Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“PERPADUAN ARSITEKTUR VERNAKULAR DAN MODERN

PADA BANGUNAN KANTOR DPRD PROVINSI NTT”

Dosen :
Kristiana Bebhe, ST.MT.

Disusun Oleh :
Fransiskus Steven Duli Manuk
(221 19 039)

FAKULTAS TENIK JURUSAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di Indonesia, bangunan dengan tradisi arsitektur vernakular atau model bangunan tertentu
dilestarikan sebagai monumen. Modernisasi arsitektur tradisional seringkali dimunculkan pada
bangunan-bangunan pemerintahan, gedung-gedung DPR, bangunan-bangunan pendidikan,
tempat ibadah dan lain-lainnya sengaja dirancang dengan mengadopsi dan menduplikasi bentuk
fisik bangunan tradisional.
Pendekatan vernakular dalam desain saat ini dianggap sebagai solusi untuk memperbaharui ide
dan hasil pemikiran serta warisan budaya daerah dalam bangunan modern tanpa mengurangi
fungsi dari bangunan. Pendekatan vernakular dalam desain juga sebagai bentuk apresiasi
terhadap akar budaya sehingga bangunan memiliki nilai lokalitas serta keaslian identitas budaya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perpaduan Arsitektur Vernakular dan Modern Pada Bangunan Kantor DPRD

Provinsi NTT

Salah satu bangunan pemerintah di NTT yang yang menggabungkan unsur kebudayaan
di dalam arsitektur modern, selain kantor Gubernur yang menerapkan sasando sebagai konsep
bentuk bangunannya adalah kantor DPRD Provinsi. Dilihat dari bentuk bangunannya , kantor
DPRD Provinsi memiliki keunikan pada bagian atap yang mirip seperti Menara. Konsep atap
dari bangunan tersebut mengacu pada rumah adat vernakular suku Sumba dari pulau Sumba
Nusa Tenggara Timur.
Perpaduan antara arsitekur vernakular dan modern yang di terapkan pada bangunan ini bukan
hanya bentuk atapnya saja yang sama tapi juga konstruksinya, hanya saja bahan yang di gunakan
berbeda di lihat dari bahan-bahan konstruksi sekarang yang yang semakin modern di bandingkan
dengan dulu di mana sekarang konstruksi atapnya kebanyakan menggunakan baja ringan
sedangkan jaman dulu masi menggunakan kayu atau bambu.

“ Konstruksi atap kantor DPRD Provinsi” “Konstruksi atap rumah Adat Sumba”

Untuk bentuk fisik banguannya di kemas lebih modern tetapi di beri beberapa ornament yang
tetap memiliki image kebudayaan NTT misalnya motif yang terdapat di dinding bagian depan
bangunan yang mengambil motif dari tenun ikat.

Dilihat dari konsep bangunannya yang menggabungkan arsitektur vernakular dan modern, dapat
di simpulkan bahwa kantor DPRD provinsi NTT masuk dalam salah satu bangunan yang
menerapkan prinsip desain ”Neo Vernakular”.
2.2 Pengertian Neo Vernakular

Arsitektur Neo Vernakular merupakan “arsitektur yang konsep dan prinsipnya


mempertimbangkan kaidah-kaidah normatif, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam
kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan,alam,dan lingkungan yang bertujuan
melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh tradisi dan
mengembang-kannya menjadi suatu langgam yang modern”. Arsitektur neo-vernakular, tidak
hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen
non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain dalam bentuk
bangunan. Bangunan merupakan sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan dari
jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim lokal, material dan adat
istiadat.

2.3 Ciri – Ciri Arsitektur Neo Vernakular

Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern Architecture


(1990)” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular sebagai berikut.
1) Selalu menggunakan atap bumbungan.
Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih
banyak atap yang diibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada tembok
yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.
2) Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal).
Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan
budaya dari arsitektur barat.
3) Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang
lebih vertikal.
4) Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka
di luar bangunan.
5) Warna-warna yang kuat dan kontras.
2.4 Prinsip – Prinsip Desain Arsitektur Neo Vernakular

Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo Vernakular adalah sebagai berikut.

1) Hubungan langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur
setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.
2) Hubungan abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai
melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
3) Hubungan lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi
fisik termasuk topografi dan iklim.
4) Hubungan kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang
relevan dengan program konsep arsitektur.
5) Hubungan masa depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang

2.5 Tujauan Arsitektur Neo Vernakular


Tujuan dari dari arsitektur Neo Vernakular adalah melestarikan unsur-unsur lokal yang telah
terbentuk secara empiris oleh tradisi dan mengembang-kannya menjadi suatu langgam yang
modern.

Anda mungkin juga menyukai