LITERATURE REVIEW
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl. Jend. A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota Kendari 93232
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail: poltekkeskendari@yahoo.com
TENTANG
TAHUN 2020
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Kendari
Pada tanggal 20 Mei 2020
Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kendari
Literature review atau yang biasa disebut dengan studi pustaka, akan sangat
diperlukan untuk memberikan dasar/landasan yang kuat mengenai kenapa kita memilih
tema tertentu. Selain itu, kenapa kita juga menerapkan metode tertentu dan bukan
menerapkan metode yang lainnya. Atau sekedar memberikan dasar/landasan teori yang
menjadi fondasi lingkup pekerjaan yang ingin kita laporkan. Tinjauan literatur berperan
penting dalam dunia pendidikan, Seperti dalam disiplin akademis apa pun, sintesis
pengetahuan menjadi sangat diperlukan untuk mengikuti literatur dibadang kesehatan yang
terrus tumbuh secara eksponensial, membantu para praktisi, akademisi, dan mahasiswa
dalam menemukan, mengevaluasi, dan mensintesis isi banyak makalah empiris dan
konseptual.
Literature review memiliki peran penting dalam membuat suatu tulisan ataupun
karangan ilmiah, karena dapat memberikan ide dan tujuan tentang topik penelitian yang
akan dilakukan. Pada umumnya berisi ulasan, rangkuman & pemikiran penulis tentang
beberapa pustaka (buku, jurnal, majalah) yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
Semua pernyataan dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus
disebutkan sumbernya (mengacu pada kaidah kutipan yang berlaku). Dalam menguraikan
penelitian harus dijelaskan mengenai peubah atau variabel yang digunakan, model yang
digunakan, rancangan oenelitian, sampling & teknik pengumpulannya, analisis data & cara
penafsirannya.
Dalam menulis literature review perlu tentang ide dan gagasan, topik tulisan dalam
penelitian, apakah kekurangan dan kelebihan dari sebuah riset dibandingkan riset riset
lainnya yang pernah ada sebelumnya. Review literatur adalah sebuah metode yang
sistematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis
terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para
peneliti dan praktisi. Sangat diharapkan semua baik dosen dan mahasiswa untuk benar-
benar dapat saling bersinergi sehingga laporan ilmiah melalui literatur review dapat di
apliksikan sebagai penganti KTI akibat wabah Covid 19 ini.
Dasar Pelaksanaan KTI ; Yang Di Ganti Dengan Laporan Penelitian Mengunakan
Literatur Review
Memperhatikan :
a. Surat edaran dari Kementerian Kesehatan RI Nomor. HK.02.02/Menkes/056/2020
perihalmenindaklanjuti WHO yang telah menetapkan status kejadian inveksi COVID-19
sebagai darurat kesehatan global,
b. Kementerian Pendidikandan kebudayaan Nomor.35492/A.A5/HK/2020 tanggal 12
Maret 2020 tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di
Kementerian Pendidikandan Kebudayaan
c. Surat EdaranPusdik SDM Kesehatan BPPSDMK Nomor. PM.03.01/3/01920/2020
tanggal 14 Maret 2020 tentang Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
d. Surat Edaran Sekretaris Jendera Kemenkes RI Nomor. HK.02.02/III/991/2020 tanggal
18 Maret 2020 tentang Optimalisasi Pembelajaran Daring di Poltekkes Kemenkes
DalamUpaya Pencegahan Penyebaran COVID-19
e. Surat Edaran Pusdik SDM Kesehatan BPPSDMK Nomor. DM.01.01/2/1338/2020
tanggal26 Maret 2020 tentang Perpanjangan Pembelajaran Daring Dalam Rangka
Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
f. Surat dari Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Nomor.
245/E.E2/PD/2020 Tanggal 18 Maret 2020 perihal Penundaan Pelaksanaan Uji
Kompetensi Tenaga Kesehatan Periode I BulanMaret 2020
g. Rapat Pokja Keperawatan Poltekkes Kemenkes terkait dengan PBM masa tanggap
darurat Covid-19, pada Senin, 30 maret 2020 (rapat on-line 13.00- 15.00 wib)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menulis proposal ataupun laporan hasil kerja dalam bentuk tugas akhir, skripsi,
studi pustaka sangat diperlukan untuk memberikan dasar/landasan yang kuat mengenai
kenapa kita memilih tema tertentu, kenapa kita menerapkan metode tertentu dan bukan
metode yang lainnya atau sekedar memberi dasar/landasan teori yang menjadi fondasi
lingkup pekerjaan yang ingin kita laporkan. Literature review adalah uraian tentang
teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk
dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas
dari perumusan masalah yang ingin diteliti. Sumber yang lain menyatakan, literature
review adalah analisa berupa kritik (melihat kelebihan atau kekurangan) dari penelitian
yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu bagian
dari keilmuan. Literature review merupakan cerita ilmiah terhadap suatu permasalahan
tertentu.(Helen Mongan-Rallis, 2014)
Dalam menulis literature review perlu tentang ide dan gagasan, topik tulisan
dalam penelitian, apakah kekurangan dan kelebihan dari sebuah riset dibandingkan riset
riset lainnya yang pernah ada sebelumnya. Review literatur adalah sebuah metode yang
sistematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis
terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh
para peneliti dan praktisi. Literature review bertujuan untuk membuat analisis dan
sintesis terhadap pengetahuan yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti untuk
menemukan ruang kosong (gaps) bagi penelitian yang akan dilakukan (Okoli &
Schabram, 2010)
Literatur review dapat berupa ringkasan sederhana dari berbagai sumber yang
memiliki pola organisasi dan menggabungkan ringkasan dan sintesis. Ringkasan adalah
rekap dari informasi penting dari sumber, dan sintesis adalah pengorganisasian kembali,
atau perombakan, dari informasi tersebut akan memberikan interpretasi baru dari materi
lama atau menggabungkan yang materi baru dengan interpretasi lama, melacak
perkembangan, termasuk perdebatan (H Mongan-Rallis, 2006).
Di dalam kampus, literature review atau studi pustaka ini merupakan istilah yang
sering digunakan oleh mahasiswa ketika sedang mengerjakan sebuah skripsi, tesis,
ataupun disertesi. Bukan hanya mahasiswa, namun dosen dan peneliti juga fasih dalam
menggunakan istilah ini. Karena, di dalam lingkungan akademisi sangat dekat dengan
perilaku literature review tersebut.
