Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INSTALASI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH


RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO
SURAKARTA
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/25361/NTM4OTU=/SISTEM-PENGOLAHAN-LIMBAH-CAIR-DI-
RUMAH-SAKIT-ORTOPEDI-PROF-DR-R-SOEHARSO-SURAKARTA-Nur-Fauziyah-R.pdf

IRNA ISNAENI
P1337433119029
2A

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


PENGERTIAN IPAL

IPAL adalah sebuah struktur teknik dan perangkat peralatan


beserta perlengkapannya yang dirancang secara khusus untuk
memproses atau mengolah cairan sisa proses, sehingga sisa
proses tersebut menjadi layak dibuang ke lingkungan.
Cairan sisa proses atau limbah bisa berasal dari proses industri,
pabrik, pertanian, dan perkotaan yang tidak lain merupakan
hasil limbah rumah tangga. Hasil dari pembuangan tersebut
dapat membahayakan manusia maupun lingkungan, oleh
karena itu diperlukan proses pengolahan lebih lanjut sebelum
dibuang ke saluran pembuangan.
KEGUNAAN IPAL

1. Mengelola dan mengolah air limbah, terutama


limbah industri yang mengandung komponen
bahan kimia, supaya limbah yang dibuang ke
lingkungan tidak mencemari lingkungan.

2. Mengolah air limbah domestik dan juga industri


supaya air bisa dimanfaatkan kembali sesuai
dengan kebutuhan masing-masing.

3. Menjaga kehidupan biota-biota yang hidup di


sungai tetap lestari.
JENIS-JENIS IPAL

IPAL Komunal IPAL MANDIRI (IPAL PERUMAHAN)


Jangkauan IPAL komunal jauh lebih luas IPAL ini diperuntungkan bagi konsumen perorang
an atau per kepala keluarga.
daripada IPAL mandiri
Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu tempat sebagai sarana kesehatan pelayanan medis dan non medis.
Rumah sakit selain berdampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan tidak dapat dihindari a
danya dampak negatif yaitu adanya limbah yang dihasilkan.
Limbah merupakan bahan atau sisa buanagan yang dihasilkan oleh suatu proses produksi, baik
pada skala rumah tangga (domestik) maupun industri yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan.karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Pelayanan di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso adalah 24 jam, selain berhubungan
dengan keselamatan dan kesehatan pekerja, pasien, pengunjung juga berhubungan dengan
lingkungan rumah sakit. Banyakanya pelayanan penunjang di rumah sakit sehingga setiap instalasi
menghasilkan limbah baik yang berbentuk padat, cair atau gas. Limbah dalam bentuk cair lebih
berbahaya bagi lingkungan karena dapat merusak tanah dan mencemari air tanah. Selain itu dapat
diperhatikan adanya kontaminasi pada air sungai yang bisa menyebabkan menularnya penyakit
dari bakteri yang ada di dalamnya kepada kesehatan masyarakat sekitar (Said dan Reza, 2002)
Kesehatan lingkungan rumah sakit sangat penting oleh karena itu perlu diupayakan pengelolaan
limbah yang benar dan sesuai persyaratan agar limbah yang dibuang memenuhi yang baku mutu
limbah cair rumah sakit.
Kerangka Pemikiran
Rawat jalan
Rumah sakit Rawat inap
Pelayanan medis
Pelayanan non medis
Limbah

Padat Cair Gas

Pengelolaan Filling
Mixing
Aerasi
Sistem SBR Sedimentasi
Decanting
Keluaran Limbah

Keluaran Limbah Keluaran Limbah


Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair dilakukan di IPAL bantuan pemerintah Austria.
IPAL terdiri dari beberapa langkah pengolahan yaitu pengolahan secara mekanis
dengan fine screen, pengolahan biologis dengan proses Sequencing Batch Reactor
(SBR). Disinfeksi air bungan dengan gas chlorine using dan pengolahan lumpur.
IPAL Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso menggunakan sistem SBR type
W3.
Ini merupakan modifikasi dari proses pengolahan secara biologi serta pemisahan
air limbah terolah dengan lumpur (seperti sedimentasi) dilakukan dalam satu
sektor tangki SBR selama waktu siklus yang ditentukan.
Penggunaan Sistem SBR untuk pengolahan air limbah disebabkan lebih efektif car
a pengoperasiannya serta telah sesuai dengan jenis limbah rumah sakit dimana
limbah yang dihasilkan memiliki tingkat infeksius yang rendah.
Instalasi Pengolahan Air Limbah

• Bak Buffer Tank


Air limbah yang masuk ke bak buffer tank akan mengala
mi penyaringan (zona filtrasi) oleh spiral sreen. Spiral scre
en digunakan untuk memisahkan material kasar air limba
h sebelum dilakukan pengolahan biologis.
Air limbah yang masih terdapat bahan kasar akan melalui
saringan dan dipertahankan. Selanjutnya akan dipisah ole
h spiral conveyor dan diangkut ke zona kompaksi dan dil
akukan pembersih secara manual. Di dalam buffer tank t
erdapat proses mixer yaitu proses pencampuran air.
Instalasi Pengolahan Air Limbah

• Bak SBR 1 dan SBR 2


Prosesnya yaitu :
a) Tahap Filling
Selama proses pengisian (filling) air limbah dipompa dari
buffer tank ke tanki SBR untuk diproses. Level dalam tanki
tidak selalu konstan tapi bervariasi tergantung dengan
jumlah air buangan yang akan diolah. Dalam satu bak SBR
memiliki volume 4,8 m3 dan setiap hari selalu dalam
keadaan penuh.
2) Tahap Mixing
Setelah atau selama tahap pengisian (filling), lumpur aktif
yang telah mengendap dan air buangan yang akan diola
h harus diaduk seluruhnya supaya homogen.

3) Tahap Aerasi
Oksigen dibutuhkan untuk pengolahan biologis ini disedi
akan selama tahap aerasi.

4) Tahap Sedimentasi
Setelah waktu/tahap aerasi lumpur aktif akan mengendap
selama waktu yang ditentukan. Lama waktu pada tahap i
ni tergantung pada karakteristik thickening dan pengend
apan lumpur aktif.
e) Tahap Decanting
Setelah sedimentasi, air buangan yang telah terolah dikel
uarkan dari tanki SBR dengan menggunakan sistem deca
nting. Selama tahap decanting level muka air turun samp
ai dengan level minimun yang telah ditentukan.

f) Tahap Waiting
Secara prinsip siklus berikutnya dapat dimulai setelah tah
ap decanting selesai. Setelah siklus terulang, maka setela
h proses decanting, air limbah dipisahkan antara air dan l
umpurnya. Airnya akan masuk ke bak sterilisation contain
er untuk didesinfeksi dengan gas chlor dan lumpurnya ak
an masuk ke bak sludge container.
3) Bak kolam uji
Merupakan kolam uji biologi yang dapat dipelihara ikan
dan tanaman air dapat dan berfungsi mereduksi beberap
a polutan misalnya COD dan logam berat. Ikan digunaka
n sebagai paramater apakah limbah sudah sesuai kadar a
man apabila dibuang ke lingkungan.
Lumpur yang dihasilkan dari bak sludge container selanju
tnya akan diolah dengan menggunakan meja dewatering
yang akan dijadikan pupuk, akan tetapi belum pernah dil
aksanakan karena terkendala peralatan yang rusak.
Alat Pelindung Diri yang digunakan :
• Sepatu boot
• Breathing apparatus
• Wearpak
• Masker kain

Fungsinya :
Untuk melindungi pekerja dari resiko
bahaya pekerjaan.
Hasil Uji Laboratorium Limbah Cair

No Parameter Satuan Baku Hasil Analisa


Mutu Influent Effluent

1 Temperature ºC 30 27,0 27,0


2 TSS mg/L 30 42,0 28,0
3 pH - 6,0-9,0 7,30 7,58
4 Amoniak mg/L 0,1 13,65 0,042
5 Phospat mg/L 2 1,804 0,391
6 COD mg/L 80 73,55 20,32
7 BOD mg/L 30 26,1 7,37
Keterangan :
 Kandungan BOD5 masih rendah sehingga semakin mudah bagi makhlu
k air yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan dapat me
nguraikan zat-zat organik lebih banyak.
 Hasil COD menunjukan bahwa dalam air limbah mengandung zat-zat a
norganik (racun atau logam).
 Nilai BOD5 terhadap COD yang memiliki rentan jauh menunjukan bahw
a terdapat banyak bahan anorganik yang dapat dioksidasi dengan bah
an kimia.
 Hasil fosfat menunjukan rendahnya kandungan fosfat sehingga dapat
mengurangi terjadinya proses eutrofikasi (pengkayaan nutrien).
 Hasil pH menunjukan bahwa derajat keasaman limbah cair dalam kondi
si normal
 Hasil amonia menunjukan bahwa dalam batas normal.
 Hasil TSS menunjukkan bahwa jumlah berat zat yang tersuspensi dalam
volume tertentu masih dalam batas normal
 Hasil temperatur limbah cair dalam batas normal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai