Anda di halaman 1dari 12

D E S A I N

ARSITEKTUR V
EAH67266

PENELUSURAN PUSTAKA
"ARSITEKTUR REGIONALISME"

KELOMPOK 3
I GEDE WIRANATHA (551420023)
SANDI MALIK FAJAR JOJANG (551420043)
MUHAMMAD FAHREZI UMBOLA (551420027)
ADRIANTO MATOLODULA (551420011)
RAMLAH FITRIA KAHAR (551420003)

KELAS A
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
ARSITEKTUR REGIONALISME
Arsitektur Regionalisme adalah seni “membangun” komunitas
dan “sistem” tertentu oleh “sub-masakan” arsitek. Idenya adalah
untuk menggunakan bahan dan gaya lokal dalam kerangka
estetika yang seragam, untuk menciptakan bangunan dan
tempat yang khas. Regionalisme dapat dilihat dalam desain kota,
lingkungan, wilayah, lingkungan individu, atau bahkan seluruh
negara bagian dan negara.
Regionalisme sebagai salah satu perkembangan arsitektur
moderen yang mempunyai perhatian besar pada ciri
kedaerahan,ciri kedaerahan yang dimaksud berkaitan erat
dengan budaya setempat,iklim,dan teknologi pada saatnya.
bangunan selalu ditantang untuk menampilkan ciri tertentu.ciri
fisik merupakan salah satu ciri yang sangat dibutuhkan untuk
sebuah bangunan, agar bangunan menarik, mudah diingat dan
mudah dikenal.
Siswanto (1997) mengatakan, Arsitektur yang berwawasan
identitas memilih kesamaan visi dengan gerakan arsitektur
terutama didunia ketiga yang sering dilabel.''regionalism''dalam
pandangan ini gerakan arsitektur tradisional, baik yang high
sytle;maupun merakyat dipercaya mampu mempresentasikan
sosok arsitektur yang sudah terbukti ideal, sebuah harmoni yang
lengkap dan built-form,culture,place and climate.
Oleh karena itu misi gerakan ini adalah untuk mengembalikan
kontinuitas rangkaian arsitektur masa kini dengan kekhasan
arsitektur masa lampau pada suatu wilayah tertentuyang
dominan (regional kultur).
Timeline Arsitektur Regionalisme
Regionalisme diperkirakan berkembang sekitar tahun 1960.Regionalisme awalnya muncul
akibat dari arsitektur modern yang berusaha meninggalkan masa lampunya. Namun pada
periode setelahnya timbul usaha untuk menyambungkan antara arsitektur lama dan yang
baru. Aliran tersebut adalah tradisionalisme, regionalisme dan post-modernisme.

Menurut Ozka, sebagai salah satu perkembangan dari arsitektur modern dimana ciri
kedaerahannya berkaitan erat dengan budaya setempat, iklim dan teknologi pada saatnya.
Selanjutnya Suha Ozkan membegi regionalisme menjadi dua yaitu "congcrete regionalism" dan
"abstract regionalism"

CONCRETE REGIONALISM

Concrete regionalism meliputi


pendekatan yang dilakukan dengan cara ABSTRACT REGIONALISM
meniru keunggulan dari daerah setempat Abstract Regionalism adalah
dari bagian – bagiannya atau berdasarkan menggambung unsur-unsur kualitas
bangunan yang ada. abstrak bangunan, misalnya massa, padat
dan rongga, proporsi, rasa ,eruang,
penggunaan pencahayaan dan prinsip-
prinsip struktur dalam bentuk yang di
olah kembali.
PRINSIP REGIONALISME :

BERKEMBANG PADA MASA MODERNISME YANG MENGUNGGULKAN SIFAT-DAERAH, BERKAITAN DENGAN IKLIM, BUDAYA LOKAL, SERTA
TEKNOLOGINYA YANG DIPADUKAN ANTARA MODERN DAN LOKAL. MENURUT CURTIS (1985), REGIONAL-ISME MENUMBUHKAN HARAPAN
BAHWA BENTUK ARSITEKTUR YANG DIHASILKAN DAPAT MEMILIKI SIFAT YANG LANGGENG, SEKALIGUS MELEBUR MENJADI SATU
ANTARA YANG LAMA DENGAN YANG KONTEMPORER, SEBAGAI BAGIAN YANG UNIVERSAL, NAMUN TETAP MENGUTAMAKAN ASPEK
PENCITRAAN KAWASAN LOKAL ATAU DAERAH STEMPAT

REGIONALISM TERBAGI MENJADI 2 (DUA) JENIS, YAKNI :

