Anda di halaman 1dari 5

Policy Brief

Mekanisme pelaksanaan Kampus Sehat dengan Pendekatan Sosio


Ekologis yang Terintegrasi
Pesan Utama

 Pada bulan Oktober 2019, Program Kampus Sehat telah di launcing oleh Kemenkes bersama empat Universitas.
Konsep kampus sehat tersebut utamanya mengusung promosi kesehatan, dengan menciptakan kampus “zero
tolerance” yaitu Bebas rokok, NAPZA, Bebas Kekerasan (Seksual dan Bullying), sekaligus kuat dalam mentapis
kemungkinan Penyakit Menular dan Tidak Menular, namun bagaimana mekanismenya belum dijelaskan.
 Mekanisme pelaksanaan kampus sehat yang terintegrasi dan kerjasama yang terstruktur antara pihak Universitas,
Fakultas, Dosen/pengajar, dan Mahasiswa merupakan kunci dari Kampus Sehat, sehingga mampu menjalankan isu
kesehatan dan akademik yang efektif.
 Pendekatan Sosio Ekologis akan memaksa kampus memperhatikan kesehatan jiwa dan raga mahasiswa melalui
beberapa penekanan titik pantau, seperti intake nutrisi, aktivitas fisik mahasiswa yang memadai, pemeriksaan
klinis, pengukuran Indeks Masa Tubuh, Tekanan darah, Gula dalam darah dan Gejala kesehatan jiwa yang dipantau
dan pola pikir yang terbuka pada perbedaan tapi tidak lepas dari kebangsaan Indonesia
 Kampus harus menjaga dan mengontrol lingkungan khususnya tempat sanitasi umum, tempat pembuangan dan
menciptakan lingkungan alam yang sehat dan tanaman yang hijau sehingga lingkungan kampus yang segar.
 Kampus melakukan sistem evaluasi kesehatan yang dilakukan setiap semester yang diintegrasikan dengan evaluasi
pembelajaran akademik dalam satu sistem.
 Dilakukan juga survei perilaku sehat, resiko dalam mengidentifikasi kecenderungan kesehatan mahasiswa dan
civitas akademik.
 Kampus menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi mahasiswa dan civitas akademik, mengikuti skrening
kesehatan serta pelayanan lanjutan bagi kesehatannya.
 Kampus menghargai kekuatan dari sosial, budaya dan institusi terhadap kesehatan individu, oleh sebab itu kampus
membangun lingkungan yang dinamis, memperhatikan faktor resiko individu seperti hubungan sosial, kondisi
tempat tinggal, tetangga dan pengaruh komunitas, serta faktor yang berhubungan dengan institusi. Memahami
bahwa kesehatan dipengaruhi oleh faktor intrapersonal, interpersonal, institusional dan tingkat peraturan terkait.
 Kampus mengaplikasi pola pikir yang terbuka pada perbedaan tapi tidak lepas dari kebangsaan Indonesia.
 Kampus membuat perencanaan dan design berbasis bukti bagi sivitas akademik dengan cara:
o Memprioritaskan ‘green space’ dalam kampus, mengkaji apakah lingkungan hijau sudah dicipatkan
sehingga civitas bisa berjalan jalan ditaman atau bisa terlihat keindahannya melalui jendela2 di kampus.
o Mempromosikan rasa kebersamaan kampus menciptakan lingkungan yang mempromosikan kebersamaan
(mis., ruang untuk digunakan individu atau kelompok), memberikan referensi menumbuhkan kesehatan
mental yang positif.
o Kampus menciptakan keamanan dengan memfasilitasi peluang pengawasan alamiah dalam
mempromosikan elemen keselamatan fisik dan persepsi. Dengan demikian lingkungan dan suasana
kampus tercipta menjadi aman dan nyaman baik aman, baik dari kriminalitas atau bahaya-bahaya karena
kecelakaan kerja.
o Kampus melibatkan mahasiswa dan civitas untuk ikut mendesign program kampus sehat, dan menyiapkan
kebijakan yang mendukung pemberian pelayanan kesehatan jiwa dan raga mahasiswa dan seluruh civitas
akademik.
o Kampus mempromosikan aktivitas fisik. Dengan menyediakan tempat2 yang bisa dipakai santai, enak, dan
nyaman serta aman untuk berjalan kaki atau bersepeda; menyediakan bangku atau tempat lain untuk
istirahat; tempat untuk mengunci sepeda dengan aman; dan tanda khusus atau peralatan olahraga.
o Kampus mendesign ‘postural variation’. Perilaku ‘sedentary’seperti duduk, satu posisi yang lama dapat
merusak kesehatan, posisi duduk dalam waktu dengan waktu lama juga dapat mengganggu kesehatan
mata dan sakit pinggang.

1. LATAR BELAKANG penyakit menular (PM) infeksi baru seperti flu burung, TBC
Indonesia saat ini sedang menghadapi transisi resisten obat, Covid-19. Ketiga, masih tingginya penyakit
epidemiologi. Tiga beban penyakit yang dimaksud itu menular seperti demam berdarah, TBC, malaria, HIV/AIDS,
adalah pertama, bergesernya dan meningkatnya penyakit filariasis, dan cacingan.
tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, gagal ginjal, Berdasarkan hasil Survei Riskesdas 2018 didapatkan
diabetes, dan kanker [1,2]. Kedua, munculnya ancaman peningkatan usia kelompok dewasa muda (20 – 49 tahun)
terkena PTM [2]. Konsekuensi apabila program staf, dan masyarakat luas melalui kebijakan dan praktik,
pengendalian PTM pada kelompok usia produktif tidak mengaitkan dan mengembangkan promosi kesehatan
berjalan maka akan ada ancaman serius pada kelompok dengan pengajaran, penelitian dan penjangkauan ke
usia produktif sebagai generasi penerus dalam masyarakat [10]. Pendekatan yang menggabungkan
menghadapi persaingan global [1]. PTM mengancam serangkaian studi kasus inovatif dari Inggris dan hasil
kemajuan Pembangunan Berkelanjutan, dengan terjadinya pertemuan meja bundar WHO tentang kriteria dan strategi
kematian dini akibat PTM [3]. dan atribut operasional Promosi Kesehatan Universitas,
Kemiskinan terkait erat dengan PTM yang dari beberapa seperti Gambar 1.
studi mendapatkan hasil bahwa dengan adanya
peningkatan prevalensi PTM, ternyata akan menghambat
inisiatif pengentasan kemiskinan khususnya di negara-
negara berpenghasilan rendah. Hal tersebut terutama
dengan meningkatkan biaya rumah tangga yang terkait
dengan perawatan kesehatan. Biaya layanan kesehatan
PTM yang tinggi memaksa jutaan orang jatuh miskin setiap
tahun dan menghambat pembangunan [4].
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, berdasarkan
manfaat dari perilaku hidup bersih dan sehat maka
optimalisasi pencegahan dan pengendalian penyakit pada
kelompok usia produktif menjadi penting. Promosi
kesehatan berbasis lingkungan yang menerapkan
Gambar 1. Pendekatan sosio-ekologis pada konsep Health
pendekatan sosio-ekologis seperti promosi perilaku dan
Promoting Universities (WHO, 1998)
lingkungan yang sehat sepanjang hidup, sangat diperlukan
untuk modifikasi perilaku yang berisiko menjadi perilaku
Pendekatan Sosio Ekologis melibatkan komunitas dan
hidup bersih dan sehat [4].
lingkungan yang mengkaitkan dengan pengajaran,
Kementrian Kesehatan RI pada Oktober 2019, mulai
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui
menggunakan perguruan tinggi (PT) sebagai kawasan
kegiatan promosi kesehatan yang ditetapkan melalui
untuk merubah perilaku untuk hidup sehat melalui
kebijakan dalam praktik dan penerapan kurikulum [11].
program kampus sehat [5]. Saat ini sudah ada empat
Sehingga pendekatan ini sangat menekankan adanya
perguruan tinggi yang dijadikan percontohan sebagai
keterkaitan antara komponen:
kampus sehat. Alasan mengapa perguruan tinggi, karena
1) Lingkungan yang mendukung
perguruan tinggi sebagai adalah wadah pendidikan
2) Kesadaran seluruh sivitas akademik tentang
generasi muda dan juga tempat berkumpulnya kelompok
kampus sehat
usia produktif yang potensial dalam membentuk agent of
3) Keberadaan dan keterjangkauan pelayanan bagi
change bagi sektor kesehatan, dan dipandang memiliki
mahasiswa dan sivitas akademik
potensi dan nilai tambah untuk berkontribusi dalam
4) Pengetahuan dan ketrampilan yang memadai
meningkatkan kesehatan masyarakat [6,7].
dalam Kesehatan mental pada sivitas akademik
Menciptakan Kampus Sehat di Universitas dapat dijadikan
5) Kurikulum yang mencakup pemahaman
titik entri optimalisasi pencegahan dan pengendalian
pentingnya kesehatan dan menciptakan serta
penyakit pada kelompok usia produktif di lingkungan PT
menjaga kampus sehat
melalui perubahan perilaku, karena sebagian besar hidup
6) Mekanisme pelaksanaan yang terintegritasi
mahasiswa berada dalam kegiatan kampus seperti belajar-
dengan setiap perkembangan prestasi akademik
mengajar, penelitian, dan layanan masyarakat dan public
mahasiswa yang dikembangkan bersama dalam
[8]. Kegiatan tersebut dilakukan dengan berbagai
satu sistem.
kelompok dan sektor, secara fisik, mental dan psikologis,
Tiga fungsi universitas yang saling terkait (pendidikan,
Apa dan Bagaimana Menciptakan Kampus Sehat
penelitian dan layanan publik) adalah cara yang paling
*Program Kampus Sehat merupakan sinergitas upaya
cocok untuk memperkuat lima arah promosi kesehatan
promotif dan preventif hidup sehat sebagai perwujudan
yang diusulkan dalam Piagam Ottawa 1986 [9].
“edukasi gaya hidup sehat, deteksi dini, dan intervensi
yang terintegrasi dengan pengaturan lingkungan yang
2. PENDEKATAN SOSIO EKOLOGIS DALAM MENYIKAPI
sehat” sehingga diharapkan prevalensi penyakit dan faktor
MASALAH KESEHATAN DI USIA PRODUKTIF
risikonya di lingkungan kampus dapat di turunkan.
WHO pada tahun 1998 memperkenalkan konsep Health Sedangkan Perguruan Tinggi sebagai suatu lembaga yang
Promoting Universities yang merupakan salah satu upaya mengintegrasikan kesehatan dalam budaya PT yang
promosi kesehatan berbasis lingkungan yang menerapkan tercermin melalui kegiatan operasional sehari-hari,
pendekatan sosio-ekologis [10]. Pendekatan tersebut administrasi pengelolaan dan mandat akademis. Sehingga
berpotensi meningkatkan kontribusi universitas untuk program kampus sehat biasanya terdiri dari serangkaian
meningkatkan kesehatan populasi dengan melindungi kegiatan, intervensi yang mencakup kebutuhan staf
kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan mahasiswa,
pengajar, mahasiswa, staf, masyarakat dan pemangku 3. Setiap semester kampus melakukan sistem
kepentingan terkait [12, 13]. evaluasi kesehatan dan prestasi akademik yang
dilakukan secara terintegrasi dalam satu sistem
*Potensi sivitas akademika sebagai “agent of change” dengan memperhatikan hasil perkembangan status
atau agen perubahan, mahasiswa dapat menjadi agen kesehatan jiwa dan raga mahasiswa dan hasil
perubahan, karena mahasiswa adalah intelektual terdidik. akademik perkuliahan, yang telah diintegrasikan
Kaum muda dengan segala potensi memiliki peluang dan melalui sistem. Pengkajian berupa laporan diri
ruang untuk menuju dalam lingkungan akademis yang dengan perhatian yang khusus, agar isu kesehatan
disebut kampus. Sekelompok mahasiswa yang dengan dan hasil akademik dapat dijaga.
beragam karakteristik yang memiliki keterampilan dan 4. Dilakukan juga survei perilaku sehat, resiko dalam
kekuatan untuk membimbing dan memfasilitasi upaya mengidentifikasi kecenderungan kesehatan
perubahan, dihubungkan oleh ikatan sosial, berbagi mahasiswa dan civitas akademik.
perspektif yang sama, dan terlibat dalam aksi bersama di 5. Kampus menyediakan fasilitas pelayanan
lokasi [13, 14]. kesehatan bagi mahasiswa dan civitas akademik.
*Indikator kampus sehat [6] Semua mahasiswa berhak menggunakan fasilitas
1) Lingkungan yang bersih, sehat dan aman (mis: pelayanan kesehatan dan mendapat pendidikan
terdapat pengelolaan sampah dan limbah yang kesehatan serta mengikuti skrening kesehatan
baik, tersedia sarana dan prasarana yang serta pelayanan lanjutan bagi kesehatannya.
memenuhi standar keamanan, kesehatan dan Termasuk referal untuk isu pelayanan kesehatan
ramah disabiltas, terdapat kantin sehat yang mental, skrening masalah kesehatan yang
menyajikan menu sehat yang bervariasi. mempengaruhi nilai akademiknya, pencegahan
2) Terbentuknya kawasan “Zero Tolerance” yaitu kecelakaan dan kekerasan, evaluasi isu kesehatan
kawasan tanpa rokok, alkohol, dan napza, serta reproduksi, pemakaian obat terlarang dan
kawasan bebas kekerasan. merokok, dan kebutuhan imunisasi.
3) Adanya upaya deteksi dini faktor risiko PTM, PM 6. Kampus menghargai kekuatan dari sosial, budaya
dan Kesehatan jiwa yang dilakukan secara rutin dan institusi terhadap kesehatan individu, oleh
dan berkala yang disertai dengan tindak lanjut sebab itu kampus membangun lingkungan yang
terhadap hasil pemeriksaan. Kegiatan deteksi dini dinamis, memperhatikan faktor resiko individu
minimal meliputi: beberapa penekanan titik seperti hubungan sosial, kondisi tempat tinggal,
pantau, seperti intake nutrisi, aktivitas fisik tetangga dan pengaruh komunitas, serta faktor
mahasiswa yang memadai, pemeriksaan klinis, yang berhubungan dengan institusi. Memahami
pengukuran Indeks Masa Tubuh, Tekanan darah, bahwa kesehatan dipengaruhi oleh faktor
Gula dalam darah dan Gejala kesehatan jiwa intrapersonal, interpersonal, institusional dan
seperti depresi. tingkat peraturan terkait.
4) Menggiatkan promosi kesehatan baik secara 7. Kampus mengaplikasi pola pikir yang terbuka pada
langsung dalam acara-acara kemahasiswaan dan perbedaan tapi tidak lepas dari kebangsaan
pengabdian masyarakat. Indonesia.
5) Menggiatkan aktivitas fisik melalui penjadwalan 8. Kampus membuat perencanaan dan design
olahraga secara rutin, sesuai dengan kemampuan berbasis bukti bagi sivitas akademik dengan cara:
dan sumber daya yang dimiliki 8.1. Memprioritaskan ‘green space’ dalam
6) Mengaplikasi pola pikir yang terbuka pada kampus, mengkaji apakah lingkungan hijau
perbedaan tapi tidak lepas dari kebangsaan sudah dicipatkan sehingga civitas bisa
Indonesia. berjalan jalan ditaman atau bisa terlihat
keindahannya melalui jendela2 di kampus.
3. REKOMENDASI MENCIPTAKAN MEKANISME Kampus yang hijau dapat mempromosikan
PELAKSANAAN KAMPUS SEHAT DENGAN kesehatan mental dan spiritual dari
PENDEKATAN SOSIO EKOLOGIS YANG TERINTEGRASI mahasiswa dan civitas akademik, dan juga
dapat mempromosikan rasa kebersamaan
1. Kampus harus menciptakan lingkungan kampus
dan meningkatkan modal sosial dengan
sehat yang mencegah penularan penyakit menular
menarik sejumlah pengguna.
dan tidak menular, dengan selalu mengurangi
8.2. Mempromosikan rasa kebersamaan kampus
resiko timbulnya penyakit seperti penyediaan
menciptakan lingkungan yang
kantin dengan sumber nutrisi yang baik, bersih dan
mempromosikan kebersamaan (mis., ruang
dimasak dengan tepat, dan harga terjangkau oleh
untuk digunakan individu atau kelompok),
mahasiswa,
memberikan referensi menumbuhkan
2. Menjaga dan mengontrol lingkungan khususnya kesehatan mental yang positif.
tempat sanitasi umum, tempat pembuangan dan 8.3. Kampus menciptakan keamanan dengan
menciptakan lingkungan alam yang sehat dan memfasilitasi peluang pengawasan alamiah
tanaman yang hijau sehingga lingkungan kampus dalam mempromosikan elemen keselamatan
yang segar. fisik dan persepsi. Dengan demikian
lingkungan dan suasana kampus tercipta Kesehatan. http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-
menjadi aman dan nyaman baik aman, baik p2ptm/pusat-/program-kampus-sehat-perguruan-
dari kriminalitas atau bahaya-bahaya karena tinggi-sebagai-agent-of-change-sektor-kesehatan,
kecelakaan kerja. Oktober 2019
8.4. Kampus melibatkan mahasiswa dan civitas [6] Bente Wold, Maurice B. Mittelmark. Health-promotion
untuk ikut mendesign program kampus sehat, research over three decades: The social-ecological
dan menyiapkan kebijakan yang mendukung model and challenges in implementation of
pemberian pelayanan kesehatan Jiwa dan interventions. Scandinavian Journal of Public Health,
raga mahasiswa dan seluruh civitas akademik. 2018; 46(Suppl 20): 20– 26
Dalam rangka menjaga kesehatan mental [7] Asean University Network-Health Promotion Network
para civitas akademik maka kampus menjaga (AUN-HPN), Mahidol University, Thailand, 2017
lingkungan dengan mengurangi stressor [8] Fred C. Lunenburg. Managing Change: The Role of the
seperti bising, atau menjaga suasana yg dapat Change Agent. International Journal of Management,
menyebabkan mahasiswa merasa terisolasi. Business, and Administration, Volume 13, No 1, 2010
8.5. Kampus mempromosikan aktivitas fisik. [9] World Health Organization. Ottawa Charter for Health
Dengan menyediakan tempat2 yang bisa Promotion, First International Conference on Health
dipakai santai, enak, dan nyaman serta aman Promotion. WHO/HPR/HEP/95.1. Ottawa, 21
untuk berjalan kaki atau bersepeda; November 1986
menyediakan bangku atau tempat lain untuk [10] World Health Organization Regional Office for Europe,
istirahat; tempat untuk mengunci sepeda Concept, experience and framework for action. Edited
dengan aman; dan tanda khusus atau by Agis D. Tsouros, Gina Dowding, Jane Thompson &
peralatan olahraga. Menyediakan tangga Mark Dooris, ISBN 92 890 1285 4, 1998
yang jelas dan menarik misalnya dengan anak [11] Gerjo Kok, Nell H. Gottlieb, Matthew Commers, Chris
tangga yang tidak terlalu besar jarak Smerecnik. The Ecological Approach in Health
diantaranya sehingga tidak melelahkan dan Promotion Programs: A Decade Later. American Journal
menarik mahasiswa untuk menggunakannya of Health Promotion. Vol. 22, No. 6, July/August 2008
sebagai alternatif menggunakan elevator, 12] Juan Pablo Sarmiento, Healthy universities: mapping
yang meripakan merupakan promosi untuk health promotion interventions. Health Education
pengobatan refleksi dan aktivitas fisik. journal, Vol. 117 No. 2, pp. 162-175, 2017
8.6. Kampus mendesign ‘postural variation’. [13] Patricia Taylor, Rowena Saheb, Eloise Howse.
Perilaku ‘sedentary’seperti duduk, satu posisi COMMENTARY: Creating healthier graduates,
yang lama dapat merusak kesehatan, posisi campuses and communities: Why Australia needs to
duduk dalam waktu dengan waktu lama juga invest in health promoting universities. Health
dapat mengganggu kesehatan mata dan sakit Promotion Journal of Australia, vol 30, p285–289,
pinggang. Menyediakan kursi yang bisa diatur 2019
disesuaikan dengan tingginya meja, kursi yang [14]Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan,
bisa diputar dan lain lain yang bisa difasilitasi Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset,
kampus. Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi: Statistik Pendidikan Tinggi Tahun
2018, ISSN 2528 – 0252, 2018
Daftar Acuan:

[1] Badan Pusat Statistik Indonesia, Statistik Indonesia,


Statistical Yearbook of Indonesia 2020
[2] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan
Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018
[3] Nafsiah Mboi, Indra Murty Surbakti, Indang Trihandini,
Iqbal Elyazar, et al. On the road to universal health
care in Indonesia, 1990–2016: a systematic analysis for
the Global Burden of Disease Study 2016.
www.thelancet.com Vol 392 August 18, 2018
[4] Budi Mohamad Arief dalam BPJS Kesehatan: Penyakit
Katastropik Menjadi Beban Biaya JKN",
https://tirto.id/bpjs-kesehatan-penyakit-katastropik-
menjadi-beban-biaya-jkn-djki, 13 Maret 2019
[5] Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (P2PTM). Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Program Kampus Sehat:
Perguruan Tinggi Sebagai Agent Of Change Sektor

Anda mungkin juga menyukai