7. Methods Literature Reviews & Jenis Literatur Review Pada Artikel ; (Lau &
Kuziemsky, 2016; Paré et al., 2015)
Peneliti e-Health memiliki sejumlah pendekatan dan metode untuk memahami
literatur yang ada, semuanya dengan tujuan untuk temuan penelitian dalam konteks
sejarah atau menjelaskan kontradiksi yang mungkin ada di antara serangkaian studi
penelitian utama yang dilakukan pada topik tertentu. jenis literatur review yang
merupakan pusat pertumbuhan dan perkembangan domain e-Health.
a. Literatur review Naratif ; (Paré et al., 2015)
Ulasan naratif adalah cara "tradisional" untuk meninjau literatur yang ada
dan condong ke interpretasi kualitatif dari pengetahuan sebelumnya. Sederhananya,
sebuah tinjauan naratif mencoba untuk merangkum atau mensintesis apa yang telah
ditulis pada topik tertentu tetapi tidak mencari generalisasi atau pengetahuan
kumulatif dari apa yang ditinjau. Sebagai gantinya, tim peninjau sering melakukan
tugas mengumpulkan dan mensintesis literatur untuk menunjukkan nilai dari sudut
pandang tertentu. Karena itu, pengulas dapat secara selektif mengabaikan atau
membatasi perhatian yang diberikan pada studi tertentu untuk membuat suatu poin.
Dalam pendekatan yang tidak sistematis ini, pemilihan informasi dari artikel utama
adalah subyektif, tidak memiliki kriteria eksplisit untuk inklusi dan dapat
menyebabkan interpretasi atau kesimpulan yang bias. Ada beberapa ulasan naratif
dalam domain eHealth tertentu, seperti di semua bidang, yang mengikuti pendekatan
yang tidak terstruktur.
Terlepas dari kritik-kritik ini, tinjauan jenis ini sangat berguna dalam
mengumpulkan sejumlah literatur dalam bidang studi tertentu dan
mensintesiskannya. Seperti disebutkan di atas, tujuan utamanya adalah untuk
pembaca dengan latar belakang yang komprehensif agar memahami pengetahuan
saat ini dan menyoroti pentingnya penelitian baru. Di dunia pendidikan lebih
menyukai menggunakan ulasan naratif di kelas karena mereka sering lebih up to
date daripada buku teks, menyediakan sumber tunggal bagi siswa untuk referensi,
dan mengekspos siswa untuk literatur peer-review. Bagi para peneliti, ulasan naratif
dapat menginspirasi ide-ide penelitian dengan mengidentifikasi kesenjangan atau
ketidakkonsistenan dalam pengetahuan, sehingga membantu para peneliti untuk
menentukan pertanyaan penelitian atau merumuskan hipotesis.
Yang penting, ulasan naratif juga dapat digunakan sebagai artikel pendidikan untuk
membuat para praktisi up to date dengan topik masalah tertentu.
Yang terbaru, ada beberapa upaya untuk memperkenalkan seleksi lebih ketat
dalam ulasan naratif yang akan membawa perubahan ke dalam standar publikasi
kerangka kerja umum untuk melakukan tinjauan tersebut dengan Model mengikuti
pendekatan pemrosesan data sistematis yang terdiri dari tiga langkah, yaitu:
1) pencarian dan penyaringan literatur;
2) ekstraksi dan analisis data; dan
3) menulis tinjauan literatur.
Adanya instruksi terperinci dan sangat membantu tentang bagaimana
melakukan setiap langkah dari proses peninjauan. Sebagai kontribusi metodologis
lainnya, vom Brocke et al. (2009) menawarkan serangkaian pedoman untuk
melakukan tinjauan literatur, dengan fokus khusus tentang cara mencari dan
mengekstrak pengetahuan yang relevan. Bandara, Miskon, dan Fielt (2011)
mengusulkan metode terstruktur, dan standar. Darlow dan Wen (2015) memberikan
contoh yang baik dari tinjauan narasi yang sangat terstruktur dengan penulis
mensintesis artikel yang diterbitkan yang menggambarkan proses pengembangan
intervensi kesehatan untuk manajemen diri perawatan kanker pasien. Seperti dalam
kebanyakan ulasan naratif, ruang lingkup pertanyaan penelitian yang diselidiki luas:
1) bagaimana pengembangan sistem ini dilakukan;
2) (B) metode mana yang digunakan untuk menyelidiki sistem ini; dan
3) kesimpulan apa yang dapat ditarik sebagai hasil dari pengembangan sistem ini.
Contoh dari pendekatan ini dalam domain e-Health oleh DeShazo, Lavallie,
dan Wolf (2009). Tujuan dari tinjauan deskriptif atau pemetaan ini adalah untuk
mengkarakterisasi tren publikasi dalam literatur informatika medis selama periode
20 tahun (1987 hingga 2006). Untuk mencapai tujuan ini, penulis melakukan
analisis bibliometrik kutipan informatika medis yang diindeks secara medline
menggunakan tren publikasi, frekuensi jurnal, faktor dampak, frekuensi istilah judul
Medical Subject Headings (MeSH), dan karakteristik kutipan. Temuan
mengungkapkan bahwa ada lebih dari 77.000 artikel informatika medis yang
diterbitkan selama periode yang dicakup dalam banyak jurnal dan bahwa tingkat
pertumbuhan tahunan rata-rata adalah 12%. Analisis istilah MeSH juga
menyarankan tren interdisipliner yang kuat. Akhirnya, skor dampak rata-rata
meningkat seiring waktu dengan dua periode pertumbuhan penting. Secara
keseluruhan, pola dalam hasil penelitian yang tampaknya mencirikan tren historis
dan komponen saat ini di bidang informatika medis menunjukkan itu mungkin
disiplin yang semakin matang (DeShazo et al., 2009).
Apakah tinjauan ini diperlukan dan apa kontribusi dari pelaksanaan tinjauan ini?
Apa Manfaat dari ulasan ini?
Apa tujuan khusus dan pertanyaan penelitian yang akan ditinjau oleh ulasan ini?
Apa metode yang tepat untuk menggunakan tujuan khusus ulasan ini?
Apa strategi pencarian untuk ulasan khusus ini? (termasuk istilah pencarian, database,
kriteria inklusi dan pengecualian, dll.)
Fase 2: perilaku
Apakah rencana pencarian yang dikembangkan pada fase satu berfungsi untuk
menghasilkan sampel yang sesuai atau perlu penyesuaian?
Apa rencana praktis untuk memilih artikel?
Bagaimana proses pencarian dan seleksi akan didokumentasikan?
Bagaimana kualitas proses pencarian dan seleksi akan dinilai?
Fase 3: analisis
Jenis informasi apa yang perlukan untuk memenuhi tujuan dari tinjauan khusus?
Jenis informasi apa yang diperlukan untuk melakukan analisis spesifik?
Bagaimana bimbingan bagi yang melakukan tlaah akan dilatih untuk memastikan
kualitas proses ini?
Bagaimana proses ini akan didokumentasikan dan dilaporkan?
Apakah motivasi dan kebutuhan untuk ulasan ini dikomunikasikan dengan jelas?
Standar pelaporan apa yang sesuai untuk tinjauan khusus ini?
Informasi apa yang perlu dimasukkan dalam ulasan?
Apakah tingkat informasi yang diberikan cukup dan sesuai untuk memungkinkan
transparansi sehingga pembaca dapat menilai kualitas ulasan?
Hasilnya disajikan dengan jelas dan dijelaskan?
Apakah kontribusi ulasan dikomunikasikan dengan jelas?
3.1. Fase 1: merancang ruang lingkup topik yang akan
direview a. Merancang Ruang Lingkup Topik
Pertanyaan pertama yang harus ditanyakan adalah mengapa tinjauan ini
harus dilakukan. Apakah benar-benar ada kebutuhan untuk tinjauan literatur di
bidang ini? Jika demikian, jenis tinjauan literatur apa yang paling membantu dan
akan memberikan kontribusi terbesar? Yang harus dipertimbangkan adalah obyek,
sasaran dan target ketika memilih sebuah topik. Ini adalah pertanyaan yang relevan
untuk menentukan kemungkinan ulasan diterbitkan dan dampaknya pada
komunitas penelitian.
Melakukan tinjauan literatur sebaiknya dengan topiknya yang menarik bagi
peneliti dan pembaca. langkah pertama adalah menjelaskan ulasan literatur lain
yang sudah ada, menilai jumlah studi penelitian yang harus dinilai, merumuskan
dan mendefinisikan dengan jelas tujuan, ruang lingkup, dan pertanyaan penelitian
spesifik yang akan ditinjau, karena akan membantu mengidentifikasi pendekatan
mana yang paling tepat. Misalnya,
jika peninjauan bertujuan untuk merangkum atau mengevaluasi bidang
penelitian yang luas atau beberapa bidang penelitian, pendekatan peninjauan
sistematis tidak cocok, Sebaliknya, pendekatan peninjauan naratif atau integratif
lebih cocok.
jika tujuan tinjauan adalah untuk menyelidiki dan mensintesis bukti pengaruh
faktor tertentu, tinjauan integratif tidak cocok ; sebagai gantinya, pendekatan
tinjauan sistematis yang harus digunakan.
b. Mengidentifikasi Sumber-Sumber Yang Relevan
Setelah membuat pertanyaan penelitian dan pendekatan peninjauan,
selanjutnya mengembangkan strategi pencarian untuk mengidentifikasi literatur
yang relevan. Dengan memilih istilah pencarian dan database yang sesuai sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi merupakan hal penting yang akan menentukan kualitas
tinjauan. pencarian dapat berupa kata atau frasa yang digunakan untuk mengakses
artikel, buku, dan laporan yang sesuai yang didasarkan pada kata-kata dan konsep
yang langsung terkait dengan tujuan ulasan dan pertanyaan penelitian, istilah
pencarian ini bisa luas atau sempit.
Semua pencarian literatur awal menghasilkan banyak artikel, diperlukan
strategi untuk mengidentifikasi mana yang relevan. Kriteria inklusi untuk tinjauan
harus dipandu oleh pertanyaan penelitian yang dipilih. Kriteria yang dapat
dipertimbangkan dan umum digunakan misalnya, tahun publikasi, bahasa artikel,
jenis artikel dan jurnal. Untuk kualitas penelitian, menentukan kriteria inklusi dan
eksklusi adalah langkah paling penting ketika melakukan tinjauan literatur. penting
diperhatikan adalah adanya alasan tentang semua pilihan yang dibuat; logis dan
valid, sehingga sebuah penelitian dapat berakhir dengan jawaban dan kesimpulan
yang sangat berbeda untuk pertanyaan penelitian yang sama. Misalnya, dengan
hanya memilih beberapa jurnal, tahun, atau bahkan istilah pencarian tertentu untuk
mencoba membatasi pencarian Anda, Anda dapat berakhir dengan sampel yang
tidak sesuai dan studi yang tidak masuk dalam tinjauan literatur yang mungkin
relevan dengan topik peneltian atau bahkan bertentangan dengan penelitian lain
sehingga dapat mencapai pada kesimpulan yang salah tentang adanya kesenjangan
dalam literatur, sehingga penulis harus menjelakan untuk memahami bagaimana
literatur diidentifikasi, dianalisis, disintesis, dan dilaporkan.
Sumber Informasi
PubMed
Web Ilmu Pengetahuan
Pusat Informasi Sumber Daya Pendidikan (ERIC)
Indeks Kumulatif Keperawatan & Kesehatan Sekutu (CINAHL)
Scopus
PsycINFO
beasiswa Google
Setelah artikel yang relevan ditemukan, akan bermanfaat untuk memilih
artikel tersebut untuk kutipan tambahan. Salah satu strategi adalah untuk
memeriksa referensi artikel utama, terutama artikel review, untuk kutipan yang
relevan
Matrik sintesis yang lain adalah tabel atau diagram yang memungkinkan
peneliti menyajikan argumen-argumen yang berbeda tentang sebuah isu dengan
format baris paling atas digunakan untuk menuliskan sumber-sumber yang akan
direview dan kolom di sisi sebelah kiri digunakan untuk menuliskan topik yang
akan direview. Ketika membaca artikel pertama, isilah matrik secara vertikal di
kolom yang sama sesuai dengan ide-ide pokok yang sudah dituliskan pada kolom
paling kiri; dan begitulah seterusnya sampai semua sumber selesai direview. Ide-ide
pokok mungkin saja bertambah ketika penulis membaca/memnganalisis setiap
artikel. (Ingram, Hussey, Tigani, & Hemmelgarn, 2006)
Secara detail matrik sintesis ini dapat dilihat sebagai berikut: (Rahayu et al., 2019)
Topik: ................................................................
Ketika membaca artikel pertama, penulis juga bisa mengisi kolom secara horisontal
(dari kiri ke kanan) sampai semua ide-ide pokok terisi, seperti pada tabel berikut. (Rahayu
et al., 2019)
Topik: ................................................................
Matrik sintesis di atas dapat disederhanakan dengan cara membuat tabel atau
diagram berdasarkan satu ide pokok atau isu yang direview dari berbagai sumber, seperti
pada tabel berikut: (Rahayu et al., 2019)
Topik: ................................................................
Sumber (penulis
Deskripsi topik/isu yang sedang direview
& tahun)
Sumber #1
Sumber #2
Sumber #3
Sumber #4
Sumber #5
Dst
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTARABSTRAK (BAHASA INDONESIA & BAHASA INGGRIS)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II METODE PENELITIAN
A. Strategi Pencarian Literatur
1. Framework yang digunakan (PICO(T/S) SPIDER dll)
2. Kata Kunci yang digunakan
3. Database atau aplikasi yang digunakan untuk pencarian (SCOPUS, EBSCO,
GOOGLE SCHOLAR dll)
B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas
1. Hasil Pencarian dan seleksi studi
2. Daftar artikel hasil pencarian
BAB III HASIL DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Conflict of interest
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Butler, A., Hall, H., & Copnell, B. (2016). A Guide to Writing a Qualitative Systematic
Review Protocol to Enhance Evidence-Based Practice in Nursing and Health Care.
Worldviews Evid Based Nurs, 13(3), 241-249. doi:10.1111/wvn.12134
Carlborg, P., Kindström, D., & Kowalkowski, C. (2014). The evolution of service
innovation research: a critical review and synthesis. The Service Industries Journal,
34(5), 373-398.
Coverdale, J., Roberts, L. W., Beresin, E. V., Louie, A. K., Brenner, A. M., & Balon, R.
(2017). Some Potential “Pitfalls” in the Construction of Educational Systematic
Reviews. Academic Psychiatry, 41(2), 246-250. doi:10.1007/s40596-017-0675-7
Dila, K. A. S. (2012). Telaah Kritis Artikel Review Sistematik Dan Meta Analisis.
Retrieved from Telaah Kritis Artikel Review Sistematik Dan Meta Analisis.
Eden, J., Levit, L., Berg, A., & Morton, S. (2011). Standards for finding and assessing
individual studies Finding What Works in Health Care: Standards for Systematic
Reviews: National Academies Press (US).
Harris, J. D., Quatman, C. E., Manring, M. M., Siston, R. A., & Flanigan, D. C. (2014).
How to write a systematic review. Am J Sports Med, 42(11), 2761-2768.
doi:10.1177/0363546513497567
Ingram, L., Hussey, J., Tigani, M., & Hemmelgarn, M. (2006). Writing a literature review
and using a synthesis matrix. NC State University: NC State University Writing and
Speaking Tutorial Service.
Lau, F., & Kuziemsky, C. (2016). Handbook of eHealth evaluation: an evidence-based
approach.
Liberati, A., Altman, D. G., Tetzlaff, J., Mulrow, C., Gøtzsche, P. C., Ioannidis, J. P., . . .
Moher, D. (2009). The PRISMA statement for reporting systematic reviews and
meta-analyses of studies that evaluate health care interventions: explanation and
elaboration. Annals of internal medicine, 151(4), W-65-W-94.
Maggio, L. A., Sewell, J. L., & Artino, A. R., Jr. (2016). The Literature Review: A
Foundation for High-Quality Medical Education Research. Journal of graduate
medical education, 8(3), 297-303. doi:10.4300/JGME-D-16-00175.1
Moher, D., Liberati, A., Tetzlaff, J., & Altman, D. G. (2009). Preferred reporting items for
systematic reviews and meta-analyses: the PRISMA statement. Annals of internal
medicine, 151(4), 264-269.
Moher, D., Stewart, L., & Shekelle, P. (2015). All in the Family: systematic reviews, rapid
reviews, scoping reviews, realist reviews, and more. Syst Rev, 4, 183.
doi:10.1186/s13643-015-0163-7
Mongan-Rallis, H. (2006). Guidelines for writing a literature review. Duluth: University of
Minnesota. Dostupné z http://www. duluth. umn. edu/~
hrallis/guides/researching/litreview. html.
Mongan-Rallis, H. (2014). Guidelines for writing a literature review. URL: http://www.
duluth. umn. edu/~ hrallis/guides/researching/litreview. html.
Murniarti, E., Nainggolan, B., Panjaitan, H., Pandiangan, L., & Widyani, I. (2018). Writing
matrix and assessing literature review: A methodological element of a scientific
project. Journal of Asian Development, 4(2), 133-146.
Okoli, C., & Schabram, K. (2010). A guide to conducting a systematic literature review of
information systems research.
Paré, G., Trudel, M.-C., Jaana, M., & Kitsiou, S. (2015). Synthesizing information systems
knowledge: A typology of literature reviews. Information & Management, 52(2),
183-199.
Pranata, S., Nugroho, H., & Sujianto, U. (2016). Literature Review Pengaruh
Transcutaneous Electrinal Nerve Stimulation (Tens) Terhadap Penyembuhan Luka.
Jurnal Keperawatan Dan Pemikiran Ilmiah, 2(1), 1-12.
Rahayu, T., Syafril, S., Wekke, I. S., & Erlinda, R. (2019). Teknik Menulis Review
Literatur Dalam Sebuah Artikel Ilmiah.
Ramdhani, A., Ramdhani, M. A., & Amin, A. S. (2014). Writing a Literature Review
Research Paper: A step-by-step approach. International Journal of Basic and
Applied Science, 3(1), 47-56.
Snyder, H. (2019). Literature review as a research methodology: An overview and
guidelines. Journal of Business Research, 104, 333-339.
doi:https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.039
Torraco, R. J. (2005). Writing integrative literature reviews: Guidelines and examples.
Human resource development review, 4(3), 356-367.
Tranfield, D., Denyer, D., & Smart, P. (2003). Towards a methodology for developing
evidence‐informed management knowledge by means of systematic review.
British journal of management, 14(3), 207-222.
Winchester, C. L., & Salji, M. (2016). Writing a literature review. Journal of Clinical
Urology, 9(5), 308-312.
Wong, G., Greenhalgh, T., Westhorp, G., Buckingham, J., & Pawson, R. (2013).
RAMESES publication standards: meta-narrative reviews. BMC medicine, 11(1),
20.
Tamplate Literatur Review Contoh Dibawah Ini Mangacu Pada Hasil Penelitian Satriya
Pranata Dkk Dosen 1program Pendidikan D3 Keperawatan Stikes Al Islam Yogyakarta
Yang Telah Di Publikasikan (Pranata, Nugroho, & Sujianto, 2016)
ABSTRAK
Latar belakang: Selain menurunkan nyeri, TENS juga mampu merangsang saraf tepi untuk bekerja
maksimal dan melancarkan predaran darah di daerah sekitar tempat elektroda dipasangkan. Predaran darah
baik maka penyembuhan luka dapat terjadi dengan baik. Penurunan nyeri akan mampu meningkatkan sistim
imun sehingga penyembuhan luka juga dapat berjalan maksimal. Perlu digali lebih dalam mengenai pengaruh
TENS terhadap penyembuhan luka. Tujuan : Ingin mengetahui secara spesifik pengaruh TENS terhadap
penyembuhan luka. Metodologi : Pencarian artikel menggunakan Medline, Science Direct, Pro Quest dan
Google Search untuk menemukan artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi kemudian dilakukan review. Hasil
: Kejadian nekrosis luka post operasi pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
intervensi, tidak terdapat komplikasi dengan nilai signifikansi (P<0.0001). Terdapat perbedaan pemberian
TENS dengan tambahan intervensi protokol panas sebelum, saat dan sesudah intervensi terhadap kelancaran
predaran darah dengan signifikansi (P,0.05). Terjadi granulasi yang baik, folikel rambut tumbuh dengan baik
dan terjadi penurunan Pro Inflammatory (TNF-α) dengan signifikansi (P<0.05). Perbandingan persentase
nekrosis pada kelima kelompok adalah: G1 43,88%, G2 39.20%, G3 38.57%, G4 32.14% dan G5 44.13%, uji
statistik terbukti intervensi TENS pada kelompok G4 lebih efektif dengan signifikansi 0.032. Frekuensi
TENS 10 Hz lebih efektif bila dibandingkan dengan pemberian intervensi TENS 100 Hz dan kelompok
kontrol yang mendapatkan placebo terhadap receptor adrenergic. Intervensi TENS dengan dosis 100 Hz dapat
memperbaiki reaktifitas predaran darah vena dengan baik. Secara signifikan jumlah oedema pada luka
berkurang dan capillary refill 2 detik dengan signifikansi (P<0.001). Diskusi : TENS pada frekuensi 10 Hz
hingga 100 Hz merupakan frekuensi bioelektrik tubuh. Pada frekuensi rendah akan mampu merangsang
pengeluaran hormon endorphin sehingga pasien yang mendapatkan intervensi TENS dapat menjadi lebih
relaks, mengalami penurunan nyeri. Dengan terhambatnya factor inflamasi maka kerja sistim imun baik
hingga akhirnya dapat membantu proses penyembuhan luka dengan baik. Kesimpulan: Terapi TENS
terbukti dapat membantu penyembuhan luka. Alat TENS mudah didapat, mudah digunakan, ekonomis, tidak
menimbulkan adiksi, dapat diberikan kapan saja serta minim efek samping. Hasil penelitian belum dapat
digeneralisasi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan.
Kata Kunci: Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Penyembuhan Luka, Literature review.
ABSTRACT
Background: Instead of reduce pain, TENS is also capable of stimulating the peripheral nerves to work
optimally and improving blood circulation where the electrodes are applied. Having good blood circulation
enhances good wound healing as well. The decrease in pain level will boost the immune system thus the
wound healing can also be improved. It needs further studies on the effect of TENS on wound healing.
Objective: The research aimed to explore specific effect of TENS on wound healing. Methodology: The
research was conducted by using Science Direct article, Medline, Google Search and Pro Quest to find
articles which are appropriate with inclusion and exclusion criteria to be reviewed. Results: The necrosis
cases of the post-operative wound were higher in the control compared to the intervention group, there were
no complications with significant p-value of (P <0.0001). There were differences in the provision of TEENS
with additional of heat protocol before, during and after the intervention towards the blood circulation with
the significance p value of (P, 0.05). Good granulation occurs, the hair follicle grew well and Pro-
inflammatory declined (TNF-α) with the significance p-value of (P <0.05). The comparison of necrosis
percentage in five groups were 43.88%, 39.20%, 38.57%, 32.14% and 44.13% in G1 to G5 respectively. The
statistical tests proved the TEENS intervention
In group G4 was more effective with the significance p value of 0.032. The TENS with frequency of 10 Hz is
more effective compared to 100 Hz TENS and control groups who received placebo towards the adrenergic
receptor. TENS intervention at a dose of 100 Hz can improve the reactivity of venous blood circulation well.
The amount of oedema in the wound is reduced and capillary refills 2 seconds with the significance p-value
of (P <0.001) significantly. Discussion: TENS at a frequency of 10 Hz to 100 Hz is the bioelectrical body
frequency. At low frequencies, it will be able to stimulate the secretion of endorphin hormone so the patients
who received TENS intervention can be more relaxed and feel better as the pain is relieved. The immune
system works well and can help the wound heals properly by inhibition of inflammatory factor. Conclusions:
TENS therapy is proven to help wound healing. TENS equipment is available everywhere, easy to use,
economical, does not cause addiction, and can be given at any time with fewer side effects to the patients.
The results of the study cannot be generalised yet. Further research is needed.
PENDAHULUAN
METODE
Design penelitian yang masuk dalam literatur review ini menggunakan desain quasi
eksperiment dan random control trial. Jenis metode penelitian ini merupakan metode
terbaik dalam menjawab pertanyaan klinis di lapangan. Tipe study yang direview adalah
semua jenis penelitian yang menggunakan terapi TENS untuk membantu proses
penyembuhan luka. Partisipan yang ditentukan untuk direview tidak dibatasi. Semua jenis
sampel baik manusia atau hewan uji tetap dimasukkan sebagai sampel yang diamati dalam
literature review.
Intervensi yang masuk dalam kriteria inklusi adalah intervensi TENS dengan Tipe
outcome berbatas pada pengaruh TENS terhadap proses penyembuhan luka. literature
review ini disusun melalui penelusuran artikel penelitian yang sudah terpublikasi. Populasi
sampelnya adalah seluruh sampel dengan berbagai jenis luka yang mendapatkan perlakuan
terapi TENS untuk membantu proses penyembuhan luka.
Penelusuran dilakukan menggunakan Medline, Science direct, Pro-quest dan
Google Search dengan kata kuci tiap variabel yang telah di pilih. Artikel yang ditemukan
dibaca dengan cermat untuk melihat apakah artikel memenuhi kriteria inklusi penulis untuk
dijadikan sebagai literatur dalam penulisan literature review. Pencaharian berbatas mulai
dari tahun 2000 hingga tahun 2016 yang diakses fulltext dalam format pdf serta memiliki
desain quasy eksperiment dan RCT. Artikel penelitian yang terpublikasi melakukan terapi
TENS serta mampu membantu proses penyembuhan luka akan dimasukkan dalam
literature review.
Tabel 1. Strategi Pencarian Pada Data Based
Strategi Pencarian Pada Data
Based Langkah pencarian artikel melalui data based
1. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation OR TENS OR electrical Stimulation
2. Wound OR Tissue repair
3. #1 AND #2
Artikel yang masuk dalam kriteria inlklusi dianalisis, diekstraksi dan disintesis
kemudian ditentukan evidancenya. Dari hasil ekstraksi dan analisis diharapkan akan
ditemukan sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan intervensi
keperawatan di rumah sakit ataupun tatanan komunitas.
Berikut merupakan intisari yang diambil dari penelitian: judul penelitian, nama
peneliti, tahun publikasi, metode, jumlah sampel dari kelompok intervensi maupun
kelompok kontrol, alat yang yang digunakan selama penelitian, hasil dan kesimpulan
penelitian lengkap dengan nilai signifikansinya. Intisari yang diambil kemudian
dimasukkan ke dalam sebuah tabel agar hasil ekstraksi mudah dibaca.
Untuk mencari artikel, penulis melakukan pencarian menggunakan kata kunci yang
sudah disusun. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi
didapatkan 7 artikel, 7 artikel tersebut kemudian dianalisis. Di bawah ini merupakan 7
daftar artikel yang di ekstraksi dalam bentuk tabel:
43
Lydia Masako terdiri atas 15 operasi skin flap dengan TENS pada kelompok G4
Ferreira. (2007) tikus. anastesi Zolazepam lebih efektif dengan
hydrochloride 50 mg/kg. signifikansi 0.032.
Intervensi TENS diberikan frekuensi rendah lebih
selama 1 jam dalam efektif dan lebh valid untuk
waktu 2 hari. mencegah ischemic pada
skin flap.
Effects of different Brazil 29 sampel. Usia Kelompok intervensi Kelompok Random control Frekuensi TENS 10 Hz
frequencies of Dibagi dalam sampel pertama mendapatkan kontrol hanya trial/dopler dan lebih efektif bila
transcutaneous 3 kelompok. antara 20- intervensi TENS 10 Hz mendapatkan kuesioner observasi dibandingkan dengan
electrical nerve 2 Kelompok 35 tahun, kemudian kelompok placebo. nyeri. pemberian intervensi TENS
stimulation
on venous vascular intervensi dan tidak intervensi lain 100 Hz terhadap receptor
1 kelompok merokok, mendapatkan intervensi adrenergic. Intervensi
reactivity / Franco
tidak ada TENS dengan dosis 100 Hz
et al (2014) kontrol. TENS frekuensi 100 Hz.
gejala dapat memperbaiki
kelompok Intervensi diberikan
gangguan reaktifitas predaran darah
kontrol 10 selama 30 menit.
otot tidak vena dengan baik.
sampel,
kelompok rematik
intervensi tidak
pertama terdiri mengalami
dari 9 sampel sakit darah
dan kelompok dan tidak
intervensi mengalami
kedua 10 penurunan
sampel. imunitas.
Experimental model Brazil 15 sampel Tidak Diberikan intervensi - One group posttest Setelah dilakukan
for transcutaneous hanya terdiri ada TENS pada hewan uji design / kuesioner intervensi TENS luka
electrical nerve dari karakter yang sebelumnya sudah observasi luka mengalami perbaikan dan
stimulation kelompok usia pada dilakukan operasi skin pertumbuhan jaringan kulit
tikus
on ischemic random intervensi namun flap dengan panjang 10 dengan baik. Tidak terdapat
skin flap in rat / tanpa tikus yang cm dan lebar 4 cm. nilai statistik pada artikel
Richard Eloin kelompok dijadikan anestesi yang diberikan penelitian. Kesimpulan
Liebano, Lydia kontrol sebagai saat dilakukan operasi peneliti bahwa intervensi
Masako Ferreira, sampel TENS reliable untuk
Miguel Sabino Neto. adalah sodium thiopental
memiliki 50 mg/kg.. intervensi menstimulasi
(2003)
berat yang TENS diberikan selama 1 perkembangan perbaikan
sama yaitu dari skin flap.
jam setelah operasi
330 gr.
selama dua hari baru pada
hari ketiga nekrosis yang
terjadi pada hewan uji
diamati.
Effects Of Electrical Swedia Sampel 20, Rentang Kelompok intervensi yang Kelompok Quasy eksperiment / Pada pasien yang diberikan
Nerve Stimulation ada 5 laki-laki usia sudah menjalani operasi kontrol kuesioner intervensi TENS setelah
(Ens) In Ischemic dan 15 sampel skin flap mendapatkan mendapatkan operasi menunjukkan
Tissue / Kjartansson wanita. adalah usia intervensi TENS dengan placebo perbaikan kondisi luka.
and Lundeberg. sampel dibagi 29-64 frekuensi 90 Hz selama 1 Secara signifikan jumlah
(1990) dalam dua tahun. jam setiap harinya oedema pada luka
kelompok kemudian dievaluasi pada berkurang dan capillary
yaitu: 10 hari ke 4. refill , dari 2 detik dengan
kelompok signifikansi (P<0.001)
intervensi
dan 10
kelompok
kontrol.
HASIL
PEMBAHASAN
Penetapan kriteria yang ketat pada metode sangat mempengaruhi jumlah artikel
yang didapat. Penentuan artikel yang diambil awalnya hanya terbatas pada artikel yang
menggunakan metode penelitian quasy eksperiment dan RCT dengan rentang tahun 2000-
2016. Setelah dilihat bahwa jumlah artikel yang didapatkan terbatas, kriteria pengambilan
artikel selanjutnya diturunkan. Artikel dengan metode penelitian one group posttest design
dan tahun penelitian dibawah tahun 2000 akhirnya tetap dimasukkan selama tetap terkait
dengan terapi TENS terhadap proses penyembuhan luka. Setelah menurunkan kriteria
berupa metode penelitian, akhirnya artikel yang didapatkan berjumlah 7 artikel. Hasil yang
sejalan ditunjukkan pada hasil penelitian di artikel, hasil penelitian secara umum
menyebutkan bahwa TENS memang terbukti signifikan mampu membantu proses
penyembuhan luka melalui mekanisme lancarnya predaran darah dan penurunan nyeri.
Penyembuhan luka dipengaruhi oleh banyak faktor. Berbagai faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka adalah nutrisi, usia, nilai sirkulasi perifier yang dapat dilihat dari nilai
ABI atau capilari refill, jenis balutan, nyeri serta obat-obatan yang dikonsumsi (Brunner &
suddart, 2001, Potter & Perry, 2005).
Penggunaan TENS pada frekuensi 10 Hz hingga 100 Hz merupakan frekuensi
bioelektrik tubuh yang sesuai (Johnson, 2009). Pada frekuensi rendah akan mampu
merangsang pengeluaran hormon endorphin sehingga pasien yang mendapatkan intervensi
TENS dapat menjadi lebih relaks, mengalami penurunan nyeri dengan terhambatnya factor
inflamasi sehingga sistim imun tidak terganggu dan akhirnya dapat membantu proses
penyembuhan luka dengan baik (Johnson, 2009; Brunner & Suddart, 2001; Potter & Perry,
2005).
Luka membutuhkan vaskularisasi yang baik karena sel harus melakukan perbaikan
dan berkembang agar luka dapat segera sehat kembali. Fungsi aliran listrik yang sesuai
bioelektrik tubuh akan merangsang saraf tepi dan pembuluh darah di sekitar luka untuk
lebih lancar predarannya sehingga akan mampu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh sel
yang rusak dan membutuhkan pertumbuhan (Johnson, 2009; Brunner & Suddarth, 2001).
Oksigen akan dapat dialirkan dengan baik ke luka sehingga kejadian nekrosis dapat
dihindari (Potter & Perry, 2005).
Artikel mengenai pelaksanaan terapi TENS terhadap penyembuhan luka yang
terpublikasi masih belum banyak, namun evidence yang ditemukan dari artikel sudah
cukup kuat karena artikel yang ditampilkan merupakan artikel yang terpublikasi dari
literature yang baik, resmi serta sudah dilakukan peer review sebelum dipublikasikan.
Kualitas dan bukti yang ditampilkan pada artikel sudah cukup kuat, hanya saja masih
dibutuhkan penelitian lanjutan dengan sampel manusia lebih banyak serta didukung dengan
metode desain RCT untuk membuktikan efektifitas pelaksanaan TENS terhadap
penyembuhan luka pada sampel manusia. Untuk uji alat TENS pada sampel menggunakan
hewan coba sudah kuat karena desain yang digunakan sangat baik dan dilakukan penentuan
kriteria dan prosedur penelitian yang terstruktur.
Meski jumlah artikel yang melihat pengaruh intervensi TENS terhadap
penyembuhan luka masih sedikit, intervensi TENS ini memiliki peluang yang besar untuk
dipraktekkan di tatanan klinis dan komunitas khususnya di Indonesia. Kondisi ini di
dukung oleh banyaknya kelebihan dari alat ini. Alat TENS ekonomis, mudah digunakan,
tidak menimbulkan adiksi, dapat digunakan kapan saja dan tidak memiliki efek samping
bila diberikan pada pasien yang melakukan perawatan luka. Perlu dilakukan penelitian
lanjutan pada sampel manusia lebih banyak pada Negara yang berbeda dengan karakter
budaya yang berbeda. Pemilihan lokasi pemasangan TENS memiliki peran penting karena
terdapat jalur-jalur syaraf sehingga perlu menjadi perhatian agar kerja TENS dapat bekerja
lebih maksimal. Alat TENS sudah dijual di Indonesia, penggunaannya tidak perlu melalui
pelatihan karena saat ini alatnya sudah dibuat dengan desain sederhana. Penelitian dengan
metode penelitian RCT dan Negara yang berbeda akan mampu mendukung generalisasi
hasil penelitian kedepannya.
Butler, A., Hall, H., & Copnell, B. (2016). A Guide to Writing a Qualitative Systematic
Review Protocol to Enhance Evidence-Based Practice in Nursing and Health Care.
Worldviews Evid Based Nurs, 13(3), 241-249. doi:10.1111/wvn.12134
Carlborg, P., Kindström, D., & Kowalkowski, C. (2014). The evolution of service
innovation research: a critical review and synthesis. The Service Industries Journal,
34(5), 373-398.
Coverdale, J., Roberts, L. W., Beresin, E. V., Louie, A. K., Brenner, A. M., & Balon, R.
(2017). Some Potential “Pitfalls” in the Construction of Educational Systematic
Reviews. Academic Psychiatry, 41(2), 246-250. doi:10.1007/s40596-017-0675-7
Dila, K. A. S. (2012). Telaah Kritis Artikel Review Sistematik Dan Meta Analisis.
Retrieved from Telaah Kritis Artikel Review Sistematik Dan Meta Analisis.
Eden, J., Levit, L., Berg, A., & Morton, S. (2011). Standards for finding and assessing
individual studies Finding What Works in Health Care: Standards for Systematic
Reviews: National Academies Press (US).
Harris, J. D., Quatman, C. E., Manring, M. M., Siston, R. A., & Flanigan, D. C. (2014).
How to write a systematic review. Am J Sports Med, 42(11), 2761-2768.
doi:10.1177/0363546513497567
Ingram, L., Hussey, J., Tigani, M., & Hemmelgarn, M. (2006). Writing a literature review
and using a synthesis matrix. NC State University: NC State University Writing and
Speaking Tutorial Service.
Lau, F., & Kuziemsky, C. (2016). Handbook of eHealth evaluation: an evidence-based
approach.
Liberati, A., Altman, D. G., Tetzlaff, J., Mulrow, C., Gøtzsche, P. C., Ioannidis, J. P., . . .
Moher, D. (2009). The PRISMA statement for reporting systematic reviews and
meta-analyses of studies that evaluate health care interventions: explanation and
elaboration. Annals of internal medicine, 151(4), W-65-W-94.
Maggio, L. A., Sewell, J. L., & Artino, A. R., Jr. (2016). The Literature Review: A
Foundation for High-Quality Medical Education Research. Journal of graduate
medical education, 8(3), 297-303. doi:10.4300/JGME-D-16-00175.1
Moher, D., Liberati, A., Tetzlaff, J., & Altman, D. G. (2009). Preferred reporting items for
systematic reviews and meta-analyses: the PRISMA statement. Annals of internal
medicine, 151(4), 264-269.
Moher, D., Stewart, L., & Shekelle, P. (2015). All in the Family: systematic reviews, rapid
reviews, scoping reviews, realist reviews, and more. Syst Rev, 4, 183.
doi:10.1186/s13643-015-0163-7
Mongan-Rallis, H. (2006). Guidelines for writing a literature review. Duluth: University of
Minnesota. Dostupné z http://www. duluth. umn. edu/~
hrallis/guides/researching/litreview. html.
Mongan-Rallis, H. (2014). Guidelines for writing a literature review. URL: http://www.
duluth. umn. edu/~ hrallis/guides/researching/litreview. html.
Murniarti, E., Nainggolan, B., Panjaitan, H., Pandiangan, L., & Widyani, I. (2018).
Writing matrix and assessing literature review: A methodological element of a
scientific project. Journal of Asian Development, 4(2), 133-146.
Okoli, C., & Schabram, K. (2010). A guide to conducting a systematic literature review of
information systems research.
Paré, G., Trudel, M.-C., Jaana, M., & Kitsiou, S. (2015). Synthesizing information systems
knowledge: A typology of literature reviews. Information & Management, 52(2),
183-199.
49
Pranata, S., Nugroho, H., & Sujianto, U. (2016). Literature Review Pengaruh
Transcutaneous Electrinal Nerve Stimulation (Tens) Terhadap Penyembuhan Luka.
Jurnal Keperawatan Dan Pemikiran Ilmiah, 2(1), 1-12.
Rahayu, T., Syafril, S., Wekke, I. S., & Erlinda, R. (2019). Teknik Menulis Review
Literatur Dalam Sebuah Artikel Ilmiah.
Ramdhani, A., Ramdhani, M. A., & Amin, A. S. (2014). Writing a Literature Review
Research Paper: A step-by-step approach. International Journal of Basic and
Applied Science, 3(1), 47-56.
Snyder, H. (2019). Literature review as a research methodology: An overview and
guidelines. Journal of Business Research, 104, 333-339.
doi:https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.039
Torraco, R. J. (2005). Writing integrative literature reviews: Guidelines and examples.
Human resource development review, 4(3), 356-367.
Tranfield, D., Denyer, D., & Smart, P. (2003). Towards a methodology for developing
evidence‐informed management knowledge by means of systematic review.
British journal of management, 14(3), 207-222.
Winchester, C. L., & Salji, M. (2016). Writing a literature review. Journal of Clinical
Urology, 9(5), 308-312.
Wong, G., Greenhalgh, T., Westhorp, G., Buckingham, J., & Pawson, R. (2013).
RAMESES publication standards: meta-narrative reviews. BMC medicine, 11(1),
20.
50
FORMAT PENILAIN NASKAH KTI LITERATUR REVIEW
NAMA :
NIM :
TOPIK KTI :
HARI/TGL/JAM :
Nilai Akhir
No. Kriteria Penilaian Skor(1-10) Bobot
(Skor x Bobot)
1. Format Penulisan
Sistematika penulisan, tata letak, 10
kerapihan ketik, jumlah halaman,
dan daftar pustaka
2. Ide / Gagasan
Orisinalitaskarya,kesesuaiandengan
tema, ketajaman analisis 25
permasalahan
3. Manfaat Penulisan 5
4. Aspek Kebahasaan
Ketepatan&kejelasanpenggunaan
dansistematikabahasadalam
10
menyampaikangagasan,ungkapan
bahasa baku yang baik dan benar
5. Landasan Teori
Akurat, relevan, dan baru (dalam 10 20
tahun terakhir)
6. Hasil dan Diskusi 25
7. Simpulan dan Saran 5
TOTAL NILAI (MAKSIMAL 1000)
Kendari,
Penguji
FORMAT PENILAIN PRESENTASI
KARYA TULIS ILMIAH LITERATUR REVIEW
JUDUL/TOPIK :
NAMA :
NIM :
TANGGAL/HARI/JAM :
Nilai Akhir
No. Kriteria Penilaian Skor(1-10) Bobot
(Skor x Bobot)
1. Teknik Pemaparan
a. Penggunaan bahasa yang
baku 30
b. Cara dan sikap presentasi
c. Ketepatan waktu
2. Transfer Gagasan
a. Sistematika penyajian dan
kesesuaian isi
b. Kontribusi bagi 30
perkembangan ilmu dan
pengetahuan
3. Tanya Jawab
a. Ketepatan menjawab
b. Cara menjawab pertanyaan 40
c. Cara mempertahankan
argumentasi dan pendapat
TOTAL NILAI (MAKSIMAL 1000)
Kendari,
Penguji