LABORATORIUM
Presented by:
SLAMET RAHARJO
JENIS LIMBAH
Pasal 20
Pengurangan sampah meliputi kegiatan:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan/atau
c. pemanfaatan kembali sampah.
MINIMISASI & DAUR ULANG
PRINSIP 3R
REDUCE
Mengurangi pemakaian dari
bahan-bahan yang dapat
merusak lingkungan. REUSE
Memakai kembali barang
yang masih layak pakai
RECYCLE namun dirasa sudah tidak
perlu lagi.
Mendaur ulang sampah
menjadi suatu barang baru
yang dapat digunakan
kembali dan layak fungsi.
PEMANFAATAN SAMPAH
PEMANFAATAN SAMPAH
CONTOH PEMANFAATAN
SAMPAH PADAT HAYATI
sampah biomassa untuk pembuatan kompos
batok kelapa untuk bahan bakar, pembuatan arang dan arang aktif
sabut kelapa sebagai bahan bakar, bahan baku pembuatan matras, jok
mobil, keset, dll
kayu sebagai bahan bakar atau barang-barang lain yang mempunyai nilai
tambah tinggi
kulit telur sebagai bahan baku produksi bahan bangunan
tulang sebagai bahan baku pembuatan lem dan lain-lain
CONTOH PEMANFAATAN
SAMPAH PADAT
NON-HAYATI
limbah plastik sebagai bahan baku industri plastik lain
limbah aki dan batere kering sebagai sumber logam Pb dan Hg
limbah kertas sebagai bahan baku pembuatan pulp
limbah karet sebagai barang-barang seni atau perabot rumah tangga
logam, gelas, dan masih banyak lagi sebagai bahan industri lainnya
USAHA PEMANFAATAN
SAMPAH
Sampah yang tidak dapat didaur ulang diolah secara biologi (composting,
biogas), proses termal (pembakaran, insinerasi), maupun landfill.
Dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi adalah :
proses biologis untuk menghasilkan gas bio
proses termal yang menghasilkan panas
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LIMBAH PADAT
Insinerasi
Pemadatan / Densifikasi
Lahan Urug
INCENERATOR
TEKNOLOGI PEMBAKARAN
(INCENERATOR)
Dengan cara ini dihasilkan produk
samping berupa logam bekas (skrap)
dan uap yang dapat dikonversikan
menjadi energi listrik.
KEUNTUNGAN
a. Dapat mengurangi volume sampah ± 75%-80% dari sumber sampah tanpa proses
pemilahan.
b. Abu atau terak dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan dan
bisa langsung dapat dibawa ke tempat penimbunan pada lahan kosong, rawa ataupun
daerah rendah sebagai bahan pengurung (timbunan).
COMPOSTING
Industrial Domestic
B. PP NO 22 TAHUN 2001
Pasal 40:
Persyaratan dan kewajiban terkait dengan aspek
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang relevan terdiri atas pengolahan dan
pembuangan Air Limbah, pemanfaatan Air Limbah
untuk aplikasi ke tanah, pembuangan Emisi,
Pengelolaan Limbah B3, dan/atau pengelolaan
dampak lalu lintas;
B. PP NO 22 TAHUN 2021
Pasal 274:
1. Setiap Orang yang menghasilkan Limbah wajib
melakukan pengelolaan limbah yang
dihasilkannya
2. Pengelolaan sebagaiamana dimaksud meliputi:
a. Pengelolaan Limbah B3, dan
b. Pengelolaan Limbah non B3
PENGELOLAAN LIMBAH
NON B3
SYARAT TEKNIS
a. Saluran harus terpisah dari air hujan
b. Bangunan IPAL harus kedap air
c. Memasang alat ukur debit inlet & outlet
d. Tidak melakukan pengenceran
e. Menentukan titik penaatan
f. Pemantauan minimal 1 bulan sekali
g. Mencatat debit dan pH harian
INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH (IPAL)
INDUSTRI
PROSES PENGOLAHAN
AIR LIMBAH
Pengolahan Tahap I (Primary
Treatment
Metode DAF (Dissolved Air Flotation), metode ini menggunakan udara yang dilarutkan
ke dalam air dengan tekanan beberapa bar kemudian dilepaskan pada tekanan
atmosfer sehingga menghasilkan gelembung udara halus (Siregar, 2005).
Metode activated sludge atau lumpur aktif, metode pengolahan ini menggunakan
mikroorganisme yang tersuspensi di dalam air untuk mengolah air limbah dan
kebutuhan udaranya disuplai oleh sistem aerasi (Siregar, 2005).
Metode Tricking filter, metode ini menggunakan mikroorganisme yang ditanam pada
struktur biofilm yang menempel pada permukaan batuan yang dipakai.
SKEMA PROTOTIPE INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH (IPAL) SISTEM LUMPUR AKTIF
INFLUEN EFLUEN
Sludge
composting
(IPAL) SISTEM LUMPUR AKTIF
Pre-treatment
unit
INFLUEN Activated
sludge unit
Final
Sedimentation
unit
Sand
filter unit
EFFLUEN
Aeration Sludge
unit removal
MENJAGA KINERJA IPAL/STP
MENJAGA KINERJA IPAL/STP
KET. LABELING:
3. Pengemasan LB3
5.6.7. Kondisi dilengkapi dengan
kemasan limbah simbol&label LB3
B3 bebas karat, SIMBOL
tidak bocor dan
tidak meluber
LABEL
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
CONTOH:
TAMPAK DEPAN 10. Terlindung dari hujan&sinar matahari
11. Bangunan mempunyai sistem ventilasi
8. B
ag
lua ian
9. B ba r
lua agia dib ngun
eri a
r
sim dibe
n pap n
bol ri nam an
LB3 a
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
CONTOH:
TAMPAK DALAM
16. Tumpukan
limbah B3
13. Penyimpanan
maksimal 3
sistem blok/sel
lapis
14. dipisahkan
gang/tanggul
15. Kemasan
limbah B3 diberi
alas / pallet
26. Kebersihan/house
12. Memiliki
keeping terkelola
saluran&bak
penampungan dengan baik
untuk LB3 cair
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
CONTOH:
TAMPAK DALAM
LANJUTAN:
23. Cek logbook :
Limbah B3 disimpan sesuai dengan masa penyimpanan dalam izin
24. Cek logbook:
Melakukan pengelolaan lanjutan terhadap LB3 yang disimpan
(diserahkan pihak ketiga/dimanfaatkan internal)
25. Melampirkan SOP Penyimpanan
26. Melampirkan SOP Tanggap Darurat
27. Cek SOP dan fasilitas penyimpanan dan Tanggap Darurat
PENANGANAN TUMPAHAN
BAHAN KIMIA
1. Control Spill
○ Langkah-langkah untuk mengendalikan
atau menghentikan tumpahan
○ Jangan meninggalkan daerah tanpa
pengawasan
2. Confine Spill
○ Mencegah penyebaran sekecil mungkin
tumpahan bahan kimia
3. Clean Up Spill
○ Bersihkan dan dekontaminasi
THANK YOU!