Anda di halaman 1dari 1

Mata Kuliah : Dosen Pengampu :

Arsitektur Nusantara Arfiani Syariah, M.T

Arsitektur Neo Vernakular

Definisi
Arsitektur Neo-Vernakular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan
fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernakular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan
kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan. “pada intinya arsitektur
Neo-Vernakular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19” Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pengertian elemen-elemen arsi-
tektur lokal, baik budaya masyarakat maupun bahan-bahan material lokal. Aliran Arsitektur Neo Vernakular sangat mudah dikenal dan memiliki kelengkapan berikut ini : hampir selalu
beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan dan menggunakan material bata-bata.

Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata
letak, religi dan lain-lain.

Neo-Vernakular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosofi, ruang) dengan tujuan melestarikan
unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudia sedikit atau banyaknya mengalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau
maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat (Tjok Pradnya Putra, 2014)

Kriteria Ciri-ciri

1. Penerapan unsur budaya dan lingkungan setempat pada elemen fisik Menurut Charles Jenks, terdapat beberapa ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular sebagai
bangunan (zonasi, blockplan, detail, struktur, dan ornamen). berikut:
2. Penerapan elemen non-fisik seperti budaya pola pikir, kepercayaan dan tata letak 1. Menggunakan atap bubungan, atap memiliki tritisan yang memanjang ke arah
yang mengacu pada makro kosmos. Elemen non-fisik ini biasanya diimplementa permukaan tanah yang menutupi dinding, sehingga diibaratkan sebagai elemen
sikan ke dalam konsep perancangan. pelindung dan penyambut.
3. Prinsip-prinsip bangunan Vernakular tidak diterapkan secara murni, 2. Penggunaan batu bata.
melainkan mengalami pengaruh perkembangan teknologi yang menghasilkan 3. Menggunakan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan
karya baru dengan mengutamakan penampilan visualnya. dengan proporsi yang lebih vertikal.
4. Kesatuan antara interior dengan ruang luar yang ada disekitarnya.
5. Warna-warna yang kuat dan kontras.

Prinsip-prinsip Contoh Bangunan


“Joglo Plawang International Boutique”

Arsitektur Neo-Vernakular memiliki beberapa prinsip-prinsip perancangan sebagai beri-


kut : Joglo Plawang International Boutique adalah sebuah hotel yang terletak di kota Pakem.
1. Hubungan Langsung, hubungan dengan arsitektur setempat yang disesuaikan Bangunan ini mempunyai bentuk atap joglo dan limas diterapkan pada bangunan Hotel
dengan nilai-nilai atau fungsi dari bangunan sekarang. Joglo Plawang International Boutique yang dikemas dalam bentuk dan material
2. Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat tradisional seperti genteng tanah liat maupun genteng keramik. Pada dinding bagian
dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur. fasad menggunakan material kayu untuk sifat ruangan yang fleksibel dan material batu
3. Hubungan Lansekap, merupakan hubungan dengan lingkungan sekitar seperti bata untuk ruangan yang permanen. Untuk bentuk jendela minimalis dengan ornament
kondisi fisik termasuk topografi dan iklim. jawa yang terdapat pada kusen kayu dan lapisan kaca sebagai elemen penyusun jende-
4. Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi yang sesuai la dan ornamen pada fasad bangunan menggunakan langgam arsitektur Jawa yaitu
dengan kebutuhan pada masa sekarang. berupa simbol-simbol Jawa. Pemilihan warna menyesuaikan fungsi kebutuhan ruang
5. Hubungan Masa Depan, merupakan perancangan yang memiliki keberlanjutan dan pengguna ruang. Warna yang digunakan yaitu warna earth tone yang bermaksud
atau bersifat sustainable dalam mengantisipasi kondisi yang akan sebagai komponen peneduh dan penghargaan dengan alam layaknya karakter mas-
yarakat Jawa.

Kelompok 7 :

Desi Husni Amaliha Nur Roikhatul Jannah Muhammad Daniananta Hidayat Farhan Fajarrurohman
(09010321006) (09010321016) (09020321038) (09030321050)

Anda mungkin juga menyukai