A). CONCRETE REGIONALISM, YAKNI MENEKANKAN PADA B). ABSTRACT REGION-ALISM, YAKNI MENEKANKAN PADA PENGGABUNGAN
PEDEKATAN EKSPRESIF BANGUNAN ARSITEKTURAL, YANG UNSUR – UNSUR DAN KUALITAS YANG BERSIFAT ABSTRAK PADA BANGUNAN,
MENGAMBIL BEBERAPA BAGIAN UNSUR MAUPUN KESELURUHAN
EL-EMEN.
Ciri - Ciri Regionalisme

1. Menggunakan bahan bangunan lokal dengan


teknologi modern
2. Tanggap dalam mengatasi pada kondisi iklim
setempat
3. Mengacu pada tradisi, warisan sejarah serta makna
ruang dan tempat
4. Mencari makna dan substansi cultural
masjid ini mengusung konsep Bagian atap (kubah) pada
ramah lingkungan dengan masjid ini sangat ikonik, atap
memanfaatkan alam masjid ini terlihat seperti
semaksimal mungkin, terbukti gonjong rumah gadang
juga dengan ruangan masjid
ini yang tidak menggunakan
pendingin ruangan seperti Air
Conditioner (AC)

Struktur konstruksi bangunan


menunjukkan pola rumah
gadang dengan pola segitiga
ke bawah, bahan material Bentuk Gonjong Bentuk Gonjong yang
yang ada dirumah ada di Masjid Raya
kayu
gadang Sumatera Barat

Pada bagian dinding ruangan


didominasi oleh pintu-pintu Bentuk ukiran kayu yang
dan jendela yang memiliki terdapat pada bagian dinding-
lubang-lubang vertikal sebagai dinding atap (Passade) yang
sirkulasi udara yang masuk mengambil bentuk ukiran
dari luar ke dalam ruangan pada rumah gadang

Masjid Raya Sumatera Barat

Tampilan Dinding Dan Pintu Ukiran Yang ada diRumah


yang ada di MRSB Gadang
GAGASAN / IDE PEMIKIRAN :

REGIONALISME, DALAM PRAKTIK ARSITEKTUR


BUKANLAH DIPANDANG SEBAGAI SEBUAH LANGGAM
ATAU GAYA, MELAINKAN SEBAGAI CARA PANDANG,
ATAU CARA BER฀KIR BERARSI-TEKTUR. DALAM
PRAKTIKNYA, REGIONALISME YANG OLEH BROADBENT
DISEBUT MEMILI-KI TURUNAN DERIVATIF SEBAGAI
SALAH SATU BENTUK TIPOLOGI, DIHARUSKAN MELALUI
TAHAPAN YANG TRANSFORMATIF. UPAYA IM-
PLEMENTASI REGIONALISME YANG TRANSFOR-MATIF,
DIHARAPKAN MAMPU MEMACU DAYA DAN KREATI฀TAS
DAN INOVASI ARSITEK DALAM MEMADUKAN KARYA
ARSITEKTUR BERBAHAN BANGUNAN KEKINIAN
DENGAN METODE PER-ANCANGAN DAN TEKNOLOGI
MODERN, NAMUN JUGA SEKALIGUS DAPAT DIPADUKAN
DENGAN UNSUR BUDAYA YANG MENYIARATKAN KES-
INAMBUNGAN DENGAN IDENTITAS LOKAL SER-TA
MASA SILAM YANG BERKELANJUTAN

FRAMPTON (2007),
BERPANDANGAN BAHWA REGIONALISME MERUPAKAN
SUATU BENTUK KRITIK YANG MELAWAN MOD-
ERNISME. PANDANGAN INI DICETUSKAN DI
PERTENGAHAN TAHUN 1980, MELALUI ESSEY
DARI FRAMPTON, YAKNI TOWARDS A CRITI-
CAL REGIONAL. MENURUT FRAMPTON (2007),
‘KRITIK’ YANG DIMAKSUD MENGHANTARKAN
KEPADA SEBUAH RUJUKAN YANG MENG-
ADAPTASI NILAI – NILAI UNIVERSAL MODERN,
SEKALIGUS MEMPERTIMBANGKAN KONTEKS
GEOGRA฀S SEBUAH BANGUNAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
TEMA REGIONALISME
KELEBIHAN KEKURANGAN

Penerapan tema regionalisme pada Kekurangan penerapan tema regionalisme


bangunan akan membuat penggunaan ada pada bagian keseimbangan bangunan.
material pada bangunan menggunakan pada bangunan itu lebih cenderung pada
material teknologi modern yang dimana modern Karena penggunaan material Serba
material teknologi modern mempunyai modern, Visual tradisional pada bangunan
kualitas Tinggi. hanya ada pada bentuk facade bangunan
STUDI PRESEDEN ARSITEKTUR 2. INTILAND TOWER JAKARTA
REGIONALISME Bangunan Intiland Tower Jakarta merupakan
1. MENARA PHINISI UNM perkantoran bertingkat banyak yang menjadi
Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM didesain sebagai ikon baru salah satu ikon Kota Jakarta karena bentuknya
bagi UNM, kota Makassar, dan sekaligus Sulawesi Selatan. Eksplorasi yang unik dan mengadaptasi bentuk arsitektural
desain GPPA UNM mengutamakan pada pendalaman kearifan lokal vernakuler Indonesia yaitu bangunan Meru di
sebagai sumber inspirasi, yaitu makna Logo UNM, Rumah Tradisional Bali. Adaptasi bentuk tersebut terlihat pada
Makassar, falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulapa Eppa /
bentuk atap perisai pada tiap lantai bangunan
empat persegi), dan maha karya Perahu Pinisi sebagai simbol kejayaan,
kebanggaan, dan keagungan. Serangkaian eksekusi bentuk dan detail- yang berfungsi sebagai kanopi terhadap
detail solusi desain yang bersumber pada kearifan lokal, dipercaya teriknya sinar matahari. Atap pada bangunan
mampu membentuk lingkungan kampus masa kini yang berkelas Intiland Tower Jakarta menjadi elemen tampak
internasional yang membuat perkantoran ini berbeda dari
bentuk perkantoran di sekitarnya.

Berdasarkan elemen-elemennya, bangunan


Intiland Tower Jakarta dibagi menjadi tiga
bagian yaitu kaki, badan, dan kepala bangunan.
Bagian kaki bangunan berupa podium 6 lantai
yang berfungsi sebagai pengantara lantai dasar
dan lantai tipikal, memiliki fungsi-fungsi yang
bersifat publik, komersil dan ruang publik.
Badan bangunan adalah lantai tipikal berupa
open plan yang berfungsi sebagai kantor sewa.
Adanya teritis pada tiap lantai membuat
GPPA UNM sebagai IKON
BARU yang merupakan
perkantoran ini memiliki pelingkup berupa
gedung tinggi pertama di dinding kaca yang terlindungi sinar matahari
Indonesia dengan sistem
untuk pencahayaan alami dan pemanfaatan view
fasade Hiperbolic Paraboloid,
merupakan ekspresi futuristik bangunan secara makasimal. Kepala bangunan
dari aplikasi kecanggihan ilmu berfungsi sebagai penthouse, fungsi mekanikal
pengetahuan dan teknologi.
Bangunan Pusat Pelayanan dan elektrikal pada bangunan.
Akademik UNM merupakan
perwujudan dari serangkaian
makna, fungsi, dan aplikasi
teknologi yang
ditransformasikan ke dalam
sosok arsitektur. Kekayaan
makna tersebut akan
meningkatkan nilai arsitektur Data Bangunan UNM Phinisi terdiri dari 17
GPPA UNM menjadi lebih lantai dan mempunyai bukaan pada
dari sekedar sosok estetis, selubung bangunan disetiap lantai dengan
tetapi juga memiliki luasan dan bentuk yang sama, kecuali bagian
keagungan nilai-nilai yang depan pada samping kiri kanan bangunan.
Bentuk atap yang berundak ditransformasikan menjadi lebih modern dengan
terkandung di dalamnya.
memberi permainan rotasi pada penataan bentuk atap tiap lantai sehingga bentuk
bangunan juga menjadi lebih dinamis.
3. BANDARA NGURAH RAI BALI 5. STATE TRADING CORPORATION BUILDING , NEW
DELHI ,INDIA
Contoh diBandara NgurahRai bahanyang digunakanadalah bahanpabrikasi tapi setelah
diolah,tampilanya bisa mengekspresikan suasana Bali Contoh bangunan selanjutnya yang menerapkan arsitektur regionalisme adalah state trading
Penggunaan materialpabrikasi inijuga bisamenjadi solusiuntuk mengatasisemakin corporation building, bangunan ini merupakan bangunan perkantoran ,bangunan ini
terbatasnyaketersediaan materiallokal. Jadi terhadap keadaan ini material hasilolahan membuat massa seperti benteng dari balok balok yang saling terkait dengan kepadatan
pabrikdapat menjadipilihan. Apalagipada umumnyamaterial daripabrik ukurannyasudah tinggi.menara sudut memanjang untuk menciptakan kesan seperti benteng,panel batu pasir
presisi,tekstur danwarnanya beranekaragam dansering kalipengerjaannya bisa lebih cepat. merah dan krem pada bagian luar semakin memperkuat citra benteng karena telah menjadi
Disini pun para arsitekdapat mengembangkankreativitasnya untukmenampilkan bagian pilihan untuk bangunan monumen di delhi selama berabad abad.
karakterlokal yangkuat tanpa harus menggunakan bahan-bahan asli lokal. Dengan kata lain
bahan-bahan produkindustri masal dapat juga menjadipilihan.

4. GRAN HOTEL BALI

Contoh Selanjutnya adalah gran hotel


bali . bangunan ini merupakan
bangunan high rise , konsep
regionalisme yang diterapkan dalam
bangunan ini berada pada nuansa
yang diciptakan terutama pada bagian
interior bangunan diamanan
mengangkat nuansa lokal yaitu bali .
meskipun bangunan ini terlihat
modern dan material yang digunakan
pun merupakan material pabrikasi .
6. APARTEMEN KANCHANJUNGA

Dengan mengembangkan solusi iklim , Arsutek India Charles Correa merancang apartemen kanchanjunga. Yang terletak
di Mumbai,. Apartemen Kanchanjunga adalah tanggapan langsung terhadap budaya saat ini, urbanisasi yang meningkat, dan
kondisi di wilayah iklim tersebut. Di Mumbai mempunyai budaya yang di lakukan secara terun temurun misalnya, sebuah
bangunan harus berorientasi timur-barat untuk menangkap angin laut yang bertiup dan membuka pemandangan kota yang
terbaik. Sayangnya, ini juga arah dari terik matahri dan hujan lebat. Bunglow tua memecahkan masalah ini dengan
,e,nungkus lapisan pelindung beranda di sekitar ruang tamu utama, sehingga memberi penghuninya dua garis pertahanan
terhadap unsur-unsur tersebut.

Bangunan inimerupakan struktur beton bertulang 32 lantai dengan teras terbuka kantiliver setinggi 6,3 m. Inti pusat terdiri
dari lift dan menyediakan elemen struktural utama untuk menanhan beban lateral. Inti pusat dibangun di depan struktur utama
dengan metode konstruksi slip. Teknik ini pertama kali digunakan di Indoa untuk bangunan betingkat.
Konstruksi beton dan area panel putih yang luas sangat mirip dengan bangunan apartemen modern Barat, mungkin karena
endidikan barat correa. Namun, teras taman Apartemn Kanchanjunga sebenarnya merupakan interpretasi modern dari fitur
tradisional India.
Simpulan Pembahasan
Arsitektur Regionalisme adalah seni “membangun” komunitas dan “sistem” tertentu oleh “sub-masakan” arsitek.
Idenya adalah untuk menggunakan bahan dan gaya lokal dalam kerangka estetika yang seragam, untuk menciptakan
bangunan dan tempat yang khas. Regionalisme dapat dilihat dalam desain kota, lingkungan, wilayah, lingkungan individu,
atau bahkan seluruh negara bagian dan negara.

Regionalisme diperkirakan berkembang sekitar tahun 1960.Regionalisme awalnya muncul akibat dari arsitektur
modern yang berusaha meninggalkan masa lampunya. Namun pada periode setelahnya timbul usaha untuk
menyambungkan antara arsitektur lama dan yang baru. Aliran tersebut adalah tradisionalisme, regionalisme dan post-
modernisme.

Berkembang pada masa Modernisme yang mengunggulkan sifat-daerah, berkaitan dengan iklim, budaya lokal, serta
teknologinya yang dipadukan antara Modern dan loKal. Menurut Curtis (1985), Regional-isme menumbuhkan harapan
bahwa bentuk Arsitektur yang dihasilkan dapat memiliki sifat yang langgeng, sekaligus melebur menjadi satu antara yang
lama dengan yang kontemporer, sebagai bagian yang universal, namun tetap mengutamakan aspek pencitraan kawasan
lokal atau daerah setempat. Regionalisme terbagi menjadi 2 yaitu Concrete Regionalism dan Abstract Region-alism. Selain
Prinsip Regionalisme terdapat ciri - ciri dari regionalisme seperti Menggunakan bahan bangunan lokal dengan teknologi
modern, Tanggap dalam mengatasi pada kondisi iklim setempat, Mengacu pada tradisi, warisan sejarah serta makna ruang
dan tempat, Mencari makna dan substansi cultural.

Regionalisme, dalam praktik arsitektur bukanlah dipandang sebagai sebuah langgam atau gaya, melainkan sebagai
cara pandang, atau cara ber฀kir berarsi-tektur. Dalam praktiknya, Regionalisme yang oleh Broadbent disebut memili-ki
turunan derivatif sebagai salah satu bentuk tipologi, diharuskan melalui tahapan yang transformatif. Serta Regionalisme
juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang merujuk pada bangunan mulai dari penerapan tema, penggunaan material,
visual yang ditampilkan oleh bangunanitu sendiri. Bangunan yang menerapkan Tema Regionalisme pada desainnya dapat
ditemukan diindonesia maupun diluar negri contohnya seperti Menara Phinisi UNM dan Intiland Tower Jakarta dan
masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai