Anda di halaman 1dari 7

0

Literasi Digital Untuk Mendorong Terwujudnya SDM Unggul yang


Selaras dengan Budaya Indonesia

Pesan Utama:
1. Mempercepat literasi digital untuk dapat mendayagunakan teknologi digital secara optimal bagi kesejahteraan bangsa
Indonesia.
2. Mempercepat pemahaman Computational Thinking dalam pendidikan informal, nonformal, dan formal sejak dini.
3. Mengikutsertakan konten budaya dan kearifan lokal dalam pelaksanaan program literasi digital.
4. Memanfaatkan akses teknologi digital secara inklusif dengan memperhatikan etika dan budaya luhur bangsa Indonesia.
5. Memperkuat pola pikir bela negara untuk melindungi dunia siber Indonesia.
6. Mempercepat perluasan dan pemerataan infrastruktur digital bagi seluruh masyarakat Indonesia.

computing. Sebagian besar penduduk Indonesia


1. LATAR BELAKANG
sudah menikmati hasil industri 4.0 seperti smart-
Pada awalnya konsep digitalisasi digunakan negara- phone atau handphone, laptop, dan lainnya. Istilah
negara Uni Eropa tahun 2000 untuk memberikan industri 4.0 pertama kali diperkenalkan tahun 2011
kontribusi pada pemerintah dalam melakukan oleh Jerman dalam upaya meningkatkan daya saing
transformasi sosial perkembangan komunitas industri manufaktur dengan menciptakan mesin
modern, sekaligus menciptakan dasar e-governance cerdas (smart machines) dan robotik, sistem
dan masyarakat informasi. mengenalkan penyimpanan dan fasilitas produksi yang mampu
pemerintahan pada teknologi informasi. Uni Eropa bertukar informasi secara mandiri untuk memicu
merupakan penggagas Digital Single Market yang tindakan dan mengendalikan satu sama lain secara
kemudian merekomendasi agenda nasional digital mandiri. Minimalisasi tenaga kerja manusia
secara gradual dan positif. menjadikan industri 4.0 merubah proses manufaktur,
teknik penyimpanan, dan penggunaan rantai pasokan
Era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai oleh adanya
yang berbeda.
kolaborasi teknologi siber dan teknologi otomatisasi
telah membawa perubahan besar dalam kehidupan Revolusi industri pertama (1.0) di Inggris terjadi antara
manusia secara menyeluruh. Wujud nyata yang tidak tahun 1760 dan 1840 (abad ke 18) dengan
bisa dipungkiri saat mesin dan segala benda, baik diperkenalkannya penggunaan mesin bertenaga uap
buatan alam maupun 2/3 manusia di belahan dunia dan air sebagai sumber tenaga pada industri tekstil
terhubung satu sama lain dan benda-benda di sekitar dan hasil pertanian. Revolusi industri 2.0 antara 1870
kita semua saling terhubung, bisa digerakkan dari dan 1914 (abad ke 19) memperkenalkan listrik untuk
jauh dan diberdaya-gunakan. peningkatan kemampuan produksi masal, seperti
produksi baja. Hasilnya dimanfaatkan oleh sistem
Industri 4.0 adalah era otomatisasi yang menyangkut
perhubungan kereta api, dan memudahkan
sistem cyber-physical, internet of things (IoT), dan
transportasi produk industri dari satu daerah ke
komputasi di ruang virtual yang disebut cloud

1
daerah lain, untuk pembangunan ekonomi. Namun tersebut adalah “…dijiwai oleh kecintaan kepada
hal ini terhenti saat pecah Perang Dunia I. Revolusi NKRI…”.
industri ketiga antara 1950 dan 1970 adalah revolusi
digital dan elektronik untuk komputer dan teknologi Secara umum ada lima nilai dasar bela negara, yaitu:
komunikasi. Revolusi keempat (paragraf 1) membuat Cinta tanah air, Kesadaran berbangsa dan bernegara,
mesin mampu beroperasi secara independen sendiri, Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela
maupun bekerja sama dengan manusia. Mesin bisa berkorban untuk Bangsa dan Negara, serta Memiliki
menjadi entitas yang bisa mengumpulkan data, kemampuan awal bela negara, baik secara fisik
menganalisisnya, memberi jawaban, dan maupun mental. Nilai-nilai ini perlu ditanamkan
berkomunikasi dengan mesin lain melalui IoT dan sejalan dengan perkembangan kemampuan literasi
dengan orang melalui Internet of People (IoP). Dunia lainnya, seperti literasi digital. Tertanamnya nilai-nilai
nyata di transformasi ke dunia virtual. Mesin tersebut akan memudahkan seseorang untuk dapat
dimungkinkan untuk mengumpulkan data real time, memaksimalkan sisi kesempatan dan secara
menganalisisnya, lalu membuat keputusan bersamaan meminimalisir sisi ancaman.
berdasarkan data tersebut (1).
Pemahaman akan nilai Bela Negara menanamkannya
Perubahan ini semua membawa pendekatan baru di
sebagai kerangka pikir (mind set) dalam berkarya
dalam pendidikan, layanan kesehatan, transportasi,
akan membawa purpose and meaning yang lebih luas
energi, dan hiburan. Teknologi membentuk
dalam pemanfaatan digital literasi. Penting untuk
komunitas, koneksi dan pemberdayaan, dan
dipahami perbedaan antara Digitalisasi dan Digital
sebaliknya. Apa yang terjadi saat ini adalah evolusi
Mindset, dimana yang pertama adalah pemanfaatan
logika dari koneksi informasi (connection information)
teknologi digital untuk efisiensi suatu pekerjaan dana
ke arah koneksi orang (connecting people), koneksi
yang kedua adalah suatu pola pikir yang disruptif
data (connecting data), objek dengan segala benda
berdasarkan cara pikir secara sistemik, logis, rasional,
IoT. Koneksi terjadi melalui enam pilar teknologi, yaitu
algorithmik melalui literasi digital dan numerik.
IoT, Big Data, Artificial Intelligence (AI), Cloud
Computing, Super Apps, dan Broadband
Infrastructure. Membangun mindset inilah yang membutuhkan
kedua aspek berjalan secara selaras, yaitu aspek bela
negara dan pola pikir digital demi suatu hasil yang
Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh akan tercapai
terukur dalam membangun Indonesia Tangguh,
melalui SDM tangguh dan unggul dalam masanya,
Indonesia tumbuh
yang perlu dipersiapkan sejak dini. Beberapa
karakteristik SDM unggul adalah kemampuan untuk
antisipasi tuntutan masa depan, sikap positif,
2. LITERASI DIGITAL UNTUK PENDIDIKAN
berwawasan, berperilaku terpuji, dan mempunyai
MANUSIA INDONESIA
ketrampilan serta keahlian yang sesuai, terutamanya
literasi digital kedepannya, sejalan dengan Indonesia membutuhkan lebih banyak sumber daya
perkembangan teknologi. manusia (SDM) terlatih dan terampil dalam
memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial
Setiap perkembangan teknologi seperti yang sudah Intelligence) di bidang informasi, teknologi, pangan,
terjadi pada masa revolusi industri pertama sampai kedokteran, kesehatan masyarakat, pertanian dan
dengan sekarang ini dan juga prediksi ke depannya, ekonomi agar masyarakat dapat mengenyam hasil
selalu membawa dua sisi secara bersamaan, yaitu sisi Industri 4.0 secara maksimal (2). Pada bulan Maret
kesempatan dan sisi ancaman (opportunities and 2017 Shinzo Abe (Perdana Menteri Jepang saat itu)
threats). Hal ini penting untuk dicermati dan mencanangkan era digital Society 5.0 yang diadopsi
diantisipasi, melalui pemahaman akan bela negara. tahun 2019. Konsep Society 5.0 merupakan konsep
yang memadukan dunia nyata dengan dunia maya
Bela negara bukanlah suatu jargon atau sekedar (virtual) guna membantu manusia menyelesaikan
program yang dapat dianggap sebagai program berbagai masalah sosial dengan dukungan teknologi.
pilihan, melainkan suatu hal mendasar yang perlu Hal ini karena timbulnya kekhawatiran bahwa revolusi
dipahami dan dimaknai oleh warga negara dalam industri 4.0 menciptakan kesenjangan sosial dan
segala upaya yang dilakukan. ekonomi. Society 5.0 adalah masyarakat imaginasi
dimana transformasi digital dipadukan dengan
Secara definisi yang dimaksud dengan bela negara kreativitas beragam orang di dunia untuk
adalah “tekad, sikap dan perilaku serta tindakan mewujudkan ‘solusi’ dan pembangunan
warga negara, baik secara perseorangan maupun berkelanjutan seperti Sustainable Development Goals
kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan untuk pencapaian nilai-nilai kesejahteraan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang masyarakat (well-being).
dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang
Tidak ada yang ajek dalam kehidupan manusia
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam
kecuali perubahan itu sendiri. Faktor perubahan yang
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
mengguncang kehidupan manusia dalam dekade
dari berbagai ancaman”. Kata kunci dari definisi
belakangan ini dengan sangat cepat dan mengglobal

