Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Teori dan Ideologi Koperasi

Hubungan Kenaikan

PPN Sembako Terhadap

Koperasi

Disusun Oleh :
Adinda Nurul Izzah Salma
1905112671
Koperasi 4
Rencana Kenaikan PPN Sembako

Pemerintah berencana untuk mengenakan tarif Pajak Pertambahan Nilai


(PPN) untuk kebutuhan pokok atau sembako. Wacana tersebut tertuang
dalam Draf Revisi Kelima Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (RUU KUP).

Dalam draf RUU Perubahan Kelima atas UU No 6 Tahun 1983 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), dalam pasal 4A,
sembako alias sembilan bahan pokok dihapus dalam RUU KUP sebagai
barang yang tidak dikenakan PPN. Dengan kata lain, sembako kena PPN.
Naiknya PPN menuai banyak kritikan seperti dari Pakar Ekonomi
Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi yang mengatakan rencana
sembako kena PPN harus dikaji ulang dan dipertimbangkan melihat
dampak yang mungkin terjadi. Salah jika kenaikan PPN itu ditempuh,
maka akan terjadi one shot inflation dan efeknya ke mana-kemana. Akan
terjadi inflasi yang dampaknya ke daya beli, bisa ke penentuan tingkat
upah, penentuan berbagai tarif, dan bahkan penentuan tingkat bunga
perbankan.
kenaikan PPN 12 persen terhadap sembako dari produksi pertanian juga
akan menyebabkan petani kecil kehilangan kesejahteraan dan akhirnya
makin miskin di tengah pandemi.
Artinya kenaikan inflasi terjadi akibat kenaikan tarif PPN yang tidak
diiringi oleh peningkatan permintaan. Kenaikan inflasi ini juga akan
cenderung membatasi daya beli masyarakat sehingga konsumsi rumah
tangga juga melambat. Hal tersebut pada akhirnya berpotensi membatasi
laju pertumbuhan ekonomi tahun 2022 mendatang.
Lalu apa Hubungan Naiknya PPN
sembako terhadap Koperasi?

Kewajiban Koperasi untuk memungut PPh Pasal 22 muncul sebagai akibat


dari terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-08/PMK.03/2008
tentang Penunjukan Pemungut PPh Pasal 22, Sifat, Besaran Pungutan, dan
Tata Cara Pelaporan dan Penyetoran. Dalam hal ini Koperasi berkewajiban
menjadi pemungut apabila melakukan pembelian bahan atau produk dari
hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, atau perikanan melalui pedagang
pengumpul untuk keperluan industri atau ekspor.
Jadi, kenaikan PPN terhadap sembako dari produksi pertanian juga akan
menyebabkan petani kecil kehilangan kesejahteraan dan akhirnya makin
miskin di tengah pandemi.
Artinya kenaikan inflasi terjadi akibat kenaikan tarif PPN yang tidak
diiringi oleh peningkatan permintaan. Kenaikan inflasi ini juga akan
cenderung membatasi daya beli masyarakat sehingga konsumsi rumah
tangga juga melambat. Hal tersebut pada akhirnya berpotensi membatasi
laju pertumbuhan ekonomi tahun 2022 mendatang. Sehingga akan
memperlambat jalannya koperasi karena mahalnya sembako yang harus
dibeli atau dibayarkan. Selain itu akan membuat semakin banyak nya
anggota yang meminjam ke koperasi untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang semakin mahal dilain hal iuran Koperasi juga akan meningkat
sehingga para anggota akan merasa terbebani.
-Terimakasih-

Anda mungkin juga menyukai