Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar

arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan

maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Dalam pemasaran terjadi

suatu aliran barang dari produsen kekonsumen dengan melibatkan lembaga

perantara pemasaran. Seluruh lembaga perantara pemasaran memegang

peranan yang sangat penting dalam menentukan saluran pemasaran, karena

jika terdiri dari rantai pemasaran yang panjang, maka biaya pemasaran yang

dikeluarkan menjadi lebih besar, Hasyim (2012).

Kelapa sebagai tanaman yang tersebar luas di Indonesia, menghasilkan

daging buah yang mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan

sebagai bahan baku pangan bernilai. Buah kelapa yang sudah tua mengandung

kalori yang tinggi, sebesar 354 kal per 100 gram, yang berasal dari minyak

kurang lebih 33 persen, karbohidrat 15 persen dan protein 3 persen. Kualitas

protein daging buah kelapa sangat baik, karena mempunyai skor asam amino

yang tinggi, dan tidak mengandung senyawa anti nutrisi. Dan dengan asam

lemak rantai medium (MCFA) yang tinggi, minyak kelapa sangat sehat.

Selanjutnya, kandungan galaktomannan dan fosfolipid yang tinggi menjadikan

daging buah kelapa mempunyai kemampuan untuk memperbaiki karakter

bahan pangan yang menggunakannya. Galaktomannan juga mempunyai sifat

fungsional kesehatan dengan menurunkan kolesterol, menekan pertumbuhan

bakteri merugikan dan mendorong bakteri menguntungkan (Ditjenbun, 2012).


2

Kabupaten Alor merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara

Timur yang memiliki keunggulan pada sub sektor perkebunan. Kabupaten

Alor merupakan salah satu daerah yang berbasis perkebunan karena sebagian

masyarakat ketergantungan hidupnya dari hasil komoditi kelapa. Luas lahan

kelapa yang dimiliki oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Alor pada tahun

2017 seluas 5285 Ha dan jumlah produksi sebanyak 1294 ton. Kecamatan

Alor Barat Daya juga merupakan salah satu kecamatan penghasil kelapa di

Kabupaten Alor pada tahun 2017 Kecamatan Alor Barat Daya memiliki lahan

tanaman kelapa seluas 563 Ha dan mampu menghasilkan sebanyak 74 ton

(BPS Kabupaten Alor, 2018).

Banyak pihak yang berperan dan ikut menentukan distribusi kelapa

sejak di tangan petani hingga sampai ke tangan konsumen. Kondisi ini secara

tidak langsung akan membentuk rantai tataniaga/saluran pemasaran. Dalam

saluran pemasaran kelapa dibutuhkan keterlibatan lembaga-lembaga

pemasaran untuk memperlancar penyaluran komoditi kelapa. Masing-masing

lembaga pemasaran yang berperan sesuai dengan kemampuan pembiayaan

yang dimiliki, akan melakukan fungsi pemasaran yang berbeda-beda. Terdapat

perbedaan jenis kegiatan yang dilakukan dan besarnya biaya yang

dialokasikan oleh suatu lembaga pemasaran, sehingga biaya dan keuntungan

pemasaran akan berbeda pada setiap lembaga pemasaran. Besar kecilnya biaya

yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran

akan mempengaruhi marjin pemasaran.


3

Secara umum dalam proses pemasaran kelapa di Kecamatan Alor Barat

Daya, terdapat beberapa lembaga yang terlibat secara aktif, diantaranya petani,

pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan pedagang besar. Pada

prinsipnya, dalam memainkan perannya masing-masing setiap lembaga ini

menginginkan tingkat keuntungan dari pelaksanaan fungsi pemasaran yang

telah dilakukan. Harapan tersebut menjadi suatu hal yang wajar karena setiap

pembiayaan pelaksanaan fungsi–fungsi pemasaran dalam setiap lembaga

pemasaran, haruslah tertutupi dengan sejumlah pengembalian serta

keuntungan usaha. Atas dasar pemikiran tersebut, maka dipandang penting

untuk melakukan kajian atau penelitian tentang : “Analisis Marjin

Pemasaran Kelapa di Desa Pailelang Kecamatan Alor Barat Daya”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan penelitian adalah :

1. Bagaimana saluran pemasaran kelapa di Desa Pailelang Kecamatan

Alor Barat Daya ?

