelola dengan baik. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa
dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Berdasarkan sumbernya limbah
di kelompokan menjadi 3 yaitu:
a. Limbah Pabrik
Limbah ini biasanya di kategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena
limbah ini mempunyai kadar gas yang beracun, pada umumnya limbah ini di buang di
sungai-, misalnya MCK (mandi, cuci, kakus) dan secara langsung gas yang di hasilkan
oleh limbah pabrik tersebut di konsumsi dan di pakai oleh masyarakat.
b. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang di hasilkan oleh kegiatan rumah
tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan
7
lain-lainbisa juga berupa kertas, kardus dan karton, tinja, air seni, grey water.Limbah
ini juga mempunyai daya racun yang tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
c. Limbah Industri
Limbah ini di hasilkan atau berasal dari produksi oleh pabrik atau perusahaan
tertentu. Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan
senyawa organic, zat-zat tersebut jika masuk keperairan maka akan menimbulkan
pencemaran yang dapat membahayakan makhluk hidup pengguna air tersebut
misalnya, ikan, bebek dan makhluk hidup lainnya termasuk juga manusia.
8
lakukan seperti mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain menghasilkan sisa buangan
ternyata dapat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan. Sumber limbah rumah
tangga yang terjadi didaerah pemukiman antara lain yaitu sebagai berikut :
a. Limbah Organik,
Secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung
unsur Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran
hewan dan manusia seperti tinja (feaces) bepungsi mengandung mikroba potogen, air
seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen dan Posfor) sisa makanan (sisa-sisa
sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain-lain) kertas, kardus, karton, air cucian,
minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun
yang tinggi, misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong
(B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar
mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri,
jamur, virus, dan sebagainya. Namun secara teknis sebagian orang mendefinisakan
limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk hidup (alami) dan
sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan organik alami namun sulit membusuk/atau
terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik (buatan) yang sulit membusuk atau
terurai.
b. Limbah Anorganik
Secara kimawi limbah anorganik merupakan limbah yang tidak mengandung
unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas dan
almunium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk anorganik
(misalnya yang mengandung unsure nitrogen dan fospor). Limbah-limbah ini tidak
memiliki unsur karbon sehingga tiak dapat di urai oleh mikro organism. Seperti halnya
limbah organik, pengertian limbah organik yang sering diterapkan dilapangan
umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat (sampah) agak sedikit berbeda dengan
pengertian diatas secara teknis limbah anorganik di definisikan sebagai limbah yang
tidak dapat atau sulit terurai atau busuk secara alami oleh miro organism pengurai.
Dalam hal ini bahan organic seperti plastic, karet, kertas, juga dikelompokan sebagai
9
limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit terurai oleh mikroorganisme sebab unsur
karbonnya memebentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang.
10
limbah dari perternakan dan manusia, salahsatu yang paling sering di temukan adalah
detergen. Eutropikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan
junlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis.
Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan mengalami
kematian secara massal, serta terjadi kompetensi dalam mengkonsumsi O2 karena
terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak
CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian massal
pada hewan-hewan di perairan tersebut.
b. Peningkatan emisi CO2
Peningkatan emisi CO2 akibat dari banyaknya kendaraan, penggunaan listrik
berlebihan serta buangan industri akan memberikan efek peningkatan kadar keasaman
laut. Peningkatan CO2 tentu akan berakibat buruk bagi manusia terkait dengan
kesehatan pernapasan, Salah satu fungsi laut adalah sebagai penyerap dan penetral
CO2 terbesar di bumi. Saat CO2 di atmosfer meningkat maka laut juga akan menyerap
lebih banyak CO2 yang mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman laut. Hal ini
mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk
cangkang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka hewan-hewan tersebut
akan punah dalam jangka waktu yang dekat.
c. Plastik
Plastik merupakan salah satu yang menjadi masalah terbesar dan paling
berbahaya. Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena
kesalahan, Karena tidak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti
makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat di cerna dan akan terusberada pada organ
pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan
kematian melalui kelaparan atau infeksi. Plastik terakumulasi karena tidak mudah
terurai, plastik akan photodegrade (terurai oleh cahaya matahari) pada paparan sinar
matahari, tetepi hanya dapat terjadi dalam kondisi kering. Sedangkan dalam air plastik
hanya akan terpecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, namun tetap tetep
polimer, bahkan sampai ke Pe tingkat molekuler. Ketika pertikel-pertikel
11
plastik mengambang hingga seukuran zooplankton dan di konsumsi oleh hewan lain
yang lebih besar, dengan cara inilah plastik kedalam rantai makanan. Banyak dari
potongan plastik ini berakhir di perut burung-burung laut dan hewan laut lain termasuk
penyu. Bahan beracun yang digunakan dalam pembuatan bahan plastik dapat terurai
dan masuk ke lingkungan ketika terkena air. Racun ini bersifat hidrofobik (berkaitan
dengan air) dan menyebar di permukaan laut. Dengan demikian plastik jauh lebih
mematikan di laut dari pada di darat. Kontaminan hidrifobik juga dapat terakumulasi
pada jarak lemak, sehingga racun pelasti diketahui mengganggu system endokrin
ketika di konsumsi, serta dapat menekan system kekebalan tubuh atau menurun tingkat
reproduksi.
12
tukang loak atau pemulung. Barang-barang yang dapat di jual antara lain kertas-kertas
bekas, Koran bekas, majalah bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang using.
b. Pembakaran
Proses pembakaran adalah cara yang paling mudah untuk di lakukan karena tidak
membutuhkan usaha yang keras. Cara ini bisa di lakukan dengan cara membakar
limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu
di nyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah: mudah dan tidak
membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil, dapat
di gunakan sebagai sumber energy baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan
pencairan logam.
c. Pengomposan
Pengomposan merupakan proses biokimia, yaitu zat organik dalam limbah di
pecah, menghasilkan humas yang bermanfaat untuk memperbaiki strutur tanah.
d. Pemisahan
Proses pemisahan dapat dilakukan dengan cara pengambilan bahan tertentu
kemudian diperoses lagi sehingga mempunyai nilai ekonomis.
e. Pembusukan
Proses pembusukan pada limbah guna untuk mendapatkan kompos, pada proses
ini, aka nada energi organik yang terbuang dalam bentuk panas dan gas polusi yang
terjadi mencakup udara, tanah, dan air yang terjadi dari proses pembusuksn bahan
organik, karena aktivitas dari mikroorganisme potogen yang berbahaya bagi hewan dan
manusia. Pencemaran secara kimia terjadi karena pelapisan ion negatif dari
pembusukan yang membuat gas-gasdan senyawa beracun.
Penumpukan sampah dengan ketebalan-ketebalan tertentu kemudian diurug
dengan tanah yang bisa disebut land fill system. Metode ini merupakan cara yang
paling diunggulkan sampai saat ini, sekalipun hanya dapat mengurai bau dari 40%. Dan
masalah ini tidak akan pernah tuntas mengingat bau adalah gas yang bersifat ringan
dan segera mengisi ruangan.
13
BAB III
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pencemaran air adalah masuknya suatu zat , energi maupun komponen lainnya
baik berupa makhluk hidup maupun benda mati ke dalam air yang menyebabkan
penurunan kualitas air sehingga air tidak dapat berfungsi sebagai mana
mestinya. Umumnya, air yang tercemar memiliki beberapa ciri yaitu seperti perubahan
warna, rasa, bau, dan menjadi keruh.
Pencemaran air akibat limbah rumah tangga menghasilkan bahan buangan
organik adalah limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme.
Bahan buangan anorganik adalah limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit
didegradasi oleh mikroorganisme. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air
akibat limbah organik dan anorganik adalah seperti air menjadi tidak layak
digunakan lagi dan air menjadi penyebab timbulnya penyakit.
Cara mencegah atau mengatasi pencamaran air akibat limbah rumah tangga bisa
seperti mengurangi produk atau bahan-bahan rumah tangga yang dapat menimbulkan
pencemaran, tidak membuang limbah rumah tangga langsung kesungai seperti limbah
cucian, mendaur ulang barang-barang bekas seperti kertas, dan koran
bekas. Serta dengan cara pengomposan sampah organik untuk keperluan tanaman.
Selain itu penanggulangan limbah rumah tangga tersebut dapat dilakukan dengan cara
mendaur ulang, proses pembakaran, pengomposan, pemisahaan dan proses
pembusukan untuk menjadi pupuk kompos.
Adapun teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat
pencemaran air yang tepat guna, sederhana, dengan biaya yang murah serta ramah
lingkungan yaitu seperti menggunakan saringan kapas, aerasi, saringan arang atau
saringan tradisional. Melalui teknologi alternatif tersebut diharapkan bahwa
14
pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan,
sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
4.2 Saran
Pencemaran air merupakan kegiatan yang merusak lingkungan terutama air.
Apabila terus dibiarkan maka akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi
keberlanjutan ekosistem yang ada di air dan juga makhluk yang mengkonsumsi air.
Penyakit yang sering timbul akibat mengkonsumsi air yang telah tercemar salah
satunya adalah penyakit diare. Maka dari itu, disarankan bagi pembaca untuk lebih
memperhatikan makanan atau minuman yang dikonsumsinya. Mengurangi kebiasaan
membuang limbah rumah tangga keperairan, serta bisa memberi pencegahan
pencemaran dengan cara menanamkan perilaku disiplin, mendaur ulang barang-barang
bekas seperti kertas bekas, koran bekas. Bagi limbah organik bisa dimanfaatkan
menjadi pupuk kompos untuk keperluan tanaman, serta jangan membuang limbah
rumah tangga seperti limbah cucian kesungai agar tidak mencemari air.
15
DAFTAR PUSTAKA
16