PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, termasuk dari
sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik, Pertanian dan perkebunan menjadi salah satu sektor yang
mendominasi struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar
13,45% atau kedua tertinggi setelah sektor industri.
Hasil pertanian dan perkebunan yang cukup populer adalah durian. Durian
adalah salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur di Indonesia khususnya di
Pulau Sumatera, termasuk di Provinsi Jambi. Menurut data dari Kementrian
Pertanian produksi durian di Provinsi Jambi mencapai 213.757 ton dalam
setahun. Angka ini cukup besar mengingat rata rata durian yang ada di
Provinsi Jambi adalah durian yang hanya sekali panen dalam setahunnya dan
mayoritas adalah tanaman lokal dengan sistem penanaman tradisional dari
warisan nenek moyang dahulu.
Bukan hanya durian, hasil pertanian lainnya yang tidak kalah melimpah
adalah singkong atau ubi kayu. Singkong adalah salah satu tanaman
1
tradisional yang dapat dijumpai di setiap provinsi di indonesia. Berdasarkan
data dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia, pada tahun 2018
Indonesia mampu menghasilkan 19,341,233 ton dalam setahun. Sementara itu
Provinsi Jambi sendiri pada tahun tersebut mampu memproduksi 56.605 ton
dari luas lahan 2.324 hektar.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang
penulis paparkan adalah:
1. Bagaimana memanfaatkan hasil pertanian seperti ubi kayu dan durian
menjadi produk turuanan yang berniai ekonomis tinggi?
2. Bagaimana mengkreasikan tempoyak dan kripik menjadi menu makanan
baru dan digemari oleh semua lapisan masyarakat?
3. Bagaimana membentuk jiwa wirausaha mahasiswa sehingga dapat
membuka peluang bisnis baru?
4. Bagaimana teknik pemasaran “Kripik Siyak” sebagai makanan ringan
khas Jambi agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat?
2
1.3 Tujuan
3
BAB II
2.3.1 Persiapan
Sebelum masuk dalam tahap produksi terdapat beberapa persiapan yang harus
dilakukan untuk menciptakan sistem produksi yang efektif dan efisien serta mampu
mempertahankan mutu produk secara optimal. Persiapan-persiapan tersebut antara
lain:
2.3.2 Produksi
Ada dua langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan “Keripik Siyak” yaitu
pembuatan kripik singkong dan pembuataan sambal tempoyak. Berikut cara
pembuatannya:
4
Alat :
1. Kompor minyak
2. Penggorengan
3. Alat pengiris (slicer)
4. Toples
5. Ulekan Sambal
6. Penggorengan
7. Baskom
8. Talenan
9. Pisau
10. Tampah
11. Sendok goring
Bahan :
1. Singkong
2. Garam
3. Air
4. Minyak goreng
5. Kapur sirih
6. Tempoyak
7. Bawang merah
8. Bawang putih
9. Cabe merah besar
10. Gula pasir
11. Lada
12. Daun salam
13. Asam jawa
14. Minyak tanah
1. Pilih singkong yang bagus lalu cuci. Kupas dan hilangkan tunasnya.
2. Rendam singkong dalam larutan air kapur sirih, garam dan air. Rendamkan 15
menit lalu cuci bersih.
5
3. Tiriskan singkong kemudian iris tipis-tipis dengan ketebalan 1½ - 2½ mm.
4. Goreng dalam minyak panas sedang sampai matang dan kering. Irisan singkong
yang dimasukkan jangan terlalu banyak dan api jangan terlalu besar agar
mendapatkan hasil yang lebih baik.
5. Kripik yang sudah digoreng biarkan beberapa saat, kemudian simpan ditempat
yang kering.
Cara pembuatan sambal tempoyak:
2.3.3 Pemasaran
Tahap pemasaran diawali pada kalangan mahasiswa. Mulai dari teman dekat, setelah
mendapat antusias dari teman dekat, kemudian melanjutkan ketiap-tiap fakultas dan
satu universitas, lanjut kemasyarakat luas hingga ke kota – kota besar di Indonesia.
2.3.4 Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan setelah pemasaran dilakukan, karena pemasaran
menentukan bagus tidaknya produk. Hal yang dievaluasi mulai dari kualitas produk,
kemasan, dan harga yang ditetapakan perbungkus.
6
BAB III
ASPEK PRODUKS DAN PEMASARAN
Place
Tempat penjualan yang strategis. Awal usaha produk akan dijual di
lingkungan kampus Universitas Jambi dan selanjutnya akan dipasarkan di
lingkungan sekolah ataupun tempat wisata.
Product
Produk yang dihasilkan menonjolkan value (nilai) yang berbeda diantaranya
dengan menekankan khasiat yang akan diperoleh konsumen jika
mengkonsumsinya. Produk yang dihasilkan akan berkembang disesuaikan
dengan minat konsumen baik dari segi rasa ataupun tampilan produk.
Selain itu, produk akan dikemas dengan mencantumkan nilai gizi, ijin BPOM
(Badan Pengawas Obat dan Makanan) ataupun PIRT untuk menghindari
kekhawatiran konsumen dan selanjutnya akan mencantumkan label halal
setelah mendapatkan ijin dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Price
Produk CONDYF akan dijual dengan harga yang dapat terjangkau oleh
masyarakat. Penentuan harga disesuaikan dengan target konsumen mulai dari
masyarakat kalangan bawah, menengah dan kalangan atas.
7
Promotion
Promosi akan dilakukan secara langsung kepada konsumen melalui free
testing dan melalui media diantaranya brosur, pamflet dan media sosial
(Instagram, Facebook, Website, Twitter).
Di provinsi Jambi sudah banyak pelaku usaha kecil yang menjual kripik
singkong di pinggir jalan. Bahkan beberapanya lagi di jual di pusat ole ole.
Begitu pula halnya tempoyak. Tempoyak dengan mudah di jumpai di pasar
tradisional Jambi. Olahan tempoyak biasanya ada di rumah makan dalam
bentuk gulai ikan tempoyak. Sementara olahan durian lainnya, selain
tempoyak di jual juga dalam olahan dodol di pusat ole ole.
Upaya yang dilakukan agar semua sasaran tersebut dapat di jangkau adalah
dengan promosi. Promosi penjualan produk “kripik Siak” akan dilakukan
melalui media sosial dan secara langsung melalui free testing atau gratis
8
mencoba produk kepada sejumlah mahasiswa universitas jambi. selanjutnya
akan di sebarkan di beberapa toko toko, pusat ole ole, dan tempat wisata.
9
BAB IV
ANGGARAN DAN PERHITUNGAN LABA
b. Biaya Tetap
Harga Penyusuta Jumlah
N Kuant Pemakaian
Material Satuan n Satuan Penyusutan
o itas (Bulan)
(Rp) (Rp) /bulan
Penyusutan Aset Tetap
Kompor
1 Rp 250.000 1 48 Rp 5.208 Rp 5.208
minyak
Penggorenga
2 Rp 300.000 1 48 Rp 6.250 Rp 6.250
n
Alat pengiris
3 Rp 30.000 1 48 Rp 625 Rp 625
(slicer)
Ulekan
4 Rp 40.000 1 60 Rp 667 Rp 667
sambal
5 Baskom Rp 25.000 2 36 Rp 1.389 Rp 2.778
6 Talenan Rp 20.000 2 36 Rp 1.111 Rp 2.222
7 Pisau Rp 20.000 2 48 Rp 833 Rp 1.667
8 Tampah Rp 30.000 2 36 Rp 1.667 Rp 3.333
Sendok
9 Rp 20.000 1 48 Rp 417 Rp 417
goreng
10 Toples Rp 40.000 2 48 Rp 1.667 Rp 3.333
11 Saringan Rp 30.000 1 36 Rp 833 Rp 833
Gaji
12 1 Rp 700.000
Karyawan
Total Rp 727.333
10
c. Biaya Variabel
No Harga
Material Kuantitas Keterangan (Rp)
Satuan (Rp)
1 Singkong 20 kg Rp. 3.000 Rp. 60.000
2 Kapur sirih ½ kg Rp. 20.000 Rp. 10.000
3 Tempoyak 1 kg Rp. 30.000 Rp. 30.000
4 Bawang merah 1 kg Rp. 20.000 Rp. 20.000
5 Bawang putih ½ kg Rp. 18.000 Rp. 9.000
6 Cabe merah besar 1 kg Rp. 55.000 Rp. 55.000
7 Gula pasir 3 kg Rp. 12.000 Rp. 36.000
8 Minyak goreng 8 kg Rp. 12.000 Rp. 96.000
9 Minyak tanah 5 liter Rp. 9.500 Rp. 47.500
10 Garam 1 bks Rp. 2.000 Rp. 2.000
11 Lada 2 bks Rp. 1.000 Rp. 2.000
12 Daun salam 50 lembar Rp. 100 Rp. 5.000
13 Asam jawa 5 bks Rp. 1.000 Rp. 5.000
14 Tepung maizena 1 bks Rp. 5.000 Rp. 5.000
Total Rp. 382.500
BAB V
11
PENUTUP
Demikian proposal usaha ini dibuat. Melihat pemaparan diatas semoga rencana
usaha ini dapat terealisasikan sebagai bagian dari usaha yang berkelanjutan.
Sebagai penyempurna dalam pelaksanaannya diharapkan kritik dan saran yang
mendukung. Terima kasih.
12