Anda di halaman 1dari 11

APBN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Nama : Dimas Sunata

Nim : 1805124807

A. Latar belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran bisa dibaratkan sebagai anggaran rumah tangga ataupun anggaran
perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua sisi. Misalnya, sisi
penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat tergantung pada ada atau tidaknya perubahan
gaji/upah bagi rumah tangga yang memilikinya.

Demikian pula sisi pengeluaran anggaran rumah tangga, banyak dipengaruhi perubahan
harga barang dan jasa yang dikonsumsi. Sisi penerimaan anggaran perusahaan banyak ditentukan
oleh hasil penerimaan dari penjualan produk, yang dipengaruhi oleh daya beli masyarakat
sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi.

Adapun sisi pengeluaran anggaran perusahaan dipengaruhi antara lain oleh perubahan
harga bahan baku, tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM), perubahan ketentuan upah, yang
secara umum mengikuti perubahan tingkat harga secara umum. Ketidakpastian yang dihadapi
rumah tangga dan perusahaan dalam menyusun anggaran juga dihadapi oleh para perencana
anggaran negara yang bertanggungjawab dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBN). Setidaknya terdapat enam sumber ketidakpastian yang berpengaruh
besar dalam penentuan volume APBN yakni (i) harga minyak bumi di pasar internasional; (ii)
kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC; (iii) pertumbuhan ekonomi; (iv) inflasi;
(v) suku bunga; dan (vi) nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD). Penetapan angka-
angka keenam unsure diatas memegang peranan yang sangat penting dalam penyusunan APBN.
Hasil penetapannya disebut sebagai asum-asumsi dasar penyusunan RAPBN. Penerimaan dan
pengeluaran untuk anggaran negara lazim disebut pendapatan dan belanja.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah
untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola perekonomian
negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun
juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi,
penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN.
sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan
rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik.

Dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan


negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah diintrodusir Reformasi Manajemen Keuangan
Pemerintah. Reformasi tersebut mendapatkan landasan hukum yang kuat dengan telah
disahkannya UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang
PerbendaharaanNegara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.

B. PEMBAHASAN

1. Fungsi dan Peran APBN

 APBN sebagai alat mobilisasi dana investasi, APBN di negara-negara sedang


berkembang adalah sebagai alat untuk memobilisasi dana investasi dan bukannya sebagai
alat untuk mencapai sasaran stabilisasi jangka pendek. Oleh karena itu besarnya tabungan
pemerintah pada suatu tahun sering dianggap sebagai ukuran berhasilnya kebijakan fiskal
Baik pengeluaran maupun penerimaan pemerintah mempunyai pengaruh atas pendapatan
nasional. Pengeluaran pemerintah dapat memperbesar pendapatan nasional
(expansionary), tetapi penerimaan pemerintah dapat mengurangi pendapatan nasional
(contractionary).

 APBN sebagai alat Stabilisasi Ekonomi,

1. Pemerintah menentukan beberapa kebijaksanaan di bidang anggaran belanja dengan


tujuan mempertahankan stabilitas proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Anggaran belanja dipertahankan agar seimbang dalam arti bahwa pengeluaran total tidak
melebihi penerimaan total

2. Tabungan pemerintah diusahakan meningkat dari waktu ke waktu dengan tujuan agar
mampu menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan luar negeri sebagai sumber
pembiayaan pembangunan.

3. Basis perpajakan diusahakan diperluas secara berangsur-angsur dengan cara


mengintensifkan penaksiran pajak dan prosedur pengumpulannya.

4. Prioritas harus diberikan kepada pengeluaran-pengeluaran produktif pembangunan,


sedang pengeluaran-pengeluaran rutin dibatasi. Subsidi kepada perusahaan-perusahaan
negara dibatassi.

5. Kebijaksanaan anggaran diarahkan pada sasaran untuk mendorong pemanfaatan secara


maksimal sumber-sumber dalam negeri

 Dampak APBN terhadap Perekonomian

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya dapat mengetahui besarnya


GNP dari tahun ke tahun.
2. Menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, maksudnya dapat mengatur jumlah
uang yang beredar di masyarakat.
 3. Menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat mengembangkan industri - industri
dalam negeri.
 4. Memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat mengetahui sumber penerimaan
dan penggunaan untk belanja pegawai dan belanja barang atau jasa serta yang lainnya.
6. Memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan proyek - proyek negara dan
investasi negara, sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Struktur dan Susunan APBN

1. Pendapatan Negara dan Hibah


Pendapatan negara adalah penambahan nilai kekayaan bersih dalam sebuah negara. Beberapa
sumber pendapatan negara antara lain :
a. Penerimaan Pajak, meliputi :
 Pendapatan Pajak Dalam Negeri
 Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), meliputi :
 Penerimaan Sumber Daya Alam
 Pendapatan Laba BUMN
 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)
 Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya

2. Belanja Negara
Belanja Negara adalah pengurangan nilai kekayaan bersih dari suatu negara oleh
pemerintahan dalam periode tertentu. Beberapa belanja negara antara lain :
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang
 Belanja Modal
 Belanja Bunga dan Pinjaman
 Subsidi (Energi dan Non Energi)
 Belanja Hibah
 Belanja Bantuan Sosial
 Belanja Lain-lain

3. Keseimbangan Primer APBN


Keseimbangan Primer adlah Jumlah pendapatan Negara dikurangi belanja negara diluar
pembayaran bunga utang. Pemerintah dianggap berhasil apabila jumlah pendapatan negara lebih
besar daripada belanja negara.

4. Surplus/Defisit Anggaran APBN


Surplus Anggaran adalah keadaan dimana pendapatan negara lebih besar dari belanja
negara. Defisit Anggaran adalah keadaan dimana belanja negara lebih besar dari pendapatan
negara. Sejak Tahun 2000, Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan anggaran
berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun. Dalam tampilan
APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu: keseimbangan primer (primary balance) dan
keseimbangan umum (overall balance). Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi
belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total penerimaan 
dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.

5.Pembiayaan
Pembiayaan disini meliputi:
1. Pembiayaan dalam negeri, meliputi pembiayaan perbankan, privatisasi, surat utang
Negara, serta penyertaan modal Negara.
2. Pembiayaan luar negeri, meliputi penarikan pinjaman luar negeri, terdiri atas pinjaman
program dan pinjaman proyek.
3. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, terdiri atas jatuh tempo dan monatorium.

3. Prinsip- Prinsip dalam APBN

A. Prinsip Anggaran Defisit( Anggaran APBN)

Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada anggaran defisit ditentukan:

 Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai sumber


pembiayaan.
 Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber pembiayaan LN
(bersih)

Anggaran Defisit

PNH – BN = DA
DAP = AP – TP
PbDN = PkDN + Non-Pk DN
PbLN = PPLN – PC PULN

Keterangan:

PNH = pendapatan negara dan  hibah


BN = belanja negara
DA = defisit Anggaran
PbDN = pembiayaan DN
PkDN = Perbankan DN
Non-PkDN = Non-Perbankan DN
PbLN = pembiayaan LN
PPLN = penerimaan pinjaman LN
PCPULN = pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri
BLN = bantuan luar negeri

Anggaran Berimbang

PDN – PR = TP
DAP = AP – TP

Keterangan :
PDN = Pendapatan DN
PR = Pengeluaran Rutin
TP = Tabungan Pemerintah
DAP = Defisit Anggaran Pembangunan
AP = Anggaran Pembangunan

B. Prinsip Anggaran Dinamis


Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.

 Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP)  dari tahun ke
tahun terus meningkat.

 Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan TP (DTP) terus meningkat
atau prosentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri
terus menurun.

C. Prinsip Anggaran Fungsional

 Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/pinjaman LN hanya berfungsi untuk


membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk
membiayai anggaran belanja rutin.

 Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap” dalam
pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan bantuan/ pinjaman luar
negeri terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas
anggaran.

4. Instrumen Dan Analisis Kebijakan Fiskal

Karena disadari adanya pengaruh-pengaruh penerimaan maupun pengeluaran pemerintah


terhadap besarnya pendapatan nasional, maka timbul gagsan untuk dengan sengaja mengubah-
ubah pengeluaran dan penerimaan pemerintah guna mencapai kestabilan ekonomi. Teknik
mengubah pengeluaran dan penerimaan pem,erintah inilah yang kita kenal dengan kebijakan
fiskal (Suparmoko, 1992).Bagaimaan pemerintah melakukan kebijakan fiskal tergantung pada
kondisi (perkembangan) ekonomi dan tujuan yagningin dicapai. Ada beberapa kebijakan fiskal
yang masing-masing akan menentukan yang digunakan.

Instrumen Kebijakan Fiskal


Pembiayaan fungsional
·Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akbiat-akibat tidak langsung terhadap
pendapatan nasional.
· Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk meningkatkan penerimaan
pemerintah.
·Sedang pinjaman dipakai sebagai alat untuk menekan inflasi lewat pengurangan dana yang
ada di masyarakat.

Pengeluaran Anggaran
·Pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman dipergunakan secara terpadu untuk
mencapai kestabilan ekonomi.
·Dalam jangka panjang diusahakan adanya anggaran belanja seimbang. Namun pada masa
depresi digunakan anggaran defisit, sedang dalam masa inflasi digunakan anggaran belanja
surplus.

Analisis Kebijakan Fiskal


· Kebijakan fiskal tahun anggaran 1999/2000 diarahkan pada empat sasaran utama : (Laporan
Bank Indonesia tahun 1999)
1)      Menciptakan stimulus fiskal
Guna menciptakan stimulus fiskal dengan sasaran penerimaan manfaat yang lebih tepat,
pemerintah telah mengeluarkan peraturan-peraturan administratif dan menciptakan mekanisme
penyaluran dana secara transparan (dana JPS)

2)      Memperkuat Basis Penerimaan


Upaya memperkuat basis penerimaan ditempuh melalui perbaikan administrasi dan struktur
pajak, ekstensifikasi penerimaan pajak dan bukan pajak, seperti penjualan saham BUMn,
penjualan asset BPPN.

3)      Mendukung Program Rekapitalisasi Perbankan


Upaya untuk menunjang program rekapitalisasi dan penyehatan perbankan dilakukan dengan
memasukkan biaya restruktursiasi perbankan ke dalam APBN.

4)      Mempertahankan Prinsip Pembiayaan Defisit


· Pemerintah tetap memeprtahankan prinsip untuk tidak menggunakan pembiayaan defisit
anggaran dari bank sentral dan bank-bank di dalam negeri.
· Pemerintah tetap mengupayakan pinjaman dari luar negeri, yang diperboleh dari lembaga
keuangan internasional seperti bank Dunia, ADB, dan OECF serta sejumlah negara sahabat
secara bilateral, terutama dalam kerangka CGI.
·Dengan menempuh kebijakan fiskal seperti di atas, secara keseluruhan operasi keuangan
pemerintah sampai dengan Desember 1999 mencapai defisit sebesar Rp 3,2 triliun atau 4% dari
pada PDB.
· Dalam tahun 2002, kebijakan keuangann negara diarahkan pada upaya untuk mewujudkann
ketahanan fiskal yang berkelanjutan (fiscal sustainability). Untuk itu ada dua langkah strategis
yang tergambar dalam penyusunan APBN 2002.
1)      Mengupayakan volume dan rasio defisit anggaran terhadap PDB menurun
2)      Menurunkan Rasio posisi utang pemerintah – baik utang dalam negeri maupun utang
luar negeri terhadap PDB.
·Oleh karena itu pemerintah mempersiapkan langkah-langkah guna meningkatkan
pendapatan negara, mengendalikan belanja negara, dan mengoptimalkan pilihan pembiayaan
defisit anggaran.
1)Penurunan defisit anggaran diupayakan dengan meningkatkan penerimaan terutama dengan
mengoptimalkan penghimpunan pajak melalui perluasan basis pajak dan lebih mengefisienkan
pengeluaran.
2)Disisi pembiayaan, pemerintah berupaya mengoptimalkan hasil penjualan aset program
restrukturisasi perbankan.
3)Dari penjualan aset program restrukturisasi perbankan dan privatrisasi, pemerintah
menggunakan sebagian hasilnya untuk mengurangi posisi utang dalam negeri. (Laporan Bank
Indonesia tahun 2001)
·Dengan langkah-langkah kebijakan fiskal seperti di atas, maka realisasi APBN 2002
mencatat defisit anggaran sebesar Rp 27,67 trilin (1,66% dari PDB) menurun dibandingkan
defisit APBN 2001 sebesar Rp 40,48 triliun (2,72% dari PDB).

SURAT UTANG NEGARA (SUN)


Pada tahun 2002 pemerintah memberlakukan Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang
Surat Utang Negara (SUN). Sebelum undang-undang ini disahkan, istilah Surat Utang Negara
lebih dikenal sebagai obligasi pemerintah.

Beberapa point yang penting mengenai SUN adalah :


1)Tema pokok UU SUN adalah memberikan “standing appropriation”, yaitu jaminan
pemerintah kepada pasar untuk membayar semua kewajiban pokok dan bunga utang yang timbul
akibat penerbitan SUN.

2) Surat Utang Negara terdiri dari Surat  Perbendaharaan Negara (SPN) semacam T-Bills di
AS dan Obligasi Negara (ON)
·SPN merupakan SUN berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga
secara diskonto (mirip SBI)
·ON merupakan SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan kupon dan/ atau
pembayaran bunga secara diskonto.

3) Tujuan penerbitan SUN adalah :


(a) Membiayai defisit APBN
(b)Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian awntara arus kas
penerimaan dan pengeluaran pada rekening kas negara dalam satu tahun anggaran
(c)    Mengelola  portofolio utang negara. 
DAFTAR PUSTAKA

https://contohdanfungsi.blogspot.com/2013/03/instrumen-dan-analisa-kebijakan-fiskal.html

https://www.ilmudasar.com/2017/08/Pengertian-Struktur-Fungi-Anggaran-Pendapatan-dan-Belanja-
Negara-adalah.html
http://layarasdos.blogspot.com/2014/06/struktur-dan-susunan-apbn.html
http://darikelas.blogspot.com/
http://falah-kharisma.blogspot.com/2015/10/pengaruh-apbn-terhadap-perekonomian.html
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-kebijakan-fiskal.html
https://www.online-pajak.com/fiskal

Anda mungkin juga menyukai