Anda di halaman 1dari 95

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

D D.1. 1 D.2. 1 2 D.3. 1 2 3 4 5 6 7 8 D.4. 1 2 3 4 5 E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 F F.1. 1 2 3


Pekerjaan Arsitektural Pekerjaan Pasangan dan Plesteran Plesteran dan Acian Pekerjaan Pintu dan
jendela dan Partisi Pekerjaan Pintu dan Jendela Pekerjaan Partisi Pekerjaan Finishing Lantai dan
Dinding Pekerjaan lantai Marmer Pekerjaan lantai dan dinding Keramik Pekerjaan Dinding lapis
Granit Pekerjaan Dinding ACP Pekerjaan dinding Lapis Timbel (Luar dalam) Pengecatan dinding
Interior dinding Pekerjaan dinding Cat epoxy Pekerjaan Waterproffing Atap Pekerjaan Plafond/Celling
Plafond Akustik t = 15 mm + Rangka Menti Crossti Plafon Fin ACP + Rangka Galvalum Lis gipsum
arsitektural Pengecatan interior plafond Pekerjaan Plafond Cat epoxy Pekerjaan Pelengkap Railing
Tangga Penyekat Urinoir Canopy Teras IGD Canopy Teras Samping Pedestrian Ramp IGD Tangga
Samping Ramp loading, unloading Pekerjaan Gedung Mortuary Pekerjaan Rumah Genset dan
pompa Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA Logo Dan Plank Nama Pekerjaan Mecanical dan
Electrical Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan
Pekerjaan Instalasi Lift Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan 12.014,59 19.370,93 411,00 350,00
9.417,60 6.339,00 510,93 1.688,00 720,00 4.520,46 888,00 1 8.006,25 462,75 2.625,00 11.187,00
560,00 1,00 42,00 56,98 200,00 323,31 32,75 14,42 12,57 1,00 1,00 1,00 1,00 m m 2 2 Bh m m m m
m m m m 2 3 2 2 2 2 2 2 Unit m m m m m 2 2 2 2 2 Unit Unit m m m m m m 2 2 2 2 2 2 Unit Unit Unit
Unit 1,00 8,00 1,00 Unit Unit Unit PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 8 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
4 5 6 7 8 9 F.2. 1 2 3 4 5 6 7 G 1 2 3 Pekerjaan Instalasi Fire alarm Pekerjaan Instalasi Tata Suara
Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data System Pekerjaan Instalasi penangkal Petir Pekerjan
Instalasi air Limbah Pekerjaan Instalasi air Bersih Pekerjaan Mecanical dan Electrical Landscape
Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Kompleks Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan
Pekerjaan Instalasi air Bersih taman Pekerjaan Ground reservoar air bersih Pekerjaan Tandon Air
Pekerjaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL) Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat
(Incenerator) Pekerjaan Landscape Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir Pekerjaan Tata Taman
Pekerjaan Saluran drainase permukaan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
1,00 Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit 1,00 1,00 1,00 Unit Unit Unit 2.2.2
Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang direncanakan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti: 1. Fasilitas Pokok, terdiri dari : a.
Instalasi Rawat Darurat b. Instalasi Rawat Jalan c. Instalasi Rawat Inap d. Instalasi Bersalin e.
Instalasi Radiologi f. Instalasi Laboratorium g. Instalasi Intensif Care Unit h. Instalasi Bedah Sentral i.
Instalasi Pemulasaran Jenasah j. Instalasi Rehab Medic PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 9 Pembangunan Rumah Sakit
Siloam Kota Kupang
2. Fasilitas Pendukung, terdiri dari : a. Instalasi Farmasi b. Instalasi Gizi c. Instalasi Sterilisasi d.
Instalasi Hemodialisis 3. Fasilitas Penunjang, terdiri dari : a. Instalasi Pemeliharaan Sarana (mesin-
mesin, peralatan, dan lain-lain) b. Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan Sampah c. Instalasi
Air Bersih dan Air Limbah d. Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dan lain-lain. e. Instalasi
Pemadam Kebakaran f. Security Service g. Lift service h. Tangga Darurat i. Ramp Pasien 4. Fasilitas
Umum, terdiri dari : a. Sarana Perparkiran b. Cafetaria c. Pelayanan ATM d. Taman Selain itu rumah
sakit ini dilengkapi dengan layanan umum, antara lain layanan Mobil Ambulance, layanan Medical
Chek Up, layanan Visum and Repertum, layanan KB Rumah Sakit dan layanan MOW (Medical
Operatif Wanita). Dalam usaha mendukung kegiatan utama, yaitu pelayanan jasa kesehatan dan
penyediaan jasa yang berhubungan dengan kesehatan pasien, maka Rumah Sakit PT. SIARPLAN
UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 10
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Siloam Kota Kupang memiliki kapasitas 233 tempat tidur serta berbagai fasilitas pendukung seperti
terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Sarana dan Prasarana Pendukung Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
No. 1 Fasilitas Rumah Sakit Siloam IGD, Ruang Bersalin, Ruang Operasi, Ruang Sterilisasi,
Hemodialisis, Klinik Rawat Jalan, Medical Record, ICU, Rehab Medic, Laboratorium, Farmasi /
Apotek, Ruang Dokter, Pusat ATM, Gudang, Dapur Umum, Ruang Pemulasaran Jenasah, IPAL,
Incenerator, Rumah Pompa, Rumah Genset, Pos Satpam, Parkiran Kendaraan. Kantor, Cafetaria,
Klinik, Ruang Sterilisasi, ICU, Radiologi, Ruang Dokter, Ruang Perawat, Ruang Rawat Inap, Ruang
Cuci dan strika. Gudang, Pantry, Ruang Perawat, Ruang Dokter, Ruang Isolasi, Ruang Rawat Inap.
Ruang Mesin Lift, Ruang ME, Ruang Kompresor AC, Ruang Tandon Air. Keterangan Lantai Satu 2
Lantai Dua Lantai Tiga Atap 3 4 Tabel 3. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas utama Jenis
Pelayanan Instalasi Rawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap (jumlah tempat tidur)
Instalasi Bersalin Instalasi Radiologi (USG, MRI, Rontgen, Foto, CT Scan) Instalasi Laboratorium
Instalasi Intensif Care Unit Instalasi Bedah Sentral Instalasi Pemulasaran Jenasah Instalasi Rehab
Medic Jumlah Ruang 1 15 233 1 1 1 1 1 1 1 Kapasitas (orang) 20 30 233 15 10 10 12 1 5 20 PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 11 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Tabel 4. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas pendukung Jenis Pelayanan Instalasi Farmasi
Instalasi Gizi Instalasi Sterilisasi Instalasi Hemodialisis Aula kecil/Meeting Room Restaurant/Cafeteria
Jumlah Ruang 1 1 1 1 1 1 Kapasitas (orang) 5 10 10 5 30 50 Tabel 5. Deskripsi layanan dan
kapasitas fasilitas penunjang Jenis Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana : a. Genset b. Pompa
Air c. Bak Penampung Air Bersih d. Tandon Air Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan
Sampah : a. IPAL b. Incenerator Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dll : a. Listrik b. Telepon
/ Fax c. AC d. Internet Instalasi Pemadam Kebakaran Security Service Lift service : a. Lift Pasien b.
Lift Umum c. Lift Barang Tangga Darurat Ramp Pasien Jumlah Ruang / Unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
4 3 1 2 1 Kapasitas 1400 KVA 1 liter / detik 125 m3 46 m3 100 m3 / hari 80 kg / jam 1500 KVA 5 line
2.152.000 BTU /Jam wifi 532 sprinkle Hydrant umum 20 orang 1 bed 10 person 400 kg - PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 12 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
2.3 Garis Besar Usaha yang Menimbulkan Dampak Secara garis besar komponen pembangunan
rumah sakit siloam yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan dapat dibagi menjadi 4
(empat) tahapan kegiatan, yaitu : tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap
pasca operasi. a. Tahap Pra Konstruksi Pada tahap pra konstruksi kegiatan yang dilakukan yaitu
survey, pengukuran lokasi, sosialisasi kepada masyarakat Kota Kupang khususnya masyarakat di
Kelurahan Fatululi. Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak berupa keresahan pada
masyarakat. b. Tahap Konstruksi 1) Perekrutan tenaga kerja Kebutuhan tenaga kerja menurut jenis
dan posisi untuk proyek ini disajikan pada tabel 6. Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Posisi Manajer proyek Site Manajer Keuangan Tenaga Administrasi logistik
Sopir Pelaksana Mandor Kepala Tukang Tukang Tenaga Buruh Security Jumlah Total Jumlah
(Orang) 1 1 2 2 10 5 20 5 10 30 100 10 196 Spesifikasi S-1 S-1 S-1 D-3 SMA/STM SMA/STM
SMA/STM SMA/STM SMA/STM SMA/STM SD, SMP, STM SMA orang Kegiatan penerimaan tenaga
kerja untuk konstruksi berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa keresahan masyarakat, jika
perekrutan tenaga kerja tidak memprioritaskan tenaga kerja lokal. PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 13
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
2) Base camp Pembagunan base camp berfungsi sebagai kantor pelaksana, P3K, penginapan
pekerja, bengkel perawatan dan perbaikan alat berat serta gudang penyimpanan material, disamping
itu dilengkapi dengan sarana MCK. Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah
penumpukan material konstruksi, kebisingan, lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para
pekerja yang bisa menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Selain itu kegiatan ini juga
memberikan dampak positif berupa kesempatan usaha. 3) Penyiapan Lahan Kegiatan penyiapan
lahan meliputi kegiatan pembersihan dan pengupasan lahan, pagar keliling lokasi pembangunan.
Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak berupa debu, kebisingan, hilangnya sejumlah vegetasi dan
fauna lokal, dan gangguan terhadap lalu lintas. 4) Pekerjaan Konstruksi Uraian pekerjaan konstruksi
disajikan secara lengkap dalam tabel 7. Tabel 7. Uraian pekerjaan konstruksi No A 1 2 3 4 5 6 7 B 1 2
3 4 Uraian Rencana Kegiatan Pekerjaan Persiapan Mobilisasi de Mobilisasi Pembersihan Lapangan
Uitzet & Bouwplank Pagar Pengaman Keliling Direksi keet Air & Listrik Kerja Papan nama Proyek
(120 x240) cm Pekerjaan Tanah Galian pematangan lahan Galian tanah pondasi struktur Urugan dan
pemadatan tanah peninggian elevasi gedung Urugan pasir 37,25 1.502,79 18.372,53 609,29 m m m
m 3 3 3 3 Volume Satuan Kegiatan 1,00 9.750,00 540,00 300,00 60,00 1,00 1,00 Unit m m m 2 2 m 2
Unit Unit PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 14 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
C C.1 1 2 3 4 C.2 1 2 3 4 5 6 D D.1 1 D.2 1 2 D.3. 1 2 3 4 5 6 7 8 D.4. 1 2 3 4 5 E 1 2 3 Pekerjaan
Struktur Pekerjaan Beton Sub Struktur Lantai kerja Pondasi Pondasi Footplat Pondasi bored pile Pile
cup Pekerjaan Beton Upper struktur Beton Bertulang Ground Floor Beton Bertulang 2nd Floor Beton
Bertulang 3rd Floor Beton Bertulang Roof Floor Beton Bertulang Tangga Beton Bertulang Tangga
Darurat Pekerjaan Arsitektural Pekerjaan Pasangan dan Plesteran Plesteran dan Acian Pekerjaan
Pintu dan jendela dan Partisi Pekerjaan Pintu dan jendela Pekerjaan Partisi Pekerjaan Finishing
Lantai Dan Dinding Pekerjaan lantai Marmer Pekerjaan lantai dan dinding Keramik Pekerjaan Dinding
lapis Granit Pekerjaan Dinding ACP Pekerjaan dinding Lapis Timbel (Luar dalam) Pengecatan
dinding Interior dinding Pekerjaan dinding Cat epoxy Pekerjaan Waterproffing Atap Pekerjaan
Plafond/Celling Plafond Akustik t = 15 mm + Rangka Menti Crossti Plafon Fin ACP + Rangka
Galvalum Lis gipsum arsitektural Pengecatan interior plafond Pekerjaan Plafond Cat epoxy Pekerjaan
Pelengkap Railing Tangga Penyekat Urinoir Canopy Teras IGD 1,00 42,00 56,98 Unit Unit m 2
239,20 422,76 273,00 256,77 420,42 883,88 874,11 839,59 1,00 2,00 12.014,59 19.370,93 411,00
350,00 9.417,60 6.339,00 510,93 1.688,00 720,00 4.520,46 888,00 1 m m m m m m m m 3 3 3 3 3 3
3 3 Unit Unit m m 2 2 Bh m m m m m m m m 2 3 2 2 2 2 2 2 Unit 2 2 2 2 2 8.006,25 462,75 2.625,00
11.187,00 560,00 m m m m m PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan
dan Upaya Pemantauan Lingkungan 15 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
4 5 6 7 8 9 10 11 12 F F.1. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F.2. 1 2 3 4 5 6 7 G 1 2 3 Canopy Teras Samping
Pedestrian Ramp IGD Tangga Samping Ramp loading, unloading Pekerjaan Gedung Mortuary
Pekerjaan Rumah Genset dan pompa Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA Logo Dan Plank
Nama Pekerjaan Mecanical dan Electrical Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung Pekerjaan
Instalasi Listrik dan penerangan Pekerjaan Instalasi Lift Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan
Pekerjaan Instalasi Fire alarm Pekerjaan Instalasi Tata Suara Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet
data System Pekerjaan Instalasi penangkal Petir Pekerjan Instalasi air Limbah Pekerjaan Instalasi air
Bersih Pekerjaan Mekanikal dan Electrical Landscape Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan
Kompleks Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan Pekerjaan Instalasi air Bersih taman Pekerjaan
Ground reservoar air bersih Pekerjaan Tandon Air Pekerjaan instalasi pengolahan limbah cair (IPAL)
Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat (Incenerator) Pekerjaan Landscape Pekerjaan Jalan
masuk dan area parkir Pekerjaan Tata Taman Pekerjaan Saluran drainase permukaan 200,00 323,31
32,75 14,42 12,57 1,00 1,00 1,00 1,00 m m m m m 2 2 2 2 2 Unit Unit Unit Unit 1,00 8,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit 1,00 1,00 1,00 Unit Unit Unit Kegiatan tersebut di atas akan
menimbulkan dampak berupa kebisingan, debu, peningkatan emisi gas buangan, sedimentasi,
peningkatan aliran permukaan. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 16 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah penumpukan material konstruksi, kebisingan,
lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para pekerja yang bisa menimbulkan konflik sosial
dengan masyarakat setempat. Selain itu kegiatan ini juga memberikan dampak positif berupa
lapangan kerja dan kesempatan berusaha. 5) Tahap Operasi Rumah Sakit a. Perekrutan tenaga kerja
operasi Tenaga kerja yang mendukung kegiatan operasional rumah sakit diperkirakan 200 karyawan
baik medis maupun non medis, dengan rincian sebagai berikut : 1) Direktur Utama 2) Wakil Direktur
Bidang Keuangan dan Administrasi 3) Wakil Direktur Bidang Pelayanan Kesehatan 4) Wakil Direktur
Bidang Rawat Inap 5) Dokter Ahli/Spesialis 6) Dokter Umum 7) Front Office 8) Perawat 9) Bidan 10)
Tenaga Adminitrasi Rumah Sakit 11) Pantry dan Restaurant 12) Laundry + Engineering 13) Satpam :
1 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 9 orang : 11 orang : 20 orang : 46 orang : 15 orang : 50 orang :
10 orang : 15 orang : 20 orang Kegiatan perekrutan ini dapat menimbulkan dampak positif maupun
negatif terhadap masyarakat lokal. Dampak positif berupa terbukanya kesempatan kerja baru.
Dampak negatif yang mungkin terjadi bahwa kesempatan kerja yang ditawarkan dengan spesifikasi
tertentu beresiko PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 17 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
terhadap tenaga kerja lokal yang tidak tersedia sesuai kebutuhan berupa keresahan, kecemburuan
dan bisa menimbulkan konflik sosial. b. Pengoperasian rumah sakit, meliputi : 1) Instalasi Rawat
Jalan Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan
pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masingmasing yang disediakan untuk pasien yang
membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.
Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non
medis. 2) Instalasi Gawat Darurat. Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat
dan terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Kegiatan ini menimbulkan
dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis, juga peningkatan
kebisingan. 3) Instalasi Rawat Inap. Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat
lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit). Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan
sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 4) Instalasi Perawatan Intensif (Intensive
Care Unit = ICU). Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi
berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan pemantauan secara intensif dan tindakan
segera. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah
non medis. 5) Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Fasilitas menyelenggarakan kegiatan
persalinan, perinatal, nifas dan gangguan kesehatan reproduksi. Kegiatan ini menimbulkan dampak
peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 6) Instalasi Bedah. PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 18 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan/operasi secara elektif maupun akurat, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi
khusus lainnya. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta
sampah non medis. 7) Instalasi Farmasi. Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan,
penyediaan obat paten serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat. Kegiatan ini
menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 8)
Instalasi Radiodiagnostik dan Radioterapi. Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien
dengan menggunakan energi radioaktif seperti sinar gamma, berkas elektron, foton, proton dan
neutron dalam proses diagnosis dan pengobatan penyakit. Kegiatan ini menimbulkan dampak berupa
peningkatan sampah medis, non medis dan limbah radioaktif. Karena alasan adanya radiasi bahan
radioaktif, maka desain ruangan untuk instalasi tersebut dirancang secara khusus sesuai dengan
standar yang berlaku sebagaimana yang ada dalam gambar rencana. 9) Unit Hemodialisa Fasilitas ini
digunakan sebagai tempat pasien melakukan cuci darah. Kegiatan ini menimbulkan dampak
peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 10) Instalasi Sterilisasi Pusat
(CSSD/ Central Supply Sterilization Departement) Instalasi Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply
Department = CSSD). Fasilitas untuk mensterilkan instrumen, linen, bahan perbekalan. Kegiatan ini
menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 19 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
11) Instalasi Laboratorium. Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan
ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya). Kegiatan ini berdampak pada peningkatan
sampah medis maupun non medis, gas buangan dan kebauan. 12) Instalasi Rehabilitasi Medik.
Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh dan mental pasien setinggi
mungkin sesudah kehilangan / berkurangnya fungsi tersebut. Kegiatan ini menimbulkan dampak
peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 13) Bagian Administrasi dan
Manajemen Suatu unit dalam rumah sakit yang merupakan tempat melaksanakan kegiatan
administrasi pengelolaan/manajemen rumah sakit serta tempat melaksanakan kegiatan merekam dan
menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang
diterapkan secara terpusat/sentral. Kegiatan ini berdampak pada peningkatan sampah non medis.
14) Instalasi Pemulasaran Jenazah dan Forensik. Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara
jenazah sebelum diambil oleh keluarganya, memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan
forensik. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah
non medis. 15) Instalasi Gizi/Dapur. Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman
meliputi kegiatan pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan-
minuman. Kegiatan ini berdampak pada peningkatan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 20 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
sampah medis maupun non medis, gas buangan dan kebauan, limbah padat dan cair. 16) Instalasi
Cuci (Laundry). Fasilitas untuk melakukan pencucian linen rumah sakit. Kegiatan ini menimbulkan
dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 17) Bengkel Mekanikal
dan Elektrikal (Workshop) Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap
komponen-komponen sarana, prasarana dan peralatan medik. Kegiatan ini menimbulkan dampak
peningkatan sampah non medis padat dan cair serta kebisingan. 18) Instalasi Air Bersih Angka
kebutuhan air bersih Rumah Sakit Siloam diprediksi berdasarkan standar kebutuhan air bersih
masyarakat perkotaan sesuai ketentuan DirJen Cipta Karya (200 ltr/org/hr untuk pasien rumah sakit),
karyawan dan pengunjung 30 ltr/org/hr, dan rata-rata tingkat hunian rumah sakit dalam wilayah Kota
Kupang tahun 2012. Perhitungan kebutuhan air bersih untuk Rumah Sakit Siloam dapat dilihat pada
tabel 8. Tabel 8. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih untuk Rumah Sakit No. 1. 2. 3. 4. Jenis Layanan
Pasien Rawat Inap Tenaga Kerja Rumah Sakit Non Rawat Inap (lain-lain) Pengunjung (Non Pasien)
Orang 233 200 90 466 Fasilitas / Peralatan Pemakaian Air (ltr/hr) Jumlah Kebubutuhan Air (ltr/hr)
46.600,00 6.000,00 2.700,00 13.980,00 68.680,00 13.736,00 3.434,00 6.868,00 92.718,00 200 30 30
30 Jumlah Kebutuhan air untuk perawatan gedung = 20% Cadangan air untuk pemadam kebakaran =
5% Cadangan Persediaan Air Bersih = 10% Total Kebutuhan Air Bersih PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 21
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Dari tabel diatas diperoleh total kebutuhan air bersih untuk aktivitas harian Rumah Sakit Siloam
sebesar 92.718,00 liter/hari atau 92,72 m3/hari atau 3, 863 m3/jam. Sesuai dengan kebutuhan akan
air bersih di atas, akan dibangun reservoar bawah yang mampu menampung air sebesar 125 m3 dan
reservoar atas dengan daya tampung sebesar 20 m3. Dampak yang mungkin ditimbulkan dari
pemanfaatan air bersih berupa limbah cair. 19) Instalasi Pengelolaan Air Limbah Dari jumlah
pemanfaatan air bersih di atas diperkirakan 80% dari 92.72 m3/hr, maka akan terbuang sebagai air
limbah, sehingga debit (Q) air limbah atau limbah cair yang dihasilkan dalam satu hari = 74,176,00
m3/hr atau 74,2 m3/hr atau 3,1 m3/jam. Untuk mengelola air limbah cair tersebut diperlukan unit
pengelolaan limbah cair dengan kapasitas sebesar 100 m3/hr, dengan teknologi sistem biofilter aerob
dan anaerob, seperti dalam gambar rencana. Kegiatan ini menimbulkan dampak negatif berupa
limbah padat. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
penyiraman taman dan kolam, juga dapat dipakai sebagai cadangan untuk pemadam kebakaran. 20)
Instalasi Pengelolaan Limbah Padat Menurut SNI 3242 tahun 2008 tentang limbah padat/sampah
untuk pemukiman kota menunjukan bahwa rata-rata limbah padat per hari sebesar 5 ltr/org/hr atau
sebesar 2,5 kg /hari. Berdasarkan standar tersebut, untuk limbah padat rumah sakit diperkirakan 3
ltr/org/hr untuk sampah medis dan 2,5 ltr/org/hr untuk limbah non medis. Dengan demikian jumlah
sampah medis yang dihasilkan sebesar =356 x 3 ltr/org/hr = 1.095 ltr/hr atau = 1,095 m3/hr
(dihasilkan oleh fasilitas pelayanan medis). Sedangkan untuk sampah non medis sebesar 343 x 2,5
ltr/org/hr = 857,5 ltr/hr atau = 0,8575 m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan non medis). PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 22 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Untuk mengelola limbah padat medis tersebut di atas telah disiapkan 1 unit incenerator medis tipe
Maxpell dengan kapasitas 80 kg sampah / jam. Sedangkan limbah padat non medis pengelolaannya
bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Kupang. Dampak dari kegiatan pengelolaan limbah
padat medis maupun non medis berupa kebauan, polusi udara, gas buangan dari hasil pembakaran.
21) Tahap Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pemeliharaan yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperpanjang usia layanan, meliputi pemeliharaan unit medis, non medis, sanitasi dan
fasilitas penunjang. Kegiatan ini menimbulkan dampak polusi udara, kebisingan, kebauan, limbah cair
dan limbah padat. 22) Power Suply Agar dapat beroperasi secara maksimal, Rumah Sakit Siloam
membutuhkan suplay arus listrik dari PT PLN sebesar 1400 KVA. Untuk menjaga kesinambungan
operasi rumah sakit saat terjadi pemadaman bergilir yang dilakukan PT PLN Persero Cabang Kupang
maka disediakan 1 unit Genset Silent Type (sound proof) dengan daya terpasang 1400 KVA. Dampak
yang timbul dari instalasi dan operasinya berupa kebisingan, polusi, ceceran oli, dan lain-lain. 23)
Pemadam Kebakaran Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, maka disediakan sarana
pemadam kebakaran berupa tabung gas untuk ruangan, 2 (dua) unit hydrant di luar ruangan serta
dilengkapi dengan sistem deteksi kebakaran dalam gedung. Dampak yang timbul dari kegiatan ini
adanya kebutuhan tambahan tenaga kerja dengan keahlian khusus dan terhindar bahaya kebakaran
pada gedung rumah sakit. 6) Tahap Pasca Operasi Potensi dampak lingkungan terkait pengalihan
fungsi lahan dan pemutusan hubungan kerja. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 23 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
BAB III KONDISI UMUM RONA LINGKUNGAN AWAL 3.1 Aspek Fisik 3.1.1 Letak, Luas dan Batas
Wilayah Lokasi Usaha Rumah Sakit Siloam berlokasi di Kelurahan Fatululi RT: 17 RW: 05
Kecamatan Oebobo Kota Kupang dengan batas-batas lokasi usaha dengan koordinat sebagai berikut
: Tabel 9. Batas-Batas Lokasi Usaha Rumah Sakit Siloam Kota Kupang Titik I II III IV Koordinat ( 0 ) X
100 09 36,94 S 100 09 36,16 S 100 09 32,32 S 100 09 33,21 S Y 1230 36 40,98 E 1230 36
42,83 E 1230 36 41,05 E 1230 36 39,27 E Keterangan Selatan Lokasi Selatan Lokasi Utara
Lokasi Utara Lokasi Secara geografis Kota Kupang memiliki luas wilayah sebesar 180,27 Km2 atau
18.027 Ha. Batas wilayah Kota Kupang diapit oleh wilayah Kabupaten Kupang dan Laut Teluk
Kupang yaitu pada Sebelah Utara, berbatasan dengan teluk Kupang, Sebelah Selatan, berbatasan
dengan Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Sebelah Timur, berbatasan dengan
kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan
Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Batas wilayah administrasi Kota Kupang dapat dilihat pada
gambar 1. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 24 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 25 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Kupang 3.1.2 Topografi Kondisi Kota Kupang secara
geografis dapat dijelaskan, terletak pada dataran pantai pulau Timor dengan topografi bergelombang
dari arah timur ke barat dengan memiliki kemiringan 10 % dan memiliki ketinggian tertinggi berkisar
antara 150-300 m dan daerah terendah berkisar antara 0-50 m dari permukaan laut. PT. SIARPLAN
UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 26
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Gambar 2. Peta Topografi Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang 3.1.3
Struktur Geologi Kota Kupang Hampir seluruh Kota Kupang berada di atas bentang alam kars yang
berpuncak hampir datar, punggungan batu gamping mirip morfologi plato, yang memanjang dengan
arah utara-selatan. Di antara punggungan tersebut dibatasi oleh lembah sungai yang landai-agak
terjal. Di sebelah barat Kota Kupang, seperti daerah antara Tenau dan Bolok, punggungan tersebut
mempunyai perbedaan ketinggian (elevasi) yang cukup besar dengan dataran pantai di sebelah
utaranya, dan di samping itu dibatasi oleh tebing yang agak terjal hingga terjal. Sementara itu
Praptisih (1996), mengemukakan bahwa batu gamping terumbu koral di daerah Kota Kupang
membentuk morfologi perbukitan memanjang (hampir utara-selatan), seperti di daerah Tenau
mempunyai ketinggian wilayah kira-kira 75 m dpl. Pada bagian lereng dan lembah punggungan batu
gamping di daerah ManulaiBatuplat dan Kolhua, terdapat singkapan napal dan batu lempung (batuan
yang berumur lebih tua), diperkirakan karena daerah tersebut dilalui oleh sesar mendatar berarah
utaraselatan. Perbukitan di dekat pelabuhan Tenau, morfologinya merupakan satu seri teras yang
terdiri dari tujuh teras dan satu teras modern yang mempunyai umur Plistosen Akhir (Praptisih, 1996).
Teras-teras tersebut lebarnya antara 30-100 m dengan tinggi teras antara 2,8 - 72,5 m. Proses
pembentukan teras adalah indikasi dari pengangkatan maupun pengaruh sesar (baratlaut-tenggara)
yang ada di daerah Tenau yang erat kaitannya dengan dinamika tektonik. PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 27
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Pedataran aluvium (pantai dan sungai), dari sebelah utara Kota Kupang meluas ke arah timur hingga
aliran sungai Matahitu dan Tilong, diperkirakan merupakan daerah depresi akibat dari pengaruh sesar
mendatar (dextral), yang arahnya hampir barat-timur. Berdasarkan pengamatan terhadap sebaran
jalur sesar, berturut-turut dari barat ke timur, arahnya timurlaut-baratdaya, baratlaut- tenggara, hampir
utara-selatan, dan di bagian timur terdapat sesar yang arahnya baratlaut-tenggara. Jalur-jalur sesar
tersebut hampir melingkar dan menggambarkan bentuk konsentrik, yang mengindikasi suatu bentuk
cekungan, mencakup daerah Bakunase, Naikolan dan Sikumana (Kecamatan Oebobo dan Maulafa).
Di daerah tersebut dijumpai endapan lempung hitam, ciri khas endapan danau, sehingga merupakan
cekungan dari dolina/kompleks dolina atau telaga. Di bagian barat daerah cekungan, dari Kota
Kupang ke arah selatan melalui Manulai, terdapat jalur sesar mendatar (sinistral) yang berarah
hampir utara-selatan. Jalur sesar tersebut membentuk pematang bukit dan diperkirakan merupakan
batas dari cekungan tersebut menyebabkan tersingkapnya napal dan batu lempung ke permukaan.
Akibatnya lebuh jauh adalah daerah tersebut mudah terjadi erosi dan gerakan tanah yang intensif.
Dari kenampakan di lapangan, semakin ke arah timur, wilayah Kecamatan Kelapa Lima, batu
gamping telah mengalami pelapukan cukup lanjut, sehingga tertutup oleh tanah pelapukan (terarosa)
yang tebal, dan di banyak tempat pada lembah terdapat bahan rombakan maupun sisa erosi. 3.1.4
Kondisi Geoteknik Lokasi Rencana Pembangunan Penyebaran batuan di daerah telitian (coverage
area rencana Rumah Sakit Siloam) merupakan endapan batuan sediment berapa berupa batu
gamping dengan sisipan napal, breksi dan lanau, tufa yang berselingan dengan batugamping pasiran.
Tufa berselingan dengan batu gamping berwarna putih , berbutir halus, keras, menyudut sampai
menyudut tanggungm serta Napal berwarna kecoklatan, berbutir halus, padat. 3.1.5. Kondisi
Geoteknik dan Mekanika Tanah. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 28 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
Untuk mengetahui kondisi geoteknik lapisan tanah (sub soil) di lokasi rencana dilakukan dengan
pengeboran inti (core drill), pengujian penetrasistatis pada beberapa titik di lokasi rencana. Disamping
itu dilakukan juga pengambilan beberapa contoh tanah untuk diuji di laboratorium Tanah Politeknik
Undana Kupang. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, diketahui lapisan tanah di lokasi rencana
Pembangunan Rumah Sakit Siloam dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian lapisan yang secara fisik
nampak adanya perbedaan. Lapisan pertama terdiri dari top soil, dengan campuran lanau
kelempungan abuabu pekat mengandung fargmengamping coral, serta bahan sisa pelapukan
tumbuhtumbuhan (organic soft soil). Konsistensi dari adanya unsur organic soft soil, dan sejumlah
mineral lempung dalam tanah permukaan di lokasi tidak akan berpengaruh terhadap karakteristik
teknis tanah terhadap perubahan cuaca, ketebalan lapisan ini bervariasi antara 0.0 m sampai 0,80 m.
Lapisan kedua terdiri dari batu gamping berwarna putih kompak dengan ketebalan bervariasi antara
10.00 20.00 m. Pada umumnya lapisan ini terbentuk pada jaman plitosenakhir sehingga
terkonsolidasi sangat baik. 3.1.6. Hasil Penyelidikan Tanah a. Bor Log. Penampang stratigrafi hasil
penyelidikan tanah dengan menggunakan core drill di sejumlah titik dalam kawasan rencana
diketahui relativ seragam sampai pada kedalaman 10.00 m, dengan nilai N-SPT berkisar antara 50
58. lampiran hasil Soil investigation Report. b. Hasil Penyelidikan Laboratorium Dari hasil
penyelidikan laboratorium terhadap sejumlah sampel yang di ambil dari lokasi rencana diketahui
secara teknis kondisi tanah/batuan di lokasi rencana sangat kompak dan mampu mendukung
mendukung beban konstruksi multi storeys, hal ini terlihat dari nilai daya dukung tanah yang di
peroleh, yakni berkisar antara 17.00 seperti pada PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 29 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
kg/cm2 sampai 25.00 kg/cm2. Report. seperti pada lampiran hasil Soil investigation 3.1.7.
Kegempaan di Kota Kupang Keberadaan struktur geologi Kota Kupang tidak dapat dipisahkan
dengan proses tektonik yang sedang berlangsung. Indikasinya adalah batuan yang terlipat, sesar
mendatar, sesar normal, dan sesar naik, (Rosidi, dan Tjokrosapoetro, 1979). Diduga keberadaan
punggungan yang berpuncak hampir datar tersebut merupakan sumbu lipatan maupun jalur sesar.
Jalur sesar tersebut memanjang dari wilayah sebelah timur (di luar Kota Kupang) hingga Tanjung
Oesapa dan daerah pantai Kota Kupang. Wilayah ini akan semakin tidak stabil, terlebih lagi apabila
sesar mendatar (dextral) tersebut merupakan sesar aktif yang memungkinkan terakumulasinya pusat
gempa. Seperti halnya kejadian gempa bumi tahun 1976 dan 1978, teridentifikasi adanya retakan di
permukaan akibat dari pengangkatan dan penurunan tegak di wilayah tersebut (Rosidi, dan
Tjokrosapoetro, 1979). Maka pertimbangan konstruksi tahan gempa untuk pekerjaan ini sangat
berkaitan dengan aktivitas gempa bumi yang harus dipertimbangkan secara serius. PT. SIARPLAN
UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 30
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Gambar 3. Posisi titik-titik penyelidikan tanah di lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 31 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Gambar 4. Grafik Stratigrafi hasil Core drill (deep boring) Geoteknik di Lokasi Rumah Sakit Siloam
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 32 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Tabel 10. Summary test result soil properties Tanah dari lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
(Lab Politeknik Undana, 2012) PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 33 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 34 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Gambar 5. Struktur Geologi Lingkungan Kota Kupang dalam satuan batuan 3.1.8. Sistem Keamanan
Kebakaran Pada Gedung Rumah Sakit Siloam Kupang. Sistem keamanan kebakaran pada gedung
adalah suatu cara yang digunakan untuk dapat mencegah dan menanggulangi masalah kritis bila
terjadi kebakaran pada gedung Rumah Sakit Siloam Kota Kupang. Jenis-Jenis sistem keamanan
gedung yang digunakan untuk menanggulangi terjadinya kebakaran pada bangunan gedung Rumah
Sakit Siloam sebagai berikut : 1. Unit Tabung Pemadam Kebakaran Unit tabung pemadam kebakaran
adalah unit pemadam kebakaran yang terbuat dari tabung kecil yang terisi dengan gas dan
digunakan untuk kebakarankebakaran kecil yang dibuat dari bahan-bahan kimia. Tabung pemadam
kebakaran di letakkan pada tempat yang mudah terlihat dan mudah dicapai. 2. Fire Hydrant (hidran
pemadam kebakaran) Fire hydrant adalah alat pemadam kebakaran, dimana pada hydrant terdapat
selang hydrant yang panjangnya 30 meter dengan tekanan air sejauh 5 meter. Hydrant dikategorikan
dalam 3 (tiga) jenis, yaitu hydrant gedung, hydrant halaman dan hydrant kota. Berdasarkan nama
hydrant, maka hydrant gedung adalah hydrant yang perletakannya di dalam gedung. Hydrant
halaman adalah hydrant yang perletakannya di halaman suatu lokasi gedung. Dan hydrant perkotaan
adalah hydrant yang hampir sama dengan hydrant halaman namun hydrant kota memiliki dua sampai
tiga selang kebakaran. Dan juga perletakannya berada di titik-titik tertentu perkotaan yang
memungkinkan unit pemadam kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. Komponen hydrant
kebakaran terdiri dari sumber air, pompa-pompa kebakaran, selang kebakaran, penyambung dan
perlengkapan lainnya. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 35 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada hydrant dapat pula dinyatakan dengan rumus : a.
Jumlah hydrant Hydrant bangunan : 1 unit / 800 m2 Dimana : L bangunan = Luas bangunan dalam
satuan m2. b. Kebutuhan air pada sebuah hydrant bangunan gedung 1 unit hydrant : 400 liter/menit
Kebutuhan air = hydrant x 400 liter/menit Untuk hydrant kebakaran, diperlukan persyaratan teknis
sesuai ketentuan sebagai berikut : 1. Sumber persediaan air untuk hydrant harus di perhitungkan
untuk pemakaian selama 30 menit. 2. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus
mempunyai aliran listrik tersendiri dan memiliki sumber daya listrik darurat. 3. Selang kebakaran
dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan
panjang maksimum 30 meter. 4. Harus di sediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling
dari Barisan/Unit pemadam kebakaran. 5. Semua peralatan hydrant harus dicat dengan warna
merah. Adapun pemasangan hydrant kebakaran juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pipa
pemancar sudah harus terpasang pada selang kebakaran 2. Hydrant bangunan yang menggunakan
pipa tegak (riser) ukuran 6 inci (15 cm) harus dilengkapi dengan kopling outlet dengan diameter 2,5
inci yang bentuk dan ukurnnya sama dengan kopling dari barisan/unit pemadam PT. SIARPLAN
UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 36
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
kebakaran dan ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai oleh petugas pemadam kebakaran. 3.
Hydrant halaman harus di sambungkan dengan pipa induk dengan ukuran diameter minimum 6 inci
(15 cm) dan mampu mengalirkan air 1000 liter/menit. Maksimal jarak antara hydrant adalah 200
meter dan penempatan hydrant harus mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran. 3. Sprinkler
Spinkler adalah suatu alat semacam nozzle (penyemprot) yang dapat memancarkan air secara
pengabutan (Fog) dan bekerja secara otomatis. Sprinkler juga merupakan sistem keamanan
kebakaran yang digunakan di gedung untuk memberikan peringatan dini pada penghuni atau
pengujung gedung tersebut saat terjadi kebakaran, meskipun tidak digunakan terus menerus namun
alat ini berfungsi sebagai pemberi tanda agar agar barisan pemadam kebakaran dapat segerah
menanggulangi kebakaran yang terjadi. Ada beberapa jenis sprinkler, diantaranya yang sering
digunakan adalah sprinkler tabung dan sprinkler segel. Perletakan sprinkler biasanya di pasang pada
plafon ruangan, di pasang juga pada ruangan-ruangan yang isinya mahal, sprinkler juga bekerja jika
ruangan mencapai suhu panas tertentu, dengan thermostat sprinkler akan membuka dan
menyemprotkan air. Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada sprinkler dapat dinyatakan
dengan rumus : a. Jumlah sprinkler Area 1 head : 25 m2 1 zone : 16 unit b. Kebutuhan air 1 zone : 80
liter Kebutuhan air = sprinkler x 80 liter. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 37 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
Pada saat sprinkler bekerja maka, tekanan air dalam pipa akan menurun dan sensor otomatis akan
memberikan tanda bahaya (alarm) dan lokasi yang terbakar akan terlihat pada panel pengembalian
kebakaran. Meskipun sistem sprinkler tidak perna aktif dalam jangka waktu yang cukup panjang,
namun sistem tersebut harus ada dalam keadan siap sehingga bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran
tidak mengalami permasalahan. c. Susunan pipa cabang sprinkler 1) Susunan cabang tunggal
dengan kepala sprinkler dan pemasokan air di tengah. 2) Susunan cabang tunggal dengan tiga
kepala sprinkler dan pemasokan air di ujung. 3) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler
dan pemasokan air di tengah. 4) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan
pemasokan air di ujung. 4. Sistem Deteksi dan Tanda Bahaya Kebakaran Berdasarkan SNI 03-1736-
2000 bangunan ini dilengkapi dengan sistem tanda bahaya jika terjadi kebakaran yang panel
induknya berada dalam ruang pengendali kebakaran, sedangkan sub panelnya dipasang di setiap
lantai berdekatan dengan kotak hidran (lihat skema instalasi kebakaran). Pengoperasian tanda
bahayanya dapat dilakukan secara manual dengan cara memecahkan kaca tombol saklar tanda
kebakaran atau bekerja secara otomatis, dimana tanda bahaya kebakaran dihubungkan dengan
sistem detektor (detektor asap atau panas) atau sistem Sprinkler. 5. Tangga Darurat Pada bangunan
ini dilengkapi dengan 2 (dua) tangga darurat di sisi kiri-kanan gedung, yang berfungsi untuk
mengevakuasi seluruh orang dalam gedung dengan cepat pada saat terjadi kebakaran. Tangga
kebakaran ini langsung berhubungan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 38 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
dengan udara luar baik dari lantai dasar sampai atap gedung. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini. Gambar 6. Skema sistem Hydrant Rumah Sakit Siloam Kota Kupang 3.2 Iklim
dan Cuaca PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 39 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Karakteristik iklim pada wilayah Kota Kupang, yaitu iklim kering yang dipengaruhi oleh angin
Monsoon dengan hujan pendek (rata-rata 3 bulan per tahun) sekitar bulan November sampai Maret,
dengan memiliki suhu udara berkisar antara 20,10C sampai dengan 310C. Sedangkan bulan April
sampai dengan awal Bulan November sebagai musim kering dengan suhu udara relatif panas
berkisar antara 29,10C sampai dengan 340C. Dan suhu udara rata-rata kota kupang sekitar 26,980C.
Gambaran pola iklim dan curah hujan pada wilayah Kota Kupang seperti terlihat pada table 11. Tabel
11. Rata-Rata curah hujan kota Kupang menurut bulan dari tahun 2008 - 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember
Desember 2008 564 1167 230 109 0 0 0 0 0 50 589 1112 2009 554 454 105 3 40 0 2 0 0 0 205 556
Curah Hujan (mm) 2010 598,3 208,3 132,7 179 124 10 2 34,1 27,6 109,4 33,1 262,2 2011 509,2
316,5 380,4 236,6 50,1 0 7,5 0 0 21,4 104,5 299,4 Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011
Tabel 12. Rata-rata Temperatur Udara Kota Kupang menurut bulan, dari tahun 2008 - 2011 No 1 2 3
4 5 6 7 8 9 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 2008 27,4 26,9 26,7
27,2 27,4 26,2 25,3 25,7 26,7 Temperatur Udara (oC) 2009 2010 27,4 26,9 26,3 27,9 26,4 27,5 26,9
27,6 27,0 27,6 25,3 26,7 24,3 26,6 25,3 26,6 26,7 28,2 2011 26,5 26,7 26,3 26,3 26,1 24,2 25,5 25,6
26,9 PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 40 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
10 11 12 October Nopember Desember 28,5 28,9 28,0 29,6 29,2 26,9 28,5 29,0 27,3 29,4 28,7 27,3
Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011 Tabel 13. Persentase Penyinaran Matahari Kota
Kupang menurut Bulan, Tahun 2008 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Pebruari
Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2008 47 24 42 69 78 73
78 78 77 74 60 36 Persentase Penyinaran Matahari 2009 2010 51 54 35 73 73 79 95 78 85 71 95 89
92 85 91 92 98 82 98 78 81 86 70 44 2011 29 57 52 53 89 97 89 98 99 90 89 60 Sumber, Kota
Kupang Dalam Angka Tahun 2011 Tabel 14. Rata-rata Kecepatan dan Arah Angin Kota Kupang
Tahun 2008 - 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli
Agustus September October Nopember Desember 4 6 6 4 8 6 10 10 8 8 6 7 2008 Nw Nw Nw E Se
Se Se Se Se E Nw Nw Arah dan Kecepatan Angin (knots) 2009 2010 6 Nw 4 Nw 6 Nw 3 Nw 4 Nw 2
Nw 6 Nw 3 Nw 8 Se 5 Se/e 8 Se 8 Se/e 10 Se 9 Se/e 11 Se 8 Se/e 9 Se 7 Se/e 10 Nw 6 Nw 7 Nw 3
Nw 8 Nw 3 Nw 2011 4 4 2 4 3 6 8 6 6 9 5 8 Nw Nw Nw Se Se Se Se Se Se Se Nw Nw Sumber, Kota
Kupang Dalam Angka Tahun 2011 PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 41 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 42 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
3.3 Rencana Struktur Kota Kupang Berdasarkan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun
2003-2013, Kota Kupang dibagi menjadi 7 (tujuh) Bagian Wilayah Kota (BWK) sebagai berikut: 1
BWK I : Kawasan Kota Lama, Pusat BWK ini berada di Kelurahan Oebobo pada persimpangan jalan
Herewila dengan jalan Soeprapto. 2 BWK II: Kawasan Pemerintahan, Pusat BWK ini berada dalam
kawasan Kelurahan Oebufu yang didominasi oleh kegiatan pemerintahan dan direncanakan sebagai
Lokasi Pusat Kota yang baru, 3 BWK III: Kawasan Perdagangan, BWK ini terletak di kawasan Timur
Kota Kupang dan merupakan pintu gerbang Kota Kupang. Pusat BWK terletak di Kelurahan Liliba. 4
BWK IV: Kawasan Pengembangan Industri dan Pelabuhan, Wilayah ini pusatnya berada di kawasan
Kelurahan Alak dan merupakan kawasan paling Barat Kota Kupang. Dominasi kegiatan adalah
industri (berat), Pelabuhan dan pergudangan. 5 BWK V: Kawasan Pengembangan Permukiman,
Pusat BWK ini terletak di kawasan Kelurahan Maulafa dan berfungsi sebagai kawasan
pengembangan permukiman. 6 BWK VI: Kawasan Pengembangan Kota Baru, BWK ini terletak di
kawasan Kelurahan Manulai dan Kelurahan Naioni dan merupakan BWK yang terletak di bagian
Selatan Kota Kupang. 7 BWK VII: Kawasan Pengembangan Kota Baru, BWK ini terletak
berdampingan dengan BWK VI dan terletak di Kelurahan Belo dan Kelurahan Fatukoa. (Sumber
Review RT RW Kota Kupang, 2005). Bagian wilayah Kota Kupang. PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 43
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Gambar 7. Peta peruntukan penggunaan lahan Kota Kupang PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 44 Pembangunan Rumah Sakit
Siloam Kota Kupang
3.4 Sumber Air Bersih Pada saat ini sumber daya air yang umum dimanfaatkan untuk kebutuhan
pelayanan air bersih bagi kebutuhan Kota Kupang diambil dari sumber mata air yang keluar pada
beberapa wilayah, dialirkan dan ditampung pada reservoir dengan ketinggian tertentu lalu
didistribusikan secara gravitasi. Namun kenyataannya akhirakhir ini sumber-sumber air yang biasa
dipakai untuk melayani penduduk Kota Kupang mengalami penurunan debit yang besar antara 60% -
70% seperti mata air baumata dari 75 ltr/dtk turun menjadi 18 20 ltr/dtk. Tabel 15. Potensi Debit Air
Permukaan Tersedia Untuk Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 Sumber Air Mata Air M.a Oeba M.a Dendeng Kali Dendeng M.a Oepura M.a Kolhua
Kali Kolhua M.a Haukoto M.a Amnesi M.a Air Sagu II M.a Oefeu Kali Sembunyi M.a Oetona M.a kali
sembunyi Kali Fatukoa M.Air labat M.a Kali Fatukoa M.a Air Lobang Air Sagu (PDAM) Air Nona Total
Debit Debit Musim Hujan 261 20,3 890 118 35,5 50 17,8 120,5 174,8 0 317 4,22 1,2 760 323 12,02
26,8 150 110 3.355,01 Debit Musim Kemarau 40 10 50 25 15 7 1 20 35 0 15 4 0 60 20 1 15 30 10
235.00 Sumber: Laporan Masterplan air bersih Kota Kupang tahun 2006 Dengan menipisnya potensi
sumber air yang ada, maka saat ini 90 % kebutuhan air bersih Kota Kupang memanfaatkan potensi
air tanah (Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang 2007) mengunakan sumur bor yang
tersebar di beberapa cekungan air tanah. Cekungan air tanah di Kota Kupang dan sekitarnya
menurut Laporan Akhir Penelitian Potensi Pengembangan Pengelolan dan Zonasi Air tanah di Kota
Kupang PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 45 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
(2007) dapat dibedakan menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu Cekungan Air Tanah Bolok Alak Tenau
- Namosain, Cekungan Air Tanah Tabun - Sikumana - Bello, Cekungan Air Tanah Oebufu -nOebobo,
Cekungan Air Tanah Pasir Panjang Liliba Oesapa Tarus, Cekungan Air Tanah Penfui dan
Cekungan Air Tanah Baumata. Pada Cekungan Air Tanah Bolok Alak - Tenau - Namosain, potensi
air tanah yang dapat diambil dari daerah cekungan ini adalah 2,9 x 106 m3/tahun. Cekungan air
tanah ini dapat dibedakan lagi menjadi sub cekungan Namosain dengan potensi air tanah yang dapat
diambil adalah 19 ltr/dtk dengan pemompaan selama 24 jam non stop selama setahun, sub cekungan
Tenau Alak dengan potensi air tanah yang dapat diambil pada sub cekungan Alak - Tenau adalah
107.66 ltr/dtk dengan pemompaan selama 24 jam non stop selama setahun, dan sub cekungan Bolok
yang berada dalam wilayah Kabupaten Kupang. Berdasarkan data dari hasil penelitian potensi air
tanah di Kota kupang tahun 2007, terdapat sebanyak 3100 sumur gali, dan 74 sumur bor tersebar di
sekitar Kota Kupang. Beberapa data potensi air tanah yang ada di kota kupang yang dikelolah oleh
PDAM Kab Kupang dan UPTD Kota Kupang, seperti tabel dibawah ini. Tabel 16. Data potensi air
tanah tersedia di kota kupang yang di kelola oleh PDAM Kabupaten dan UPTD Kota Kupang. No.
Pemilik/ Debit maks Debit pakai Elevasi (m) Sumur Pengelolah (ltr/dtk) (ltr/dtk) 12 3 11 34 4 29 63 33
9 19 24 41 42 44 45 160 PDAM Kab PDAM Kab PDAM Kab PDAM Kab UPTD Kota UPTD Kota
UPTD Kota UPTD Kota UPTD Kota UPTD Kota PDAM UPTD Kota PDAM PDAM UPTD Kota PDAM
67 171 76 76 171 27 188 72 61 46 29 26 60 47 40 60 31 30 30 20 30 30 26 25 16 15 15 15 15 15 15
15 15 10 15 15 10 6 7 7,5 6 5 2,5 6 10 10 5 10 PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 46 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
1 46 46 48 49 136 41 66 PDAM Rujab Walikota UPTD Kota UPTD Kota PDAM UPTD Kota Bundaran
PU Belo 261 37 32 60 113 67 67 311 12 10 10 10 10 5 2,5 27 10 2,5 7,5 6 6 2,5 0 7 Sedangkan
sumur bor lainnya merupakan milik perorangan maupun instansi yang dimanfaatkan untuk kebutuhan
sendiri. 3.4.1 Kondisi awal Air Air bersih untuk kebutuhan Rumah Sakit Siloam direncanakan disuplai
dari Air Bor Oesapa dan Air Bor Oebobo. Adapun alasan dan perkiraan akan kebutuhan air dari
kedua sumber air di atas, jika Rumah Sakit Siloam beroperasi maksimal adalah sebagai berikut : a.
Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk beberapa Hotel di Kota Kupang selama ini, yakni Hotel
Kristal, Hotel The Santosa, Restoran Nelayan dan Rumah Sakit Mamami adalah bersumber dari Air
Bor Oesapa, sedangkan Air Bor Oebobo dipilih sebagai sumber air untuk Rumah Sakit Siloam hanya
karena letaknya dekat. Karena itu, identifikasi kondisi awal kualitas air, terutama kualitas air bersih
yang direncakan untuk mensuplai kebutuhan Rumah Sakit, yakni Air Bor Oesapa dan Air Bor
Oebobo. b. Karena letak Rumah Sakit Siloam yang akan dibangun, yakni di lokasi Pameran Fatululi
(Kota Kupang) yang secara topografis berada di ketinggian, sehingga pilihan sumur pantau untuk
memantau kegiatan Rumah sakit, yakni sumur yang berada pada titik yang lebih rendah (dengan
asumsi di titik tersebut sebagai limpasan air bawah tanah), yakni pada sumur bor sebelah barat
Inaboi. Meskipun demikian, pemantauan terhadap kualitas air limbah Rumah sakit, secara periodik
akan dipantau pada Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Untuk kebutuhan konstruksi dan operasi
rumah sakit, pihak pemrakarasa memanfaatkan air tangki yang diambil dari sumur bor dalam wilayah
kota Kupang. Sedangkan sumur pantau adalah sumur bor Inaboi yang letaknya di PT. SIARPLAN
UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 47
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
sebelah barat Hotel Inaboi Kupang. Adapun kondisi awal kualitas air seperti yang tercantum di bawah
ini : Pemeriksaan Fisik Air : a. Suhu air Data pengukuran suhu air dari ketiga sampel air dapat dilihat
pada tabel 17. Tabel 17. Hasil Pemeriksaan Suhu Air No 1 Jenis Pemeriksaan Suhu air Nama
Sampel Air Sumur Bor Oesapa Hasil Pemeriksaan ( OC ) 30,4 Standar ( OC ) 27 2 Suhu air Air
Sumur Bor Oebobo 30,7 27 3 Suhu Air Air Sumur Bor (Inaboi) 31,6 27 Sumber : Hasil analisis Lab
Lingkungan BLHD Provinsi NTT , Tahun 2012. Suhu air yang semakin tinggi menyebabkan sedikit
oksigen yang terlarut di dalamnya. b. Tingkat keasaman /basa (pH) Tabel 18. Hasil Pemeriksaan
tingkat keasaman (pH) Air No Jenis Pemeriksaan Nama Sampel Hasil Pemeriksaan pH 7,0 Baku
Mutu pH Air. 69 69 1 Tingkat Keasaman Air Bor Oesapa 2 Tingkat Keasaman Air Bor Oebobo 7,6
6-9 3 Tingkat Keasaman Air Bor Inaboi 7,2 Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov.
NTT Tahun 2012 Nilai pH air sebagai sampel sebesar 7 dan 7,1 masih dalam ambang batas baku
mutu yang dipersyaratkan yaitu 6 9 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Air
dengan pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam dan sebaliknya bila lebih tinggi akan bersifat
basa. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 48 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
c. Bau dan rasa air Analisis dengan pendekatan sensorik terhadap bau dan rasa air menunjukkan
bahwa air tidak berbau, dan berasa tawar atau normal. d. Total Suspended Solids (TSS) dan
Kekeruhan. Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solids atau TSS) adalah bahanbahan yang
tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 m.
TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, terutama yang disebabkan oleh
kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Nilai TSS air dapat dilihat pada tabel 19.
Tabel 19. Hasil Pemeriksaan TSS air. No Jenis Pemeriksaan TSS TSS TSS Hasil Nama Sampel
Pemeriksaan (mg/liter) Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi 1 1 1 Standar (mg/liter) Max. 50
Max. 50 Max. 50 1 2 3 Sumber : Data hasil analisa Lab Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.
Tingkat kekeruhan air yang terukur dapat dibaca pada tabel di tabel 20. Tabel 20. Analisa Tingkat
Kekeruhan Air No 1 2 3 Jenis Pemeriksaan Tkt kekeruhan Tingkat kekeruhan Tingkat kekeruhan
Nama Sampel Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi Hasil Pemeriksaan (NTU) 4 6 4 Standar
(NTU) Max. 25 Max. 25 Max. 25 Sumber : Hasil Analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun
2012. e. Kesadahan Total Kesadahan merupakan jumlah ion Ca dan Mg yang bersenyawa dengan
karbonat yang terdapat di perairan. Kesadahan terbagi atas 2, yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan tetap. Kesadahan sementara dapat dihilangkan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 49 Pembangunan Rumah Sakit
Siloam Kota Kupang
dengan jalan pendidihan sedangkan kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan dengan cara pedidihan.
Karena lokasi kegiatan berdiri di atas tanah yang terbentuk dari batuan khas yang kaya akan mineral
seperti Ca dan Mg maka variabel ini ditambahkan sebagai data pendukung yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam pemanfaatan air baku air minum yang bersumber dari air sumur bor yang
tersedia. Air baku air minum adalah air yang dapat diolah menjadi air yang layak sebagai air minum
dengan pengolahan secara tradisional melalui cara filtrasi, disenfikasi dan dididihkan. Tabel 21. Hasil
pemeriksaan kesadahan total air No 1 2 3. Jenis Pemeriksaan Kesadahan total Kesadahan total
Kesadahan Total. Nama Sampel Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi Hasil Pemeriksaan
(mg/l) 219 268 234 Standar (mg/l) Max. 500 Max. 500 Max. 500 Sumber : Data hasil analisis Lab.
Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012 f. Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen
Demand (COD) Dari hasil analisa air sebagai data awal, BOD dan COD air masih dalam ambang
batas seperti terbaca pada tabel, artinya tingkatan pencemaran oleh bahan organik dalam air masih
dalam ambang kemampuan mikroorganisme untuk mengurai. Tabel 22. Hasil Pemeriksaan kadar
BOD dan COD air. No 1 2 3 4 Jenis Pemeriksaan Nama Sampel Hasil Pemeriksaan (mg/l) Standar
(mg/l) BOD BOD BOD COD Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi Air Bor Inaboi 0,8 0,8 1,61
5,166 Max 2 Max 2 Max 2 Max 10 Sumber : Data hasil analisa Lab Lingkungan BLHD Prov. NTT
Tahun 2012 PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 50 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
g. Komponen Bakteriologi (E. Coli dan Total Coliform) Pengamatan coli fecal dan total coliform
dilakukan terhadap sampel air baku yang diambil pada titik yang ditetapkan untuk pengamatan
kualitas air awal. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907.Menkes/SK/VII/2002 serta PP No. 82 Tahun 2001. Tabel 23. Hasil Pemeriksaan E. Coli dan total
Coliform air. No 1 2 3 4 5 6 Jenis Pemeriksaan E. Coli E. Coli E. coli Coliform Coliform Coliform Nama
Sampel Air Bor Oesapa Air Boir Oebobo Air Bor Inaboi Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi
Hasil Pemeriksaan (MPN/100 ml) 0 0 0 0 1200 0 1000 Standar (MPN/100 ml) 100 Sumber : Data
hasil analisa Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012 Dari data hasil analisis mikrobiologi di
atas, merekomendasikan bahwa air bor Oebobo belum layak untuk digunakan sebagi sumber air bagi
pemenuhan kebutuhan air di Rumah Sakit Siloam, karena jumlah coliform total-nya lebih besar dari
baku mutu air yakni 1200 MPN dalam 100 mL air. (Baku Standard PP 82 Tahun 2001, 1000 MPN/100
mL air ). h. Pemeriksaan logam berat Hasil pengukuran logam berat dalam ketiga sampel air (Air Bor
Oesapa, Air Bor Oebobo dan Air Bor Inaboi) dapat dibaca pada tabel di bawah ini : Kadar logam Cd,
Pb dan Fe pada masing-masing sample air masih memenuhi Baku Mutu menurut PP Nomor : 82
Tahun 2001. Tabel 24. Hasil Pemeriksaan logam berat. Jenis logam berat Cd Pb Fe Konsentasi
(mg/L) Air Bor Air Bor Air Bor Oesapa Oebobo Inaboi 0,0141 0,0018 0,0123 0,2478 -0,0413 0,2891 -
0,1746 -0,1116 0,0970 Baku Mutu menurut PP 82 Tahun 2001 (mg/L) 0,01 0,03 0,3 Sumber : Data
hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 51 Pembangunan Rumah Sakit
Siloam Kota Kupang
i. Pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak Hasil pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak dapat
dilihat pada tabel 25. Tabel 25. Hasil Pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak Konsentasi (mg/L)
Jenis ion Nitrat ( NO3-) Nitrit ( NO2- ) Amoniak (NH3) Air Bor Oesapa 0,030 0,057 0,140 Air Bor
Oebobo 0,030 0,007 0,05 Air Bor Inaboi 0,030 0,017 0,04 Baku Mutu menurut PP 82 Tahun 2001
(mg/L) 10 0,06 0,5 Sumber : Hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012. Kadar Ion
Nitrat ( NO3-), Nitrit (NO2- ) dan Amoniak, pada ketiga sumber air tersebut di atas menggambarkan
kualitas air masih normal artinya masih dibawah baku mutu. 3.4.2 Drainase Permukaan Kawasan
Dengan adanya rencana pembanguan Rumah sakit serta jangka panjang adalah pembanguna
Kupang use-mixed development di Fatululi (ex. Lokasi Pameran), menimbulkan perubahan besarnya
jumlah air yang melimpas akibat hujan yang turun pada daerah tersebut. Dengan tertutupnya lahan
maka limpasan permukaan akan bertambah, dan jika tidak diantisipasikan terjadi banjir/genangan
baik dalam kawasan maupun diluar kawasan terbangun. Dari hasil identifikasi kondisi eksisting, tidak
adanya saluran drainase yang tersedia di lokasi, Dari hasil pantauan lokasi rencana merupakan area
resapan aair permukaan yang berasal dari jalan Frans Seda serta limpasan dari jalan Bajawa dan
sekitarnya. 3.5 Kondisi Kebisingan Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia
dan kenyamanan lingkungan. Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan
yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 52
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat
kebisingan yang terukur pada 4 (empat) titik pengamatan yaitu di sekitar wilayah kelurahan Fatululi,
dimana direncanakan akan dibangun Rumah Sakit Siloam Kota Kupang dapat dilihat pada tabel 26.
Tabel 26. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan di Empat Titik Pengamatan Titik Pengukuran Titik 1.
Perumahan Dosen Undana (Koordinat : 100 0928,9 S; 12303646,0 E Titik 2. Ruang terbuka Hijau
Jln Frans Seda (koordinat : 100 0931,6 S; 1230 36 42,9 E Titik 3. Rumah Sakit, koordinat : 100 09
31,6 S; 1230 36 42,6 E Titik 4. Permukiman Warga, koordinat : 100 09 25,2 S; 1230 36 35,1 E
Tingkat Kebisingan Terukur dB(A) Baku Tingkat Kebisingan dB(A) Perumahan dan Pemukiman (55
dB(A). Keterangan Memenuhi baku mutu toleransi + 3dB(A) 58 Ruang terbuka Hijau (50 dBA) 57
Melampaui Baku Mutu 51 Rumah Sakit atau sejenisnya (55 dBA) Perumahan dan Pemukiman (55
dBA) Memenuhi Baku Mutu 61 Melampaui Baku Mutu Sumber : Hasil pengukuran dan analisis Lab.
Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012 3.6 Kualitas Udara Ambien Kondisi lingkungan udara di
Kelurahan Fatululi, berdasarkan hasil analisis konsentrasi gas SOx, NOx dan NH3 pada 4 (empat)
titik, yakni di Jl. Veteran pertigaan Kampung Alor (titik I/St.1), di titik tengah lokasi Rumah Sakit (titik
2/St.2), di depan Toko Keagungan (titik 3/St.3) dan di Jln. Bajawa (titik 4/St.4). Adapun hasil
pengujian kualitas udara dapat dilihat pada tabel 27. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 53 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
Tabel 27. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien di Lokasi Fatululi, Kota Kupang. Konsentrasi
(g/Nm3) / Koordinat Sampling Parameter Stasiun 1 10o 09 31,44 S; 1230 36 28,44 E Stasiun 2
100 09 32,22 S; 1230 36 41,04 E Stasiun 3 100 09 34,08 S; 1230 36 50,16 E Stasiun 4 100 09
45,06 S; 1230 36 41,94 E Baku Mutu Metode SOx 710,20 433,81 409,78 452,79 900 g/Nm3
Pararosanilin NOx 397,42 175,09 343,69 353,88 400 g/Nm3 Saltzman NH3 0,3172 0,1926 0,4984
0,3965 2 g/liter Nessller Sumber : Hasil Sampling dan analisis Lab. Kimia, Fakultas Sains dan
Teknik UNDANA Tahun 2012. Keterangan : St : Stasiun Konsentasi gas di stasiun 1 (disamping siang
hari sebelum hujan pada tanggal, 13 Nov. 2012), menunjukkan kadar SOx relatif tinggi, sedangkan di
stasiun lain rendah, tetapi masih memenuhi baku mutu udara ambien sesuai Kepmen LH Nomor :
Kep45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara Tanggal 13 Oktober 1997) artinya
tingkat kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh
pada tumbuhan yang sensitif (karena pH air hujan menjadi kurang dari 7 atau agak asam), dan nilai
estetika. 3.7 Getaran Untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup agar dapat bermanfaat bagi
kehidupan manusia dan makluk hidup lainnya, maka setiap usaha atau kegiatan perlu melakukan
pengendalian akibat getaran yang dihasilkan. Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup
menetapkan Baku Tingkat Getaran dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor :
49/MENLH/11/1996. Adapun baku tingkat getaran mekanik berdasarkan Jenis Bangunan adalah
sebagai berikut: PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 54 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Tabel 28. Baku Tingkat Getaran dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor :
49/MENLH/11/1996. Kec. Getaran (mm/det.) Pada Fondasi (Frekuensi (Hz) 10 Hz Bangunan untuk
keperluan niaga, bangunan industri dan bangunan sejenis. Perumahan dan bangunan dengan
rancangan dan kegunaan sejenis Bangunan yang dilestarikan 10-50 Hz 50-100 Hz Pada bidang datar
di lantai paling atas. Camp. frekuensi Kelas Tipe Bangunan 1 10 20 - 40 40 - 50 40 2 5 5 - 15 15 - 20
15 3 3 3-8 8 - 10 8,5 Sumber : Kep. MENLH Nomor : 49/MENLH/11/1996 Selain itu, baku tingkat
getaran mekanik berdasarkan dampak kerusakan dapat dilihat pada tabel 29. Tabel 29. Baku Tingkat
Getaran Berdasarkan Dampak Kerusakan. Frekuensi (Hz) (Sumber getar) 4 5 6,3 8 10 12.5 16 20 25
31,5 40 50 Kecepatan Getaran ( mm/detik) Kategori A 14 70 >12 67 >10 60 >9 53 >8 50 >7
42 Kategori D 140 130 110 100 90 80 70 67 60 53 50 42 Sumber : Kep-MENLH Nomor :
49/MENLH/11/1996 Keterangan : Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 55
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Kategori B : Kemungkinan keretakan plesteran. Kategori C : Kemungkinan kerusakan komponen
struktur dinding Kategori D : Rusak dinding pemikul beban. Sesuai hasil desain dan gambar gambar
perencanaan dapat disimpulkan bahwa proses pembangunan Rumah Sakit Internasional Siloam ini
pada tahap konstruksi tidak mempergunakan peralatan, seperti pengunaan alat pancang yang
menimbulkan getaran diatas baku mutu yang dipersyaratkan oleh Kep-MENLH Nomor :
49/MENLH/11/1996. 3.8 Komponen Flora - Fauna Pengamatan flora dan fauna pada lokasi Rumah
Sakit Internasional Siloam dengan mengidentifikasi vegetasi tanaman dan hewan yang ada dilokasi
dan sekitarnya di kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Hasil pengamatan dapat
dilihat pada tabel 30. Tabel 30. Hasil pengamatan Flora di lokasi dan pemukiman sekitarnya No. 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama indonesia Mangga Kedondong
Gamal Kelapa Euphorbia Bunga Kamboja Lamtaro Kabesak hitam Kapok Mahoni Pisang Jati Alfukat
Jambu biji Bunga keladi Bunga asoka Cermelek Sukun Nangka Siri Nama latin Mangivera Indica
Spondias dulcis Gliricidia Macaluta Cocos nucivera Euphorbia milii Plumeria acuminata Leocaena
Leococephala Acasia Catechu Ceiba Petandra Gaernt Theobroma Cacao Musa Paradisiaca Tectona
Grandis Persea americana mill Psidium Guajava Caladium bicolor Saraca indica Arthocarpus
communis Arthocarpus Integra Piper betle Jumlah 23 6 36 15 110 48 22 1 6 3 47 9 2 3 28 1 5 9 24 6
Keterangan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 56 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
21. Kesambi 22. Pepaya 23. Bunga kaktus 24. Angsana Scleichera oleosa Carica Papaya Opuntia sp
Pterocarpus indicus willd 4 60 30 12 25. Pinang Areca catechu 7 Sumber : Hasil Pengamatan Flora di
Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya, Tahun 2012 Tabel 31. Hasil Pengamatan Fauna di
Lokasi dan Sekitarnya. Nama Nama Nama Latin Jumlah Keterangan Lokal Indonesia 1 Fafi Babi
Cavia porcellus 18 2 Asu Anjing Canis lupus familiaris 10 3 Manu Ayam Gallus sp 58 4 Rade Bebek
Cairina moschata 12 5 Mbibi Kambing Capra aegagrus hircus 4 6 Busang Kucing Felis catus 3 7 Iang
Ikan Latimeria 5 Sumber : Data Pengamatan Fauna di Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya,
Tahun 2012 No. Dari data diatas tidak ditemukan fauna yang dilindungi di lokasi Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang dan sekitarnya. 3.9 Gambaran Umum Sosekbudkesmas 3.9.1 Kependudukan
Pelaksanaan suatu proyek pembangunan secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
secara linier dengan penduduk/masyarakat dan atau komunitas yang bermukim di sekitar wilayah
perencanaan tersebut. Berpengaruh secara linier yang dimaksudkan bahwa terdapat pengaruh timbal
balik antara obyek perencanaan/proyek terhadap berbagai varians dalam komunitas/masyarakat
yang bersangkutan. Demikian pula sebaliknya, kondisi eksisting berbagai varians dalam
komunitas/masyarakat yang bersangkutan dapat mempengaruhi perencanaan/ proyek. Pengaruh
langsung yang dimaksudkan adalah keseluruhan resiko dan atau dampak yang langsung
bersinggungan dengan pola-pola kehidupan komunitas; persepsi dan perspektif; sistem interaksi
sosial sampai dengan struktur mata pencaharian penduduk. Pengaruh tidak langsung, lasimnya
terdeskripsi abstrak dan dalam periode PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 57 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
yang lebih lama dan merupakan konsekuensi-konsekuensi ikutan dari yang disebutkan dengan
pengaruh langsung. a. Jumlah Penduduk Penduduk Kota Kupang, secara makro merupakan
komunitas dari berbagai suku, ras, agama, yang bukan saja berasal dari pulau-pulau di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Akan tetapi, juga mencakup berbagai komunitas di Indonesia. Bahkan termasuk
komunitas dari Republik Demokrat Timor Leste, yang sebelumnya dikenal sebagai Timor Timur.
Sebagai Ibu Kota Provinsi NTT, Kota Kupang merupakan kota dengan pertumbuhan penduduk paling
tinggi, dibandingkan dengan ibukota kabupaten lainnya. Jumlah penduduk Kota Kupang selalu
mengalami penambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 hasil dari Sensus Penduduk
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Kupang sebanyak 336.239 jiwa yang tersebar di enam
kecamatan. Pada tabel 32 dapat dilihat perkembangan jumlah penduduk Kota Kupang sejak tahun
2005 hingga tahun 2010. Tabel 32. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2005 - 2010
Kecamatan 1. Alak 2. Maulafa 3. Oebobo 4. Kota Raja 5. Kelapa Lima 6. Kota Lama Kota Kupang
2005 39.625 50.757 103.153 71.515 265.050 2006 43.473 53.974 105.882 71.737 275.066 Jumlah
Penduduk 2007 2008 43.981 45.945 55.379 55.944 111.006 111.140 71.669 73.277 282.035 286.306
2009 45.803 55.853 114.979 75.159 291.794 2010 51.230 66.851 79.675 47.876 61.411 30.196
336.239 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 14 Dari tabel 32 di atas dapat dilihat
bahwa tahun 2010, penduduk Kota Kupang lebih banyak tersebar di Kecamatan Oebobo dan yang
paling sedikit terdapat di Kecamatan Kota Lama. Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan
Oebobo tercatat sebanyak 79.675 jiwa atau sebesar 23,70 persen dari penduduk Kota Kupang dan di
Kecamatan Kota Lama terdapat 30.196 jiwa atau sebesar 8,98 persen. Banyaknya fasilitas
penunjang pembangunan seperti misalnya fasiltas pendidikan dari tingkat pra sekolah hingga
pendidikan tinggi, PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 58 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
pertokoan, kantor-kantor pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Oebobo mempengaruhi
keputusan penduduk untuk tinggal di kecamatan ini agar dekat dengan fasilitas-fasilitas tersebut. b.
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk menggambarkan rata-rata banyaknya penduduk yang
mendiami suatu wilayah (yang diukur dengan satuan km). Angka Kepadatan Penduduk merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk di suatu wilayah dengan luas wilayah tersebut. Luas Kota
Kupang yang tercatat 165,34 km (Bappeda Kota Kupang) dengan jumlah penduduk sebanyak
336.239 jiwa. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk Kota Kupang tahun
2009 adalah 2.034 jiwa per km. Tabel 33. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan Tahun 2006 - 2010 Luas Kecamatan Wilayah (Km) 1. Alak 2. Maulafa 3. Oebobo 4. Kota
Raja 5. Kelapa Lima 6. Kota Lama Kota Kupang 70,40 55,67 14,72 6,19 15,31 3,05 165,34 2006 500
985 5.211 3.933 1.526 Kepadatan Penduduk 2007 506 1.011 5.463 3.929 1.565 2008 529 1.021
5.469 4.017 1.588 2009 527 1.019 5.658 4.121 1.619 2010 728 1.183 5.413 7.734 4.011 9.900 2.034
Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 19 c. Komposisi Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin merupakan salah satu informasi
penting karena perspektif demografis serta karakteristiknya berbeda menurut kelompok umur dan
jenis kelamin baik untuk kelahiran, kematian maupun perpindahan penduduk. Komposisi penduduk di
Kota Kupang tahun 2010 tertinggi pada kelompok umur 25-59 tahun yaitu sebesar 42,40 persen.
Pada kelompok umur paling sedikit untuk laki-laki pada kelompok umur 60 tahun ke atas PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 59 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
yaitu sebesar 4,69 persen dan untuk perempuan pada kelompok umur yang sama yaitu sebesar 5,32
persen. Pada Tabel 1.3, dapat kita simak prosentase penduduk Kota Kupang yang menggambarkan
komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Kota Kupang. Komposisi
penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, secara sengaja ditampilkan dalam konteks 5
(lima) klasifikasi, yaitu: Usia Balita (0-4 tahun); Usia Sekolah Dasar dan Menengah (5-19 tahun); Usia
Sekolah Pendidikan Tinggi (19-24 tahun); Usia Produktif (25-59 tahun); dan Usia Pensiun (60 tahun
ke atas). Hal ini dimaksudkan agar deskripsi ini memudahkan telaahan beban komposisi penduduk
antara usia sekolah, usia produktif dan pasca produktif. Walaupun dalam berbagai analisis, belum
terdapat suatu pembakuan klasifikasi usia untuk menghitung beban tanggungan hidup dimaksud.
Tabel 34. Persentase Penduduk Kota Kupang Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun
2010 Jenis Kelamin Kelompok Umur Laki - laki Perempuan (%) (%) 0-4 9,55 8,40 5 - 19 30,59 30,24
20 - 24 13,37 13,02 25 - 59 41,78 45,01 60 + 4,69 5,32 Jumlah 100,00 100,00 Sumber: Indikator
Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 24 (olahan) Persentase Laki-laki+ Perempuan (%) 8,97 30,42
13,19 42,40 5,01 100,00 Angka beban tanggungan hidup (Dependency Ratio) menggambarkan
beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok usia muda (0-
14 tahun) dan usia tua (65 tahun ke atas). Angka beban tanggungan hidup terbagi menjadi dua jenis
yaitu angka beban tanggungan hidup penduduk muda (youth dependency ratio/ydr) untuk kelompok
umur (0-14 tahun) dan angka beban tanggungan hidup penduduk lanjut usia (old dependency
ratio/odr) untuk kelompokumur (65 tahun ke atas). Rincian angka beban tanggungan hidup dapat
dilihat pada tabel 35. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 60 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Tabel 35. Angka Beban Tanggungan Hidup (Dependency Ratio) Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
Dependency Ratio (DR) YDR ODR Laki-laki 41,67 3,99 Perempuan 38,27 4,27 Laki-laki+Perempuan
39,96 4,13 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 26 Jenis Kelamin DR 45,67 42,55
44,09 Angka Beban Tanggungan Hidup di Kota Kupang pada tahun 2010 sebesar 44,09 yang berarti
100 orang penduduk usia produktif di Kota Kupang menanggung beban hidup 44 orang penduduk
usia nonproduktif. Angka Beban Tanggungan Hidup Laki-Laki dan Perempuan di Kota Kupang tahun
2010 masing-masing sebesar 45,67 dan 42,55. 3.9.2 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu
aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang memiliki peran dalam peningkatan kualitas hidup.
Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat akan semakin baik pula kualitas sumber
dayanya. Dalam pengertian praktis, pendidikan merupakan upaya sadar seseorang untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperluas wawasan. Pada dasarnya pendidikan
yang diupayakan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar
seperti gedung sekolah dan penambahan tenaga pengajar. a. Status Pendidikan Indikator pendidikan
khususnya tentang status pendidikan dalam suatu masyarakat menggambarkan keadaan tentang
penduduk yang sedang bersekolah, belum pernah bersekolah maupun yang sudah selesai
bersekolah. Pada tahun 2010 penduduk usia 10 tahun ke atas mayoritas sudah tidak bersekolah lagi
yaitu sebesar 61,75 persen. Sedangkan yang tidak atau belum pernah bersekolah berada pada posisi
yang minoritas yaitu hanya sebesar 3,21 persen. Kelompok umur yang sama sedang bersekolah
sebesar 35,04 persen. Data tentang keadaan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 61 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
status bersekolah penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Kupang dapat dilihat pada tabel 36. Tabel
36. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan Jenis
Kelamin Status Sekolah Laki-laki Perempuan (%) 3,38 13,53 5,29 5,78 9,70 62,33 100,00 Laki-laki +
Perempuan (%) 3,21 13,37 5,40 7,00 9,27 61,75 100,00 (%) Tidak/Belum Pernah Sekolah 3,04
Sekolah Dasar 13,21 Sekolah Lanjutan Pertama 5,51 Sekolah Lanjutan Atas 8,26 Perguruan Tinggi
8,82 Tidak Bersekolah Lagi 61,16 Jumlah 100,00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010,
Hal. 43 Selain menunjukkan status sekolah data tersebut juga membuktikan adanya pertambahan
secara signifikan ke tingkat Sekolah Lanjutan Atas dan Pendidikan Tinggi. Hal ini menunjukkan Kota
Kupang sebagai kota pendidikan yang berkonsekuensi tingginya penduduk dengan kelompok usia
sekolah. Telaahan yang sama, juga akan terlihat dalam gambaran mengenai Angka Partisipasi Kasar
(APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Kupang. b. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka
Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Kasar (APK) menggambarkan persentase jumlah murid
pada masing-masing jenjang pendidikan di suatu wilayah dibanding jumlah penduduk kelompok usia
(7-12) tahun untuk SD, (13-15) tahun untuk SLTP dan (16-18) tahun untuk SLTA. Hal ini
memungkinkan APK suatu wilayah di atas angka 100. APK jenjang pendidikan SD 126,18 persen
menggambarkan bahwa usia sebagian murid SD berada di luar kelompok umur 7-12 tahun. Dapat
diartikan bahwa anak-anak usia 5-6 tahun sudah masuk dalam pendidikan SD cukup besar di Kota
Kupang. Begitu juga APK tingkat SLTP 116,99 menggambarkan bahwa anak usia 11-12 tahun cukup
banyak sudah berada pada jenjang pendidikan SLTP. Sementara Angka PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 62
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Partisipasi Murni (APM) menggambarkan kesesuaian antara usia dan jenjang pendidikan yang
sedang diduduki di suatu wilayah. APM SD adalah persentase Murid SD usia 7-12 tahun dibagi
dengan penduduk usia 7-12 tahun pada wilayah tersebut, begitupun kelompok umur 13-15 untuk
SLTP dan kelompok umur 16-18 untuk SLTA. Seyogyanya semua penduduk usia sekolah bersekolah
dan berada pada jernjang pendidikan sesuai dengan kelompok umur di atas maka, APM mencapai
titik tertinggi yaitu 100,00 persen. Tabel 37. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi
Kasar (APK) Kota Kupang Tahun 2010 Jenjang Pendidikan APK Sekolah Dasar 126,18 Sekolah
Lanjutan Pertama 116,99 Sekolah Lanjutan Atas 94,54 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun
2010, Hal. 49 APM 103,25 80,70 60,72 Tabel 38. Angka Partisipasi Murni (APM) Perguruan Tinggi
menurut Jenis Kelamin Tahun 2010 Usia Perguruan Tinggi ( 19 - 24 tahun ) Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan Jumlah Laki-laki+ Perempuan 60,89 39,11 100,00 Non Perguruan Tinggi 62,43 59,51
Perguruan Tinggi 37,57 40,49 Jumlah 100,00 100,00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun
2010, Hal. 49 c. Ijasah Tertinggi yang Dimiliki Ijasah merupakan bukti otentik bagi seseorang yang
menerangkan bahwa orang tersebut telah menyelesaikan pendidikan yang dijalaninya. Dengan data
ijasah tertinggi yang dimiliki dapat dilihat tingkat kualitas sumber daya manusia yang terdapat di suatu
wilayah. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 63 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Tabel 39. Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Jenis Kelamin dan Ijasah Tertinggi yang
Dimiliki Ijazah Tertinggi Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki+ Perempuan (%) 21,11
18,20 15,98 26,19 7,29 0,32 ,68 7,47 0,75 100,00 (%) (%) Tidak Punya 21,13 21,10 SD/MI/sederajat
16,79 19,57 SLTP/MT/sederajat/kejuruan 17,16 14,83 SMU/MA/sederajat 24,79 27,55 Sekolah
Menengah Kejuruan 7,68 6,91 Diploma I/II 0,11 0,54 Diploma III/Sarmud 2,45 2,91 Diploma IV/S1
8,61 6,36 S2/S3 1,29 0,23 Jumlah 100,00 100,00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010,
Hal. 51 Penduduk 10 tahun ke atas Kota Kupang tahun 2010 mayoritas memiliki ijasah SMU atau
sederajat sebagai ijasah tertinggi yang dimiliki yaitu sebesar 26,19 persen. Sedangkan penduduk
yang memiliki ijasah diploma I/II jumlahnya paling rendah yaitu sebesar 0,32 persen. Hal ini akan
menandai besaran akumulasi pencari kerja di Kota Kupang adalah mayoritas dengan ijazah
mayoritas. Data lainnya yang berkaitan dengan pendidikan adalah kemampuan membaca dan
menulis. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Kupang tahun 2010 sebesar 81,23
persen, dimana dari jumlah tersebut sebesar 96,90 persen yang dapat menulis dan membaca huruf
latin dan sisanya sebesar 3,10 persen tidak dapat membaca saja atau menulis saja atau tidak dapat
membaca dan menulis huruf latin. 3.9.3 Kesehatan Kondisi kesehatan merupakan bagian dari
kesejahteraan rakyat yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk mengukur tingkat
kesehatan dan gizi kelompok masyarakat diperlukan suatu indikator yang relevan. Program
pembangunan kesehatan dan gizi dikoordinasikan secara nasional oleh Departemen PT. SIARPLAN
UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 64
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Kesehatan. Upaya-upaya dalam usaha meningkatkan status kesehatan dan gizi harus dilakukan
secara bersama oleh masyarakat, lembaga kemasyarakatan, pemerintah dan dunia usaha. Menurut
pengertiannya kesehatan dan gizi merupakan salah satu aspek penting untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. a. Pengobatan Berdasarkan jumlah penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan, 38,78 % mengaku bahwa mereka mengalami gangguan dalam melaksanakan kegiatan
mereka sehari-hari. Sedangkan sisanya sebesar 61,22 % mengaku bahwa mereka tidak mengalami
gangguan dalam kegiatan sehari-hari. Penduduk Kota Kupang yang mengalami keluhan kesehatan
dan berobat sendiri terdapat sebesar 54,98 %. Persentase penduduk laki-laki yang mengalami
keluhan kesehatan dan berobat sendiri sebanyak 55,05 % dan perempuan sebesar 54,90 %.
Penduduk yang berobat sendiri, dominan dari mereka melakukan dengan menggunakan obat modern
yaitu sebesar 90,79 %. Sedangkan dengan menggunakan obat tradisional sebesar 16,44 % dan
lainnya sebesar 5,37 %. Pada tabel 40 dapat dilihat secara rinci persentase penududuk menurut jenis
kelamin dan jenis keluhan kesehatan yang dialami. Sedangkan dalam Tabel 41 terinci persentase
penduduk yang pernah mengalami keluhan penyakit menurut jenis kelamin dan pengobatannya.
Persentase ini merupakan angka rata-rata mengingat persebaran dan struktur sarana kesehatan
yang tersedia pada masingmasing kecamatan dan kelurahan adalah bervariasi. Tabel 40. Persentase
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan Kesehatan, Kota Kupang Tahun 2010 Jenis
Kelamin Jenis Keluhan Panas Batuk Pilek Asma Diare Laki-laki (%) 12,28 22,83 24,83 1,26 1,15
Perempuan (%) 10,04 21,60 22,39 1,77 1,11 Laki-laki+ Perempuan (%) 11,15 22,21 23,60 1,52 1,13
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 65 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Sakit Kepala Berulang Sakit Gigi Lainnya 5,06 2,40 7,20 5,52 2,38 8,17 5,29 2,39 7,69 Sumber:
Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 67 Untuk segera sembuh dari penyakit yang sedang
diderita, penduduk mencoba beberapa jenis pengobatan. Persentase penduduk Kota Kupang yang
berobat jalan sebesar 35,37 persen. Persentase penduduk laki-laki yang berobat jalan sebesar 36,39
persen dan persentase penduduk perempuan yang berobat jalan sebesar 34,36 persen. Tabel 41.
Persentase Penduduk yang Pernah Mengalami Keluhan Penyakit Menurut Jenis Kelamin dan Apakah
Pernah Berobat Jalan Berobat Jalan Jumlah Jenis Kelamin Pernah Tidak Pernah Laki - laki
Perempuan Laki-laki + Perempuan (%) 36,39 34,36 35,37 (%) 63,61 65,64 64,63 (%) 100,00 100,00
100,00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69 Dari persentase penduduk Kota
Kupang yang berobat jalan sebesar 35,37%, dapat lagi dirinci berdasarkan tempat atau cara berobat
yang dilakukan. Hal tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel 42. Tabel 42. Persentase Penduduk
yang Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin dan Tempat/Cara Berobat Jenis Kelamin Tempat/ Cara
Berobat Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan (%) 14,35 7,03 24,31 46,63 1,92 1,92 1,92 1,92
100.00 (%) (%) RS Pemerintah 13,75 14,96 RS Swasta 6,69 7,37 Praktek Dokter 28,85 19,77
Puskesmas/Pustu 45,44 47,83 Praktek Tenaga Kesehatan 0,98 2,86 Praktek Batra 0,98 2,86 Dukun
Bersalin 1,66 2,18 Lainnya 1,66 2,18 Jumlah 100.00 100.00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang
Tahun 2010, Hal. 69 PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 66 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Jumlah rumah tangga menurut ketersediaan jaminan kesehatan dalam berobat sebesar 61,84 %
rumah tangga tahun 2010. Dari jumlah tersebut paling banyak rumah tangga memiliki jenis jaminan
kesehatan berupa JPK/PNS/Veteran/Pensiunan yaitu sebesar 26,63 %. Selanjutnya adalah MM/Kartu
Miskin sebesar 25,20 %. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 43. Tabel 43. Persentase Rumah
Tangga menurut Ketersediaan Jaminan Kesehatan Kota Kupang, Tahun 2010 Jenis Jaminan
Kesehatan Persentase Rumah Tangga JPK/PNS/Veteran/Pensiunan 26,63 Jamsostek 4,57
Kesehatan Swasta 3,61 Tunjangan Perusahaan 0,46 MM/Kartu Miskin 25,20 Dana Sehat 0,91
Lainnya 0,46 Jumlah 61,84 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 72 b. Sarana
Kesehatan Pembangunan kesehatan terindikasi juga dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan
yang tersedia. Pada tabel 44 dan 45 dapat dilihat secara rinci jumlah sarana kesehatan yang ada di
Kota Kupang pada tahun 2010. Tabel 44. Jumlah Rumah Sakit menurut Kecamatan dan Statusnya
Tahun 2010 Kecamatan 1. Alak 2. Maulafa 3. Oebobo 4. Kota Raja 5. Kelapa Lima 6. Kota Lama
Kota Kupang Pemerintah 1 1 2 Status Swasta 1 1 TNI/Polri 1 1 1 1 4 Jumlah 1 1 2 1 2 7 Sumber:
Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 79 PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 67 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
Tabel 45. Banyaknya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2010
Kecamatan 1. Alak 2. Maulafa 3. Oebobo 4. Kota Raja 5. Kelapa Lima 6. Kota Lama Kota Kupang
Puskesmas 2 2 2 1 1 2 10 Pustu 12 6 4 4 4 3 33 Balai Pengobatan 3 1 3 2 2 11 Posyandu 61 62 47
29 40 25 264 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 80 3.10 Ketenagakerjaan
Dewasa ini data-data mengenai ketenagakerjaan semakin dibutuhkan, terutama untuk evaluasi
perencanaan pembangunan di bidang ketenagakerjaan seperti peningkatan keterampilan tenaga
kerja, perluasan kesempatan kerja dan berusaha serta produktivfitas tenaga kerja. Sehingga analisis
mengenai kualitas sumber daya manusia (SDM) biasanya menempatkan faktor ketenagakerjaan
sebagai salah satu dimensi yang vital. Standar BPS untuk menunjukkan angkatan kerja, adalah yang
didefinisikan sebagai penduduk usia kerja. Penduduk Usia Kerja: penduduk yang berumur 10 tahun
ke atas. Hal standar umur ini, sejajar dengan penetapan standar umur untuk kriteria Angkatan Kerja.
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja atau sedang mencari
pekerjaan. Walaupun penetapan standard umur tersebut, secara substansif berbeda dengan standar
umur yang ditetapkan untuk perhitungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja, yang dimaksudkan adalah persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia 15
tahun ke atas. Konsep bekerja dalam konstelasi ketenagakerjaan adalah mereka yang melakukan
kegiatan paling sedikit selama 1 jam selama seminggu dengan maksud memperoleh pendapatan
atau keuntungan atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. Penganggur adalah
mereka yang termasuk dalam angkatan kerja yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 68 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah
angkatan kerja. a. 71.97 % dan TPAK perempuan sebesar 47.30 %. Kegiatan Penduduk 15 Tahun ke
Atas Ketenagakerjaan dan kependudukan saling berhubungan antara satu dengan lainnya.
Persentase dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja adalah 52.31 %. Sementara
jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang bersekolah sebanyak 17.96 %. Pada tabel 46
diuraikan penduduk usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan selama seminggu yang lalu dan
jenis kelamin. Tabel 46. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan
Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu Jenis Kelamin Kegiatan Utama Seminggu yang
Lalu Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah
Tangga Lainnya Jumlah Laki-laki (%) 71.97 65.62 6.35 28.03 19.15 3.21 5.67 100.00 Perempuan (%)
47.30 38.55 8.75 52.70 16.72 32.62 3.36 100.00 Laki-laki+ Perempuan (%) 59.84 52.31 7.53 40.16
17.96 17.67 4.53 100.00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69 b. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan ukuran yang
diperoleh melalui perbandingan antara jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia 15
tahun ke atas. Persentase Angkatan Kerja Kota Kupang usia 15 tahun ke atas terhadap total
penduduk pada tahun 2010 adalah sebesar 59.84 %. Sementara persentase Bukan Angkatan Kerja
sebesar 40.16 %. Bila dirinci menurut jenis kelamin, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-
laki lebih besar dibandingkan dengan TPAK perempuan. TPAK laki-laki sebesar PT. SIARPLAN
UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 69
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
c. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut definisi, seseorang dikatakan bekerja apabila mereka
melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya
bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus selama seminggu yang lalu. Penduduk yang tidak
bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan disebut menganggur (unemployed). Jadi, pengangguran
termasuk mereka yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, telah diterima bekerja tetapi
belum bekerja dan yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) tetapi masih berkeinginan untuk
bekerja. Angka Pengangguran Terbuka dihitung melalui perbandingan antara jumlah pencari kerja
dengan jumlah angkatan kerja. Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang menganggur di Kota
Kupang pada tahun 2010 adalah sebesar 12,58 %. Jumlah ini terdiri dari 8,82 % penduduk laki-laki
dan 18,49 % penduduk perempuan (Indikator Kesra Kota Kupang, Tahun 2010). d. Pengeluaran
Rata-rata Perkapita Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan oleh jumlah pendapatan
atau penghasilan dari masyarakat tersebut. Semakin besar tingkat pendapatan berarti tingkat
kesejahteraan masyarakat semakin tinggi. Penghitungan pendapatan masyarakat sangat sulit untuk
dilakukan pada suatu survei atau sensus. Oleh sebab itu, untuk menghitung tingkat pendapatan atau
penghasilan suatu masyarakat jumlah dilakukan dengan terutama menggunakan pendekatan
terhadap pengeluaran pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang dimaksud
dibedakan menurut jenisnya, yaitu pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan non makanan.
Selain dapat mengetahui jumlah pendapatan rumah tangga dari suatu masyarakat dapat pula
diketahui pola konsumsi dari masyarakat. Dimana semakin rendah pengeluaran rumah tangga untuk
makanan terhadap total pengeluaran, pola konsumsinya akan semakin baik. PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 70
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Sebaliknya semakin tinggi pengeluaran rumah tangga untuk makanan terhadap total pengeluaran
maka pola konsumsinya akan semakin buruk. Penduduk Kota Kupang pada tahun 2010 sebagian
besar tergolong dalam kelompok penduduk dengan jumlah pengeluaran perkapita per bulan Rp
500.000,00 ke atas sebesar 69,43 %. Sedangkan yang paling kecil terdapat pada kelompok dengan
tingkat pengeluaran perkapita sebulan sebesar Rp 150.000,00 sampai dengan Rp 199.999,00 yaitu
sebesar 0,25 %, sementara pengeluaran perkapita lebih kecil dari Rp 100.000,00 tidak ada. Secara
akumulatif, tingkat pengeluaran perkapita sebulan antara Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 499.999,-
adalah sebesar 29,84 %. Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kota Kupang tahun
2010 sebesar Rp 1,099,273. Dari jumlah tersebut 47.87 % atau sebesar Rp. 467,419 merupakan
pengeluaran untuk makanan dan 52.13 % atau sebesar Rp. 632,273 adalah pengeluaran bukan
makanan. 3.11 Perumahan dan Lingkungan Arti fisik perumahan, dalam konteks yang diperluas
disebut permukiman. Permukiman yaitu tempat tinggal anggota masyarakat dan individu-individu
yang biasanya hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga beserta berbagai fasilitas
pendukungnya. Perumahan menjadi tempat untuk tumbuh, hidup, berinteraksi, perlindungan dari
gangguan, dan masih banyak fungsi lainnya bagi para penghuninya. Program pembangunan bidang
perumahan terus ditingkatkan, bukan hanya dari segi kuantitasnya melainkan juga dari segi kualitas.
Peningkatan jumlah penduduk yang pesat menjadikan kebutuhan terhadap perumahan semakin
meningkat. a. Kondisi Fisik Bangunan Indiktor kondisi fisik bangunan menggambarkan kualitas dan
kuantitas tempat tinggal yang dikuasai. Fisik bangunan yang kuat dan terbuat dari bahan yang tidak
membahayakan menjamin keamanan penghuni tidak saja dari ancaman tindak kriminal, tetapi juga
kerentanan bangunan itu sendiri dari PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 71 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
kemungkinan terserang penyakit. Fisik bangunan yang kuat ditentukan oleh pemilihan bahan
komponen bangunan yaitu lantai, dinding dan atap. Sementara kenyamanan dan kesehatan penghuni
ditentukan oleh luasannya. 1) Luas Lantai Rumah Rata-rata luas lantai (hunian) per rumah tangga
dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi tempat tinggal penduduk. Semakin luas lantai yang
dihuni oleh suatu rumah tangga, semakin baik kondisi (kesehatan) rumah tangga tersebut. Di Kota
Kupang tahun 2010, persentase rumah tangga menurut luas lantai rumah paling banyak terdapat
pada kelompok luas lantai 20-49 m yaitu sebesar 44,05 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah
yang tergolong dalam kelompok luas lantai 150+ m yaitu sebesar 5,42 %. 2) Jenis Atap Terluas
Indikator ini menyajikan klasifikasi rumah tangga beratap seng, genteng dan lainnya (ijuk/rumbia).
Angka ini dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi bangunan tempat tinggal penduduk. Rumah
tangga di Kota Kupang tahun 2010 sebagian besar yaitu sebesar 96,46 %, menggunakan jenis atap
seng sebagai jenis atap yang paling luas. Sementara jenis atap ijuk/rumbia yang digunakan rumah
tangga sebagai jenis atap terluas adalah yang paling kecil yaitu sebesar 0.25 %. 3) Jenis Lantai
Terluas Semakin besar rumah tangga yang dihuni berlantai tanah mengindikasikan kondisi
perumahan di daerah tersebut umumnya jelek. Semakin kecil angka persentase ini, cenderung akan
semakin baik tingkat kesejahteraannya. Persentase rumah tangga di Kota Kupang tahun 2010 yang
menghuni rumah dengan lantai tanah sebesar 8.45 %. Sedangkan sisanya sebesar 91.55 % adalah
rumah tangga yang menempati rumah dengan jenis lantai bukan tanah sebagai jenis lantai terluas. 4)
Jenis Dinding Terluas Indikator ini menyajikan proporsi rumah tangga yang menghuni rumah
berdinding tembok, kayu, bambu atau lainnya. Persentase rumah tangga yang menempati rumah
dengan tembok jenis dinding terluas merupakan kelompok PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 72 Pembangunan Rumah Sakit
Siloam Kota Kupang
yang terbanyak yaitu sebesar 66,13 %. Sisanya adalah rumah tangga yang menggunakan kayu,
bambu atau lainnya sebagai jenis dinding terluas. b. Fasilitas Tempat Tinggal Indikator ini
menunjukkan kelengkapan, kelayakan, fasilitas dan penggunaan tempat tinggal seperti kelengkapan
fasilitas listrik, telepon, air dan lain-lainnya. Semakin lengkap fasilitas dan utilitas hunian di suatu
daerah, semakin nyaman berdiam di daerah tersebut. 1) Sumber Penerangan Sebagian besar rumah
tangga di Kota Kupang menggunakan penerangan yang bersumber dari istrik PLN yaitu sebesar
92,13 %. 2) Sumber Air Minum Rumah tangga yang menggunakan leding meteran sebagai sumber
air minum merupakan kelompok yang paling banyak yaitu 42,24 %. Sedangkan yang rumah tangga
dengan sumber air minum mata air tidak terlindung dan mata air terlindung yaitu sebesar 0.87 %. 3)
Jarak Sumber Air Minum ke Penampungan Sebagian besar rumah tangga di Kota Kupang tahun
2010 memiliki jarak sumber air minum lebih dari 10 m yaitu sebesar 61.42 %. Sedangkan rumah
tangga yang jarak sumber air minum ke penampungan kurang dari 10 m sebanyak 34.51 %. Sisanya
sebesar 4.07 % rumah tangga tidak tahu jarak sumber air minumnya ke penampungan. 4) Tempat
Buang Air Besar Persentase rumah tangga yang mempunyai fasilitas tempat buang air besar sendiri
adalah paling banyak yaitu tercatat sebesar 74,02 %. Sedangkan yang paling kecil adalah rumah
tangga dengan fasilitas tempat buang air besar umum dan yang tidak memiliki fasilitas tempat buang
air besar yaitu sebesar 0.66 %. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 73 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
5) Tempat Pembuangan Tinja Persentase rumah tangga yang menggunakan jenis pembuangan tinja
melalui tangki/spal paling tinggi yaitu sebesar 54,18 %. Sedangkan paling kecil yaitu tempat akhir
pembuangan tinja lainnya yaitu sebesar 0.21 %. 3.12 Kelurahan Fatululi Lokasi Pembangunan
Rumah Sakit Siloam Standar Internasional yakni di Kelurahan Fatululi. Kelurahan Fatululi merupakan
salah satu kelurahan yang ada dalam wilayah Kecamatan Oebobo Kota Kupang, dengan luas 2.920
Ha. Walaupun merupakan bagian dari Kecamatan Oebobo, Kelurahan Fatululi merupakan kelurahan
perbatasan yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Nefonaek Kecamatan Kota Lama dan
dengan Kelurahan Kelapa Lima Kecamatan Kelapa Lima. Jumlah penduduk Kelurahan Fatululi pada
akhir tahun 2010 adalah 12.097 jiwa, yang terinci atas 6.127 jiwa laki-laki dan 5.970 jiwa perempuan.
Sedangkan pada saat dilaksanakannya survey (Okt 2012), jumlah penduduk Kelurahan Fatululi
perSeptember 2012 mencapai 12.224 jiwa. Penduduk tersebut, tersebar dalam 45 Rukun Tetangga
dan cakupan dari 13 Rukun Warga. Jika diperhitungkan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK)
sebanyak 2.996 pada tahun 2010, maka rata-rata tiap rumah tangga terdiri dari 4 orang. Saat ini
(September 2012) di Kelurahan Fatululi terdapat 3.024 KK. Pada tahun 2010, terdapat 523 rumah
tangga yang memperoleh bantuan Beras Miskin (Raskin), yang sekaligus menunjukkan jumlah rumah
tangga miskin di Kedlurahan Fatululi. Sedangkan klasifikasi keluarga menurut BKKBN yang
mencakup keluarga Pra-Sejahtera 206 KK, Sejahtera I: 526 KK, Sejahtera II: 611 KK, Sejahtera III:
350 KK; dan 277 KK yang diklasifikasi sebagai Sejahtera III Plus. a. Kelompok Umur Klasifikasi
kelompok umur penduduk yang dipresentasekan dalam laporan kegiatan bulanan Kelurahan Fatululi,
sedikit berbeda dalam hal interval tahun. Hal tersebut seperti yang termuat secara rinci pada tabel 47.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 74 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Tabel 47. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun
2010 Jenis Kelamin Jumah Kelompok Umur Laki-laki + Laki - laki Perempuan Perempuan 0-5 965
972 1.937 6 - 20 2.012 1.904 3.916 21 - 25 771 749 1.520 26 - 60 2.297 2.238 4.535 60 + 82 107 189
Jumlah 6.127 5.970 12.097 Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010 b.
Mata Pencaharian Mata pencaharian yang dimaksudkan adalah pekerjaan atau pun profesi dari
penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 48. Tabel 48.
Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Mata Pencaharian dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Jenis Kelamin Jumlah Mata Pencaharian/ Pekerjaan/ Laki-laki+ L P Profesi Perempuan PNS 559 317
876 TNI/Polri 31 0 31 Guru 118 21 139 Dosen 15 5 20 Dokter 5 2 7 Mantri/Bidan 2 18 20
Petani/Nelayan 49 23 72 Pengemudi 118 0 118 Montir/Tukang Servis 50 15 65 Pedagang 655 438
1.093 Pensiunan PNS/TNI/Polri 836 316 1.152 Pengusaha/Lain-lain 730 523 1.253 Sumber: Laporan
Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010 c. Tingkat Pendidikan PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 75
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Pada tabel 49 dirinci jumlah penduduk menurut ijasah tertinggi yang dimiliki oleh penduduk Kelurahan
Fatululi Tahun 2010. Termasuk di dalamnya klasifikasi penduduk yang belum sekolah, maupun yang
buta huruf. Tabel 49. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin Tahun 2010 Jenis Kelamin Jumlah Tingkat Pendidikan Laki-laki + L P Perempuan Belum
Sekolah 670 682 1352 TK 334 294 628 SD 686 598 1284 SLTP/Sederajad 700 573 1273
SLTA/Sederajad 2.109 2.051 4160 D3 (Diploma) 109 122 231 Stara 1 600 605 1205 Strata 2 56 35
91 Strata 3 6 2 8 Buta Huruf 443 487 930 Lainnya 414 521 935 Jumlah 6.127 5.970 12.097 Sumber:
Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010 Jumlah Sarana Pendidikan yang
terdapat di Kelurahan Fatululi tahun 2010 mencakup SD/MI milik Pemerintah/Negeri sebanyak 4 unit
dan 1 unit milik swasta. Selain itu terdapat 1 unit tempat kursus milik swasta. d. Golongan Agama
Jumlah sarana peribadatan yang ada di Kelurahan Fatululi yaitu sebanyak 12 unit Gereja Protestan.
Tempat peribadatan agama lainnya tidak terdapat di Kelurahan Fatululi. Jumlah penduduk menurut
golongan agama, dapat dilihat pada tabel 50. Tabel 50. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut
Golongan Agama dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Jenis Kelamin Jumlah Golongan Agama Laki-laki+
L P Perempuan Kristen 3.113 3.041 6.154 Katolik 2.263 2.167 4.430 Islam 661 682 1.343 PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 76 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Hindu Budha Jumlah 58 32 6.127 58 22 5.970 116 54 12.097 Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi
Keadaan Bulan Desember 2010 e. Fasilitas Umum Lainnya Fasilitas umum lainnya seperti fasilitas
perekonomian, kesehatan dan pelayanan jasa lainnya dapat dilihat dapat tabel 51. Tabel 51. Jumlah
Fasilitas Umum Lainnya di Kelurahan Fatululi Tahun 2010 Fasilitas Umum Lainnya Perekonomian
Supermarket/Minimarket Toko Kios PT/CV/FA Rmh Mkn/Cafe/Warung Jlh 1 52 135 12 25 Kesehatan
Puskesmas Pembantu Praktek Dokter/Bidan Praktek Bidan Apotik Jlh 1 2 2 4 Jasa Lainnya Biro
Perjalanan Tempat Kost Wartel Pitrad Jlh 2 78 1 3 Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan
Bulan Desember 2010 PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 77 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
BAB IV DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI Potensi dampak yang mungkin terjadi dan
perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan jika pembangunan Rumah Sakit Siloam serta fasilitas
pendukung lainnya dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Perubahan Fungsi dan Tata
Guna Lahan. Pembangunan kegiatan rumah sakit akan merubah tata guna lahan serta produktivitas
lahan di lingkungan sekitar kawasan rumah sakit. 2. Peningkatan Bangkitan Lalu lintas dan
Kerusakan Jalan. Pembangunan dan kegiatan operasional kawasan rumah sakit akan meningkatkan
bangkitan lalu lintas sehingga kemungkinan akan terjadi kemacetan. Selain itu jika kemampuan
(kapasitas) beban jalan maksimum disekitar lokasi ternyata tidak mampu untuk menerima beban
tambahan dari kegiatan pembangunan dan operasional Rumah Sakit maka akan terjadi kerusakan
jalan. 3. Peningkatan Run Off, Erosi dan Banjir. Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan
pengurugan tanah pada tahap konstruksi akan mengakibatkan perubahan struktur dan sifat tanah,
misalnya permukaan tanah menjadi terbuka, agregat tanah hancur dan menjadikan tanah peka
terhadap erosi. Kegiatan pemadatan tanah pada tahap konstruksi juga mengakibatkan air tidak dapat
meresap ke dalam tanah, sehingga akan meningkatkan volume air limpasan (run off). 4. Penurunan
Kualitas Udara (Debu). Penurunan kualitas udara (peningkatan kadar debu) diakibatkan oleh kegiatan
pembukaan lahan dan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari kegiatan-kegiatan
lain pada tahap operasi. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 78 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
5. Peningkatan Kebisingan. Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan dan
mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari kegiatan-kegiatan lain pada tahap operasi.
6. Penurunan Kualitas Air. Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan pembagunan kawasan rumah
sakit dapat berasal dari tahap operasional rumah sakit serta prasarana dan sarana lingkungan yang
terdapat di kawasan rumah sakit tersebut. Jika pemrakarsa tidak memiliki perencanaan mengenai
jaringan air limbah yang baik maka akan berakibat terhadap penurunan kualitas air. Potensi dampak
penurunan kualitas air permukaan sangat kecil karena daerah Kelurahan Fatululi khususnya kawasan
rumah sakit tidak mempunyai aliran air permukaan. 7. Perubahan Mata Pencaharian dan Pendapatan
Penduduk. Perubahan mata pencaharian dan pendapatan penduduk lokal dapat ditimbulkan oleh
kegiatan pembebasan lahan maupun oleh kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi
dan operasi. 8. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha. Kegiatan konstruksi dan operasi akan
mengakibatkan peningkatan kesempatan kerja dan berusaha bagi penduduk di sekitar kawasan
Rumah Sakit Siloam. Dampak Lingkungan yang mungkin terjadi jika pembangunan Rumah Sakit
serta fasilitas pendukung lainnya dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut: 4.1 Tahap Pra
Konstruksi. a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan. Hal ini akan berdampak
sangat kecil karena lokasi rencana usaha berada dalam penguasaan Rumah Sakit Siloam sesuai
sertifikat terlampir. b. Potensi Dampak Terkait Survey dan Pengukuran. Survey dan pengukuran
lokasi akan berdampak negatif kecil berupa konflik kepentingan dan keresahan pada masyarakat
yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana kegiatan karena kurangnya informasi tentang
rencana kegiatan yang PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 79 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
akan dilaksanakan. Tetapi konflik dan keresahan itu segera reda setelah selesai survey dan
pengukuran oleh Pihak Rumah Sakit dan Dinas Tata Ruang Kota Kupang. c. Potensi Dampak Terkait
Sosialisasi Rencana Kegiatan. Sosialisasi rencana kegiatan pembangunan rumah sakit pada
masyarakat berdampak positif berupa terjalinnya komunikasi yang baik antara pemrakarsa dan
masyarakat sekitar, terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat sekitar serta
kesepakatan tentang posisi tenaga kerja lokal sehingga dapat terjadi hubungan yang harmonis antar
pemrakarsa dan masyarakat sekitarnya. 4.2 Tahap Konstruksi a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait
Pembersihan dan Penyiapan Lokasi. Pembersihan dan penyiapan lokasi dilakukan meliputi pekerjaan
penebangan pohon yang ada dan pembersihan semak pada lokasi dimana masyarakat sekitar
diuntungkan karena memanfaatkan potongan dahan/pohon untuk kebutuhan kayu bakar. Dampak
negatif sesaat yang akan timbul adalah debu dan tingkat kebisingan yang meningkat karena aktivitas
dan mobilitas kendaraan yang meningkat membawa material atau pembersihan dan perataan lahan
yang dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan alat berat saat mobilisasi dan
demobilisasi bahan / material konstruksi. b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga
Kerja. Rekrutmen tenaga kerja pada tahap konstruksi berdampak positif berupa terbukanya
kesempatan kerja bagi 200 orang tenaga kerja dibidang konstruksi, sopir dan kondektur. Dampak
negatif yang timbul pada tahap ini adalah timbulnya kecemburuan pada tenaga kerja yang tidak
diterima bekerja pada kegiatan ini. c. Pembangunan sarana dan Prasarana penunjang. PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 80 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Sebelum pembangunan bangunan fisik Rumah Sakit, dilakukan pembangunan base camp untuk
tempat kerja yang dilengkapi dengan fasilitas MCK permanen , sarana air bersih, gudang
penyimpanan peralatan dan bahan bangunan , sarana K3 serta tempat tidur penjaga. Sedangkan
kebutuhan air untuk konstruksi disuplai menggunakan truk tanki. d. Pembangunan Fisik Rumah Sakit
dan Fasilitasnya. Pembangunan fisik rumah sakit dan fasilitasnya akan menimbulkan dampak negatif
berupa peningkatan kebisingan, debu dan mungkin kecelakaan kerja. Pembangunan fisik rumah sakit
terdiri dari pekerjaan tanah dan urugan, pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur beton, pekerjaan
tembok, pekerjaan pintu dan jendela, pekerjaan plafon, pekerjaan instalasi listrik, air bersih, air
limbah, pemadam kebakaran, AC, pekerjaan instalasi penangkal petir, pekerjaan instalasi
telekomunikasi, pekerjaan instalasi pengolahan limbah padat dan limbah cair, pekerjaan landscape,
area parkir dan pekerjaan drainase (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran). 4.3 Tahap
Operasi a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Karyawan untuk Manajemen Rumah
Sakit Siloam serta Seleksi Calon Tenaga Kerja. Rekrutmen karyawan rumah sakit dan seleksi calon
karyawan akan berdampak positif yakni terbukanya kesempatan kerja bagi 200 orang tenaga kerja
yang akan dimanfaatkan untuk tenaga administrasi, penjualan dan promosi, penagihan, serta
terpenuhinya kebutuhan kamar bagi 233 konsumen rawat inap. Meskipun menyerap tenaga kerja
lokal dan pemenuhan kebutuhan rumah sakit tetapi kesempatan kerja yang ada tidak bisa
menampung angkatan kerja yang tersedia terutama berkaitan dengan ketrampilan yang dimiliki oleh
pencari kerja lokal tersebut. Demikian juga dengan jumlah kamar dan tempat tidur yang disediakan
tidak mencukupi permintaan penyediaan kamar dan tempat tidur bagi pasien rawat inap dari
masyarakat Kota Kupang dan luar Kota Kupang. b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Operasional
Rumah Sakit dan Fasilitasnya. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 81 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
Operasional Rumah Sakit dan fasilitasnya akan menimbulkan dampak berupa meningkatnya
pendapatan asli daerah yang bersumber dari pajak dan retribusi, juga berdampak pada
perkembangan sektor perdagangan dan jasa kesehatan untuk memenuhi kebutuhan warga
konsumen Rumah Sakit. Dampak lain yang penting yang berkaitan dengan berbagai aktivitas yang
terjadi dalam rumah sakit dari berbagai bidang, antara lain : 1) Kegiatan pelayanan medik (ruang
bedah, ruang UGD, poliklinik, dealisis / hemodialisis, pemusaran jenasah dan kemoterapi) 2)
Kegiatan pelayanan pendukung (laboratorium laboratorium, radiologi, laundry, dapur, ruang
perawatan dan farmasi) 3) Kegiatan perkantoran dan sosial (kegiatan administrasi
perkantoran/medical record, restaurant, rumah tunggu dan asrama) Dari ketiga pelayanan diatas
dapat menghasilkan limbah padat, cair dan gas yang dapat dikelompokan menjadi limbah klinik /
medik dan limbah non klinik / non medik. Kelompok limbah medik/klinik yang dihasilkan dari kegiatan
pelayanan medik terdiri dari : 1) Limbah inveksius (limbah yang mengandung mikro organisme yang
berasal dari ruang bedah, laboratorium dan hemodialisis yang dapat menimbulkan penyakit). 2)
Limbah pathological (limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia) 3) Limbah Citotoxic (limbah
yang terkontaminasi) 4) Limbah parmacological (obat-obat bekas, obat-obat kedaluarsa atau obat-
obat yang terkontaminasi, tabung-tabung obat atau bungkusan-bungkusan obat) 5) Limbah dari Alat-
alat bekas (syringe, gunting, pisau, pecahan gelas dan gunting kuku). berasal dari material-material
yang Kelompok limbah non medik umumnya dihasilkan dari kegiatan pelayanan pendukung rumah
sakit, perkantoran dan sosial yang terdiri dari limbah umum, kardus-kardus makanan, zat-zat
berbahaya (yang bersifat racun, korosif, mudah PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 82 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
terbakar dan reaktif) dan limbah kimia (disinfeksi dan laboratoriumlaboratorium). Keseluruhan limbah
cair yang dihasilkan dari berbagai jenis pelayanan medik dan non medik diolah dengan teknologi
pengolahan limbah cair secara Bio Filter Anaerob dan Aerob (lihat dalam lampiran gambar alir
proses pengolahan limbah cair). Sedangkan limbah padat medik dan non medik diolah dengan
incenerator dan sampah lainnya diangkut secara berkala oleh Dinas Kebersihan Kota. 4.4 Tahap
Pasca Operasi a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan. Pengalihan fungsi
lahan pada Rumah Sakit dapat terjadi karena beberapa hal seperti pailit, bencana alam, angin puting
beliung, gempa bumi, maupun kebakaran yang besar. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan
puing-puing bangunan akan banyak menimbulkan dampak negatif berupa limbah padat, debu,
bangkitan lalulintas karena mobilisasi kendaraan pengangkut. Dampak positif adalah menyerap
tenaga kerja non skill yang diperlukan untuk pembongkaran gedung, sedangkan sisa sebahagian
bahan bongkaran dapat di daur ulang, atau dapat menimbun fondasi bangunan lain yang diperlukan.
Pengalihan fungsi lahan akan berdampak negatif berupa munculnya konflik dan keresahan diantara
karyawan karena kemungkinan penurunan pendapatan dan kehilangan pekerjaan/pemutusan
hubungan kerja (PHK). b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja. Salah
satu sumber dampak pada tahap pasca operasi adalah Pemutusan hubungan kerja dengan jenis
dampak negatif berupa keresahan dan munculnya pengangguran akibat tidak dipekerjakan lagi pada
usaha yang baru. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 83 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
BAB V PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 5.1 Upaya
Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup 5.1.1 Tahap Pra Konstruksi a. Pengelolaan Dampak
Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan. 1) Sasaran Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan terhadap
masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan. 2) Upaya Pengelolaan. Pemberian informasi tentang
rencana kegiatan pada lokasi yang dibebaskan. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan
Oebobo Kota Kupang. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Informasi tentang rencana usaha
disampaikan 7 (tujuh) hari sebelum dilakukan survey dan pengukuran. b. Pengelolaan Dampak
Lingkungan Terkait Survey Dan Pengukuran. 1) Sasaran Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan
terhadap masyarakat yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana kegiatan. 2) Upaya
Pengelolaan. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 84 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Melakukan survey dan pengukuran lokasi rencana kegiatan sehingga masyarakat memperoleh
kepastian tentang batas lokasi usaha dan tidak resah. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan
Oebobo Kota Kupang. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Informasi tentang rencana usaha
disampaikan 7 (tujuh) hari sebelum dilakukan survey dan pengukuran. c. Pengelolaan Dampak
Lingkungan Terkait Sosialisasi Rencana Kegiatan. 1) Sasaran Pengelolaan Masyarakat lingkup lokasi
dan aparat kelurahan menjadi sasaran kegiatan pembangunan Rumah Sakit pengelolaan. Sosialisasi
rencana Siloam Kota Kupang. 2) Upaya Pengelolaan Pemrakarsa memberitahukan ke pihak
kelurahan dan kelurahan mengundang masyarakat dan aparat kelurahan guna memberikan
sosialisasi dan pemberian informasi yang jelas tentang rencana kegiatan oleh pemrakarsa maksud
serta tujuan pembangunan rumah sakit bagi masyarakat, terutama pemberian informasi tentang
lowongan kerja yang tersedia sesuai kebutuhan kegiatan Rumah Sakit Siloam, maupun peluang
kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak pemrakarsa dalam hal pembangunan rumah
sakit ini. Pada sosialisasi ini juga ditampilkan potensi dampak positif dan negatif terhadap lingkungan
dibidang fisik, kimia, biologi, sosial budaya, ekonomi dan kesehatan masyarakat yang mungkin
terjadi, model pengelolaan dan pemantauan yang wajib dilakukan serta peran serta masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan hidup sehingga dampak positif dapat ditingkatkan serta dampak
negatif diminimalisir. 3) Lokasi Pengelolaan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 85 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
Sosialisasi dilakukan di lokasi rumah sakit/arena pameran di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo,
Kota Kupang. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan Sosialisasi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29
Oktober 2012 mulai jam 16.30 Wita sampai jam 20.00 dengan jumlah peserta seperti daftar hadir
terlampir. 5.1.2 Tahap Konstruksi a. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembersihan dan
Penyiapan Lokasi 1) Sasaran Pengelolaan Pengelolaan dilakukan terhadap lokasi rencana kegiatan
yang ditumbuhi pohon dan material. 2) Upaya Pengelolaan Saat pembersihan dan penyiapan lokasi,
dilakukan penebangan pohon dan semak serta pembersihan sisa tebangan. Kegiatan ini
menimbukan peningkatan kebisingan akibat aktivitas keluar masuk kendaraan operasional.
Pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminimalisir dampak tersebut adalah pengangkutan sisa
tebangan serta operasional pengangkutan dilakukan pada malam hari. Upaya Pengelolaan ini
diharapkan dapat mengurangi kuantitas bangkitan debu ke udara. Kebisingan tidak terlalu nampak
akibat kebisingan dari lingkungan dan transportasi. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan
Oebobo Kota Kupang. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan selama pengerjaan
pembersihan lahan dan penyiapan lokasi, yakni 30 (sembilan puluh) hari kerja. semak, serta operator
kendaraan angkutan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 86 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja 1) Sasaran Pengelolaan.
Persaingan dalam memanfaatkan kesempatan kerja bagi para pekerja lokal perlu diperhatikan.
Prioritas utama ditujukan kepada pekerja lokal sebagai sasaran agar kegiatan dapat berlangsung
dengan baik dan lancar tanpa ada gejolak sosial. 2) Upaya Pengelolaan. Dilakukan dengan cara
mengumumkan secara luas tentang kesempatan kerja, jumlah lowongan, sistim kerja, waktu
pembayaran, cara pembayaran upah kerja, semuanya dilaksanakan sesuai aturan ketenagakerjaan
yang berlaku. Upaya ini akan mengeliminasi dampak negatif pada hubungan keharmonisan diantara
pencari kerja lokal dan semakin memaksimalkan tingkat pendapatan mereka. Disamping itu perlu
pengaturan pembagian tugas dan Jadwal kerja yang jelas agar pekerjaan fisik dapat dilaksanakan
secara maksimal. Selain upayakan juga mengatur hubungan kerja yang baik diantara pekerja
terampil dari luar dengan pekerja lokal yang kurang terampil sehingga terjadi peningkatan kinerja
antara transfer teknologi pekerja. 3) Lokasi Pengelolaan. Pengumuman lewat radio dan koran serta
ditempatkan di Kantor Lurah Fatululi, Dinas Nakertrans Kota Kupang dan lokasi rencana usaha,
sedangkan pembagian tugas dan jadwal kerja dijelaskan kepada pekerja di lokasi kegiatan
pembangunan Rumah Sakit. 4) Waktu dan durasi pengelolaan. Pengumuman ditempatkan di Kantor
Lurah Fatululi, Dinas Nakertrans Kota Kupang, 14 (empat belas) hari sebelum rekrutmen
dilaksanakan. c. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Mobilisasi dan Demobilisasi Bahan atau
Material Konstruksi. 1) Sasaran Pengelolaan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 87 Pembangunan Rumah Sakit Siloam
Kota Kupang
Sasaran pengelolaan pada lokasi rencana usaha serta para pekerja konstruksi bangunan, pengawas,
sopir, kondektur. 2) Upaya Pengelolaan Pengelolaan dilakukan untuk mengurangi dampak
peningkatan debu dan kebisingan, kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas, dilaksanakan melalui
penyiraman lokasi, penutupan dengan terpal pada bak truk pengangkut, pemasangan tanda larangan
masuk dan rambu lalu lintas portabel, mentaati jadwal angkut dan jadwal kerja, pembuatan gudang
tempat penyimpanan material. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan rumah sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang. 4)
Waktu dan Durasi Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan pada tahap konstruksi, sebelum kegiatan
pembangunan fisik Rumah Sakit dan fasilitasnya. d. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait
Pembangunan Fisik Rumah Sakit dan Fasilitasnya. 1) Sasaran Pengelolaan. Sasaran pengelolaan
pada lokasi rencana usaha serta para pekerja konstruksi bangunan, pengawas, sopir dan kondektur.
2) Upaya Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan untuk mencegah peningkatan debu dan kebisingan
serta kecelakaan kerja; dilaksanakan melalui penyiraman lokasi, pemasangan tanda larangan masuk,
himbauan, pagar lokasi, penerapan disiplin dan Standart Operation Procedure (SOP), serta taat
terhadap Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) seperti penggunaan helm pengaman, masker
hidung, sabuk pengaman, dan lain-lain. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan pembangunan rumah sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota
Kupang. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 88 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan pada tahap konstruksi sampai kegiatan
pembangunan fisik Rumah Sakit dan fasilitasnya selesai. 5.1.3 Tahap Operasi a. Pengelolaan
dampak lingkungan terkait rekrutmen karyawan rumah sakit dan seleksi calon karyawan. 1) Sasaran
Pengelolaan. Yang menjadi sasaran pengelolaan adalah masyarakat pencari kerja terutama yang
memiliki spesifikasi di bidang pengelolaan rumah sakit dan fasilitasnya, serta masyarakat yang telah
mendaftar untuk bekerja di Rumah Sakit Siloam Kota Kupang. 2) Upaya Pengelolaan. Upaya
pengelolaan dilakukan dengan cara mengumumkan jumlah kesempatan atau lowongan kerja
sebanyak 200 orang tenaga yang dibutuhkan berdasarkan spesifikasi kebutuhan manajemen rumah
sakit, serta pelaksanaan seleksi calon karyawan dilakukan secara transparan. Selain itu juga
direncanakan pelaksanaan peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Rumah Sakit
melalui berbagai program magang, diklat maupun kursus. Meningkatkan kemampuan pekerja dengan
latihan ketrampilan/ permagangan bagi tenaga pengurus rumah sakit, kerjasama dengan Dinas
kebersihan dalam menangani persampahan, dengan pihak Kepolisian dalam melatih satpam,
penanggulangan keadaan darurat pada Dinas Kebakaran, serta peningkatan kesehatan kerja melalui
Askes tenaga kerja guna pememeriksaan kesehatan pekerja ke paramedis setiap tahun. Guna
menjaga keharmonisan diperlukan Pengarahan dan selalu konsisten dalam menegaskan aturan yang
sudah disepakati bersama pekerja. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 89 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
3) Lokasi Pengelolaan. Pengumuman dilaksanakan di media massa, Dinas Nakertrans Kota Kupang
serta Kantor manajemen Rumah Sakit agar diperoleh tenaga yang profesional dibidangnya.
Sedangkan Seleksi karyawan Rumah Sakit dan peningkatan SDM dapat dilaksanakan pemrakarsa di
tempat lain yang dianggap layak. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Tahap Pengumuman sampai
seleksi karyawan Rumah Sakit dilaksanakan 14 (empat belas) hari; sedangkan program peningkatan
SDM karyawan Rumah Sakit dilaksanakan secara terus menerus dan berkala sesuai tingkat
kebutuhan manajemen rumah sakit. b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Operasional Rumah Sakit
dan Fasilitasnya 1) Sasaran Pengelolaan Sasaran pengelolaan pada manajemen rumah sakit, sistem
pengelolaan rumah sakit dan sarana prasarana pendukung Rumah Sakit Siloam. 2) Upaya
Pengelolaan Upaya pengelolaan untuk tujuan meminimalisir dampak lingkungan berupa peningkatan
pencemaran air karena aktifitas manusia saat operasional Rumah Sakit. Karena itu pengolahan
semua limbah cair dari semua unit operasi Rumah Sakit Siloam akan diolah dengan sistem Bio Filter
Anaerob dan Aerob, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Limbah cair dari Unit UGD, Operasi
dan laboratorium akan melalui proses pre-treatment setelah itu dialirkan ke Equilizing tank. Kemudian
limbah cair dari toilet dan laundry dialirkan ke Equilizing tank dan limbah cair dari dapur di treatment
(untuk menangkap lemak dan minyak) selanjutnya dialirkan ke Equilizing tank. b. Semua limbah cair
dalam Equilizing tank dihomogenkan dan ditambahkan kadar oksigen terlarut (DO), selanjutnya
dipompa ke arah STP Biofilter serta diolah secara biologis anaerob dan aerob. PT. SIARPLAN
UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 90
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
c. Dari STP Biofilter air yang telah memenuhi baku lingkungan dialirkan ke bak sedimentasi dan
ditambahkan PAC untuk mengendapkan zat-zat tersuspensi yang sebagian kemungkinan
mengandung B3, padatan yang mengendap diharuskan di sedot secara periodik. d. Dari bak
sedimentasi air dialirkan menuju tangki penampungan (storage tank) untuk di recycle kembali atau
dibuang ke badan air. Upaya pengelolaan kualitas udara dengan memelihara pohon yang sudah ada
dan menanam kembali atau menyediakan tanaman in door dalam tiap ruangan dapat menyerap
polutan yang ada maupun menyerap tingkat kebisingan. Beberapa tanaman in door yang dianjurkan
yaitu Siri Belanda ( Epipremnum aureum) meredam 53 % dari total Benzena sebesar 0,156 ppm per
hari juga menekan 67 % dari total formaldehid 18 ppm dan 75 % dari total karbon Monoksida sebesar
113 ppm . Tumbuhan ini merambat berdaun kuning, termasuk Sansivieria/ lidah mertua dan pakis
Boston (Hasim,2008). Pengelolaan polutan dengan menggunakan tanaman out door yaitu
Puring/croton ; menurut hasil penelitian Ir Suparwoko Univ. Islam Indonesia, Yokyakarta, croton
paling baik dalam menyerap Timbal. Sehelai daun Puring mampu menyerap 2,05 mg/l timbal,
beringin (Ficus benjamina) hanya 1,025 mg/l dan Tanjung (Mimusops elengi) 0,505 mg/l (Trubus
,Agts 2008). Disamping itu perlu menyiapkan tempat/ ruang terbuka bagi perokok dengan tanaman
seperti di atas. Upaya pengelolaan sistim drainase, sumur resapan, dipelihara sehingga tetap
berfungsi dengan baik. Upaya pengelolaan untuk tujuan mengurangi timbunan sampah padat
dilakukan dengan cara memasang tanda larangan membuang sampah sembarangan, menyediakan
tempat sampah dan TPS Rumah Sakit dengan peruntukan sebagai berikut: sampah umum dalam
kantong plastik warna hitam, semua sampah akan diteruskan ke incenerator disimpan di dalam
plastik berwarna kuning strip hitam. Limbah sebaiknya di incinerasi dan dapat dibuang ke Landfill.
Limbah yang harus disterilisasi di tempatkan dalam kantong biru muda. Sedangkan limbah padat
radioaktif disimpan di PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 91 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
dalam kotak yang dilapisi logam Pb dan beri identitas khusus bahan radioaktif (selanjutnya diolah di
Badan Tenaga Atom (BATAN) dan limbah radiokatif cair dengan waktu paruh pendek di simpan
dalam kotak berlapis Pb sampai aktivitasnya. Pembuatan sebuah TPS rumah sakit memudahkan saat
menjalin kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Kupang agar pengangkutan sampah dari TPS
Rumah Sakit dilakukan secara rutin. Upaya pengelolaan untuk tujuan meminimalisir kecelakaan kerja
dan kebakaran dilakukan dengan cara penerapan SOP dan K3 secara ketat, pelatihan
penanggulangan bahaya kebakaran bagi karyawan, pemasangan tabung pemadam, akses jalan yang
cukup untuk kendaraan pemadam kebakaran, pemasangan tanda larangan (merokok, parkir,
berhenti), tanda bahaya (gampang terbakar, gampang meledak), maupun himbauan. 3) Lokasi
Pengelolaan Lokasi pengelolaan fasilitas berada dalam lokasi rumah sakit. 4) Waktu dan Durasi
Pengelolaan : Mengatur Jadwal penyedotan tinja secara rutin melalui Dinas Kebersihan Kota Kupang
adalah cara yang tepat sebelum tangki septik penuh, serta menganalisa kualitas air maksimal dua
kali dalam setahun pada Laboratorium terakreditasi di tingkat provinsi atau laboratorium lingkungan
pada Dinas Kesehatan Kota Kupang. dan dilaporkan ke BPLHD Kota Kupang tiap 6 (enam) bulan.
5.1.4 Tahap Pasca Operasi a. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan. 1)
Sasaran Pengelolaan. Sasaran pengelolaan pada kegiatan ini adalah karyawan Rumah Sakit dan
penghuni perumahan di sekitarnya. 2) Upaya Pengelolaan. Upaya pengelolaan untuk meminimalisir
dampak akibat kegiatan ini dilakukan dengan cara pemberian informasi yang lengkap mengenai
alasan PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 92 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
pengalihan fungsi lahan dari rumah sakit ke usaha/kegiatan lain sehingga karyawan dan
pemilik/penghuni dapat memahaminya sehingga tidak timbul konflik dan keresahan. 3) Lokasi
Pengelolaan. Pengelolaan dampak kegiatan pengalihan fungsi lahan dilaksanakan di lokasi Rumah
Sakit. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Waktu pemberian informasi kepada karyawan dilaksanakan
2-5 bulan sebelum pengalihan fungsi dilaksanakan sehingga karyawan dapat mempersiapkan diri
secara lebih baik. Sedangkan informasi kepada karyawan dilakukan paling lambat 1 tahun sebelum
dialihfungsikan sehingga karyawan dapat mempersiapkan diri lebih baik. b. Pengelolaan Dampak
Lingkungan Terkait Pembongkaran Bangunan. 1) Sasaran Pengelolaan. Sasaran pengelolaan dari
kegiatan ini adalah pemilik bangunan Rumah Sakit yang dibongkar. 2) Upaya Pengelolaan. Upaya
pengelolaan dampak akibat kegiatan ini dilakukan dengan cara sosialisasi pada masyarakat sekitar
tentang rencana dan waktu pembongkaran, mempekerjakan tenaga kerja non skill sekitar lokasi
rumah sakit, mencegah debu yang berterbangan dengan menyiram lokasi, mengatur alat berat dan
arus lalu lintas agar tidak terjadi kecelakaan lalulintas maupun tenaga kerja, mendaur ulang
sebahagian bahan bangunan. 3) Lokasi Pengelolaan. Pengelolaan dampak kegiatan pembongkaran
bangunan rumah sakit dilaksanakan pada kawasan rumah sakit. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.
Sosialisasi, penyerapan tenaga kerja dan pembongkaran dilaksanakan dalam waktu secepatnya. PT.
SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 93 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
c. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja. 1) Sasaran Pengelolaan.
Sasaran pengelolaan dari kegiatan ini adalah karyawan yang akan di-PHK, terutama yang tidak
dipekerjakan kembali pada usaha yang baru. 2) Upaya Pengelolaan. Upaya pengelolaan dampak
akibat kegiatan ini dilakukan dengan cara pemberian pesangon sesuai dengan kontrak kerja dan
aturan ketenagakerjaan , mengalihkan tenaga kerja tersebut ke usaha lain/baru, dan/atau
mengusahakan bantuan modal usaha dari lembaga atau instansi lain. 3) Lokasi Pengelolaan.
Pengelolaan dampak kegiatan PHK dilaksanakan di manajemen rumah sakit. 4) Waktu dan durasi
Pengelolaan. Pemberian pesangon, mengalihkan tenaga kerja ke usaha lain/baru, dan/atau
mengusahakan bantuan modal usaha dari lembaga / instansi lain dilakukan saat pelaksanaan PHK.
5.2 Upaya Pemantauan Dampak Lingkungan Hidup 5.2.1 Tahap Pra konstruksi. a. Pemantauan
Dampak Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan
adalah masyarakat sekitar lokasi rencana usaha. 2) Parameter Yang Dipantau. Tanggapan
masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi dalam bentuk positif, maupun keluhan dan keraguan. 3)
Tolok Ukur Pemantauan. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 94 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Yang menjadi tolok ukur pemantauan dalam kegiatan ini adalah perbandingan persentase yang
menolak dan yang menerima serta alasanalasannya. 4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilakukan
dengan metode observasi, tanya jawab dan dialog dengan masyarakat sekitar lokasi rencana usaha.
5) Lokasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan di sekitar lokasi rencana usaha. 6) Waktu dan Durasi
Pemantauan. Observasi, dialog, tanya jawab dengan masyarakat dilakukan pada saat sebelum
pembebasan lahan. b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Survey dan Pengukuran. 1) Sasaran
Pemantauan. Sasarannya adalah masyarakat yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana
usaha. 2) Parameter Yang Dipantau. Jumlah dan asal persepsi negatif maupun positif terhadap
rencana usaha. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Pemantauan dilakukan dengan memperhatikan dan
membandingkan jumlah persepsi negatif maupun positif. 4) Metode Pemantauan. Observasi, dialog,
tanya jawab dengan masyarakat dilakukan pada saat sebelum pembebasan lahan. 5) Lokasi
Pemantauan. Masyarakat sekitar yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana usaha. 6) Waktu
dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan 1-2 hari sebelum saat pelaksanaan survey dan
pengukuran oleh Rumah Sakit dan Dinas Tata Ruang Kota Kupang. PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 95
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Sosialisasi Rencana Kegiatan. 1) Sasaran Pemantauan.
Masyarakat sekitar, tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparat kelurahan Fatululi. 2) Parameter
yang Dipantau. Ada tidaknya informasi tentang rencana usaha serta peluang kerja kepada
masyarakat sekitar. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Ketersediaan informasi dan bahan sosialisasi
rencana kegiatan yang berisi peluang dan kesempatan kerja serta manfaat rencana kegiatan bagi
pemrakarsa dan lingkungan sekitar; tingkat penerimaan masyarakat sekitar terhadap rencana usaha.
4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilakukan lewat metode observasi, dialog dan wawancara. 5)
Lokasi Pemantauan. Pemantauan dilaksanakan pada tempat sosialisasi rencana usaha. 6) Waktu
dan Durasi Pemantauan. Waktu pemantauan adalah saat pelaksanaan sosialisasi dan sesi dialog
dengan masyarakat sekitar. 5.2.2 Tahap Konstruksi. a. Pemantauan Dampak Lingkungan Lingkungan
Terkait Pembersihan dan Penyiapan Lokasi. 1) Sasaran Pemantauan. Kondisi lingkungan rumah
sakit. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan 96 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
2) Parameter Yang Dipantau. Tingkat partikel debu di udara dan tingkat kebisingan. 3) Tolok Ukur
Pemantauan. Tolok ukur pemantauan yang dipakai adalah kondisi tingkat partikel debu serta tingkat
kebisingan awal. 4) Metode Pemantauan. Metode pemantauan yang dipakai adalah pengujian tingkat
partikel debu di udara serta tingkat kebisingan pada saat kegiatan pembersihan lahan dan penyiapan
lokasi. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi rencana usaha pembangunan rumah sakit. 6) Waktu dan
Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan sekali pada saat kegiatan pembersihan lahan dan
penyiapan lokasi. b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja. 1) Sasaran
Pemantauan. Sasaran Pemantauan adalah tenaga kerja di lingkungan lokasi rencana pembangunan
rumah sakit. 2) Parameter Yang Dipantau. Parameter yang dipakai dalam pemantauan adalah jumlah
tenaga kerja yang terlibat dalam tahap konstruksi. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Tolok ukur
pemantauan adalah kebutuhan minimal tenaga kerja konstruksi sebanyak 196 orang agar pekerjaan
konstruksi berjalan optimal. 4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilaksanakan menggunakan
metode pemeriksaan daftar hadir tenaga kerja, wawancara dengan tenaga kerja dan manajemen
usaha. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi rencana usaha pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan 97 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan minimal 2 (dua) kali selama kegiatan
konstruksi. c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Mobilisasi dan Demobilisasi Bahan atau
Material Konstruksi. 1) Sasaran Pemantauan. Kondisi lingkungan lokasi rencana pembangunan
rumah sakit saat kegiatan mobilisasi dan demobilisasi bahan / material konstruksi. 2) Parameter yang
Dipantau. Tingkat partikel debu di udara dan tingkat kebisingan. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Kondisi
tingkat partikel debu dan tingkat kebisingan daerah permukiman sekitar Rumah Sakit Siloam. 4)
Metode Pemantauan. Pengukuran tingkat partikel debu dan tingkat kebisingan. 5) Lokasi
Pemantauan. Lokasi rencana pembangunan rumah sakit. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan.
Dilakukan saat sedang berlangsung kegiatan mobilisasi dan demobilisasi bahan konstruksi. d.
Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pembangunan Fisik Rumah Sakit Siloam dan Fasilitasnya.
1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan pada kegiatan ini adalah kondisi kualitas lingkungan
lokasi rencana usaha yang terdiri dari kualitas udara dan kebisingan, kejadian kecelakaan kerja. 2)
Parameter Yang Dipantau. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan
dan Upaya Pemantauan Lingkungan 98 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Tingkat partikel debu dan kebisingan, jadwal kerja, Pembagian kerja, SOP, peralatan Keamanan dan
Keselamatan Kerja (K3) serta laporan kecelakaan kerja. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Kualitas udara
dan tingkat kebisingan, ketersediaan sarana dan prasarana K3, Kotak P3K, jumlah kejadian
kecelakaan kerja. 4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilakukan lewat pengukuran kualitas udara
dan kebisingan, observasi, dialog. 5) Lokasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan pada lokasi
pembangunan rumah sakit. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan selama 3 (tiga)
kali, yaitu pada awal kegiatan, pertengahan dan akhir kegiatan untuk membandingkan ketepatan
pengelolaan yang diterapkan. 5.2.3 Tahap Operasi. a. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait
Rekrutmen Karyawan Rumah Sakit Siloam dan seleksi Calon Karyawan Rumah Sakit Siloam. 1)
Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan dalam kegiatan ini adalah Sistem dan hasil rekrutmen
karyawan Rumah Sakit serta seleksi calon karyawan. 2) Parameter Yang Dipantau. Pemantauan
dilakukan terhadap jumlah minimal karyawan (200 orang), jumlah tenaga kerja lokal yang melamar
dan yang diterima, kontrak kerja dan upah serta kriteria dan jumlah calon karyawan yang lolos
seleksi. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Pengumuman seleksi dan penerimaan calon karyawan, Jumlah
kebutuhan dan jumlah hasil rekrutmen karyawan, Informasi hak dan kewajiban karyawan, serta
pengumuman pendaftaran maupun hasil seleksi calon karyawan. PT. SIARPLAN UTAMA
KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 99
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilakukan menggunakan metode pemeriksaan terhadap
perjanjian kerja, daftar hadir calon karyawan, wawancara dengan calon karyawan dan manajemen
rumah sakit, manifest pendaftar, daftar calon serta kelengkapan terhadap dokumen yang disyaratkan.
5) Lokasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan pada kantor Rumah Sakit Siloam Kota Kupang. 6)
Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan minimal 1 kali pada saat seleksi dilakukan,
sebelum rumah sakit difungsikan. b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Operasional Rumah
Sakit dan Fasilitasnya. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan pada kegiatan ini adalah
manajemen rumah sakit, sarana dan prasarana pendukung aktivitas rumah sakit. 2) Parameter Yang
Dipantau. Dalam rangka pencegahan dan meminimalisir dampak terhadap kualitas air, udara dan
kebisingan maka parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah dan kondisi IPAL, Septic Tank,
Sistem drainase, pohon peneduh , tanda larangan / himbauan, serta SOP, jalan, fasilitas umum.
Pemantauan terhadap pengelolaan timbulan sampah dilaksanakan dengan melihat jumlah dan
kondisi Tempat sampah atau TPS, tanda larangan dan himbauan. Pemantauan terhadap kualitas
udara dan kebisingan dilakukan dengan mengukur kadar NOx, SOx dan membandingkan tingkat
kebisingan pada saat rona awal dengan tahap operasi rumah sakit. Sedangkan pemantauan hasil
dari upaya pengelolaan terhadap dampak kecelakaan kerja dan kebakaran dilakukan dengan melihat
SOP, Ketersediaan sarana dan prasarana K3, Sarana dan prasarana damkar, Laporan jumlah
kejadian Kecelakaan kerja dan kebakaran. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan 100 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota
Kupang
3) Tolok Ukur Pemantauan. Kualitas udara, air dan tingkat kebisingan pada kondisi awal lokasi
sebelum ada kegiatan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan untuk Rumah Sakit pada tahap
operasi. 4) Metode Pemantauan. Observasi, survey, wawancara, pengujian laboratorium pada
kualitas air, udara dan tingkat kebisingan. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi Rumah Sakit Siloam dan
sekitarnya. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan tiap 6 (enam) bulan selama
rumah sakit beroperasi dan dilaporkan ke BPLHD Kota Kupang serta instansi terkait. 5.2.4 Tahap
pasca Operasi a. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan. 1) Sasaran
Pemantauan. Sasaran pemantauan adalah kondisi karyawan dan manajemen rumah sakit yang akan
berhenti beroperasi. 2) Parameter yang Dipantau. Parameter yang harus dilihat adalah apakah rumah
sakit telah berhenti beroperasi secara permanen dan penyebab pengalihan usaha, tingkat keresahan
warga dan tenaga kerja. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Tolok ukurnya adalah jumlah karyawan yang
masih aktif, kondisi manajemen rumah sakit, jumlah karyawan dan jumlah warga di sekitar lokasi
rumah sakit yang resah. 4) Lokasi Pemantauan. Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya. 5) Waktu
dan Durasi Pemantauan. PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan 101 Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Pemantauan dilakukan sekali selama proses pengalihan usaha. b. Pemantauan Dampak Lingkungan
Terkait Pembongkaran bangunan Rumah Sakit. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan
adalah bangunan. 2) Parameter Yang Dipantau. Parameter pemantauan adalah prosedur
pembongkaran dan peralatan yang digunakan, kualitas udara dan kebisingan serta keresahan warga.
3) Tolok Ukur Pemantauan. Bahan yang di daur ulang, penempatan sisa bahan bangunan, sosialisasi
dan waktu pembongkaran serta teknis penanganan pengangkutan material, debu, kebisingan,
bangkitan lalu lintas dan jumlah tenaga kerja lokal yang diserap. 4) Metode Pemantauan. Observasi,
pengujian laboratorium, survey, wawancara dengan pemrakarsa, tenaga kerja, lurah dan masyarakat
sekitar. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya. 6) Waktu dan Durasi
Pemantauan. Pemantauan dilakukan sekali saat proses pembongkaran bangunan Rumah Sakit.
manajemen rumah sakit dan pemilik c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan
Hubungan Kerja. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan adalah karyawan dan manajemen
rumah sakit. 2) Parameter Yang Dipantau. PT. S

Anda mungkin juga menyukai