Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI

UBI KAYU MELALUI PROGRAM MBKM MATCHING FUND TENTANG SUSU


KAMBING DI NAGARI GADUT, KECAMATAN TILATANG KAMANG

Weriantoni1, Wardian Andi Putra2

Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas, Kampus Payakumbuh

Email: weriantoni.unand@gmail.com

Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas, Kampus Payakumbuh

Email: andiputrawardian66@gmail.com

ABSTRAK

Kecamatan Tilatang Kamang memiliki 3 nagari penghasil ubi kayu yaitu Nagari Gadut, Nagari
Koto Tangah, dan Nagari Kapau, namun yang menjadi sentra produksi ubi kayu adalah Nagari Gadut.
Usahatani ubi kayu sangat cocok di kembangkan disini, karena daerah Gadut terletak pada ketinggian 850
m dengan suhu rata-rata 19-22 derajat celcius. Hal ini dapat menunjang perkembangan produksi ubi kayu
di Nagari Gadut, yang mana jika lahan yang digunakan semakin luas maka dapat meningkatkan hasil
produksi ubi, dan akan berpengaruh kepada peningkatan pendapatan petani ubi kayu. Di Nagari Gadut
juga pengahasil olahan produk susu kambing yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Metode yang
digunakan meliputi observasi, workshop, dan diskusi/tanya jawab. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi
pedoman untuk meningkatkan pendapatan petani ubi kayu dan produksi susu kambing Rokir Farm di
Nagari Gadut.

Katakunci: Pendapatan petani ubi kayu, Susu kambing, Ubi kayu

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang subur dengan sektor pertanian yang cocok untuk diterapkan
dalam sistem pembangunan nasional. Subsektor tanaman pangan memiliki peranan yang sangat penting
dalam berbagai hal seperti ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan pangan, pembangunan wilayah,
pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan juga bisa saja untuk penerimaan devisa bagi
negara, serta menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan mendorong pertumbuhan industri hilir
yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian, 2016).

Ubi kayu merupakan komoditas tanaman pangan yang penting sebagai penghasil sumber bahan
pangan karbohidrat dan bahan baku industri makanan, kimia dan pakan ternak. Komoditi ubi kayu juga
merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang menghasilkan devisa negara melalui ekspor dalam
bentuk gaplek atau chip yang merupakan aset berharga dan perlu dijaga kelestariannya, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan ekspor pada masa-masa selanjutnya. Peranan ubi kayu cukup besar
dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan penggembangan
industri. Pada kondisi rawan pangan, ubi kayu merupakan penyangga pangan yang handal karena ubi
kayu mempunyai kadar gizi makro dan mikro yang tinggi, seimbang dan sesuai angka kebutuhan gizi
(Yan dkk, 2022).
Ubi kayu merupakan hasil pertanian yang cukup banyak di produksi di Kabupaten Agam,
terutama pada Kecamatan Tilatang Kamang. Secara teknis, Kecamatan Tilatang Kamang memiliki
komoditi luas lahan terbesar dibandingkan kecamatan lain yang ada pada Kabupaten Agam dan kondisi
iklim di daerah ini juga sangat mendukung untuk mengembangkan pertanian terutama tanaman ubi kayu.

Kecamatan Tilatang Kamang memiliki 3 nagari penghasil ubi kayu yaitu Nagari Gadut, Nagari
Koto Tangah, dan Nagari Kapau, namun yang menjadi sentra produksi ubi kayu adalah Nagari Gadut.
Usahatani ubi kayu sangat cocok di kembangkan disini, karena daerah Gadut terletak pada ketinggian 850
m dengan suhu rata-rata 19-22 derajat celcius (BPS, 2022). Hal ini dapat menunjang perkembangan
produksi ubi kayu di Nagari Gadut, yang mana jika lahan yang digunakan semakin luas maka dapat
meningkatkan hasil produksi ubi, dan akan berpengaruh kepada peningkatan pendapatan petani ubi kayu.

Tujuan dari kegiatan MBKM Matching Fund ini adalah untuk membantu usaha Rokir Farm, dan
juga penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani ubi kayu. Sedangkan
manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah:

1. Melalui program ini diharapkan bisa membantu usaha Rokir Farm untuk berkembang lebih lanjut
melalui pendaftaran merek, standarisasi produk dengan teknologi pasteurisasi, dan penggunaan
kemasan aseptik.
2. Dengan program ini diharapkan juga bisa membantu petani ubi kayu melalui penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani ubi kayu.

METODE PELAKSANAAN

Pada kegiatan ini tidak hanya berfokus untuk kegiatan pertanian saja akan tetapi untuk peternakan
yang mana menjadi topik utama dalam program Matching Fund ini yaitu Penerapan Rencana Bisnis
UMKM Susu Kambing Melalui Penggunaan Teknologi Pasteurisasi dan Kemasan Aseptik dalam
Meningkatkan Pemasaran Digital dan Berkelanjutan. Adapun metode pelaksanaan yang telah dilakukan
untuk menyelesaikan masalah sebagai berikut:

1. Observasi
Metode observasi berupa kegiatan pengamatan terhadap objek yang diamati. Adapun
tujuan dari observasi ini ialah untuk mengetahui lebih pasti bahwa apa saja yang menjadi
permasalahan pada sasaran program. Pada kegiatan ini dilakukan guna mengetahui apa saja
masalah yang diahadapi oleh para petani ubi kayu dan peternakan susu kambing kambing.
2. Workshop
Workshop berupa penjelasan materi mengenai topik yang diangkat. Untuk kegiatan
workshop dilakukan untuk program MBKM Matching Fund tentang susu kambing, yang mana
workshop ini telah dilakukan sebanyak 2 kali bersama dengan mitra yaitu Rokir Farm.
3. Diskusi/Tanya Jawab
Metode diskusi / Tanya jawab berupa pertanyaan yang dijawab oleh tim pelaksana
sehubungan dengan topik yang diangkat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Kegiatan Observasi

Rabu, 19 Oktober 2022 dilaksanakan observasi ke Nagari Gadut untuk melihat kondisi
yang ada dalam Nagari Gadut terutama pada pertanian ubi kayu dan peternakan kambing. Dalam
observasi ini juga dilakukan kunjungan ke BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Tilatang
Kamang.

Gambar 1. Kunjungan anggota MBKM ke BPP Kecamatan Tilatang Kamang

Dalam kunjungan sekaligus observasi ini, dicari tahu mengenai permsalahan yang dihadapi
oleh para petani dalam memproduksi hasil pertanian mereka terutama pertanian ubi kayu. Di Nagari
Gadut memiliki luas lahan yang siap tanam sebesar 190 ha, dan lahan yang siap panen itu seluas 201
ha, dengan hasil panen ini Nagari Gadut bisa menghasilkan produksi ubi kayu sebesar 6.231 ton per
musim panennya, dan rata-rata produktivitasnya 31,0 ton/Ha nya.

Gambar 2. Kunjungan anggota MBKM ke kantor Walinagari Gadut.


Setelah melakukan kunjungan ke Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Tilatang
Kamang, tim MBKM lanjut untuk bertemu dengan bapak Walinagari Gadut yaitu bapak Drs.
Masferiedi dan staff nagari. Dalam kunjungan ini dimaksudkan untuk meminta izin sekaligus mencari
informasi mengenai permasalahan yang dihadapi oleh petani dan peternak kambing yang ada di
Nagari Gadut.

Gambar 3. Kunjungan ke beberapa kebun ubi kayu milik petani.

Gambar 4. Kunjungan ke lokasi mitra MBKM Matching Fund yaitu Rokir Farm.

Setelah melakukan kunjungan ke kantor Walinagari Gadut, selanjutnya kami melakukan


kunjungan atau observasi ke beberapa kebun petani ubi kayu dan ke lokasi mitra MBKM Matching
Fund. Dalam kunjungan ini didapatkan beberapa informasi mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan petani ubi kayu dan permasalahan yang dihadapi oleh mitra Rokir Farm.

2. Kegiatan Workshop
Pada kegiatan workshop pertama dilakukan dengan tema Supporting Penguatan Komunitas
Produsen Susu Segar. Pada acara workshop yang pertama ini berjalan dengan lancar, kegiatan
dihadiri oleh mitra Rokir Farm dan juga mahasiswa MBKM Matching Fund.

Gambar 5. Foto bersama kegiatan workshop.

Kegiatan di mulai dengan kata sambutan dari Ketua Matching Fund yaitu ibu Ratni Prima Lita,
kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Bang Rangga Harkaffi selaku pemilik Rokir Farm.
Kegiatan selanjutnya yaitu penyampaian materi mengenai pengembangan produksi susu kambing
dengan penerapan teknologi pasteurisasi dan varian buah lokal, pengemasan aseptik untuk susu
kambing, penguatan komunitas susu kambing, standarisasi produk, dan pendaftaran HKI merek.

Gambar 6. Foto bersama kegiatan workshop.

Pada kegiatan workshop kedua, dilakukan dengan tema Pemasaran Produk Susu Kambing
Komunitas Produsen Susu Kambing. Kegiatan di mulai dengan kata sambutan dari Ketua Matching
Fund yaitu ibu Ratni Prima Lita, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Bang Rangga
Harkaffi selaku pemilik Rokir Farm. Kegiatan selanjutnya yaitu penyampaian materi oleh pemateri
yang menyampaikan bahwa dalam meningkatkan daya saing di pasar, maka diperlukan peningkatan
pemasaran dengan media sosial.

Setelah dilakukan kegiatan program Matching Fund, dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan petani ubi kayu. Dengan info yang didapat ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pendapatan petani ubi kayu seperti luas lahan, tenaga kerja, pupuk, modal dan lain-lain.
Setelah diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi dilakukan analisis bagaimana cara meningkatkan
pendapatan petani ubi kayu.

KESIMPULAN

Seluruh kegiatan Matcing Fund dilaksanakan dengan baik, baik dari mitra Rokir Farm
maupun petani ubi kayu menyambut kegiatan kami dengan baik. Dengan kegiatan ini kami
berharap bisa menjadi jalan dalam mengembangkan kegiatan usaha dari Rokir Farm dan bagi
petani bisa lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani ubi kayu dan
diharapkan dengan kegiatan dan sekaligus penelitian tentang ubi kayu ini bisa membantu petani
ubi kayu untuk meningkatkan pendapatan ubi kayu di Nagari Gadut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ketua dan anggota tim MBKM Universitas Andalas mengucapkan terima kasih kepada
Matching Fund Universitas Andalas yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melakukan penelitian sekaligus pengabdian kepada mitra usaha dengan tema Penerapan Rencana
Bisnis UMKM dalam Meningkatkan Pemasaran Digital dan Berkelanjutan. Terimakasih kepada
semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan serta semua panitia dan peserta
kegiatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Komoditas Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan. Pusat Data dan Informasi
Sistem Pertanian. Kementrian Pertanian. https://www.pertanian.go.id

Badan Pusat Statistik Kecamatan Tilatang Kamang, 2022. TILATANG KAMANG DALAM
ANGKA 2021.

Elvira, D. 2017. PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN


PETANI UBI KAYU DI DESA LAUT TADOR KECAMATAN SEI SUKA
KABUPATEN BATU BARA. Penelitian Ilmu Manajemen & Bisnis. Volume 12 No. 1

Thamrin, M dkk. 2013. ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot utilissima). Agrium.
Vol 18 No 1.

Yan, H dkk. 2022. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU DI DESA


SUKOWILANGUN KECAMATAN KALIPARE KABUPATEN MALANG. Fakultas
Pertanian. Malang.

Anda mungkin juga menyukai