Anda di halaman 1dari 12

Isian Substansi Proposal

SKEMA Pemberdayaan Berbasis Masyarakat


RUANG LINGKUP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMULA
Petunjuk: Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian

A. Pendahuluan
Pendahuluan dijelaskan tidak lebih dari 1.000 kata dengan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,15 yang berisi uraian
sebagai berikut:
1. analisis situasi dan permasalahan mitra yang akan diselesaikan.
Uraian analisis situasi dibuat secara komprehensif agar dapat menggambarkan secara lengkap kondisi mitra baik
dari segi potensi wilayah serta masyarakat dan permasalahannya. Analisis situasi dijelaskan dengan
berdasarkan kondisi eksisting dari mitra/masyarakat yang akan diberdayakan, didukung dengan profil mitra
dengan data dan gambar yang informatif. Khususnya untuk mitra yang bergerak di bidang ekonomi dan belajar
berwirausaha, kondisi eksisting mitra sasaran dibuat secara lengkap hulu dan hilir sedapat mungkin dalam bentuk
data terkuantifikasi.
2. Uraikan tujuan pelaksanaan kegiatan dan kaitannya dengan MBKM, IKU, dan fokus pengabdian kepada
masyarakat.
3. Lain – lain yang dianggap perlu.
A. Pendahuluan
1. Analisis situasi dan Permasalahan Mitra
Nanas Lobong telah menjadi komoditas pertanian unggulan baik bagi masyarakat desa Lobong,
kabupaten Bolaang Mongondow maupun bagi pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow dan
provinsi Sulawesi Utara. Nanas Lobong menjadi komoditas pertanian unggulan karena buah ini sangat
digemari masyarakat baik diwilayah Bolaang Mongondow Raya atau provinsi Sulawesi Utara dan
wilayah sekitarnya, karena bentuk yang ideal dan kualitas rasa yang manis. Meskipun Nanas Lobong
menjadi komoditi unggulan, yang hasilnya dapat dimanfaatkan baik dimakan langsung sebagai buah
segar, dibuat kue dan selai nanas, dll namun pada kenyataannya keandalan buah nanas ini belum mampu
mengangkat kesejahteraan para petani nanas pada umumnya, disebabkan pada saat panen pemasaran
hasil pertanian masih dijumpai kendala utama yaitu hasil panen nanas masih banyak yang terbuang.
Masalah yang teridentifikasi adalah para petani dan kelompok tani nanas Lobong belum memahami
dengan baik manajemen usaha yang baik, penanganan pasca panen, menerapkan strategi pemasaran
produk, dan membuat perencanaan untuk mengembangkan usaha dan manajemen laba hasil usaha
pertanian.
Area pemasaran nanas Lobong, oleh masyarakat saat ini meliputi kabupaten Bolaang Mongondow,
Kotamobagu, kota Manado, maupun kabupaten kota lainnya di Sulawesi Utara bahkan provinsi
Gorontalo yang dijual dalam keadaan mentah untuk dipasarkan baik di pasar tradisional maupun pasar
lainnya, karena nanas buahnya sangat digemari masyarakat untuk dimakan langsung (segar) maupun
diolah menjadi selai nanas, kue, dll, nanas juga diketahui banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Nanas
apabila dikonsumsi secara rutin akan membuat seluruh sel dan sitoplasma terlindungi dari dampak
buruk radikal bebas [1]. Nanas asalnya dari Brasilia Amerika Selatan, yang sudah didomestikasi
disana sebelum masa Colombus [2]. Nanas masuk ke Indonesia abad ke-15 yaitu tahun (1599),
dimana Di pada mulanya nanas hanya sebagai tanaman pekarangan, dan kemudian dikebunkan dilahan
kering (tegalan) dan menyebar ke seluruh wilayah nusantara.
Nanas secara nasional telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang diandalkan Indonesia, hasil
produksinya menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Akan tetapi disisi para petani, nanas
pengelolaannya belum dilakukan secara profesional. Umumnya nanas diusahakan hanya
memanfaatkan lahan yang tersedia, tanpa perlu banyak penanganan, dan diusahkan turun temurun.
Tanaman nanas dalam pembudidayaannya seharusnya membutuhkan tanah yang gembur dan kaya
bahkan organik [3]. Sedangkan Lestari, dkk menyatakan aktivitas agronomi dan usaha petani lokal
seringkali belum mendapatkan sentuhan teknologi mumpuni, baik dalam sisi manajerial produksi
maupun pengelolaan limbah pasca produksinya [4]. Hadiati dan Indriyani menyatakan pengembangan
nanas di Indonesia belum sepenuhnya mendapat perhatian yang serius dari para pengelola yang terlihat
dari luas panen dan produktifitas yang fluktuatif [5]. Penyebabnya adalah belum berkembangnya
penggunaan varietas unggul dan belum optimalnya tehnik budidaya tanaman. Buah nanas selain bisa
segera dikonsumsi segar, dapat juga diolah menjadi produk lanjutan seperti: selai, sari buah, manisan,
keripik, nata de pina, dll. Apabila buah nenas diolah menjadi produk olahan seperti selai, niscaya akan
memberikan nilai tambah pada komoditas ini, sehingga akan memberikan keuntungan bagi para petani
nanas [6]. Peningkatan kualitas produk akan meningkatkan minat beli konsumen dan keputusan
pembelian [7], [8]
Uraian diatas juga sesuai dengan kondisi pengelolaan nanas Lobong, sehingga wajar apabila hasil usaha
tani nanas belum produktif. Usaha nanas yang diusahakan para petani Lobong meski saat ini menjadi
mata pencaharian utama masyarakat, namun setelah panen, hanya dijual kepada para pembeli/pedagang
