Anda di halaman 1dari 18

Makalah Pendidikan Lingkungan

Dosen Pembimbing

Yogi Ryantama Isjoni, SE., MM

“ Pengaruh wabah Covid 19 terhadap lingkungan “

Oleh:

Erlina Manurung (1905155197)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mengikuti Mata Kuliah
Kewirausahaan.

Jurusan pendidikan ekonomi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan
yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan
makalah tentang “Pengaruh wabah Covid 19 terhadap lingkungan”

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas tengah
semester mata kuliah Pendidikan Lingkungan oleh Bapak Yogi Ryantama
Isjoni, SE., MM Pada makalah ini akan dibahas mengenai Pengaruh wabah
Covid-19 terhadap lingkungan. Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu saya
selama proses penyelesaian makalah ini hingga makalah ini selesai. Saya juga
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian makalah ini saya buat dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 31 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... ii

Daftar Isi............................................................................................................ iii

Bab I Pendahuluan............................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................
2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat...................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan.............................................................................................. 3

A. Pengertian Lingkungan.............................................................................. 3
B. Sejarah Covid-19…………………………........................................... 4
C. Dampak Pandemi terhadap lingkungan dan Iklim…............................. 5
D. Polusi Udara Lemahkan Sistem Kekebalan Tubuh................................. 5
E. Makna Pandemi Covid-19 bagi Lingkungan Hidup............................... 7
F. Pencegahan Covid-19…........................................................................ 8

Bab III Penutup.................................................................................................. 11

Kesimpulan.............................................................................................. 11

Daftar Pustaka................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap
makhluk berbeda satu dan yang lainnya. Sakit merupakan suatu keadaan dimana
tubuh tidak berada pada kondisi normal yang disebabkan oleh beberapa faktor
dari dalam maupun luar tubuh. Berdasarkan karakteristiknya penyakit dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Penyakit menular mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah dibanding
dengan penyakit tidak menular. Penyakit menular adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang dapat ditularkan melalui media
tertentu. Penyakit menular sering juga disebut penyakit infeksi karena penyakit
ini diderita melalui infeksi virus, bakteri, atau parasit yang ditularkan melalui
berbagai macam media seperti udara, jarum suntik, transfusi darah, tempat
makan atau minum, dan lain sebagainya (Vatimatunnimah, 2013). Penyakit
menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi.Penyakit menular maupun gangguan kesehatan pada manusia,
tidak terlepas dari peran faktor lingkungan. Hubungan interaktif antara manusia
serta perilakunya dengan komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya
penyakit, juga dikenal sebagai proses kejadian penyakit. Sedangkan proses
kejadian penyakit satu dengan yang lain masing-masing mempunyai
karakteristik tersendiri. Dalam hal ini faktor lingkungan memegang peranan
sangat penting.Interaksi manusia dengan lingkungan telah menyebabkan kontak
antara kuman,virus, dan bakteri dengan manusia. Sering terjadi mikroorganisme
yang tinggal di tubuh host kemudian berpindah ke manusia karena manusia
tidak mampu menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini tercermin dari tingginya
kejadian penyakit menular berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah
kesehatan terbesar masyarakat Indonesia. Salah satu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dan dapat menular ke manusia ialah Virus Corona.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Menelusuri apa pengertian lingkungan ?
2. Menelusuri bagaimana Sejarah Covid-19 ?
3. Menelusuri bagaimana dampak pandemi terhadap lingkungan dan
iklim ?
4. Menelusuri bagaimana polusi udara lemahkan system kekebalan tubuh
?
5. Menelusuri seperti apa makna pandemic Covid-19 bagi lingkungan?
6. Menelusuri bagaimana cara pencegahan Covid-19 ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan
2. Untuk mengetahui Sejarah Covid-19.
3. Untuk mengetahui dampak pandemi terhadap lingkungan dan iklim.
4. Untuk mengetahui polusi udara lemahkan system kekebalan tubuh.
5. Untuk mengetahui makna pandemic Covid-19 bagi lingkungan.
6. Untuk mengetahui cara pencegahan Covid-19.

D. Manfaat
Manfaat penulisan ini yaitu :
1. Untuk mendapat Materi Tambahan Tentang Pengertian Lingkungan.
2. Untuk mendapat mengetahui sejarah Covid-19.
3. Untuk mengetahui makna pandemic Covid-19 terhadap lingkungan.
4. Menjadi informasi bagaimana pencegahan Covid-19.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertan lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat
diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala
yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia
dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu
lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.

Kerusakan Lingkungan Hidup


Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena
tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan
oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal
pada lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.

 Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor,
tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain
berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat
rusaknya lingkungan.

 Faktor buatan
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan
makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang
modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat
berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar
yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang
tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran.

3
B. Sejarah Covid-19
Ada beberapa teori tentang di mana kasus pertama (yang disebut pasien nol ) berasal. [493]
According to an unpublicized report from the Chinese government, the first case can be
traced back to 17 November 2019;Menurut laporan yang tidak dipublikasikan dari
pemerintah Tiongkok, kasus pertama dapat ditelusuri hingga 17 November 2019; the person
was a 55-year old citizen in Hubei province. orang itu adalah warga negara berusia 55 tahun
di provinsi Hubei. [494] There were four men and five women reported to be infected on
November, but none of them were "patient zero".Ada empat pria dan lima wanita dilaporkan
terinfeksi pada November, tetapi tidak satu pun dari mereka yang "pasien nol". [494] Starting
from December, the number of coronavirus cases in Hubei gradually increased, reaching 60
by December 20 [495] and at least 266 by 31 December.Mulai dari Desember, jumlah kasus
virus corona di Hubei secara bertahap meningkat, mencapai 60 pada 20 Desember dan
setidaknya 266 pada 31 Desember. [496] According to official Chinese sources, these were
mostly linked to the , which also sold live animals. Menurut sumber resmi Tiongkok, ini
sebagian besar terkait dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan , yang juga menjual hewan
hidup. [327] In May 2020, , the director of the , said animal samples collected from the
seafood market had tested negative for the virus, indicating that the market was the site of an
early , but it was not the site of the initial outbreak.Pada bulan Mei 2020, George Gao ,
direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok , mengatakan sampel hewan
yang dikumpulkan dari pasar makanan laut telah diuji negatif untuk virus tersebut,
menunjukkan bahwa pasar adalah tempat peristiwa superspreading awal, tapi itu bukan situs
wabah awal. [497]

On 24 December, sent a (BAL) sample from an unresolved clinical case to sequencing


company Vision Medicals.Pada 24 Desember, Rumah Sakit Pusat Wuhan mengirim sampel
sampel cairan bronchoalveolar lavage (BAL) dari kasus klinis yang belum terselesaikan ke
perusahaan medis Vision. On 27 and 28 December, Vision Medicals informed the Wuhan
Central Hospital and the Chinese CDC of the results of the test, showing a new coronavirus.
Pada tanggal 27 dan 28 Desember, Vision Medicals memberi tahu Rumah Sakit Pusat Wuhan
dan CDC China tentang hasil tes, menunjukkan coronavirus baru. [498] A pneumonia cluster of
unknown cause was observed on 26 December and treated by the doctor Zhang Jixian in
Hubei Provincial Hospital, who informed the Wuhan Jianghan CDC on 27
December.Sekelompok radang paru-paru yang tidak diketahui penyebabnya diamati pada 26
Desember dan dirawat oleh dokter Zhang Jixian di Rumah Sakit Provinsi Hubei, yang
memberi tahu CDC Jianghan Wuhan pada 27 Desember. [ ] On 30 December, a test report
addressed to Wuhan Central Hospital, from company CapitalBio Medlab, stated an erroneous
positive result for , causing a group of doctors at Wuhan Central Hospital to alert their
colleagues and relevant hospital authorities of the result.Pada tanggal 30 Desember, sebuah
laporan tes yang ditujukan ke Rumah Sakit Pusat Wuhan, dari perusahaan CapitalBio
Medlab, menyatakan hasil positif yang salah untuk SARS , menyebabkan sekelompok dokter
di Rumah Sakit Pusat Wuhan untuk memperingatkan rekan-rekan mereka dan otoritas rumah
sakit terkait tentang hasilnya. That evening, the Wuhan Municipal Health Commission issued
a notice to various medical institutions on "the treatment of pneumonia of unknown

4
cause".Malam itu, Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan mengeluarkan pemberitahuan ke
berbagai lembaga medis tentang "pengobatan pneumonia dengan penyebab yang tidak
diketahui". [499] Eight of these doctors, including (punished on 3 Delapan dari dokter ini,
termasuk Li Wenliang (dihukum pada 3 January), [500] were later admonished by the police for
spreading false rumours, and another, , was reprimanded by her superiors for raising the
alarm.Januari), kemudian dinasihati oleh polisi karena menyebarkan desas-desus palsu, dan
yang lain, Ai Fen, ditegur oleh atasannya karena menaikkan alarm. [501]

The Wuhan Municipal Health Commission made the first public announcement of a
pneumonia outbreak of unknown cause on 31 December, confirming 27 cases [321][502][503] —
enough to trigger an investigation.Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan membuat
pengumuman publik pertama tentang wabah pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya
pada 31 Desember, mengkonfirmasikan 27 kasus cukup untuk memicu penyelidikan. [323]

During the early stages of the outbreak, the number of cases doubled approximately every
seven and a half days.Selama tahap awal wabah, jumlah kasus bertambah dua kali lipat setiap
tujuh setengah hari. [504] In early and mid-January 2020, the virus spread to other , helped by
the and Wuhan being a transport hub and major rail interchange. Pada awal dan pertengahan
Januari 2020, virus menyebar ke provinsi-provinsi Cina lainnya, dibantu oleh migrasi Tahun
Baru Cina dan Wuhan menjadi pusat transportasi dan pertukaran kereta api utama. [413] On 20
January, China reported nearly 140 new cases in one day, including two people in Beijing
and one in .Pada 20 Januari, Cina melaporkan hampir 140 kasus baru dalam satu hari,
termasuk dua orang di Beijing dan satu di Shenzhen .Kemudian data resmi menunjukkan
6.174 orang telah mengalami gejala pada saat itu, dan lebih banyak lagi yang mungkin telah
terinfeksi. [507] A report in on 24 January indicated human transmission, strongly
recommended for health workers, and said testing for the virus was essential due to its
"pandemic potential".Sebuah laporan di The Lancet pada 24 Januari mengindikasikan
penularan manusia, sangat merekomendasikan peralatan perlindungan pribadi bagi petugas
kesehatan, dan mengatakan pengujian untuk virus itu penting karena "potensi pandemi" nya.
[337][508]
On 30 January, the WHO declared the coronavirus a . Pada 30 Januari, WHO
menyatakan coronavirus sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian
internasional .

On 31 January 2020, Italy had its first confirmed cases, two tourists from China.Pada 31
Januari 2020, Italia memiliki kasus pertama yang dikonfirmasi, dua wisatawan dari
Tiongkok. Pada 13 Maret 2020, WHO menganggap Eropa sebagai pusat pandemi aktif. [510]
On 19 March 2020, Italy overtook China as the country with the most deaths.Pada tanggal 19
Maret 2020, Italia menyusul Cina sebagai negara dengan kematian terbanyak. [511] By 26
March, the United States had overtaken China and Italy with the highest number of
confirmed cases in the world.Pada 26 Maret, Amerika Serikat telah menyusul Cina dan Italia
dengan jumlah kasus terkonfirmasi tertinggi di dunia. [512] Research on indicates the majority
of COVID-19 cases in came from European travellers, rather than directly from China or any
other Asian country.Penelitian tentang genom coronavirus menunjukkan sebagian besar kasus
COVID-19 di New York berasal dari pelancong Eropa, bukan langsung dari Cina atau
negara Asia lainnya Pengujian ulang sampel sebelumnya menemukan seseorang di Perancis

5
yang memiliki virus pada 27 Desember 2019 dan seseorang di Amerika Serikat yang
meninggal karena penyakit tersebut pada tanggal 6 Desember.February 2020. [516] As of 2
June 2020, more than 6.25Pada 2 Juni 2020, lebih dari 6,25 million cases have been reported
worldwide;juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia; more than 375,000 people have died
and more than 2.69 lebih dari 375.000 orang telah meninggal dan lebih dari 2.69 million have
recovered. juta telah pulih.

C. Dampak Pandemi terhadap Lingkungan dan Iklim


Gangguan di seluruh dunia yang disebabkan oleh pandemi telah menghasilkan banyak
dampak pada lingkungan dan iklim. Penurunan parah dalam perjalanan yang direncanakan
telah menyebabkan banyak daerah mengalami penurunan polusi udara . Di Cina, penguncian
dan tindakan lain menghasilkan 25   persen pengurangan emisi karbon dan   Pengurangan 50
persen dalam emisi nitrogen oksida, yang diperkirakan oleh seorang ilmuwan sistem Bumi
mungkin telah menyelamatkan setidaknya 77.000 nyawa selama dua bulan. Namun, wabah
ini juga menyediakan perlindungan untuk kegiatan ilegal seperti deforestasi hutan hujan
Amazon dan perburuan liar di Afrika, menghambat upaya diplomasi lingkungan , dan
menciptakan kejatuhan ekonomi yang diprediksi beberapa orang akan memperlambat
investasi dalam teknologi energi hijau . [517][518]

D. Polusi udara lemahkan sistem kekebalan tubuh


Penyakit jantung, pernapasan, dan hipertensi, merupakan penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan polusi udara. Kini, penyakit itu dikaitkan dengan
kasus COVID-19 yang parah. Penyakit ini, seperti dikatakan Kofi Amegah, ahli
epidemiologi dan polusi udara dari University of Cape Coast, Ghana, kepada
Deutsche Welle, polusi udara memang berkontribusi terhadap penurunan sistem
kekebalan tubuh.

Seperti ditulis WHO dalam pernyataan pers, ada beberapa kelompok rentan
terhadap COVID-19, yakni orang berusia di atas 60 tahun, dan orang-orang
dengan penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit pernapasan, atau
hipertensi. Mereka memiliki risiko lebih besar terkena lebih parah atau kritis
ketika terinfeksi virus SARS-Cov-2.

Argumen ini diperkuat Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa yang menduga,


polusi akan mengurangi peluang seseorang bertahan hidup dari wabah Corona.
Pendapat ini berdasarkan penelitian pada pasien SARS-Cov-1 pada 2003 yang
menemukan, pasien yang tinggal di lingkungan dengan polusi udara tinggi, dua
kali lebih mungkin meninggal dibanding mereka yang memiliki kualitas udara
baik. Bahkan, di daerah tingkat pencemaran sedang, risiko kematian mereka 84%
lebih tinggi.

Di Indonesia, Katadata Insight Center meneliti, indeks kerentanan provinsi


di Indonesia dalam menghadapi pandemi Corona. Hasil dari riset, ada tiga
6
provinsi memiliki risiko yakni Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Kondisi ini
karena beragam faktor seperti penduduk padat, mobilitas tinggi, dan kualitas
udara buruk. Situasi ini diperparah dengan kualitas layanan kesehatan Jawa Barat
dan Banten, yang masih dianggap belum memadai.

Saat ini, berdasarkan data dari situs KawalCovid19.id per 9 Mei 2020 malam,
Jakarta memiliki kasus COVID-19 terbanyak yakni 4.175 dengan kematian
mencapai 371 jiwa, disusul Jawa Barat dengan 1.012 kasus dan 83 kematian.
Jawa Timur ada 958 kasus dan 96 kematian, Jawa Tengah 724 kasus dengan 50
kematian.

Dalam laporan Greenpeace pada Maret 2019, Jakarta merupakan wilayah


yang memiliki kualitas udara terburuk di Asia Tenggara. Pernyataan ini
berdasarkan data Kualitas Udara Dunia 2018 Air Visual IQ Air. Buruknya
kualitas udara di Jakarta, tak hanya berasal dari peningkatan kendaraan pribadi
yang mengaspal di jalanan Jakarta, juga dari sumber polutan lain misal, industri
seperti PLTU yang mengelilingi Jakarta dalam radius 100 km.

Berdasarkan pemodelan Greenpeace, PLTU batubara yang beroperasi ini


dapat berkontribusi 33-38% dari konsentrasi PM2.5 harian di Jakarta pada
kondisi terburuk.

Seperti diberitakan CNNIndonesia.com , PLTU penyumbang polusi udara di


Jakarta kebanyakan berasal dari Banten, seperti PLTU Lontar unit 1-3, PLTU
Merak Power Station unit 1-2, PLTU Lontar exp. Juga PLTU Jawa 7, PLTU
Lestari Banten Energi, PLTU Labuan unit 1-2, PLTU Suralaya Unit 1-7, PLTU
Krakatau Daya Listrik, dan PLTU Suralaya Unit 8. Sebentar lagi, Banten
kembali memproduksi polutan berbahaya ini dengan rencana pemerintah
membangun  PLTU di Suralaya yakni PLTU Jawa 9-10.

Kehadiran PLTU tentu makin memperparah dampak lingkungan dan


ancaman kesehatan bagi warga. Seperti pernyataan dalam laman Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), data satelit menunjukkan, polusi NOx
yang sangat tinggi di daerah Suralaya karena pembangkit batubara.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak yang dalam Bisnis.com,


sepanjang Januari-Oktober 2019 tercatat 15.300 orang terserang penyakit ISPA
dan diare. Selain dari PLTU, polusi udara di Jakarta juga dari kantong industri di
sekitar Jakarta, seperti Jawa Barat dan Banten.

Pakar Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah di Kontan, mengatakan,


kontribusi pabrik terhadap emisi di Jakarta cukup besar, yakni 60%. Sayangnya,
pemerintah justru berkontribusi terhadap industri penyumbang emisi itu dengan
membangun PLTU di Cirebon dan Indramayu yang justru bisa memperparah
kondisi udara di Jawa Barat.

7
Pada 2015, Greenpeace pernah riset bersama Universitas Harvard tentang
dampak polusi udara dari PLTU batubara terhadap kesehatan. Mereka
mengestimasi ada potensi kematian dini 21.200 jiwa pertahun termasuk di luar
Indonesia dampak peningkatan risiko penyakit kronis pada orang dewasa dan
infeksi saluran pernapasan akut pada anak akibat paparan partikel halus beracun
dari pembakaran batubara.

Bahkan Vox melalui artikel berjudul “The deadly mix of COVID-19, air
pollution, and inequality, explained” menerangkan, kerusakan karena polusi
udara dapat terjadi sebelum bayi itu lahir karena ada partikel jelaga dalam
plasenta sang ibu. Partikel ini bisa memengaruhi perkembangan janin seperti
penurunan fungsi paru-paru. Kalau anak itu berkembang di daerah yang
memiliki kualitas udara buruk, tentu akan makin memperburuk kondisi
kesehatannya.

Dalam kasus COVID-19, kelompok lansia masuk dalam kategori usia rentan.
Seperti ditulis oleh CNBC Indonesia tingkat risiko kematian pada kelompok
umur di atas 60 tahun lebih tinggi dibanding kelompok umur di bawahnya.
Risiko ini makin meningkat seiring bertambahnya usia, ditambah lagi kalau
pasien memiliki riwayat penyakit rentan terhadap COVID-19.

Kembali pada riset Greenpeace, bukan tak mungkin lansia yang secara akumulatif tinggal
di lingkungan berpolusi tinggi akan makin rentan karena kekebalan tubuh menurun. Atau,
bisa jadi, mereka yang tinggal di lingkungan berpolusi akan terkena penyakit degeneratif oleh
paparan udara kotor, hingga dalam wabah COVID-19 ini mereka jadi kelompok rentan.

E. Makna Pandemi COVID-19 Bagi Lingkungan Hidup


Di tengah kepanikan besar warga dunia dalam menghadapi virus corona atau COVID-19,
ada sebuah dilema. Di satu sisi, virus corona membawa pukulan keras bagi ekonomi global.
Sisi yang tak disangka-sangka, virus ini malah membawa angin segar bagi lingkungan hidup.
Ambil contoh, Italia misalnya.

Negara yang masuk dalam daftar lima besar kasus COVID-19 ini akhirnya dibuat paham
setelah pemerintah Italia lewat Perdana Menteri Giuseppe Conte mulai memperlakukan
lockdown di Provinsi Utara Lodi di Lombardy pada 21 Februari lalu. Namun karena laju
virus corona mulai meluas, mau tak mau sejak 9 Maret, Italia meperpanjang waktu lockdown,
bahkan mencangkup seluruh Italia.

Berkah dari aturan tersebut, Negeri Spaghetti merasakan suasana jalanan kosong, bandara
sepi, polusi menurun serta tak terdengar lagi hilir mudik turis untuk kali pertamanya. Jikalau
ditelusuri, efek paling nyata lainnya terdapat di dua kota, yaitu Venezia dan Cagliari. Venezia
sering kali dijadikan destinasi utama kala berkunjung ke Italia karena alasan indah dan penuh
romantisme. Seperti yang dilansir abcnews, karena keramaian tak lagi ada, kanal-kanal yang
biasanya agak gelap pun berubah menjadi jernih. Alhasil, orang-orang dapat langsung
melihat ikan berenang di bawahnya.

8
Dan di Cagliari. Dikutip dari esquire, berkah dari lockdown, ikan-ikan lalu mengambil
alih kota dan merebut kembali ruang yang sebelumnya ditempati oleh manusia. Menariknya,
Lumba-lumba sampai terlihat berenang di dekat pelabuhan Cagliari, yang merupakan ibu
kota pulau Italia Sardinia.

Kejadian itu tak pelak tersebar di jagat media. Orang yang peduli, kemudian membagikan
di media sosialnya masing-masing sembari membawa pesan terkait virus corona yang
menjadi titik di mana dunia memberikan kesempatan kepada lingkungan hidup untuk
bernapas dan berbenah.

F. Pencegahan Covid-19

Strategi untuk mencegah penularan penyakit ini termasuk menjaga kebersihan pribadi
yang baik secara keseluruhan, mencuci tangan, menghindari menyentuh mata, hidung, atau
mulut dengan tangan yang tidak dicuci, dan batuk atau bersin ke dalam jaringan, dan
menempatkan jaringan langsung ke dalam wadah limbah. Those who may already have the
infection have been advised to wear a in public. Mereka yang mungkin sudah terkena infeksi
disarankan untuk memakai masker bedah di tempat umum. [422][423] measures are also
recommended to prevent transmission. Tindakan jarak fisik juga disarankan untuk mencegah
penularan. [424][425] Health care providers taking care of someone who may be infected are
recommended to use , contact precautions, and eye protection.Penyedia perawatan kesehatan
yang merawat seseorang yang mungkin terinfeksi disarankan untuk menggunakan tindakan
pencegahan standar , tindakan pencegahan kontak, dan pelindung mata.[426]

Many governments have restricted or advised against all non-essential travel to and from
countries and areas affected by the outbreak.Banyak pemerintah telah membatasi atau
menyarankan agar semua perjalanan yang tidak penting ke dan dari negara dan daerah yang
terkena dampak wabah. [427] The virus has already spread within communities in large parts of
the world, with many not knowing where or how they were infected. Virus ini telah
menyebar di komunitas-komunitas di sebagian besar dunia, dengan banyak yang tidak tahu di
mana atau bagaimana mereka terinfeksi.[428]

Misconceptions are circulating about how to prevent infection;Kesalahpahaman beredar


tentang bagaimana mencegah infeksi; for example, rinsing the nose and gargling with
mouthwash are not effective. misalnya, berkumur dan berkumur dengan obat kumur tidak
efektif. [429] There is no , though many organisations are working to develop one.Tidak ada
vaksin COVID-19 , meskipun banyak organisasi bekerja untuk mengembangkannya. [430]

1. Cuci tangan
Main article: Hand washingHand washing is recommended to prevent the spread of
the disease. Cuci tangan dianjurkan untuk mencegah penyebaran penyakit. The CDC
recommends that people wash hands often with soap and water for at least twenty
seconds, especially after going to the toilet or when hands are visibly dirty; CDC
merekomendasikan agar orang sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama
setidaknya dua puluh detik, terutama setelah pergi ke toilet atau ketika tangan terlihat
kotor; before eating; sebelum makan; and after blowing one's nose, coughing, or
9
sneezing. dan setelah meniup hidung, batuk, atau bersin. This is because outside the
human body, the virus is killed by household soap, which bursts its protective bubble.
Ini karena di luar tubuh manusia, virus ini dibunuh oleh sabun rumah tangga, yang
menyemburkan gelembung pelindungnya. [19] CDC further recommended using an
alcohol-based with at least 60 percent alcohol by volume when soap and water are
not readily available. CDC selanjutnya merekomendasikan penggunaan sanitiser
tangan berbasis alkohol dengan setidaknya 60 persen volume alkohol ketika sabun
dan air tidak tersedia. [422] The WHO advises people to avoid touching the eyes, nose,
or mouth with unwashed hands. WHO menyarankan orang untuk tidak menyentuh
mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci. [423][431] It is not clear if
washing hands with ash, if soap is not available, is effective at reducing the spread of
viral infections. Tidak jelas apakah mencuci tangan dengan abu, jika sabun tidak
tersedia, efektif mengurangi penyebaran infeksi virus. [432]

2. Membersihkan permukaan
Surfaces may be decontaminated with a number of solutions (within one minute of
exposure to the disinfectant for a stainless steel surface), including 62–71 percent ,
50–100 percent , 0.1 percent , 0.5 percent , and 0.2–7.5 percent . Permukaan dapat
didekontaminasi dengan sejumlah solusi (dalam satu menit paparan desinfektan untuk
permukaan stainless steel), termasuk 62-71 persen etanol , 50-100 persen
isopropanol , 0,1 persen natrium hipoklorit , hidrogen peroksida 0,5 persen, dan 0,2
persen hidrogen peroksida , dan 0,2 –7,5 persen povidone-iodine . Other solutions,
such as and , are less effective. Solusi lain, seperti benzalkonium klorida dan
klorheksidin glukonat , kurang efektif. [433] The CDC recommends that if a COVID-19
case is suspected or confirmed at a facility such as an office or day care, all areas such
as offices, bathrooms, common areas, shared electronic equipment like tablets, touch
screens, keyboards, remote controls, and ATM machines used by the ill persons
should be disinfected.CDC merekomendasikan bahwa jika kasus COVID-19 dicurigai
atau dikonfirmasi di fasilitas seperti kantor atau tempat penitipan anak, semua area
seperti kantor, kamar mandi, area umum, peralatan elektronik bersama seperti tablet,
layar sentuh, keyboard, kendali jarak jauh, dan mesin ATM yang digunakan oleh
orang yang sakit harus didisinfeksi. [434]

3. Masker wajah dan kebersihan pernafasan


Main article: Rekomendasi untuk memakai topeng telah menjadi bahan perdebatan.
WHO merekomendasikan orang sehat untuk menggunakan masker hanya jika mereka
berisiko tinggi, seperti mereka yang merawat orang dengan COVID-19. China dan
Amerika Serikat, di antara negara-negara lain, telah mendorong penggunaan masker
wajah atau kain penutup wajah secara lebih umum oleh anggota masyarakat untuk
membatasi penyebaran virus oleh individu tanpa gejala sebagai prinsip pencegahan .
Beberapa pemerintah nasional dan daerah telah membuat mengenakan masker wajib.
Masker bedah direkomendasikan bagi mereka yang mungkin terinfeksi, karena
memakai masker jenis ini dapat membatasi volume dan jarak tempuh tetesan ekspirasi
yang tersebar saat berbicara, bersin, dan batuk.

10
4. Jarak sosial
Main article: (also known as physical distancing) includes actions intended to slow
the spread of disease by minimising close contact between individuals.Jarak sosial
(juga dikenal sebagai jarak fisik) termasuk tindakan pengendalian infeksi yang
dimaksudkan untuk memperlambat penyebaran penyakit dengan meminimalkan
kontak erat antara individu. Methods include quarantines; Metode termasuk karantina;
travel restrictions; pembatasan perjalanan; and the closing of schools, workplaces,
stadiums, theatres, or shopping centres. dan penutupan sekolah, tempat kerja, stadion,
teater, atau pusat perbelanjaan. Individuals may apply social distancing methods by
staying at home, limiting travel, avoiding crowded areas, using no-contact greetings,
and physically distancing themselves from others. Individu dapat menerapkan metode
jarak sosial dengan tinggal di rumah, membatasi perjalanan, menghindari daerah
ramai, menggunakan salam tanpa kontak, dan secara fisik menjauhkan diri dari orang
lain. [423][440][441] Many governments are now mandating or recommending social
distancing in regions affected by the outbreak.Banyak pemerintah sekarang
mengamanatkan atau merekomendasikan jarak sosial di daerah-daerah yang terkena
dampak wabah. [442][443] Non-cooperation with distancing measures in some areas has
contributed to the further spread of the pandemic. Ketidak-kerjasamaan dengan
tindakan menjauhkan di beberapa daerah telah berkontribusi pada penyebaran
pandemi lebih lanjut. [444]

The maximum gathering size recommended by US government bodies and health


organisations was swiftly reduced from 250 people (if there were no known COVID-
19 spread in a region) to 50 people, and later to 10. [445] On 22 March 2020, Germany
banned public gatherings of more than two people. Ukuran pengumpulan maksimum
yang direkomendasikan oleh badan pemerintah AS dan organisasi kesehatan dengan
cepat dikurangi dari 250 orang (jika tidak ada COVID-19 yang diketahui menyebar di
suatu wilayah) menjadi 50 orang, dan kemudian menjadi 10. Pada 22 Maret 2020,
Jerman melarang pertemuan publik lebih dari dua orang. [446] A review found that
early quarantine with other public health measures are effective in limiting the
pandemic, but the best manner of adopting and relaxing policies are uncertain, as
local conditions vary. Sebuah tinjauan Cochrane menemukan bahwa karantina awal
dengan tindakan kesehatan masyarakat lainnya efektif dalam membatasi pandemi,
tetapi cara terbaik untuk mengadopsi dan melonggarkan kebijakan tidak pasti, karena
kondisi setempat bervariasi. [441]

Older adults and those with underlying medical conditions such as diabetes, heart
disease, respiratory disease, , and face increased risk of serious illness and
complications and have been advised by the CDC to stay home as much as possible in
areas of community outbreak. Orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang
memiliki kondisi medis mendasar seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit
pernapasan, hipertensi , dan sistem kekebalan tubuh yang dikompromikan
menghadapi peningkatan risiko penyakit serius dan komplikasi dan telah disarankan

11
[447]
oleh CDC untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin di area masyarakat wabah.
[448]

In late March 2020, the WHO and other health bodies began to replace the use of the
term "social distancing" with "physical distancing", to clarify that the aim is to reduce
physical contact while maintaining social connections, either or at a distance. Pada
akhir Maret 2020, WHO dan badan kesehatan lainnya mulai mengganti penggunaan
istilah "jarak sosial" dengan "jarak fisik", untuk mengklarifikasi bahwa tujuannya
adalah untuk mengurangi kontak fisik dengan tetap menjaga hubungan sosial, baik
secara virtual maupun jarak. . The use of the term "social distancing" had led to
implications that people should engage in complete , rather than encouraging them to
stay in contact through alternative means. Penggunaan istilah "jarak sosial" telah
menyebabkan implikasi bahwa orang harus terlibat dalam isolasi sosial yang lengkap,
daripada mendorong mereka untuk tetap berhubungan melalui cara-cara alternatif. [449]
[450]

Some authorities have issued sexual health guidelines for use during the pandemic.
Beberapa pihak berwenang telah mengeluarkan pedoman kesehatan seksual untuk
digunakan selama pandemi. These include recommendations to have sex only with
someone you live with, and who does not have the virus or symptoms of the virus. Ini
termasuk rekomendasi untuk berhubungan seks hanya dengan seseorang yang tinggal
bersama Anda, dan yang tidak memiliki virus atau gejala virus. [451][452]

5. Isolasi Mandiri
at home has been recommended for those diagnosed with COVID-19 and those who
suspect they have been infected.Isolasi diri di rumah telah direkomendasikan untuk
mereka yang didiagnosis dengan COVID-19 dan mereka yang mencurigai mereka
telah terinfeksi. Health agencies have issued detailed instructions for proper self-
isolation. Badan-badan kesehatan telah mengeluarkan instruksi terperinci untuk
isolasi diri yang tepat. [453][454]

Many governments have mandated or recommended self-quarantine for entire


populations living in affected areas. Banyak pemerintah telah mengamanatkan atau
merekomendasikan karantina mandiri untuk seluruh populasi yang tinggal di daerah
yang terkena dampak. [455][456] The strongest self-quarantine instructions have been
issued to those in high risk groups.Instruksi karantina mandiri terkuat telah diberikan
kepada mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi. [457] Those who may
have been exposed to someone with COVID-19 and those who have recently travelled
to a country or region with the widespread transmission have been advised to self-
quarantine for 14 days from the time of last possible exposure. Mereka yang mungkin
telah terpapar pada seseorang dengan COVID-19 dan mereka yang baru-baru ini
bepergian ke suatu negara atau wilayah dengan penularan luas telah disarankan untuk
melakukan karantina sendiri selama 14 hari dari waktu paparan terakhir yang
dimungkinkan. [9][16][458]

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa COVID-19 menyerang dan
menjadi wabah mematikan ini adalah wujud kongkret dari hilangnya keseimbangan alam.
Bahkan, COVID-19 dianggap sebagai sebuah refleksi yang setidaknya dapat menyadarkan
manusia kalau alam memang memiliki kekuatan serta kemampuan dalam melindungi
kehidupan kita sebagai manusia. Tetapi, karena kondisinya telah rusak, maka manusia harus
berhadapan langsung dengan semua bencana dan selalu menjadi korban dari bencana
tersebut.

Dalam konteks COVID-19 ini, manusia dapat memberikan kesempatan kepada lingkungan
hidup untuk bernapas, memulihkan daya dukung dan daya tampungnya, semisal yang terjadi
di Italia. Sehingga orang-orang sadar, COVID-19 bukanlah sekadar siklus alam belaka yang
memakan banyak korban jiwa. Terlebih lagi, COVID-19 mampu membenarkan cara pandang
kita, bahwa alam tidak sekadar komoditi ekonomi, bahwa alam lingkungan dan semesta
memiliki nilai sosial dan kultural, memiliki kemampuan mereduksi segala bentuk bencana,
harus segera kita lakukan. Seperti sepenggal kalimat dari film Underwater (2020) yang
dibintangi oleh Kristen Stewart, dapat menyadarkan bahwa lingkungan hidup dapat
memperbarui dirinya sendiri: "Karena kita sudah terlalu banyak mengambil dari laut. Kini
laut ingin mengambilnya kembali dari kita. Seharusnya kita tidak di sini."

13
DAFTAR PUSTAKA

[1]https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com
&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/COVID-
19_pandemic&usg=ALkJrhjLpcWlTNEc5e6QfC7WYeGqYtoWtQ

[2] https://www.mongabay.co.id/2020/05/09/polusi-udara-dan-kerentanan-
terkena-virus-corona/

[3] https://voi.id/artikel/baca/3901/makna-pandemi-covid-19-bagi-
lingkungan-hidup

[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan

14
15

Anda mungkin juga menyukai