2. Berapa besar marjin pemasaran kelapa di Desa Pailelang Kecamatan

Alor Barat Daya ?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui saluran pemasaran kelapa di Desa

PailelangKecamatan Alor Barat Daya

2. Untuk menentukan besarnya marjin pemasaran kelapa di Desa Pailelang

Kecamatan Alor Barat Daya


4

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat diketahui

oleh mahasiswa dan masyarakat dalam bidang pemasaran hasil komoditi

kelapa.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain untuk penelitian lebih lanjut.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan Analsisi Saluran Pemasaran dan Marjin Pemasaran Dalam

Di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur oleh Jumiati, dkk (2013) Terdapat

dua saluran pemasaran kelapa dalam di lokasi penelitian, yaitu saluran I:

petani –pedagang pengumpul desa/kecamatan –pedagang pengumpul antar

kabupaten/ kota – konsumen, dan saluran pemasaran yang ke II: petani –

pedagang pengumpul desa/kecamatan – pedagang - pengumpul antar

kabupaten/kota –pedangan pengecer –konsumen. Berdasarkan analisis

penampilan pasar, pemasaran kelapa dalam di daerah Sebatik kabupaten

Nunukan tidak efisien. Hal ini dilihat dari marjin pemasaran pada semua

saluran pemasaran besar, distribusi marjinnya belum merata, share harga

yang diterima petani masih rendah.

Berdasarkan Anailisis Marjin Pemasaran Madu Hutan di Desa Kamot

Kecamatan Alor Timur Laut oleh Tivani Letmau, dkk (2019), menyimpulkan

bahwa terdapat 3 saluran pemasaran madu hutan yang dilakukan di Desa

kamot yaitu : Saluran I : Petani Madu Hutan – konsumen, Saluran II : Petani

Madu Hutan – Pedagang Pengumpul – Konsumen dan Saluran III : Petani

Madu Hutan – Pedagang Pengumpul – Pendagang Pengecer – Konsumen.

Marjin pemasaran Madu hutan di Desa Kamot kecamatan Alor Timur Laut

untuk Saluran Pemasaran II sebesar Rp. 94.182/liter, sedangkan marjin

pemasaran untuk Saluran Pemasaran III sebesar Rp. 294.182/liter. Dengan


6

demikian terdapat selisih marjin yang cukup besar pada saluran pemasaran II

dengan marjin pada saluran pemasaran III sebesar Rp. 200.000/liter.

B. Landasan Teori

1. Kelapa

Salah satu hasil samping dari buah kelapa adalah air kelapa. Air kelapa

banyak mengandung mineral antara lain Na, Ca, Mg, Fe, Cu, P dan. Air kelapa

selain mengandung mineral juga mengandung hormon auksin dan sitokinin.

Kedua hormon ini penting dalam pertumbuhan dan jumlah daun pada tanaman.

Air kelapa mengandung fitohormon sitokinin, auksin, dan giberelin.

Kandungan-kandungan Peningkatan pertumbuhan vegetatif pada TBM dapat

dilakukan dengan aplikasi dengan total produksi sebesar 3166.6 ribu ton setara

kopra, yaitu perkebunan rakyat sebesar 3.126 ribu ton (98.73%), perkebunan

besar negara sebesar 1.8 ribu ton (0.06%) dan perkebunan besar swasta sebesar

38,47 ribu ton (1.22%). Tanaman kelapa merupakan tanaman sosial karena lebih

98% diusahakan oleh petani sehingga perkebunan kelapa banyak didominasi

perkebunan rakyat dibandingkan perkebunan negara ataupun swasta. Upaya

pengembangan produk dan pemanfaatan hasil samping dan limbah akan

meningkatkan nilai tambah produk kelapa yang pada gilirannya akan dapat

meningkatkan pendapatan petani kelapa (Dirjenbun, 2012).

Hormon tersebut berperan dalam memicu terjadinya pembelahan sel,

pemanjangan sel dan diferensiasi jaringan terutama dalam pertumbuhan tunas

pucuk (Saptaji, 2015). Air kelapa juga mengandung unsur kalium, mineral,

magnesium, ferum, cuprum, dan sulfur yang berfungsi untuk menambah nutrisi

dalam pertumbuhan tanaman (Tiwery, 2014).