nanas dengan harga yang murah, agar segera diperoleh uang tunai yang akan digunakan untuk
membiayai keperluan hidup sehari-hari para petani, sedangkan para pedagang nanas, nanas tersebut
dijual kembali dalam bentuk segar, untuk mendapatkan selisih margin keuntungan dari hasil penjualan.
Pada saat terjadi panen raya, jumlah produksi buah nanas Lobong sangat melimpah namun tidak
sebanding dengan tingkat konsumsinya sehingga harga terpaksa dijual sangat murah.
Survey pendahuluan yang dilakukan Tim PKM menunjukan bahwa pemanfaatan nanas belum banyak
manfaat yang dapat dirasakan baik oleh para petani nanas maupun pedagang nanas yang menjadikan
nanas sebagai komoditas utama dari mata pencaharian mereka. Sehingga perlu upaya-upaya untuk
pemberdayaan bagi para petani termasuk para pedagang nanas tersebut. Survey ini diperkuat dengan
data dari Bag. Pemerintahan Desa Lobong, bahwa desa Lobong memiliki lahan sekitar 400 Ha tanah
yang ditanami nanas. Dimana dalam 1 Ha tanah dapat ditanami sekitar 8.000 bibit nanas yang memiliki
kualitas yang baik. Sekali panen masyarakat di desa Lobong dapat memanen sebanyak 1.600.000 buah
nanas dalam sekali panen [9].
Survey pendahuluan juga menunjukan nanas Lobong yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik
(rasanya segar dan manis sehingga sangat disukai para pembeli) meski demikian ukuran dan
kualitasnya masih beragam dan belum dapat dipertahankan. Kondisi ini tentunya perlu diperbaiki dan
pengembangan terutama terhadap tingkat pengetahuan para petani maupun pedangang nanas khususnya
terhadap kontrol kualitas buah, manajemen pengelolaan dan strategi pemasaran produk sehingga para
petani dan pedagang buah nanas akan memperoleh manfaat yang maksimal dari usahanya.
Untuk mencegah tidak terbuangnya buah nanas pada saat pamem jumlahnya sangat melimpah perlu
dilakukan upaya untuk memperpanjang umur simpan, meningkatkan nilai ekonomis dan
penganekaragaman produk sehingga dapat diterima oleh konsumen dan sekaligus meningkatkan
pendapatan bagi para petani nanas. Oleh karena itu, perlu adanya diseminasi dan penambahan
pengetahuan mengenai manajemen pengelolaan usaha tani, strategi pemasaran buah nanas, dan kontrol
kualitas buah saat akan dipasarkan termasuk teknologi pengolahan hasil pertanian berbasis produk
seperti selai nanas, sehingga hasil pertanian dari para petani memiliki nilai tambah bagi peningkatan
pendapatan petani/kelompok tani, para pedagang, maupun bagi pertumbuhan ekonomi daerah melalui
pengembangan hasil-hasil pertanian nanas, menjadi usaha yang produktif.
Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan melewati 3 tahap kegiatan, yaitu pengamatan pendahuluan
(bulan Maret tahun 2024), pelatihan cara bercocok tanam dan pemanenan hasil, serta pembuatan produk
olahan nanas menjadi selai nanas, melalui kegiatan sosialisasi ke Desa Lobong, Kecamatan Passi
Kabupaten Bolaang Mongondow. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan menggunakan metode
presentasi, simulasi disertai contoh cara bercocok tanam, pemanenan hasil nanas dan pembuatan
produk olahan nanas menjadi selai nanas dilengkapi dengan diskusi interaktif antara kelompok PKM
dengan para petani dan pedagang nanas sehingga transfer pengetahuan Agroteknologi dan diversifikasi
produk dapat dilaksanakan dengan baik.
Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian usaha
bagi para petani dan kelompok tani, terhadap manajemen usaha yang baik, menerapkan strategi strategi
pemasaran produk yang tepat sehingga akan dapat meningkatkan penjualan, produktivitas hasil
pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani nanas Lobong dan nasional pada umumnya.
Solusi yang ditawarkan yaitu, meningkatkan pemahaman manajemen usaha yang baik, mengelola dan
mengembangkan usaha secara kreatif melalui inovasi produk dan melalui penerapan strategi pemasaran
digital melalui ceramah/penyuluhan tentang strategi mengelola dan mengembangkan usaha secara
kreatif, tehnik menggunakan teknologi internet melalui digitalisasi usaha melalui sisitem
pendampingan usaha untuk menerapkan teknologi digital dalam pemasaran produk usaha mikro.
PKM-PM ini di harapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut.
Manfaat Praktis:
1. Meningkatkan pengetahuan Mitra/Petani sehingga mampu menerapkan cara dan metode yang tepat
untuk menanam nanas.
2. Meningkatkan kualitas buah nanas hasil panen serta pengetahuan petani nanas terhadap penentuan
waktu terbaik untuk panen nanas.
2. Mengurangi nanas yang rusak, akibat tidak diminati/dibeli konsumen karena panen muda, rasa yang
asam, dll.
3. Meningkatkan pendapatan petani dan pedagang nanas, karena produktivitas dan tata kelola hasil
pertanian (nanas) menjadi meningkat dan produktifitas hasil menjadi lebih baik.
Manfaat Teoritis:
PKM ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan baik secara teori dan praktik pada para
mahasiswa, dosen lainnya, terutama terhadap upaya peningkatan kualitas buah nanas berkaitan dengan
variasi pematangan nanas, termasuk terhadap kualitas selai serta pengepakan dan strategi
pemasarannya.

B. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan Prioritas
Permasalahan prioritas maksimum terdiri atas 500 kata dengan font times new roman ukuran 12 dengan spasi 1.15
yang berisi uraian yang akan ditangani minimal 1 (satu) bidang/aspek kegiatan untuk setiap mitra sasarannya.
Uraikan permasalahan prioritas tersebut dalam poin-poin permasalahan sesuai kesepakatan dengan mitra sasaran dan
dilengkapi dengan sub permasalahan masing-masing yang akan diberikan solusi.
Untuk masyarakat produktif secara ekonomi, maka permasalahan prioritasnya meliputi bidang produksi, manajemen
usaha dan pemasaran (hulu hilir usaha).
Untuk kelompok masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi (masyarakat umum) maka permasalahannya sesuai
dengan kebutuhan kelompok tersebut, seperti peningkatan pelayanan, peningkatan ketenteraman masyarakat,
memperbaiki/membantu fasilitas layanan dalam segala bidang, seperti bidang sosial, budaya, ekonomi, keamanan,
kesehatan, pendidikan, hukum, dan berbagai permasalahan lainnya secara komprehensif. Prioritas permasalahan dibuat
secara spesifik dan harus mendapatkan persetujuan mitra sasaran.
Secara umum profil dari masyarakat dari desa Lobong sebagai Mitra PKM, diuraikan sebagai berikut:
Desa Lobong terletak di Kecamatan Passi Kabupaten Bolaang Mongondow yang menjadi penghasil
Buah Nanas terbesar di wilayah Bolaang Mongondow Raya (Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang
Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur) dimana nanas Lobong juga dipasarkan diwilayah kota
Manado, kota Bitung, dan wilayah lain di Sulawesi Utara serta Provinsi Gorontalo. Desa Lobong
memiliki sekitar 400 Ha tanah yang ditanami oleh nanas. Dimana dalam 1Ha tanah dapat ditanami
sekitar 8.000 bibit nanas yang memiliki kualitas yang sangat baik. Sekali panen masyarakat di desa
Lobong dapat memanen sebanyak 1.600.000 buah nanas dalam sekali panen (Bag. Pemerintahan Desa
Lobong, 2023).
Ketika melewati desa Lobong di jln. Trans Sulawesi akan terlihat, jejeran nanas memanjang ratusan
meter di jalan trans sulawesi yang dijual petani atau pedagang nanas. Buah nanas yang diproduksi
sangat bervariatif, kita dapat menemukan jenis Nanas Bogor, Nanas Madu, Nanas Batu dan masih
banyak jenis nanas lainnya. Data di dinas Perdagangan dan ESDM Bolmong menyebut Desa Lobong
memproduksi 2.400 ton per tahun, di lahan seluas 400 hektare. Luas ini setengah dari lahan potensial
desa Lobong yang dimiliki yaitu 800 hektare.
Pada saat panen tiba, maka produksi nanas berlimpah sementara pembeli langsung diperkirakan hanya
mampu menyerap 20-30% persen dari produksi, sehingga hasil lainnya dijual kepada pedagang
(pemborong buah) untuk dipasarkan secara langsung ke pasar-pasar utama di Sulut dan provinsi
Gorontalo, selain itu dibeli oleh UMKM diluar desa Lobong untuk kebutuhan usaha hotel dan restoran,
pembuatan selai, dll (Hasil survey pendahuluan). Saat produksi berlimpah masih banyak tersisa nanas
yang karena tidak terjual, kemudian dikonsumsi sendiri, atau dibuang karena tidak laku dan menjadi
busuk (diperkirakan sampai 20 % produksi).
Survey pendahuluan juga menunjukan bahwa pemanfaatan nanas belum banyak manfaat yang dapat
dirasakan baik oleh para petani nanas maupun pedagang nanas yang telah menjadikan nanas sebagai
komoditas utama dan mata pencaharian para petani dan masyarakat Desa Lobong. Nanas Lobong
memiliki kualitas yang baik (rasanya segar dan manis sehingga sangat disukai masyarakat/pembeli)
namun konsistensi kualitas dan ukuran beragam. Kondisi ini tentunya perlu dikembangkan baik
terhadap pengetahuan petani maupun para pedangang nanas terhadap kontrol kualitas buah, sehingga
mereka dapat memperoleh manfaat yang maksimal dalam usahanya [10]. Oleh karena itu, perlu adanya
diseminasi dan penambahan pengetahuan termasuk teknologi pengolahan hasil pertanian berbasis
produk seperti selai nanas, untuk memberi nilai tambah bagi peningkatan pendapatan petani/kelompok
tani maupun para pedagang.
Diseminasi teknologi dan inovasi dapat dilakukan sebagai upaya diversifikasi produk pertanian yang
dapat mengangkat potensi keberlanjutan usaha dari mitra pengabdian yang direncanakan. Program
Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) ini menjadi salah satu media transfer pengetahuan, manajemen
produksi olahan nanas lokal Lobong berbasis usaha tani keluarga dan berorientasi produk.
Transfer pengetahuan yang akan dilaksanakan dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan
pemahaman serta penguasaan cara bercocok tanam, pemanenan hasil, serta diversifikasi produk
pertanian yang akan dapat meningkatkan pendapatan para petani dan pedagang nanas sehingga
diharapkan nanas Lobong bukan hanya menjadi komoditas unggulan masyarakat Sulawesi Utara dan
provinsi Gorontalo yang dibeli dari pedagang nanas di Lobong, akan tetapi menjadi komoditas
unggulan yang akan meningkatkan kesejahteraan petani dan pedagang karena adanya peningkatan
pendapatan melalui peningkatan pengetahuan petani terhadap cara bercocok tanam, pemanenan hasil
nanas juga para pedagang nanas melalui produksi selai nanas berkualitas untuk memanfaatkan
produksi yang melimpah, yang sering sekali dibuang karena telah busuk akibat tidak terbeli/diserap
pasar.
2. Solusi
Solusi permasalahan maksimum terdiri atas 1.500 kata dengan font times new roman ukuran 12 dengan spasi 1.15 yang
berisi uraian semua solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mitra sasaran. Deskripsi
lengkap bagian solusi permasalahan memuat hal-hal berikut.
a. Tuliskan semua solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mitra secara sistematis
sesuai dengan prioritas permasalahan. Solusi harus terkait betul dengan permasalahan prioritas mitra.
b. Tuliskan target luaran yang akan dihasilkan dari masing-masing solusi tersebut baik dalam segi produksi maupun
manajemen usaha (untuk mitra ekonomi produktif/mengarah ke ekonomi produktif) atau sesuai dengan solusi
spesifik atas permasalahan yang dihadapi mitra dari kelompok masyarakat yang tidak produktif secara
ekonomi/sosial.
c. Setiap solusi mempunyai target penyelesaian luaran tersendiri/indikator capaian dan sedapat mungkin terukur atau
dapat dikuantitatifkan dan tuangkan dalam bentuk tabel.
d. Uraian hasil riset tim pengusul atau peneliti yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, akan
memiliki nilai tambah.
Kegiatan Pengabdian ini akan dilaksanakan di Desa Lobong Kecamatan Passi Barat dengan mitra
sasaran adalah 3 Kelompok Tani, masing-masing kelompok terdiri dari 5 anggota petani nanas. Secara
keseluruhan , target luaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini selama 8 bulan adalah
adanya peningkatan pemahaman manajemen usaha yang baik, mengelola dan mengembangkan usaha
secara kreatif melalui inovasi produk dan melalui penerapan strategi pemasaran digital, melalui
ceramah/penyuluhan tentang strategi mengelola dan mengembangkan usaha secara kreatif, tehnik
menggunakan teknologi internet melalui digitalisasi usaha, melalui sisitem pendampingan usaha
untuk menerapkan teknologi digital dalam pemasaran produk usaha mikro. Secara rinci, target luaran
kegiatan Pengabdian adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Target Luaran Pemberdayaan Berbasis Masyarakat

No Permasalahan Solusi Luaran


1 Para petani dan kelompok Sosialisasi dan Pelatihan : Peningkatan
tani nanas Lobong belum Fokusnya pada cara pengetahuan Petani
memahami tentang cara bercocok tanam nanas yang dalam bercocok tanam
bercocok tanam nanas yang baik dan pemanenan hasil
baik nanas yang tepat.
2 Para petani dan kelompok a. Pelatihan intensif terhadap a. Peningkatan
tani nanas Lobong belum pengolahan hasil nanas Kemampuan petani
Lobong pasca panen dalam manajemen
memahami : dengan sistem produksi usaha yang baik
produk olahan nanas lokal b. Terciptanya teknologi
a. manajemen usaha yang
berkualitas tepat guna bagi petani
baik,
b. Focus Group Discussion dalam penanganan
b. penanganan pasca panen,
(FGD) pasca panaen tanaman
c. menerapkan strategi
nenas menjadi selai
pemasaran produk,
nenas yang bekualitas
d. membuat perencanaan
c. Terciptanya
untuk mengembangkan
kemampuan
usaha dan manajemen laba
membuka jaringan
hasil usaha pertanian
usaha dengan dunia
usaha luar kan
konsumen melalui
penggunaan teknologi
web dan pemasaran
online.
d. Terciptanya
menajemen usaha dan
hasil usaha dapat
dimanfaatkan secara
berkesinambungan

C. Metode
Metode pelaksanaan maksimal terdiri atas 1.500 kata dengan font times new roman ukuran 12 dengan spasi 1.15 yang
menjelaskan tahapan atau langkah-langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi
permasalahan mitra. Jelaskan metode tahapan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat setidaknya memuat hal-hal
sebagai berikut.
1. Sosialisasi
2. Pelatihan
3. Penerapan teknologi
4. Pendampingan dan evaluasi
5. Keberlanjutan program
Jelaskan tahapan-tahapan di atas secara konkrit dan lengkap untuk mengatasi permasalahan sesuai tahapan berikut.
1. Untuk mitra yang produktif secara ekonomi, maka metode pelaksanaan kegiatan terkait dengan tahapan pada
minimal 1 (satu) bidang permasalahan yang ditangani pada mitra, seperti:
a. Permasalahan dalam bidang produksi.
b. Permasalahan dalam bidang manajemen.
c. Permasalahan dalam bidang pemasaran, dan lain-lain.
2. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi/sosial minimal 1 (satu) bidang permasalahan, nyatakan tahapan
atau langkah-langkah pelaksanaan pengabdian yang ditempuh guna melaksanakan solusi atas permasalahan
spesifik yang dihadapi oleh mitra. Pelaksanaan solusi tersebut dibuat secara sistematis yang meliputi layanan
kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan, kebutuhan air bersih, buta aksara dan lain-lain.
3. Uraikan bagaimana partisipasi mitra dalam pelaksanaan program.
4. Uraikan bagaimana evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program di lapangan setelah kegiatan
selesai dilaksanakan.
5. Uraikan peran dan tugas dari masing-masing anggota tim sesuai dengan kompetensinya dan penugasan
mahasiswa.
6. Uraikan potensi rekognisi SKS bagi mahasiswa yang dilibatkan.
C. Metode, Waktu dan Tempat PKM
Pelaksanaan PKM difokuskan pada 2 tahapan utama yang terdiri dari Sosialisasi dan pelatihan
cara bercocok tanam nanas yang baik, pemanenan hasil nanas yang tepat dan Intensive Workshop yang
akan berfokus pada pelatihan serta peningkatan kompetensi mitra tentang tehnik produksi olahan nanas
lokal menjadi selai nanas Lobong serta sistem pemasarannya.
1). Sosialisasi dan Pelatihan: Fokusnya pada cara bercocok tanam nanas yang baik dan pemanenan
hasil nanas yang tepat. Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi dasar tentang cara
bercocok tanam nanas yang baik sehingga akan menghasilkan produksi yang unggul dan bebas
hama, dan pemanenan hasil nanas yang tepat sehingga buahnya manis, tahan lama (tidak cepat
busuk) sebagai hasil prosuksi untuk diperdagangkan. Materi yang disampaikan memiliki bobot
praktis dan aplikatif sehingga secara mudah dapat diadopsi mitra yaitu para petani/kelompok tani
desa Lobong, dengan demikian akan dapat meningkatkan pendapatan mitra karena terjadi
peningkatan produksi nanas, kualitasnya bagus, serta nanas yang dihasilkan menjadi tidak cepat
busuk karena dipanen tepat waktu.
2). Intensive Workshop: Melalui pelatihan intensif terhadap pengolahan hasil nanas Lobong pasca
panen dengan sistem produksi produk olahan nanas lokal berkualitas dengan materi yang disusun
secara sederhana untuk memudahkan mitra PKM untuk memahaminya. Materi yang disampaikan
memiliki bobot praktis dan aplikatif sehingga secara mudah dapat di adopsi oleh mitra. Selain
penyampaian materi, sosialisasi akan dilengkapi dengan Focus Group Discussion (FGD) yang
diterapkan untuk menghimpun aspirasi dan keinginan mitra yaitu petani dan pedagang nanas
Lobong mengenai bahan nanas berkualitas, yang akan diolah menjadi selai nanas. Selain itu
didalam FGD juga akan dilengkapi dengan penetapan strategi pasar dan pemasaran serta tehnik
labelling produk olahan nanas lokal yang dihasilkan, sehingga menarik dan dapat mendorong minta
beli konsumen. Kedua kegiatan ini secara simpulkan akan dapat memberi pemahaman yang
komprehensif terhadap peningkatan tehnik pertanian bagi para petani nanas, tehnik pengolahan
hasil pasca panen, serta akan merubah cara pandang mitra PKM yang selama ini mengganggap
bahwa usaha tani nanas cukup dilakukan seadanya yang penting nanas berproduksi dan dapat
dijual, yang kemudian akan diubah menjadi sebuah usaha yang lebih menguntungkan, dapat
dilakukan dengan menggunakan tatalaksana produksi yang tepat, pengolahan pasca panen yang
sangat baik, tehnik kemasan dan tatacara pemasaran yang dibuat menjadi sebuah konsep yang
relatif mudah untuk diterapkan, dan akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para mitra
PKM. Kegiatan Intensive Workshop, ini dirancang sebagai kegiatan pelatihan keterampilan mitra
PKM menggunakan jam pelatihan efektif selama 4 jam pelajaran dalam sehari. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam 3 periode dengan basis materi pelatihan yang berbeda, yaitu:
a. Peningkatan Softskill Dasar dalam pemanfaatan dan pengelolaan hasil pertanian berupa buah
nanas. Materi pelatihan yang diberikan berupa praktek-praktek pengelolaan hasil pertanian
berupa seleksi buah nanas dan cara menyajikan nanas segar serta cara pengepakannya. Selain
itu mitra target dibekali pula dengan pemahaman cara menjaga kualitas produk, sehingga tahan
lama dan akan meningkatkan minat beli konsumen.
b. Peningkatan kemampuan petani dan pedagang nanas dalam mengolah hasil produksi nanas,
menjadi selai nanas berkualitas dengan varian rasa alami dan campuran, disertai demonstrasi
cara pembuatan kemasan yang menarik termasuk cara memasarkan hasil produksi sehingga
memiliki nilai jual, ekonomis dan menguntungkan bagi mitra PKM.
c. Monitoring dan Evaluasi Hasil PKM. Kegiatan monitoring dilaksanakan untuk melihat tingkat
kematangan nanas yang dipanen, yang akan dijual dan diproduksi menjadi selai nanas, seleksi
buah baik besar maupun kualitasnya, disertai dengan kegiatan bimbingan teknis fasilitatif
dengan mitra PKM yang masih membutuhkan pendampingan, karena mengalami hambatan atau
hal-hal teknis tertentu. Bimbingan teknis selain berperan sebagai wadah konsultasi bagi para
Mitra PKM dengan Tim terhadap permasalahan yang dijumpai dilapangan selama kegiatan
PKM berlangsung, juga berfungsi sebagai sarana evaluasi dan pengukuran keberhasilan PKM
yang dilakukan, termasuk pembuatan rancangan Program PKM berikutnya sebagai sarana
pembinaan lanjutan, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan Mitra
PKM.
PKM ini akan dilaksanakan di Desa Lobong Kecamatan Passi Barat dengan rencana waktu yang
dapat dijabarkan dalam Table 3.1 sebagai berikut :

Table 2. Rencana waktu dan Kegiatan PKM

Tanggal PKM Kegiatan


1 2
Maret, April Proses peninjauan area PKM, lahan dan area tanaman
2022 nanas, permasalahan Mitra & Alternatif solusi.
Mei 2022 Proses wawancara pada Mitra PKM, melihat tata cara
pertanian, perangsangan pada buah, cara panen dan
pengolahan hasil panen nanas.
Juni 2022 Proses observasi, penyampaian materi, sosialisasi dan
Focus Group Discussion (FGD) serta Intensive Workshop.
Juni 2022 Pembuatan laporan penelitian (analisis data dan
dokumentasi)
Juli 2022 Kajian laporan hasil penelitian & Publikasi Artikel PKM.

Peran dan tugas anggota tim


Kedudukan Tim pelaksana/pengusul Kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Kelompo Tani
Nanas ini berasal dari bidang ilmu yang berbeda, terdiri atas Bidang Ilmu Managemen dan
Agroteknologi Pertanian yang memiliki kompetensi di bidang pertanian, manajemen dan pemasaran.
Adapun SDM untuk Tim Pemberdayaan Berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Pembagian Tugas Tim Pengusul

No Nama Pengusul Deskripsi Tugas


1 Ketua Pengusul (Dr. Agus 1. Bertanggungjawab penuh dalam
Supandi Soegoto., SE.MSi) pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
NIDN. 0028076702. Konsentrasi masyarakat (PKM) yang diusulkan dan
Manajemen, Manajemen untuk memastikan terlaksananya progran
Pemasaran dan Bisnis, dan menghasilkan luaran.
Universitas Sam Ratulangi,
Manado
2. Membuat Proposal, dan Laporan Kemajuan,
bertanggungjawab dalam pengisian Catatan
harian PKM di Bima.
3. Mengkoordinasikan dan membagi tugas
kepada anggota pengabdian serta mahasiswa
yang disertakan dalam PKM.
4. Membuat laporan akhir PKM.
5. Mempublikasi artikel pada jurnal nasional
terakreditasi Sinta 4.
2 Anggota (Elva Pobela, SP., M. Si) 1. Membantu Ketua dalam merancang target
NIDN.0911127901, Konsentrasi luaran dan tahapan pengabdian kepada
Agroteknologi Universitas masyarakat (PKM).
Dumoga Kotamobagu 2. Memberi masukan pada Ketua terhadap
program PKM dan tahapan yang ditargetkan.
3. Membantu ketua dalam pelaksanaan
sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan pada
kelompok tani serta membuat laporan
kemajuan PKM
4. Membantu ketua dalam membuat laporan
akhir PKM.
5. Membantu ketua dalam proses publikasi
artikel jurnal PKM.
3 Een Novritha Walewangko (NIM. 1. Membantu ketua dalam perencanaan dan
0008095804) pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
Mahasiswa Program Studi masyarakat (PKM). .
Manajemen, Manajemen 2. Membantu Ketua berinteraksi dengan Mitra
Pemasaran dan Bisnis, PKM, membantu dalam penyuluhan dan
Universitas Sam Ratulangi, membantu dalam pelaksanaan kegiatan PKM
Manado 3. Membantu ketua dalam membuat laporan
akhir PKMdan publikasi karya ilmiah.
3 Allistra Maarial (NIM. 1. Membantu ketua dalam perencanaan dan
210611020230) pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
Mahasiswa Program Studi masyarakat (PKM). .
Manajemen, Manajemen 2. Membantu Ketua berinteraksi dengan Mitra
Pemasaran dan Bisnis, PKM, membantu dalam penyuluhan dan
Universitas Sam Ratulangi, membantu dalam pelaksanaan kegiatan PKM
Manado 3. Membantu ketua dalam membuat laporan
akhir PKMdan publikasi karya ilmiah.
4 ANDI WIRATAMA SATRIA 1. Membantu ketua dalam perencanaan dan
NIM. 222021080024. Mahasiswa pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
Pascasarjana Magister Hukum, masyarakat (PKM). .
Universitas Sam ratulangi, 2. Membantu Ketua berinteraksi dengan Mitra
Manado. PKM, membantu dalam penyuluhan dan
membantu dalam pelaksanaan kegiatan PKM
3. Membantu ketua dalam membuat laporan
akhir PKMdan publikasi karya ilmiah.
D. Gambaran IPTEKS
Gambaran berisi uraian maksimal 500 kata menjelaskan gambaran IPTEKS yang akan diimplementasikan di mitra
sasaran (Bentuk, ukuran, spesifikasi,kegunaan, kapasitas pemanfaatan dll). Dibuat dalam bentuk skematis, dilengkapi
dengan Gambar/Foto, spesifikasi, ukuran, kebermanfaatan, kegunaan dan narasi.
Bahan dan Alat yang diperlukan
Selain sarana transportasi (kendaraan), komputer, LCD dan sarana pendukung lain seperti snack
dan air mineral dalam kegiatan sosialisasi dalam pelaksanaannya juga diperlukan bahan lainnya,
khususnya dalam pembuatan selai nanas seperti:
• Bahan
1. 200 Buah Nanas
2. 10 kg Gula
3. Rempah (Kayu Manis + Cengkeh)
• Alat
1. Panci
2. Kompor + Gas
3. Pengaduk
4. Mesin gilings
5. Sendok
6. Pisau
7. Toples Kecil

Nanas merupakan bahan hasil pertanian yang dapat diolah menjadi beraneka ragam produk.
Misalnya saja dibuat selai atau jam, sari buah dll. Dalam PKM ini akan dilakukan pelatihan dan
pendampingan pembuatan selai nanas, mulai dari melihat tingkat kematangan dan kualitas nanas
hasil panen, yang akan dijual atau akan diproduksi menjadi selai nanas, seleksi buah baik besar
maupun kualitasnya sehingga kualitas produknya terjaga, demikian juga dilakukan bimbingan
teknis pembuatan packaging dan pemasaran produk. Tim PKM selain kelompok mahasiswa, Dosen
Pendamping PKM juga konsultan berupa dosen prodi Agroteknologi dan manajemen Universitas
Dumoga Kotamobagu.
E. Jadwal Pelaksanaan

RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Proses peninjauan area PKM, √ √
lahan dan area tanaman nanas,
permasalahan Mitra & Alternatif
solusi
2 Proses wawancara pada Mitra √ √
PKM, melihat tata cara
pertanian, perangsangan pada
buah, cara panen dan
pengolahan hasil panen nanas.
3 Proses observasi, penyampaian √ √
materi, sosialisasi dan Focus
Group Discussion (FGD) serta
Intensive Workshop.
4 Pembuatan laporan penelitian √
(analisis data dan dokumentasi)
5 Kajian laporan hasil penelitian √
& Publikasi Artikel PKM.
• Untuk ruang lingkup PMP pelaksanaan kegiatan minimal 6 (enam) bulan.

F. Rangkuman Rencana Anggaran Biaya

RANGKUMAN RAB

Jumlah Dana
No Kelompok Biaya Dana Perguruan Mitra Pemberi Dana
Dana Dikti
Tinggi (Jika ada) (Jika ada)
1 Biaya Upah dan Jasa (maksimal 10%) 5.000.000,-
2 Teknologi dan Inovasi (minimal 50%) 25.000.000,-
3 Biaya Pelatihan (maksimal 20%) 10.000.000,-
4 Biaya Perjalanan (maksimal 15%) 7.500.000,-
5 Biaya Lainnya (maksimal 5%) 2.500.000,-
Total 50.000.000,-

G. Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor (Vancouver style) sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya
pustaka yang disitasi pada usulan pengabdian kepada masyarakat yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
[1] Lingga L. 2012. The Healing Power of Antioxidant : Mengenal Lebih Jauh Sumber Antioksidan
Unggulan. Jakarta : Elex Media Komputindo.
[2] Ika, 2014. Limbah Industri Nanas Mampu Tingkatkan Kadar Karbon Tanah. Artikel. 14 November
2014. https://www.ugm.ac.id/id/berita/9472-limbah-industri-nanas-mampu-tingkatkan-kadar-
karbon-tanah
[3] Ekawati, S.S. Manurung, Ellyta dan D. Youlla. 2019. Diversifikasi Pengolahan Buah Nenas Desa
Galang dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Nenas. Jurnal Al-Ikhlas. Vol. 5 (1), Okt. 2019.
ISSN : 2461-0992. Hal.25-35.
[4] Lestari, Tri, Eries Dyah Mustikarini, Rion Apriyadi (2020). Optimalisasi Sistem Produksi Produk
Olahan Nanas Berkualitas Serta Manajemen Limbah Pasca Produksinya di Kelurahan Tuatunu
Kota Pangkalpinang.
[5] Hadiati, Sri dan Ni Luh Putu Indriyani. 2008. Petunjuk Teknis Budidaya Nanas. Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika. Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Solok, Sumatra Barat.
[6] Putra, I.N. Kencana Ni., M.Wartini, I.K. Suter, K.A. Nocianitri, I.P. Suparthana, GP.G. Putra, L.P.
Wrasiasti, N.M.I. Utami, P.B.I.S. Putra. 2017. Pelatihan Pembuatan Selai Nenas Pada Kelompok
Wanita Tani di Banjar Mayungan Anyar, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
Laporan Akhir Hibah Udayana Mengabdi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2017, hal.3
[7] Sengkey, Y M, S L, Mandey , A S Soegoto. The Effect of Price Perception, Product Quality, and
Location on Consumer Purchase Decisions Through Buying Interest As Intervening Variables on
MSME Products During The Covid-19 Pandemic (Study on MSME UD. Mandiri in Pangu Village,
Sub-District Ratahan Timur, Minahasa Tenggara Regency). European Journal of Life Safety and
Stability (EJLSS). 2021, 8 (1), 73-86
[8] Pangemanan MV, A S Soegoto, JSB Sumarauw. The Influences Analysis of Packaging, Price,
and Location on Consumer Purchase Intention. European Journal of Business Startups and Open
Society 3 (12), 158-168
[9] Pemerintah Desa Lobong. 2023. Profil Masyarakat Desa Lobong. Desa Lobong: Bagian
Pemerintahan Desa Lobong. Kecamatan Passi, Kabupaten Bolaang Mongondow.
[10] Munandar J N, A L Tumbel, A S Soegoto. Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran
Bisnis Kopi Saat Pandemi Covid-19. Jurnal EMBA, 2020; 8 (4): 1191-1202

Anda mungkin juga menyukai