Anda di halaman 1dari 9

PROSES BISNIS

KERIPIK TEMPE BALADO

OLEH : IRFAN FIRAS


NIM : 201712317051

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


DR. MOECHTAR TALIB
TAHUN 2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DAN KONDISI TERKINI

BAB 3. INOVASI PRODUK BERBAHAN BAKU TEMPE

3.1 Deskripsi
3.2 Proses pembuatan

BAB 4. METODE PELAKSANAAN

BAB 5. RENCANA ANGGARAN DAN PENGELOLAAN HASIL

BAB 6. PENUTUP
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
proposal bisnis “Keripik Tempe Balado” dapat selesai tepat waktu. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi membantu
proses penyelesaian proposal bisnis ini, baik dengan memberikan sumbangan
berupa materi maupun pikiran.

Saya berharap dengan adanya proposal bisnis “Keripik Tempe Balado”


dapat menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca. Selain itu, agar dapat
dijadikan motivasi kepada para pembaca untuk melakukan inovasi usaha bisnis
lainnya yang memiliki potensi besar. Untuk kedepannya, saya berharap dapat
memperbaiki proposal bisnis ini baik dari bentuk maupun isi proposal bisnis agar
menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam proposal bisnis “Keripik Tempe Balado”. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan proposal bisnis ini.

Jakarta, 22 Maret 2018

(Penulis)
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun


Indonesia harus mengimpor sebagian kebutuhan kedelai. Kedelai di Indonesia
merupakan komoditas pangan strategis setelah padi dan jagung. Rata-rata
konsumsi kedelai mencapai 8,12 kg/kapita/tahun. Peluang peningkatan produksi
kedelai dalam negeri masih terbuka, baik melalui peningkatan produktivitas
maupun perluasan area tanam. Salah satu olahan kedelai yang terkenal adalah
tempe. Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi
pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia
dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain
(seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun
di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.
Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat
menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif
(aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain).
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak
berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan
yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada
tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat
dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala
kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan
semua umur.
Harga tempe yang terjangkau membuat tempe dapat dinikmati oleh semua
golongan. Namun karena harganya yang murah, tempe yang merupakan makanan
keseharian masyarakat Indonesia seringkali masih dianggap sebagai makanan
masyarakat kelas menengah kebawah. Di Indonesia tempe kebanyakan dijadikan
sebagai makanan pendamping dari makanan pokok. Di balik kesederhanaannya
tempe ternyata memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan. Makanan ini kaya gizi
dan mengandung protein nabati dan asam amino. Tempe juga mengandung
berbagai jenis vitamin B, zat besi, zinc, isoflavon, riboflavon, lemak nabati, fosfor,
karoten.
Masalah yang ingin diangkat adalah merubah anggapan masyarakat bahwa
tempe sebagai makanan masyarakat kelas menengah kebawah karena harganya
yang murah. Yaitu dengan mengolah tempe menjadi makanan yang lebih sesuai
dengan selera masyarakat sekarang. Membuat olahan tempe menjadi makanan
dengan cita rasa yang tinggi namun tetap disukai oleh semua kalangan. Untuk itu,
inovasi saya adalah membuat makanan yang berbahan baku tempe yang dinamakan
“Keripik Tempe Balado”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan diselesaikan dalam proses bisnis ini adalah:
a. Banyaknya produksi tempe yang belum maksimal penjualannya
b. Belum adanya inovasi produk yang mempunyai nilai jual tinggi dengan
memanfaatkan potensi berbahan baku tempe.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam program ini adalah:
a. Menggali lebih mengenai alur penjualan tempe dan mencari konsumen
untuk meningkatkan nilai jual tempe.
b. Membuat inovasi produk makanan dengan bahan baku tempe sehingga
didapatkan produk dengan nilai jual lebih tinggi
c. Meningkatkan pendapatan dengan mensukseskan Keripik Tempe
Balado sehingga produk proses bisnis ini bisa dikenal oleh masyarakat
luas

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DAN KONDISI TERKINI

Tempe merupakan salah satu olahan kedelai yang dapat kita temukan
dengan mudah dimana pun. Di Jakarta, sentra produksi tempe dapat kita temui
Primkopti di wilayah Lenteng Agung Jakarta Selatan tepatnya di Jalan Seratus
Gang Sonton RT 03 RW 02 Lenteng Agung.
Harga tempe di tahun 2018 mencapai Rp 7.000,-/kg. Harga ini masih
dikatakan cukup murah dan dapat dijangkau oleh seluruh kalangan. Karena tempe
merupakan makanan asli Indonesia, banyak orang menyukai tempe. Hal itu
merupakan salah satu nilai lebih tempe yang berarti olahan tempe dapat diterima
oleh seluruh kalangan pula.
Selain itu beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih
mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada
dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk
dan diare kronis.
Melihat beberapa kelebihan tempe tersebut, perlu adanya sebuah inovasi
yang mampu merubah anggapan masyarakat bahwa tempe sebagai makanan
masyarakat kelas menengah kebawah karena harganya yang murah serta
memberikan nilai lebih pada tempe. Jika dilihat kondisi sekarang, masyarakat
sebagian besar menyukai makanan ringan dengan rasa gurih dan praktis. Salah satu
contohnya yaitu keripik. Untuk membuat sesuatu yang berbeda dengan keripik
tempe pada umumnya, inovasi yang dilakukan adalah dengan penambahan bumbu
balado.
Kondisi ini bisa dijadikan potensi yang sangat bagus untuk mengembangkan
olahan tempe yang menarik minat masyarakat luas. Oleh karena itu pembuatan
bisnis “Keripik Tempe Balado" saya rasa sangat perlu untuk menaikkan nilai jual
tempe.
BAB 3. INOVASI PRODUK BERBAHAN BAKU TEMPE

Berdasarkan kondisi kebutuhan pasar dan tuntutan jaman sekarang


mengenai produk makanan, maka untuk manaikkan nilai jual tempe ada berikut
inovasi produk berupa Keripik Tempe Balado.

3.1 Deskripsi
Makanan olahan tempe berupa Keripik Tempe Balado. Dikemas dalam
kemasan plastik dengan ukuran 250 gram. Di desing dengan menarik
sehingga menarik minat konsumen. Harga produk diestimasikan Rp 15.000.

3.2 Proses pembuatan


Bahan yang diperlukan :
- Tempe
- Bawang putih
- Kemiri
- Garam
- Bumbu penyedap
- Air secukupnya
- Minyak Goreng
Tahapan :
- Siapakan tempe, iris tempe setipis mungkin dan seragam.
- Haluskan bawang putih dan kemiri, tambahkan sedikit garam dan
penyedap.
- Tambahkan air dan aduk rata (bumbu ini berfungsi sebagai celupan
irisan keripik).
- Celupkan satu persatu tempe ke adonan bumbu dan goreng sampai
kecoklatan.
- Tiriskan tempe, kemudian campurkan dengan bumbu balado.
- Keripik tempe balado siap dikemas.

Gambar 3. Keripik tempe balado dan kemasan yang menarik.


BAB 4. METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan Bisnis “Keripik Tempe Balado” dilakukan dengan metode


yang terencana dan strategi bisnis yang sesuai melihat dari kebutuhan pasar.
Adapun metode pelaksanaan awal dari bisnis ini adalah sebagai berikut :
1. Proses Produksi
Bisnis “Keripik Tempe Balado” merupakan usaha home made. Sehingga
proses produksi dapat dilakukan dirumah dengan menggunakan peralatan
yang sederhana. Berikut tahapan proses produksi yang dilakukan :
- Melakukan percobaan dalam pembuatan produk sesuai dengan proses
pembuatan yang telah ditentukan. Menentukan titik kesesuaian seluruh
bahan yang digunakan dengan kualitas, sehingga dapat ditentukan
standar produk yang akan diproduksi.
- Melakukan pemesanan kemasan dengan design dan ukuran yang sesuai.
- Produk yang telah jadi dikemas dengan ukuran/berat yang sama.

2. Proses Pemasaran dan Penjualan


Promosi adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran yang besar
peranannya. Promosi merupakan salah satu ungkapan dalam arti luas
tentang kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh penjual untuk
mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Sehingga proses
penjualan dapat lebih optimal dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Berikut langkah-langkah yang akan dilakukan terkait proses pemasaran dan
penjualan “Keripik Tempe Balado” :
- Melakukan pengenalan produk melalui media sosial, dengan membuat
akun Instagram sebagai media pemasaran dan penjualan. Membuka
sistem pre order maupun ready stock dalam metode pemesanan. Dan
juga menyediakan fasilitas delivery untuk daerah Jakarta yang masih
dapat dijangkau.
- Membuka outlet di tempat-tempat tertentu, sebagai sarana penjualan
langsung.
- Membuat pamflet sebagai media promosi yang dibagikan dikampus-
kampus dengan mencantumkan informasi produk, media sosial, dan
lokasi outlet.

3. Tahap Pengembangan
Dalam suatu bisnis diperlukan adanya suatu terobosan inovasi atau
perbaikan untuk menjadikan bisnis tetap berjalan dan jumlah konsumen
semakin bertambah. Pengembangan yang dapat dilakukan salah satunya
adalah penambahan variasi rasa keripik tempe. Dengan mengusung tema
“Keripik Tempe Balado” bukan berarti rasa keripik tempe yang ditawarkan
hanya terpaku pada balado. Untuk selanjutnya dapat ditambahkan variasi
rasa seperti keju, sapi panggang, dan rumput laut. Selain itu cara penjualan
dapat diperbaharui dengan melibatkan pihak lain seperti toko kelontong
untuk membantu memasarkan produk ini.

4. Lokasi Usaha :
Produk “Keripik Tempe Balado” merupakan salah satu olahan tempe
dengan rasa dan variasi baru yang sangan cocok dinikmati semua kalangan,
terlebih anak muda yang suka dengan berbagai camilan. Sehingga tujuan
pemasaran produk adalah kepada mahasiswa, maka dari itu lokasi
pembukaan outlet penjualan rencana nya di Jalan Kh. Syahdan,
Kemanggisan, Palmerah yang merupakan kawasan Universitas Bina
Nusantara.

BAB 5. RENCANA ANGGARAN DAN PENGELOLAAN HASIL

Dalam menjalankan bisnis perlu dibuat anggaran biaya untuk mengetahui


besarnya modal yang harus disiapkan agar proses bisnis berjalan dengan lancar.
Dana yang diperlukan untuk memulai bisnis ini dipaparkan sesuai dengan table
berikut :

No Jenis Pengeluaran Total


1 Alat Rp 200.000
2 Bahan Rp 200.000
3 Kemasan Rp 100.000
4 Sewa Outlet Rp 600.000
5 Biaya Promosi Rp 100.000
TOTAL Rp 1.200.000
Tabel V.1 Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya diatas merupakan estimasi biaya untuk


memproduksi 100 kemasan produk. Satu kemasan diestimasikan dijual dengan
harga Rp 15.000. Sehingga total pendapatan yang akan diperoleh sebesar :
100 x Rp 15.000 = Rp 1.500.0000

Karena pada awal produksi membutuhkan biaya yang lebih besar berkaitan
dengan alat dan biaya promosi, maka diawal penjualan laba yang diperoleh masih
dapat dikatakan lebih kecil dari estimasi laba yang seharusnya di dapat. Untuk
penjualan selanjutnya estimasi laba yang diperkirakan sekitar 40% dari penghasilan
bruto. Hasil dari penjualan pertama akan digunakan untuk modal produksi
selanjutnya hingga bisnis dapat berkembang menjadi lebih besar.
BAB 6. PENUTUP

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi


pasar kedelai terbesar di Asia. Namun karena harganya yang murah, tempe yang
merupakan makanan keseharian masyarakat Indonesia seringkali masih dianggap
sebagai makanan masyarakat kelas menengah kebawah.
Usaha bisnis adalah salah satu faktor dalam meningkatkan laju
perekonomian masyarakat. Dibuatnya bisnis “Keripik Tempe Balado” merupakah
buah pemikiran dari pemecahan masalah ekonomi tersebut. Disamping juga untuk
meningkatkan nilai jual tempe yang masih rendah.
Agar bisnis “Keripik Tempe Balado” ini dapat sukses diperlukan perluasan
media promosi, sehingga jangkauan konsumen menjadi lebih luas. Selain itu
diperlukan adanya perbaikan produk seiring dengan kebutuhan konsumen yang
bervariasi dan perlu adanya inovasi produk secara terus menerus.
Demikian proposal proses bisnis “Keripik Tempe Balado” saya sampaikan.
Besar harapan saya agar proposal yang saya ajukan dapat segera teralisasi dan
mendapat dukungan dari banyak pihak.

Anda mungkin juga menyukai