7

2. Pemasaran

Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan

keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Pemasaran adalah

hasil prestasi kerja kegiatan mengalirnya barang dan jasa dari produsen

sampai ke konsumen (Assauri, 2002).

Hal senada juga Stanton yang dikutip oleh Dharmesta dan Irawan

(2005), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Kotler & Keller (2007), Menyatakan Manajemen pemasaran merupakan

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,

promosi serta menyalurkan gagasan barang dan jasa untuk

mendapatkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dalam

organisasi.

Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan

keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan

mengatur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang

paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk,

jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi

pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan

masyarakat dengan pola jawaban industri (dalam hal ini termasuk industri

di bidang pertanian) yang bersangkutan (Kotler, 2010).


8

3. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh produsen

untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai kekonsumen

atau pemakai industri (Swasta,2008). Saluran pemasaran merupakan suatu

struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih dan

menggambarkan situasi yang berbeda oleh berbagai macam pemasaran

atau lembaga usaha (seperti produsen, pedagang besar dan pengecer).

Memilih saluran pemasaran memerlukan pertimbangan yang matang dan

bersifat fleksibel. Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang

harus dilakukan untuk memasarkan barang secara selektif.

Bentuk saluran pemasaran atau ditribusi dapat dibedakan atas :

1. Saluran langsung :

Produsen Konsumen

2. Saluran tidak langsung :

a. Produsen Pengecer Konsumen

b. Produsen Pedagang besar/menengah Pengecer

konsumen

c. Produsen Pedagang besar Pedagang menengah

Pengecer Konsumen (Basuswasta, 2008).

Saluran pemasaran merupakan suatu jalur dari lembaga-lembaga

penyalur yang mempunyai kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke

konsumen. Penyalur ini secara aktif akan mengusahakan perpindahan


9

bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar barang-barang tersebut dapat

dibeli konsumen (Stanton, 2010).

Lembaga pemasaran (Sudiyono, 2002) adalah orang atau badan usaha

atau lembaga yang secara langsung terlibat didalam mengalirkan

barang dari produsen ke konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran ini

dapat berupa tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar dan

pedagang pengecer. Lembagalembaga dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung

berhubungan dengan petani, tengkulak melakukan transaksi

dengan petani baik secara tunai, ijon maupun dengan kontrak

pembelian.

b. Pedagang pengumpul, yaitu membeli komoditi pertanian dari

tengkulak biasanya relatif kecil.

c. Pedagang besar, yaitu melakukan proses pengumpulan komoditi

dari pedagang pengumpul, juga melakukan proses distribusi ke agen

penjualan ataupun pengecer.

d. Pedagang pengecer merupakan lembaga pemasaran yang

berhadapan langsung dengan

4. Biaya dan Keuntungan

a. Biaya

Soekartawi (2006) biaya pemasaran adalah biaya yang

dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran meliputi

biaya angkut, biaya pengeringan, penyusutan, retribusi dan lainnya.


10

Besarnya biaya ini berbeda satu sama lain disebabkan karena

macam komoditi, lokasi pemasaran dan macam lembaga pemasaran

dan efektivitas pemasaran yang dilakukan.

Ritongan (2004), mengkasifikasikan biaya produksi dapat

digolongkan berikut:

1). Biaya produksi menurut sifatnya, yaitu biaya tetap (Fixed cost )

dan biaya tidak tetap ( Variabel cost).

2). Biaya produksi menurut perhitungannya, yaitu biaya total rata-


rata, dan biaya marginal.
Hernanto (1994) dalam Zulfahmi (2011) biaya produksi dalam

usahatani dapat dibedakan berdasarkan:

1). Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan yang terdiri dari biaya

tetap dan biaya variabel (tidak tetap). Biaya tetap adalah biaya yang

besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi,

misalnya pajak tanah, sewa tanah, penyusutan alat-alat bangunan

pertanian, dan bunga pinjaman. Biaya variabel adalah biaya yang

berhubungan langsung dengan jumlah produksi, misalnya biaya

pengeluaran untuk benih, pupuk, obat-obatan, dan biaya tenaga

kerja.

2). Berdasarkan yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan terdiri

dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai adalah biaya tetap

dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tetap misalnya pajak
11

b. Keuntungan

Soekartawi (2006) berpendapat bahwa keuntungan adalah selisih

antara penerimaan total dan total biaya yang dikeluarkan. Dalam

menjalankan kegiatan usaha, keuntungan tidak bisa timbul dengan

sendirinya. Keuntungan merupakan hasil akhir yang muncul dari

terpenuhinya permintaan atas barang dan jasa.

Keuntungan sebagai “selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya

yang terjadi sehubungan dengan memperoleh pendapatan tersebut

(Gade, 2005). Tajerin (2003) menjelaskan bahwa fungsi keuntungan

yang dikembangkan Lau dan Yotopoulos dapat digunakan sebagai

alternatif lain untuk menelaah alokasi penggunaan masukan

produksi. Fungsi keuntungan Cobb-Douglas diturunkan dari model

fungsi produksi Cobb-Douglas yaitu dengan dengan teknik "Unit

Output Price " atau UOP of Cobb-Douglas Profit Function, yaitu

suatu fungsi yang melibatkan harga produksi dan produksi yang

telah dinormalkan dengan harga tertentu yang disebut "Normalized

Profit Function". Fungsi semacam ini digunakan untuk aktivitas

produksi yang menghasilkan satu keluaran dalam jangka pendek.

5. Marjin Pemasaran

Sudiyono (2010) marjin pemasaran didefinisikan dengan dua cara

yaitu :

a. Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga antara harga yang


12

dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani.

b. Marjin pemasaran terdiri dari komponen yang terdiri dari biaya-biaya

yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan

fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran.

Kotler (2009), Marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga

yang diterima oleh petani produsen dengan harga yang harus dibayarkan

oleh konsumen akhir. Besar kecilnya perbedaan harga ditingkat konsumen

akhir akan dipengaruhi oleh banyak lembaga pemasaran yang ikut dalam

proses pemasaran, panjang atau pendeknya saluran yang dilalui dan jarak

pasar.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan Marjin pemasaran adalah

selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran atau selisih harga yang

dibayarkan di tingkat pengecer dengan harga yang diterima oleh produsen

(petani).

C. Hipotesis

1. Diduga, terdapat salah satu model saluran distribusi pemasaran kelapa di

Desa Pailelang Kecamatan Alor Barat Daya.

2. Diduga, nilai marjin pemasaran kelapa di Desa Pailelang Kecamatan Alor

Barat Daya.
13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian.

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Pailelang Kecamatan Alor Barat Daya

Kabupaten Alor dari bulan Juni sampai 01 April sampai dengan 30 Mei

2020. Pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa Desa

Pailelang merupakan salah satu sentra Produksi Kelapa di Kabupaten Alor.

B. Penentuan Responden

Jumlah petani kelapa di Desa Pailelang 115 orang. Dengan demikian

yang merupakan populasi dalam penelitian ini sebanyak 115 orang petani

kelapa. Dari populasi sebesar 115 petani kelapa maka perhitungan sampel

penelitian dengan mengunakan rumus Slovin sebagai berikut :

N
n=
1+ N . e ²

dimana : N = Populasi

n = sampel

e = Tingkat kesalahan

dengan mengunakan rumus Slovin tersebut serta tingkat kesalahannya 5%

dapat dihitung jumlah sampel penelitian sebagai berikut :


14

115
n=
1+ 115.( 0,052)

115
n=
1+(115.0,0025)

115
n=
1+ 0,29

115
n=
1,29

n = 89,14

Maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 89 orang petani

penghasil kelapa.

C. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini yaitu :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yaitu

petani penghasil Kelapa, yang menjadi objek penelitian.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka dan sumber-

sumber data lainnya yang berkaitaan dengan materi penelitian seperti data

dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Alor dan Dinas Perkebunan

Kabupaten Alor.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


15

1. Kuisioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk

tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis sistem untuk

mengumpulkan data dan pendapat dari para responden yang telah dipilih

2. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. Teknik wawancara untuk pengisian

kuesioner dan melengkapi pertanyaan yang tidak terdapat dalam

kuesioner yaitu dilakukan dengan wawancara langsung.

E. Variabel Pengukuran

Konseptualisasi dan pengukuran variabel dalam penelitian ini meliputi :

1. Produksi merupakan jumlah produksi kelapa yang dihasilkan petani dari

usaha komoditi kelapa pada musim panen 2019 (kg).

2. Saluran pemasaran merupakan lembaga pemasaran yang terlibat dalam

penyaluran komoditi kelapa dari petani sampai ke konsumen.

3. Lembaga pemasaran adalah individu–individu atau lembaga yang

menyelenggarakan proses pemindahan komoditi kelapa dari petani

sampai ke konsumen.

4. Konsumen adalah konsumen komoditi kelapa yang berada di luar

Kecamatan Alor Barat Daya

5. Harga di tingkat petani merupakan harga yang diterima petani (Rp/kg).

6. Harga pembelian merupakan harga yang dibayarkan oleh masing–masing

lembaga pemasaran dan atau konsumen (Rp/kg).


16

7. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran

selama melaksanakan fungsi–fungsi pemasaran dalam menyalurkan

komoditi kelapa dari tingkat petani sampai ke konsumen (Rp/kg).

8. Keuntungan lembaga pemasaran adalah selisih antara harga penjualan

dengan biaya pemasaran selama melaksanakan fungsi–fungsi pemasaran

(Rp/kg).

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh di analisis dengan beberapa tahapan analisis yakni :

1. Analisis saluran pemasaran

Untuk mengetahui saluran distribusi kelapa di Desa Pailelang kecamatan

alor Barat Daya dilakukan dengan menelusuri penjualan madu hutan

ditingkat petani hingga konsumen.

2. Nilai Marjin Pemasaran

Dengan asumsi bahwa jumlah produk yang ditransaksikan ditingkat

petani sama dengan jumlah produk yang ditransaksikan ditingkat

pengecer yaitu sebesar Q, nilai marjin pemasaran dihitung dengan

menggunakan rumus Sudiyono (2010) :

VM = (Pr – Pf). Q

Dimana

VM = Nilai marjin pemasaran

Pr = Harga di tingkat pengecer

Pf = Harga di tingkat petani


17

Q = Jumlah yang ditransaksikan

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2002. Manajemen Pemasaran:Dasar, Konsep, dan Strategi. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.
BPS Alor. 2017. Alor dalam angka 2017. BPS Kabupaten Alor. Dinas Perkebunan
Kabupaten Alor. 2018

Ditjenbud. 2012. Areal Kelapa Meningkat.http/ditjenbun@daptan.go.id/203-pertumbuhan


areal-kelapa-meningkat.html. Diunduh tanggal 09 Maret 2020.

Dharmesta dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty.


Yogyakarta.

Gade, Muhammad. Teori Akuntansi. Cet. I. Jakarta: Alamahira. 2005

Hasyim, A.I. 2012. Tataniaga Pertanian. Diktat Kuliah. Fakultas Pertanian


Universitas Lampung.
Jumiati, dkk. 2013. Analisis Saluran Pemasaran dan Marjin Pemasaran. Jurnal
AGRIFOR Volume XII Nomor 1. Yogyakarta. UGM
Kotler, P. 2009. Manajemen pemasaran. PT. Indeks. Jakarta.

Kotler, Philip, 2010. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, dan


Pengendalian.Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philips & Kevin Lane Keller, 2009. Marketing Management edition 13
(Manajemen Pemasaran, Edisi ketiga Belas). Sabran, Bob
(Penerjemah). 2012. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Letmau. dkk, 2019. Anailisis Marjin Pemasaran Madu Hutan di Desa Kamot
Kecamatan Alor Timur Laut.Skripsi. Fakultas Pertanian Dan Perikanan.
Ritongan, dkk. 2004. Ekonomi I. Jakarta: PT. Erlangga.
Sudiyono, Armand,2010. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang
Soekartawi,1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian (Teori dan Aplikasi). PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI-PRESS. Jakarta
18

Stanton, William. J.2010. Prinsip Pemasaran jilid 2. (Diterjemahkan oleh: Sadu


Sundaru). Erlangga. Jakarta.

Swasta, B D H. 2008. PengantarBisnis Modern.Yogyakarta: Liberty

Tajerin dan Noor. 2003. Pendugaan Fungsi Keuntungan dan Skala Usaha
Budidaya Pembesaran Ikan Bandeng di Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban Jawa Timur, J. EPS8

Tiwery, R.R. 2014. Pengaruh PenggunaanAir Kelapa (Cocos nucifera) terhadap


Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Jucca L). Bloperndix
Zulfahmi, M. 2011. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram Model
Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah,
Jakarta. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai