Dosen Pengampu
DISUSUN OLEH:
NIM : P1337433119004
KELAS : 2A
2020/2021
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui teknik pengambilan sampel limbah cair
pada berbagai jenis limbah cair.
B. Dasar Teori
Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari
perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu:
air sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.
Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri
pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari
berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke
dalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Air limbah dapat merembes ke dalam
saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat
melalui bagian saluran yang membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya
yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan
industri, serta pertanian atau perkebunan.
Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas
permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa
partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem
prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang
misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air
ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis
perlakuan ini mengakibatkan buangan air.
Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan dampak
yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber penyakit bagi
masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang
limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri
pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah
memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Selain itu, limbah cair
domestik biasanya tidak terlalu diperhatikan dengan baik padahal kalau dibiarkan terus
menerus dalam jangka waktu lama dapat menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian apabila dibiarkan dalam jangka
panjang akan menjadi sumber pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penyakit bagi
masyarakat. Mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair
bagi lingkungan, sehingga penting bagi sektor industri maupun domestik untuk memahami
dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun
harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Teknologi pengolahan
yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Pengolahan limbah cair dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pengolahan secara biologi,
pengolahan secara fisika, dan pengolahan secara kimia.
1. Titik-titik pengambilan sampel harus mewakili berbagai sumber air yang mungkin masuk
dalam system
2. Titik-titik tersebut harus meliputi bagian-bagian yang mewakili suatu kondisi dari sistem
yang tidak baik serta tempat yang kemungkinan memperoleh kontaminasi
3. Titik-titik sampel harus secara seragam menyebar ke seluruh system
4. Titik-titik pengambilan sampel harus terletak di dalam kedua tipe system distribusi
sebanding dengan jumlah sambungan atau cabang
5. Titik-titik pengambilan sampel secara umum harus dipilih sedemikian rupa sehingga
mewakili secara keseluruhan dan bagian pokok dari system
6. Titik-titik harus terletak disuatu tempat sedemikian rupa sehingga air berasal dari tangki
cadangan atau reservoir
7. Pada system yang mempunyai lebih dari satu sumber, titik-titik pengambilan sampel
harus berasal dari system sehingga jumlahnya sebanding dengan penduduk yang dilayani
dari masing-masing sumber
8. Harus ada sedikitnya satu titik pengambilan memperoleh pengolahan yang langsung
sesudah air bersih
D. Prosedur Kerja
Air harus jelas berasal dari pipa persil yang dihubungkan dengan pipa
induk
Contoh sebaiknya diambil dari kran yang sering dipakai
Dihindarkan pengambilan contoh air dari alat-alat tambahan yang
dipasang pada kran atau dari kran yang bocor
b. Pengambilan contoh air sumur gali, rservoir, kolam renang dan mata air
1). Contoh diambil dengan botol yang diberi pemberat di bagian bawah dan bertali
20 meter yang diikat pada pertengahan botol. Sebelum disterilkan botol dibungkus
seluruhnya dengan kertas. Sebelum mengambil contoh air, tangan dibasuh dengan
alkohol 70% atau dengan spiritus.
2). Botol dipegang di bagian bawah bungkus, kertas dibuka, tangan jangan bersentuhan
langsung dengan botol.
3). Tali dilepas dan botol diturunkan dengan pelan-pelan sampai mulut botol masuk
minimum 10 cm ke dalam air, jika tinggi air memungkinkan
4). Setelah terisi penuh, botol diangkat dan isi dibuang sampai volume contoh air
menjadi 2/3 volume botol
5). Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas pembungkus,
diikat pada bagian leher botlnya dan ditempeli dengan kertas label yang berisi
keterangan seperti telah disebutkan terdahulu.
Catatan:
Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat
dengan permukaan
Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari
Untuk sungai yang lebar dan lurus, contoh diambil dari tepi tetapi pada jarak
paling sedikit 1 meter dari sungai
Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan , dapat diambil
dengan menggunakan botol pemberat.
F. Kesimpulan
Dari praktikum pengambilan sampel limbah cair berbagai parameter, praktikan dapat
mengetahui prinsip yang digunakan pada saat pengambilan sampel limbah cair parameter
fisika adalah langsung diperiksa di lapangan, untuk parameter kimia, ketika pengambilan
sampel tidak boleh terjadi aerasi. Dan untuk parameter mikrobiologi prinsipnya selama
pengambilan sampel harus aseptis dan steril.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN PARAMETER FISIK SUHU DAN TSS
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan pengukuran suhu dan kandungan zat
padat tersuspensi dalam sampel air.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam menentukan suhu suatu larutan adalah dengan termometer
Metode yang digunakan dalam menentukan kadar TSS dalam suatu larutan adalah
Gravimetri
C. Prinsip
Partikel tersuspensi akan tertahan oleh saringan dari kertas saring Wathman. Jumlah zat
tersuspensi yang tertahan dalam filter tersebut ditimbang dengan timbangan analitik
merupakan zat padat tersuspensi atau total suspended solid.
D. Dasar Teori
Dalam air terdapat dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul
organis, dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat, kwarts. Perbedaan pokok
antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter partikel-partikel. Alaerts
dan Santika (1987, h.130) membagi skala ukuran diameter sebagai berikut:
Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen air secara lengkap,
juga untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air minum
maupun dalam air buangan.
Dalam metode analisa zat padat, pengertian zat padat total adalah semua zat-zat yang
tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan
pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang
dapat bersifat organis dan anorganis.
Cara pemisahan zat tersuspensi dari larutannya dengan menggunakan filter. Terdapat
berbagai jenis filter yang digunakan dalam penentuan zat padat dalam air, antara lain filter
kertas biasa dan filter fiberglass. Filter kertas terbuat dari bahan kertas biasa dengan ukuran
diameter pori ± 10 µm. Filte ini menahan semua zat tersuspensi, dan sebagian kecil zat
koloidal yang dapat diabaikan (karena lubang pori akan tertutup selama filtrasi sehingga
partikel kecil ikut tertahan. Filter ini menyerap kelembaban udara, yang mengakibatkan
bertambahnya berat sampai 5% dari beratnya sendiri. Oleh karena itu maka filter kertas ini
harus ditentukan beratnya dalam keadaan kering sebelum filtrasi dengan jalan filter
dikeringkan pada suhu 1050C selama 1 jam lalu didinginkan selama 15 menit dalam
desikator, kemudian ditimbang dengan cepat.
F. Prosedur Kerja
Pengukuran Suhu
1. Masukkan termometer ke dalam larutan.
2. Tunggu selama beberapa menit (± 3 menit).
3. Catat hasilnya.
Pengukuran TSS
1000
TSS = X (B A) mg / lt
50
Pengukuran TSS
Diketahui:
A= 0,4273
B= 0,4999
Ditanya: TSS?
Jawab:
1000
TSS = x (B-A) mg/lt
50
1000
TSS = x (0,4999 – 0,4273)mg/lt
50
H. Pembahasan
Suhu air limbah saat pengukuran dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar seperti
keadaan lingkungan, aktivitas mikroorganisme dan suhu lingkungan (pengukuran saat
siang/malam). Pengolahan terhadap suhu limbah cair bisa dengan pendinginan dengan model
saluran air limbah.
Total Suspended Solid (TSS) merupakan parameter yang wajib di periksi di limbah cair.
TSS berkontruksi untuk kekeruhan (turbidity) karena membatasi fotosintesis/metabolism
makhluk dalam limbah yang mengurangi limbah. Pengukuran kadar TSS dapat dilakukan
dengan mengukur berat kering sampel, dikurangi dengan berat awal kertas saring. Untuk
menurunkan kadar TSS dalam limbah cair dapat digunakan beberapa metode yaitu dengan
bioremidiasi (mikroorganisme dan tanaman air). Penggunaan tanaman air untuk bioremidiasi
dinamakan dengan fitoremidiasi. Tumbuhan akan menghancurkan dan stabilisasi kontaminan
agar jadi tidak berbahaya ataupun mengurangi bahaya.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pengukuran suhu limbah cair dengan sampel air kolam
IPAL Kampus 7 Poltekkes Semarang didapat data suhu 25 oC. Sedangkan, untuk TSS didapat
hasil 1,452 mg/lt. berdasarkan peratutan yang berlaku yaitu Permen LH No.5 Tahun 2014
bahwa kadar tertinggi parameter TSS limbah cair adalah 100mg/lt. Maka dapat disimpulkan
kadar TSS limbah cair tersebut memenuhi syarat.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN PARAMETER COD LIMBAH CAIR
A. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui Chemical Oxygen Demand, yaitu jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organic yang ada dalam satu liter air
B. Metode
Titrasi Iodeometri tidak langsung dengan menggunakan K2Cr2O7 sebagai Oxydizing Agent
atau sumber oksigen.
C. Prinsip
Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam
keadaan asam yang mendidih (reaksi 1):
Selama reaksi yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini, uap direfluks oleh alat kondensor
agar zat volatil tidak menguap keluar. Perak sulfat Ag2SO4sebagai katalisator untuk
mempercepat reaksi, sedangkan mercuri sulfat ditambahkan untuk mengurangi gangguan
yang disebabkan oleh clorida yang biasanya ada pada air buangan.
Untuk memastikan bahwa semua zat organis habis teroksidasi, maka zat pengoksidasi
K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah refluks, K2Cr2O7yang tersisa di dalam larutan tersebut
digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut
ditentukan melalui titrasi dengan fero amonium sulfat (FAS), dimana reaksi yang
berlangsung adalah sebagai berikut :
6Fe2+ + Cr2O7- + 14H+ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O (2)
Indikator feroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi, yaitu di saat warna hijau-
biru larutan berubah menjadi warna cokelat merah. Sisa K2Cr2O7 dalam blanko adalah
K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organis yang dapat
dioksidasi oleh K2Cr2O7.
D. Dasar Teori
Angka COD merupakan ukuran bagi tingkat pencemaran air oleh zat-zat organis yang
secara alamiah dioksidasi oleh proses mikrobiologis, mengakibatkan berkurangnya oksigen
terlarut (DO) dalam air.Analisa COD berbeda dengan analisa BOD, namun perbandingan
angka COD dan BOD dapat ditetapkan. Berikut adalah data perbandingan angka COD dan
BOD untuk beberapa jenis air.
Tabel perbandingan rata-rata angka BOD5 dengan COD untuk beberapa jenis air
Jenis Air BOD5 / COD
Air buangan domestic 0,40 - 0,60
Air buangan domestik setelah pengendapan primer 0,60
Air buangan domestik setelah pengolahan secara 0,20
biologis Air sungai 0,10
Angka perbandingan yang lebih rendah dari biasanya, misalnya untuk air buangan
domestik (penduduk) < 0,20, menunjukkan adanya zat-zat bersifat racun bagi organisme.
Tidak semua zat-zat organik dalam air buangan maupun air permukaan dapat dianalisis
dengan tes COD atau BOD. Berikut daftar zat organis yang tidak dapat dioksidasi atau
dianalisis dengan tes COD dan tes BOD.
Jenis Zat Organis Atau Inorganis Dapat Dioksidasi Melalui Tes
COD BOD
a
Zat organis yang "Biodegradable" x x
(protein, gula, dan sebagainya)
b
N organis yang "Biodegradable" x x
c
N organis yang "Nonbiodegradable" x -
NO2-, Fe2+, S2-, Mn3+
NH4 bebas (nitrifikasi) - xb
F. Prosedur Kerja
1. Dalam tabung refluks tambahkan :
a. 0,4 gr H2SO4
b. 2-3 butir batu didih
c. 20 ml K2Cr2O7 0,25 N
d. 5 ml H2SO4 .Ag2SO4
2. Rangkaikan dengan kondensor di atas pemanas, setelah siap tambahkan lagi 25ml H2SO4
lewat kondensor, dan panaskan hingga mendidih selama 2 jam.
3. Biarkan tabung refluks dingin dari kondensor, dinginkan larutan kemudian encerkan
dengan akuades sabanyak 25-50 ml (sampai volume tabung reflks menjadi 100ml).
4. Lepaskan tabung refluks dari kondensor, dinginkan larutan kemudian encerkan dengan
akuades sampai volume menjadi dua kali volume semula atau awal.
5. Tambahkan 4-5 tetes indicator feroin
6. Tetesi dengan FAS 0,1N sampai terjadi perubahan warna dari hijau kebiruan menjadi
cokelat kemerahan, catat banyaknya FAS yang dipakai (missal a ml)
7. Buat blanko dari 20 ml akuades yang mengandung reagen dari larutan sampel dan titrasi
dengan FAS, catat FAS yang terpakai (missal b ml)
8. Hitung dengan rumus :
1000
COD = x (b - a) x NFAS x BE O
20
1000
COD = x (7,5 - 3) x 0,1 x 8
20
- Pembahasan
Dari praktikum yang kami lakukan diperoleh hasil 180 mg/lt, regulasi yang
digunakan untuk baku mutu air limbah yaitu LAMPIRAN XLVII PERATURAN
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN
2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH. Berdasarkan regulasi tersebut,
pemeriksaan COD dikatakan memenuhi syarat apa bila tidak melebihi baku mutu
golongan 1 (100 mg/lt) – 300 mg/lt(2) , jadi hal tersebut menunjukan bahwa hasil COD
yang kita peroleh memenuhi standar baku mutu tersebut.
H. Kesimpulan
Dari praktikum pemeriksaan kadar COD limbah cair dengan hasil 180 mg/lt, dapat
disimpulkan bahwa sampel tersebut memenuhi standar baku mutu Air Limbah parameter
COD yaitu tidak melebihi baku mutu golongan 1 (100-300 mg/lt).
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan parameter mikroorganisme indicator lumpur
aktif
B. Dasar Teori
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil sampel limbah cair dari IPAL (Bak aerasi)
3. Siapkan kaca preparat dan teteskan sebanyak 2 tetes air limbah ke atas kaca preparat
tersebut dan pasang di meja objek mikroskop dengan perbesaran 100x
4. Cocokkan dengan gambar kunci identifikasi terhadap mikro biota yang ditemukan dan
lakukan perekaman gambar (dengan softwere atau manual)
5. Kelompokkan kondisi limbah cair dalam kondisi pembeban normal, sedang atau berat
E. Hasil
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari hasil praktikum pada
2019.
Berdasarkan praktikum pemeriksaan parasite pada limbah cair dengan sampel air IPAL
Kampus 7 Poltekkes Semarang ditemukan mikro biota spesies Paramecium sp. Ciri-ciri
Paramecium sp :
- Ujung depan tubuhnya tumpul, dan bagian belakang meruncing (seperti sandal)
- Mempunyai dinding sel
- Tubuhnya berukuran anatar 120-130 mikron
- Memiliki dua inti yaitu makronukleus dan mikronukleus
- Memiliki vakuola kontraktir dan nonkontraktil
- Bergerak dengan menggoyangkan silianya
- Reproduksi secara vegetative (pembelahan biner) dan generative (konjungsi)
- Memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh silia.
- Bergerak dengan kecepatan 1500 μ/detik atau lebih
Klasifikasi Paramecium :
- Kingdom : Animalia
- Philum : Protozoa
- Sub phylum : Ciliophora
- Class : Ciliate
- Subclass : Holotricha
- Ordo : Hymenostomatida
- Family : Paramecidae
- Genus : Parameacium
- Species : Paramecium sp
F. Pembahasan
Keberadaan Paramecium dalam sampel air limbah menandakan adanya kandungan zat
organic yang tinggi dalam air. Paramecium merupakan hewan yang rakus, makanan
utamanya adalah mikroorganisme seperti bakteri, atau protozoa. Seekor paramecium mampu
memakan 500 bakteri setiap hari dan mampu berperan dalam Self Purification, sehingga
keberadaannya digunakan sebagai indikator logam berat di WS.
G. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pemeriksaan lumpur limbah cair yang dilakukan, ditemukan
microbiota Paramecium sp yang menunjukkan bahwa air limbah IPAL belum tercemar
logam berat dan masih dalam kategori ringan bebannnya.