2
serta berdampak luas adalah karena hadirnya masih terbatas pada super apps dan media sosial.
teknologi informasi digital. Revolusi Industri 4.0 Kehidupan manusia diatur oleh robot-robot melalui
meskipun menimbulkan disrupsi telah mempengaruhi Google, Facebook, Instagram, You Tube, Twitter,
perilaku manusia karena menawarkan kemudahan. WhatsApp dan sebagainya. Melek digital kita masih
Hanya mereka yang mampu memanfaatkannya akan sebatas itu, dan mesin pencari maupun messenger
memperoleh keuntungan, tetapi tentu akan terjadi hal apps, serta memperkaya jenis data di dalam cloud.
sebaliknya. Harus diakui kesiapan SDM Indonesia
Menurut The Economist, The Inclusive Internet Index
dalam menyongsong era pemanfaatan teknologi
Indonesia secara global diantara 120 negara, dari sisi
informasi digital masih sangat minim.
Availability (kualitas dan luasnya infrastruktur yang
Kemajuan teknologi digital belum secara optimal tersedia untuk akses dan penggunaan Internet/siber)
digunakan untuk tujuan yang produktif, tetapi justru menduduki posisi ke 59 (67), Affordability (biaya akses
sebaliknya cenderung berdampak pada keburukan relatif terhadap pendapatan dan tingkat persaingan di
daripada kebaikan. Begitu mudahnya orang pasar Internet/siber) pada posisi ke 84 (62.3),
menggunakan teknologi digital sekarang ini justru Relevance (keberadaan dan jangkauan konten
cenderung merendahkan harkat kemanusiaan itu berbahasa lokal dan konten yang relevan) pada posisi
sendiri. Dengan kenyataan bahwa penduduk ke 56 (79.9), Readiness (kapasitas untuk mengakses
Indonesia sekitar 60 % hanya lulusan Sekolah Dasar Internet/dunia siber, termasuk keterampilan,
menjadi masalah rendahnya daya kritis manusia penerimaan budaya, dan kebijakan yang mendukung)
Indonesia. Pada umumnya kemampuan SDM pada posisi ke 74 (63.4), sehingga secara menyeluruh
Indonesia rendah untuk memilah dan memilih berada pada posisi ke 66 (67.8). Menilik salah satu
informasi mana yang seharusnya dan tidak untuk komponen dari indeks Readiness, literasi (mengukur
dikomunikasikan atau digunakan dalam kehidupan tingkat pendidikan dan kesiapan menggunakan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka Internet) Indonesia menduduki posisi ke 77 (61.7).
tidak mengherankan jika media sosial lebih banyak
4. PENCAPAIAN LITERASI DIGITAL
diisi informasi yang tidak mendidik bahkan hoaks.
Ancaman disintegrasi bangsa pun bisa muncul karena Literasi digital tidak terbatas pada memberikan
ketidakcerdasan masyarakat dalam berliterasi digital. pengetahuan dan keterampilan dasar untuk dapat
mendayagunakan teknologi informasi, tetapi lebih
Bagaimana mengatasi masalah ini bagi bangsa yang
dari itu. Sesungguhnya literasi digital haruslah dapat
bertekad mewujudkan SDM unggul pada 2045?
mendorong pola pikir manusia Indonesia untuk lebih
Harapan semakin besar karena dambaan akan
kreatif dan inovatif dalam mendayagunakan teknologi
terwujudnya suatu generasi emas, suatu kesempatan
digital. Perlu kiranya turut diperhatikan bahwa untuk
yang hanya bisa diperoleh sekian puluhan tahun lagi?
memperkuat literasi digital perlu disertai dengan
Jawabnya adalah mempersiapkan generasi yang
kemampuan literasi kritis dan menerapkan etika
memiliki kecakapan literasi digital. Harus diyakini
sebagai sebuah kesatuan.
bahwa masyarakat Indonesia yang beragam memiliki
kekayaan budaya sesungguhnya merupakan modal Pelaksanaan program literasi digital dimulai
membangun bangsa. Tidak sedikit potensi terpendam pendidikan usia dini dan dasar dalam bentuk
yang dalam beberapa hal sudah muncul dalam permainan, jenjang pendidikan menengah dalam
bentuk kreativitas dan inovasi dengan memanfaatkan bentuk pemrograman sederhana atau games sesuai
kekayaan sumber daya alam dan kearifan lokal. daya nalar siswa, serta pada jenjang pendidikan tinggi
sebagai mata kuliah umum bagi semua prodi pada
Sebuah contoh kecil namun bermakna agaknya
semua rumpun.
menarik dikemukakan. Adalah seseorang yang
dengan kreativitas dan inovasinya mampu Computational Thinking merupakan sebuah pola pikir
memanfaatkan beragam jenis bambu dan berhasil yang dapat dan perlu diterapkan sebagai sebuah
membangun “Desa Papringan” di Temanggung, Jawa bentuk literasi digital, dalam perpaduan harmonis dari
Tengah. Kehidupan masa depan ternyata berada di Logical thinking, Algorithmic Thinking, Innovative
masa lampau—sebagai warisan budaya-- yang Thinking. Menurut Jeannette M. Wing, Head of
terwujud di sebuah desa di masa kini. Narasi Department of Computer Science at Carnegie Mellon
keindonesiaan semacam ini seharusnya yang University - Wing (2006), menjelaskan bahwa
diperbanyak untuk mengisi literasi digital. Dengan “Computational Thinking can be defined as a method
demikian strategi yang perlu dilakukan adalah or approach of solving problems, designing systems,
mengeksplorasi dan mengeksploitasi spirit dan nilai- and understanding human behaviour, by drawing on
nilai budaya bangsa untuk mendukung kebijakan the concepts fundamental to computer
nasional. science”(Wing, 2006, pp 33-35).
3. INDEKS LITERASI DIGITAL INDONESIA Kemampuan masyarakat dalam mendayagunakan
teknologi digital merupakan elemen penting untuk
Indonesia, survei yang dilakukan oleh APJII, ditahun
kemajuan bangsa melalui peningkatan kapasitas
2019 hingga 2020 (Q2) sudah 73,7 % penduduk
manusia Indonesia. Peningkatkan kapasitas tidak
Indonesia menggunakan internet, merupakan
bisa dipisahkan dari peningkatan kemampuan kritis
peningkatan dari sebelumnya (2018) sebesar 64.8%.
dan wawasan budaya yang kuat. Literasi digital perlu
Namun sayangnya penggunaan teknologi digital

3
ditingkatkan bersamaan (tidak bisa dilepaskan dari) pengembangan keterampilan yang ditargetkan
kemampuan literasi kritis, literasi baca, literasi tulis. khusus untuk kelompok minim pelayanan; dan
Literasi digital perlu dilaksanakan melaui bauran memberikan insentif finansial kepada perusahaan
dengan konten budaya Indonesia yang digali oleh untuk melatih kelompok pekerja tertentu yang rentan
warga/komunitas setempat. Oleh karenanya, Literasi terdampak. Pemerintah terus bekerja sama dengan
digital perlu disertai dengan literasi yang dapat industri dan perwakilan masyarakat sipil untuk
meningkatkan pemikiran kritis & inovatif. meningkatkan penyertaan komunitas minim
pelayanan terkait perekrutan tenaga kerja, seperti
Secara nyata upaya literasi digital telah dimulai secara
Program Digital Talent Scholarship, Online Academy,
nyata melalui Kementerian Komunikasi dan
dan program Open Distance Learning. Meskipun
Informatika RI, pada tanggal 20 Mei 2021, telah
upaya-upaya ini penting dalam membangun
diluncurkan Program Indonesia Makin Cakap
momentum yang diperlukan untuk memperluas
Digital 2021 oleh Presiden Republik Indonesia, Joko
manfaat teknologi bagi semua orang, namun saat ini
Widodo, bersama dengan Menteri Komunikasi dan
masih dalam skala yang relatif kecil dan cenderung
Informatika, Menteri Dalam Negeri, Menteri
menargetkan komunitas di wilayah tertentu
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta
perwakilan Pimpinan Daerah di seluruh Indonesia. 5. REKOMENDASI UNTUK MEWUJUDKAN
Program ini berlangsung selama 2 tahun yang MASYARAKAT LITERASI DIGITAL INDONESIA
dimaksudkan untuk memberikan Literasi dalam hal
Memperkuat literasi digital disertai dengan literasi
Etis Bermedia Digital, Aman Bermedia Digital, Cakap
kritis sebagai satu kesatuan, tidak terbatas pada
Bermedia Digital, dan Budaya Bermedia Digital.
penguasaan dasar untuk dapat mendayagunakan
Kegiatan lokal yang dilakukan melalui kelas daring
teknologi digital, karena sesungguhnya literasi digital
pada kluster-kluster 514 Kabupaten/Kota. Program
haruslah dapat mengubah pola pikir manusia
literasi dimaksudkan untuk meningkatkan
Indonesia. Dengan kecanggihan dalam teknologi
kecakapan digital masyarakat pada tingkat dasar,
komunikasi, dunia bergerak ke arah yang disebut
antara lain fotografi dan videografi, media sosial,
dengan connected society. Perubahan dalam
public speaking, Tangkas Digital, Tular Nalar
kecepatan jaringan dan peningkatan aksesibilitas,
bersama Google, copywriting, digital marketing,
serta kemudahan koneksi dalam jaringan membuat
privasi digital dan keamanan siber [6].
orang dapat mengakses informasi dan layanan kapan
Pada tanggal 15 Desember 2021, Presiden Republik saja. Sebagian besar penduduk Indonesia sudah
Indonesia, Joko Widodo, telah mencanangkan menggunakan smart-phone atau handphone, laptop,
Gerakan Akselerasi Generasi Digital. Hal ini sejalan notebook dan lainnya.
dengan pertumbuhan pasar digital Indonesia, yang
pada tahun 2021, telah naik 49 persen menjadi +/- Generasi muda akan lebih terpapar akan keilmuan
US$70 billion. Gerakan ini diharapkan dapat menjadi dan cara belajar baru, yang membuka akses peluang
sarana berkumpulnya talenta digital Indonesia dalam kerja di bidang komunikasi, transaksi, ‘problem
satu wadah guna meningkatkan ekosistem digital solving’, telemedicine, tele-konsultasi dan lainnya
mendatang. Merah Putih Fund (Lembaga pembiayaan sehingga tidak ada lagi kendala geografi saat
dengan BUMN sebagai investor), Indonesia Digital melamar pekerjaan. Penguasaan dan
Tribe (aksi peningkatan potensi talenta digital muda pengembangan web dan aplikasi, analisis bisnis
Indonesia menuju digital ready talent dan digital digital, disain digital dan visualisasi data, manajemen
entrepreneur), dan Microcredential (upaya dan pemasaran dari kota besar ke pedalaman
peningkatan kualifikasi mahasiswa/individu melalui ataupun sebaliknya merupakan hal-hal yang dapat
program sertifikasi), merupakan 3 pilar utama dari memenuhi kebutuhan negara kepulauan seperti
Gerakan ini. Kementerian BUMN dan Dikbudristek Indonesia. Pembelajaran digital perlu dimulai di
merupakan pengerak utama gerakan akselerasi jenjang pendidikan dasar karena tidak hanya
generasi digital muda [7]. membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
anak tetapi juga memungkinkan guru melacak
Literasi digital perlu dilakukan di segala bidang. a.l. (a)
kemajuan anak didik. Catatan online yang mudah di
Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi; (b)
akses dari semua sumber akan menstimulasi anak
Kesehatan, Kemanusiaan; (c) Pertahanan Keamanan;
menerapkan analisa komparatif sejak dini,
(d) Ekonomi, Industri, UMKM; (e) Hukum & Hak Azazi
melibatkan kemampuan kognitif murid untuk
Manusia. Perlu menciptakan keamanan siber melalui
mengasah ketrampilan berpikir kritis pada sikap,
literasi digital pada kesemua bidang ini. Ketahanan
perilaku, dan keterlibatan sosial di platform digital,
digital yang diartikan bahwa bersama kita melindungi
termasuk internet dan media sosial. Bagi guru dan
dunia siber Indonesia perlu dilakukan dengan
pendidik jenjang pendidikan tinggi, literasi digital
berlandaskan pada literasi digital yang dikuasai oleh
berimplikasi pada kurikulum dan metode pengajaran
masyarakat Indonesia.
karena membuka akses untuk memverifikasi
Partisipasi masyarakat perlu didorong agar kredibilitas informasi online, menggunakan sumber
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di daya digital secara etis, dan melindungi privasi
bidang TIK dengan cara memberikan akses seluasnya online. Cara pengajaran ini membuat murid
ke saluran pembelajaran online; merancang program

4
cenderung tidak menjadi korban perilaku kriminal pegangan bagi setiap manusia Indonesia dalam
seperti cyberbullying dan pencurian identitas. memanfaatkan teknologi digital terutama dalam
menggunakan media sosial.
Namun demikian, data dari salah satu komponen
Indeks Readiness, literasi (yang mengukur tingkat Dalam menghadapi era digital maka bangsa
pendidikan dan kesiapan menggunakan Internet) Indonesia harus memperkuat nilai2 bela budaya
Indonesia menduduki posisi ke 77 dari 120 negara. dengan menciptakan perilaku: Cinta Tanah Air, Sadar
Ketidak siapan Indonesia karena ketidakcerdasan Berbangsa dan Bernegara (Sadar akan keragaman
masyarakat dalam berliterasi digital ini dapat suku bangsa, agama, bahasa dan budaya); Gotong
menimbulkan dampak berupa ancaman disintegrasi
royong, Menghargai orang lain. Mematuhi peraturan
bangsa. Literasi digital perlu disertai dengan literasi
yang berlaku; Cinta produk dalam negeri, paham
kritis yang dapat mendorong pola pikir manusia
Indonesia menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam perlakuan terhadap Bendera dan Lagu Kebangsaan,
mendayagunakan teknologi digital. Memperkuat Bahasa & Lambang Negara,) dan Setia pada
literasi digital disertai dengan literasi kritis sebagai Pancasila sebagai Ideologi Negara.
satu kesatuan, tidak terbatas pada pengusaan dasar
Dan bangsa Indonesia wajib menghindari dan
untuk dapat mendayagunakan teknologi digital,
meninggalkan kebiasaan yang menghambat
karena sesungguhnya literasi digital akan mampu
pembentukan kemampuan Bangsa untuk integrasi
mengubah pola pikir manusia Indonesia.
internal dan adaptasi eksternal. Kebiasaan-
kebiasaan seperti: tidak disiplin, malas, mudah
Mengenalkan Computational Thinking (yang
menyerah, tidak kreatif, kurang mandiri, suka mencari
merupakan perpaduan harmonis Logical thinking,
kambing hitam, tidak jujur, dan lainnya akan sangat
Algorithmic Thinking, Innovative Thinking) dalam
menghambat. Oleh sebab itu perlu melindungi dunia
pendidikan informal, nonformal, dan formal sejak dini.
siber Indonesia melalui pembentukan pola pikir bela
Perubahan cara berfikir merupakan upaya yang
negara dalam era digital.
sangat mendasar yang perlu dilakukan, sejak usia
dini. Hal dimaksudkan agar setiap manusia Indonesia
Memperluas infrastruktur digital guna lebih membuka
memiliki kemampuan untuk menelaah permasalahan
akses internet bagi seluruh masyarakat Indonesia
yang dihadapi serta menemukan/membangun solusi
Pembangunan infrastruktur telekomunikasi/TIK yang
yang tepat terhadap permasalahan tersebut. Solusi
merata dan pemberdayaan ekosistem digital
yang tepat akan dapat mendayagunakan teknologi
merupakan pilar penting percepatan transformasi
digital untuk pekerjaan dan permasalahan organisasi.
digital [8].
Mengikutsertakan konten budaya serta kearifan lokal
di mana program literasi digital tersebut Untuk mencapai kondisi ini, maka ada beberapa
dilaksanakan. Keragaman budaya masyarakat langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah,
Indonesia merupakan modal yang dapat masyarakat dan pelaku usaha yaitu :
dimanfaatkan bukan hanya untuk tujuan memperkuat i) meningkatkan dan mempercepat pembangunan
identitas bangsa tetapi juga untuk mencerahkan infrastruktur telekomunikasi. Perlu kolaborasi
kehidupan berbangsa. Nilai-nilai budaya dari sekian antara pemerintah dan dunia usaha dalam hal
banyak suku bangsa dalam perkembangan dan pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi
pengalaman sosio-historis telah menjadi modal untuk dan Komunikasi (TIK);
memperkuat integrasi bangsa. Semboyan Bhinneka ii) melakukan pembinaan penguasaan TIK
Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu jua) yang terutama bagi UMKM yang mencakup lebih dari
diangkat dari pemikiran Mpu Tantular (1365-69) 97% pengusaha. Perlu meningkatkan penetrasi
benar-benar telah diwujudkan dalam bentuk
perangkat bergerak yang memungkinkan lebih
persatuan bangsa. Dengan merevitalisasi dan
banyak Usaha Menengah Kecil dan Mikro
reinterpretasi kearifan lokal sebagai nilai-nilai bijak
yang diangkat dari beragam kebudayaan daerah (UMKM) mengadaptasi teknologi digital;
akan tetap relevan dengan perkembangan zaman. iii) terkait perkembangan ekonomi digital, maka
Jelaslah bahwa konten budaya beserta kearifan lokal perlu ada kemudahan pembiayaan bagi usaha
menjadi unsur penting sebagai konten dalam rintisan dan kebijakan insentif perpajakan;
program literasi digital.
Daftar Acuan: (Format belum mengikuti rujukan UI,
Memanfaatkan teknologi digital yang sesuai dengan akan ditambahkan)
budaya luhur bangsa Indonesia, dan memperhatikan
[1] Luenendonk M. Industry 4.0: Definition, Design,
etika serta sistem nilai masyarakat terutama dalam
Principles, Challenges, and the Future of
mendayagunakan media sosial. Sikap santun dan
Employment [Internet]. 2019 [cited 2021 Jun 10].
menenggang rasa (antara lain: tepo sliro, Jawa;
Available from:
Sipakatau, Bugis-Makassar; sintuwu maroso, Suku
https://www.cleverism.com/industry-4-0/
Baree Sulawesi Tengah) merupakan nilai-nilai inti
budaya luhur bangsa yang seharusnya dijadikan

5
[2] Warta Ekonomi. Era Society 5.0, Apa Bedanya Innovation -The Indonesian Medical Education
dengan Industry 4.0? [Internet]. 14 November and Research Institute (IMERI) FKUI, “Tanggapan
2020. 2020 [cited 2021 Jun 10]. Available from: terhadap Policy Brief “, 27 Oktober 2021.
https://www.wartaekonomi.co.id/read313729/er 8. Danny Januar Ismawan, ST., Direktur Layanan
a-society-50-apa-bedanya-dengan-industry-40 Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat
dan Pemerintah, Badan Aksesibilitas
[3] Kasali, Rhenald. (2019). #MO. Sebuah dunia baru
Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI)-Kominfo
yang membuat banyak orang gagal. Jakarta:
RI, “Tanggapan terhadap Policy Brief“, 8
Rumah Perubahan Mizan.
Desember 2021.
[4] (2021). The Inclusive Internet Index 2021. The 9. Uuf Brajawidagda, S.T., M.T., Ph.D., Direktur
Economist Intelligence Unit Limited 2021. Politeknik Negeri Batam, “Tanggapan terhadap
Policy Brief“, 8 Desember 2021.
[5] Indeks Literasi Digital Remaja di Indonesia (Digital
Literacy Index of Teenagers in Indonesia), Catur
Nugroho & Kharisma Nasionalita, Program Studi
Ilmu Komunikasi, Telkom University Bandung
(Tel-U) - Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 2, Oktober
2020:215 – 223.
[6] Siaran pers Kementerian Kominfo RI, Peluncuran
Literasi Digital, Indonesia Makin Cakap Digital, 20
Mei,
https://aptika.kominfo.go.id/2021/05/peluncuran
-literasi-digital-indonesia-makin-cakap-digital/
[7] Sambutan Presiden RI, Peresmian Gerakan
Akselerasi Generasi Digital, 15 Desember 2021,
https://www.presidenri.go.id/transkrip/peresmia
n-gerakan-akselerasi-generasi-digital/
[8]
[https://kominfo.go.id/content/detail/34767/siara
n-pers-no-191hmkominfo052021-tentang-
kominfo-terapkan-kso-untuk-sediakan-layanan-
4g-di-7904-lokasi-3t/0/siaran_pers].

Ucapan terima kasih kepada para narasumber:

1. Dipl.-Ing. Lilly S. Wasitova, Ketua Bidang


Sosialisasi, Komunikasi, dan Kerjasama, IKAL
Strategic Center LEMHANAS, “Bela Negara di Era
Digital & Society 5.0”, 5 Februari 2021.
2. Prof. Bambang Permadi Soemantri
Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D., Menteri Riset
dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset dan
Inovasi Nasional Indonesia (), “Digital Economy:
Less Contact Economy di Era Pandemi”, 26
Februari 2021.
3. Prof. Kalamullah Ramli, Guru Besar FT UI,
“Menakar Kesiapan Ekosistem Siber Indonesia
Menuju Era Ekonomi Digital”, 9 Maret 2021.
4. Dr. Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM,
SpOG, Presiden Komisaris PT Bundamedik (RSIA
Bunda) “Menuju Layanan Kesehatan Maju di
Indonesia”, 9 April 2021
5. Prof Rhenald Kasali, PhD., Guru Besar FEB UI,”
Strategic Collision & Universalitas Digital
Disruption”, 29 Mei 2021.
6. Prof. Dr. Paulina Pannen, M.L.S., Kepala
Indonesia Cyber Education Institute (ICEI),
“Tanggapan terhadap Policy Brief“, 27 Oktober
2021.
7. Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, M.D., OG (REI), M.P.H.,
Ph.D., Vice Director Medical Science and

Anda mungkin juga menyukai