NOTULENSI
Pemanfaatan teknologi peta presisi kelapa sawit OPTIMAL-IPB untuk tata kelola
perkebunan sawit rakyat
IPB bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan Kementrian Pertanian
untuk melengkapi STDB. STDB ini digunakan untuk mengajukan dana replanting, dana yang
sudah cair dana ke-1 dan ke-2, dana ke-1 diturunkan untuk 300 persil atau 150 kapling, dana
ke-2 untuk 124 persil atau 62 kapling, sedangkan dana ke-3 untuk 69 kavling belum turun. Peta
persil kebun kelapa sawit rakyat disini masih belum akurat sehingga perlu di akurasikan datanya.
Pengakurasian data ini dibantu dengan model program Optimal-IPB. Aplikasi Optimal-IPB ini
merupakan aplikasi untuk pemetaan kebun sawit untuk mengidentifikasi jumlah pohon sawit,
dan mendeteksi pohon sawit yang berumur 3-4 tahun. Data tersebut dapat digunakan untuk
banyak penggunaan, sebagai pertimbangan biaya PBB. Kegiatan survei dan verifikasi STDB ini
dilakukan di kebun kelapa sawit rakyat selama 3 hari oleh 3 mahasiswa IPB dan 2 mahasiswa
Universitas Jambi. Rencana pembangunan lokasi pabrik kelapa sawit terdapat di tengah 3 desa
yaitu desa tanjung tayas, sungai papauh, pematang balam. Perkebunan sawit dikelola yayasan
Koperasi Usaha Desa. IPB membantu Kementerian Pertanian menyusun RPJMN perkebunan.
Sambutan : Bu Meli
PAK OGIN :
Sawit dimulai pada awal 1992 – sekarang telah memasuki masa peremajaan. Sawit
merupakan tren di Jambi yang dapat meningkatkan perekonomian rakyat. Terdapat 8 kabupaten
tanaman sawit. Peremajaan kelapa sawit, pendataan kelapa sawit dengan optimasi. STDB
berfokus untuk data persil yang valid. Terdapat 500 KK Desa Kemang manis yang terdiri 400
Desa Kemang manis dan 100 di desa sebelah bukit indah. Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
membutuh data sebaran resmi yang spesifik .
Sambutan Kepala Desa
Pemerintah Desa telah mengirimkan proposal namun sampai saat ini belum diterima oleh
pihak desa. Diduga karena adanya faktor politik. Pembangunan pabrik rencananya tahun 2022
dan sudah melakukan rapat koordinasi oleh 6 desa sekitar dan telah mengumpulkan syarat.
Diskusi:
2 Penanya :
Pertanyaan : ● Apa maksud dari peta Presisi ?
● Keluhan petani selain subsidi pupuk, petani saat ini pengelola
kebun secara mandiri yang sebelumnya dibawah naungan
perusahaan negeri. Hal ini membuat hasil produksi TBS di
anak tirikan pengirimannya padahal hasil produksi sangat
melimpah sehingga kami butuh pabrik dari dana BPDPKS.
● Titik pabrik berada di SP 8, karena terdapat 3 SP. 1 SP terdapat
2 usaha dibawah KUD Harapan Jaya. SP 7 Intan Jaya Sungai
papauh. Intan Jaya merupakan milik perusahaan. Titik pabrik
SP8 mudah dijangkau. Kami telah menyiapkan 8 SHM atau 16
ha. Pabrik tersebut digunakan untuk mengolah hasil produksi
karena buah sering tercecer dan hampir 50 % busuk sehingga
didapatkan hasil kurang maksimal.
Jawaban : ● Presisi merupakan keakuratan, sehingga butuh data sawit yang
akurat dalam memetakan kebun sawit rakyat kurang baik. Cara
mendata kebun sawit berbeda. IPB menggunakan teknologi
komputer untuk pemetaan sawit bukan hamparan, namun
dalam mengidentifikasi jumlah pohon sawit yang dimiliki.
Data yang tidak akurat akan menimbulkan sulitnya ketelusuran
sertifikasi, harga tidak standar sehingga membutuhkan data
presisi. Untuk kebutuhan replanting data belum ada sehingga
membutuh peta presisi.
● Paprik sudah dikoordinasikan dengan
4 Penanya :
Pertanyaan : ● Petani sawit minim ilmu pengetahuan yang awal dibimbing
oleh perusahaan yang telah terikat selama 15 tahun. Petani
sekarang memutuskan untuk mengelola secara mandiri.
Keputusan tersebut membuat petani memiliki kekurangan dan
kelebihan. Kekurangan tersebut seperti kurang tenaga kerja
secara teknis (teknologi), cara perawatan kebun hanya
dikira-kira, masalah hama kumbang tanduk, jamur, cara
mengatasi tidak tau hanya mengira- ngira. Tidak ada
pembimbing. Butuh bantuan penyuluh pertanian untuk tidak
mengira. Kelebihannya bisa mengelola kebun sendiri
Jawaban : ● Istilah penyuluh digunakan untuk pengelola pangan.
Sedangkan pada sawit disebut pendamping / konsultan. Jika
butuh tenaga pendamping maka harus mendatangkan sendiri
untuk mengelola sawit. Pendamping bertugas memberikan
informasi pasar. Korporasi meningkatkan bisnis tani.
● Masalah hama, petani butuh pendamping untuk mengatasi
kumbang tanduk dan trichoderma. Pemerintah ada penyuluh
dari Dinas Perkebunan namun jumlah terbatas
5 Penanya :
Pertanyaan : Replanting terdapat 2 tahap, tahap ke-1 mendapat dana BPDPKS
sebesar Rp 55.000.000 kemudian tahap ke-2 sebesar Rp
60.000.000. Dana tersebut sudah terealisasikan. Terdapat kendala
dalam akses jalan menuju tempat produksi dari hamparan 1-26
hampir tertutup rumput dan berlubang. Jalan kebun 67 % tidak bisa
dilewati. Oleh karena itu butuh dana BPDPKS untuk jalan
perkebunan. Pemerintah Desa sudah merancang untuk dianggarkan
ke pembangunan jalan namun tidak cukup. KUD butuh Rp
300.000.000 mungkin cukup untuk pembangunan jalan.
Jawaban : Dana replanting Rp 25.000.000 sudah cukup untuk memenuhi
keperluan misalnya pupuk, pendampingan. Perlu koneksi yang
dibatasi sungai
Sesi 2
Jika data akurat dapat melakukan replanting. STDB terbit dan akurat . Teknologi dapat
mendeteksi kelapa sawit pada umur 4 tahun. Penggunaan model sudah sesuai replanting. Metode
tersebut banyak bermanfaat bagi STDB misalnya menghitung jumlah pohon sesuai persil, akses
jalan titik menuju pabrik, pengajuan data. Inovasi ini bekerjasama dengan Dinas Perkebunan
Jambi dengan memanfaatkan citra satelit dan drone. Dinas Perkebunan meminta teknologi
tersebut untuk penerbitan STDB. Hasil penelitian tersebut didapatkan 595 persil dan akan
dilakukan verifikasi karena masih terdapat kekeliruan. Verifikasi dilakukan oleh 3 mahasiswa
IPB dan 2 mahasiswa Universitas Jambi.