Pesan Utama:
1. Melakukan inventarisasi, sinkronisasi dan integrasi kebijakan mulai dari UU, Perubahan terhadap UU, Peraturan
Pemerintah dan perubahan-perubahannya, serta turunan kebijakan sampai tingkat daerah. Dengan demikian
kesadaran literasi hukum masyarakat tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat meningkat serta
efektifitas dan efisiensi implementasi dari kebijakan dapat terwujud.
2. Memastikan keberlanjutan tata kelola air rawa gambut berbasis kesatuan hidrologi gambut, dengan memanfaatkan
teknologi hidrologi, informasi, penginderaan jarak jauh, pemetaan untuk memelihara tingkat kebasahan gambut; serta
melengkapi sistem peringatan dini munculnya hot spot, melalui pemantauan berkelanjutan faktor-faktor, seperti
tingkat kekeringan vegetasi, kekeringan gambut dan tinggi muka air tanah.
3. Moratorium pembukaan kanal baru yang membelah kawasan rawa dan lahan gambut (kawasan hidrologi gambut),
serta memastikan upaya restorasi gambut secara berkelanjutan sesuai dengan kondisi setempat.
4. Mencegah bencana penurunan muka tanah (land subsidence) melalui upaya pengembangan ekonomi hijau yang
mengintegrasikan tujuan-tujuan konservasi, restorasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat, khususnya
pada lahan gambut yang telah mengalami degradasi / kerusakan.
5. Mengembangkan Pusat Penelitian dan Pendidikan tentang konservasi hutan dan rawa gambut tropis.
[6] Koplitz, S.N. et al.: Public health impacts of the severe haze [17] Dariah, A., Maftuah, E., dan Maswar, Karakteristik Lahan
in Equatorial Asia in September–October 2015: Gambut,
demonstration of a new framework for informing fire http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumenta
management strategies to reduce downwind smoke si/juknis/panduan%20gambut%20terdegradasi/03ai_kar
exposure. Environmental Research Letters Vol. 11, No. 9, akteristik.pdf.
2016, doi:10.1088/1748-9326/11/9/094023., dalam
Lestari (2016).