Anda di halaman 1dari 10

UTS PANCASILA 2019

PRODI ARSITEKTUR

NAMA : Fransiskus S. Duli Manuk

NIM : 221 19 039


1. Unsur-Unsur Pembentukan Negara

A. 4 unsur-unsur negara

Sebagai sebuah organisasi, Negara memiliki unsur-unsur yang tidak dimiliki oleh
organisasi apapun yang ada di dalam masyarakat. Secara umum, unsur Negara ada yang
bersifat konstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif. Unsur konstitutif maksudnya unsur
yang mutlak atau harus ada di dalam suatu Negara

Di samping itu, terdapat pula unsur deklaratif, yakni harus ada pengakuan dari Negara
lain. Unsur deklaratif ini sangatlah penting karena pengakuan dari negara lain merupakan
sebagai wujud kepercayaan Negara lain untuk mengadakan hubungan, baik hubungan
bilateral maupun multilateral.

a) Rakyat

Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu Negara. Tanpa rakyat,
mustahil Negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, “Negara tidak akan berdiri
tanpa adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini.”. Hal ini menimbulkan
pertanyaan, berapakah jumlah penduduk untuk membentuk sebuah negara? Plato
mengatakan bahwa untuk membentuk sebuah Negara, wilayah tersebut membutuhkan
5040 penduduk. Pendapat ini tentu saja tidak berlaku di zaman modern ini, lihat saja
populasi negara India, Amerika Serikat, Cina, Rusia, dimana Negara tersebut memiliki
ratusan juta penduduk. Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk
adalah semua orang yang bertujuan menetap dalam wilayah suatu Negara tertentu.
Mereka yang ada dalam wilayah suatu Negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat
disebut penduduk. Misalnya, orang yang berkunjung untuk wisata. Penduduk suatu
Negara dapat dibedakan menjadi warga Negara dan bukan warga Negara. Warga Negara
adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari suatu Negara, sedangkan yang
tidak termasuk warga Negara adalah orang asing atau disebut juga warna Negara asing
(WNA)
b) Wilayah

Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang didiami oleh
manusia, maka Negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara
permanen oleh manusia, maka mustahil untuk membentuk suatu Negara. Bangsa Yahudi
misalnya, dimana mereka tidak mendiami suatu tempat secara permanen. Alhasil mereka
tidak memiliki tanah yang jelas untuk didiami, tapi dengan kepintaran PBB, diberikanlah
Israel sebagai Negara bagian agar mereka merasa memiliki tanah.

Wilayah adalah batas wilayah di mana kekuasaan Negara itu berlaku. Wilayah suatu
Negara meliputi sebagai berikut:

1) Wilayah daratan, yakni meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas- batas
tertentu dengan Negara lain. Wilayah lautan, yakni meliputi seluruh perairan
wilayah laut dengan batas-batas yang ditentukan menurut hukum internasional.
Batas-natas wilayah laut adalah sebagai berikut:
 Batas laut teritorial, ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari
garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua Negara atau lebih menguasai
suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka
garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing Negara
tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial
disebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar
disebut laut internal.
 Batas zona bersebelahan, ditentukan sejauh 12 mil laut di luar batas laut
teritorial, atau 24 mil laut jika diukur dari garis lurus yang ditarik dari
pantai titik terluar.
 Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) adalah laut yang diukur dari garis
lurus yang ditarik dari pantai titik terluar sejauh 200 mil laut. Di dalam
wilayah ini, negara yang bersangkutan memiliki hak untuk mengelola
dan memanfaatkan kekayaan yang ada di dalamnya. Namun, wilayah ini
bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal asing yang sekedar lewat saja.
 Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya
lebih dari 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan
di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh
dari garis dasar masing-masing negara. Dalam wilayah laut ini negara
yang bersangkutan dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah laut
tetapi wajib membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.
2) Wilayah udara atau dirgantara, yakni meliputi wilayah di atas daratan dan lautan
negara yang bersangkutan.
c) Pemerintahan yang Berdaulat

Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai kekuasaan baik ke


dalam maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan wewenangnya mengatur ekonomi,
sosial, dan politik suatu Negara atau bagian-bagiannya sesuai dengan sistem yang telah
ditetapkan. Pemerintah sangat diperlukan dalam berdirinya suatu Negara, tidak mungkin
jika Negara muncul tanpa kemudian diikuti oleh berdirinya pemerintah.

Sistem pemerintahan setiap Negara berbeda-beda. Adapun pengelompokan sistem


pemerintahan tersebut, yaitu:

1) Sistem Pemerintahan Parlementer


Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki
wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat
menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak
percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat
memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap
jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol
kepala Negara saja.
2) Sistem Pemerintahan Presidensiil
Dalam sistem presidensil ini, presiden memiliki kekuasaan yang kuat karena
selain sebagai kepala Negara, juga sebagai kepala pemerintahan yang mengetuai
kabinet (Dewan Menteri).
Ciri-ciri pemerintahan presidensiil yaitu:
 Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus
kepala Negara.
 Kekuasan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan
dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
 Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasan eksekutif
presiden bukan kepada kekuasaan legislatif.
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
3) Sistem Pemerintahan Campuran
Sistem pemerintahan ini, selain memiliki presiden sebagai kepala Negara, juga
memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan untuk memimpin kabinet
yang bertanggung jawab kepada parlemen. Presiden tidak diberi posisi dominan
dalam sistem pemerintahan.
4) Sistem Pemerintahan Proletariat
Dalam sistem ini, usaha pertama pemerintah sebenarnya juga ditujukan untuk
kepentingan rakyat banyak (kaum proletar), rakyat banyak tersebut kemudian
dihimpun dalam suatu organisasi kepartaian tunggal (tani, buruh, pemuda, dan
wanita) yang akhirnya menjadi dominasi partai tunggal. Partai tunggal tersebut
adalah partai komunis.
d) Pengakuan dari Negara Lain

Pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara yang baru berdiri bukanlah
merupakan suatu faktor mutlak atau unsur pembentuk Negara baru, namun lebih
merupakan menerangkan atau menyatakan telah lahirnya suatu Negara baru. Kita ambil
contoh, Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 baru diakui oleh
Belanda pada tahun 27 Desember 1949.

Pengakuan dari Negara lain merupakan modal dasar bagi suatu Negara yang
bersangkutan untuk diakui sebagai Negara yang merdeka dan mandiri. Pengakuan suatu
Negara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengakuan secara de facto dan
pengakuan secara de jure.

a. Pengakuan Secara de Facto


Pengakuan secara defacto adalah pengakuan tentang kenyataan adanya suatu
Negara yang dapat mengadakan hubungan dengan Negara lain yang mengakuinya.
Pengakuan de facto diberikan kalau suatu Negara baru sudah memenuhi unsur
konstitutif. Pengakuan de facto menurut sifatnya dapat dibagi menjadi dua, yatiu:
 Pengakuan de facto yang bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari
Negara lain terhadap suatu Negara hanya menimbulkan hubungan di
lapangan perdagangan dan ekonomi (konsul). Sedangkan untuk tingkat
duta belum dapat dilaksanakan.
 Pengakuan de facto bersifat sementara. Artinya, pengakuan yang
diberikan oleh Negara lain dengan tidak melihat jauh pada hari ke
depan, apakah Negara itu akan mati atau akan jalan terus. Apabila
Negara baru tersebut jatuh atau hancur, maka Negara lain akan
menarik kembali pengakuannya.
b. Pengakuan Secara de Jure
Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum
oleh Negara lain dengan segala konsekuensinya. Menurut sifatnya, pengakuan
secara de jure dapat dibedakan sebagai berikut:
 Pengakuan de jure bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari Negara lain
berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat kenyataan bahwa
Negara baru dalam beberapa waktu lamanya menunjukkan
pemerintahan yang stabil.
 Pengakuan de jure bersifat penuh. Artinya terjadi hubungan antara
Negara yang mengakui dan diakui, yang meliputi hubungan dagang,
ekonomi dan diplomatik.

Dalam kenyataannya, setiap Negara mempunyai pandangan yang berbeda mengenai


pengakuan de facto dan de jure. Misalnya, Negara Indonesia tetap memandang pengakuan
dari Negara lain hanya merupakan unsur deklaratif. Oleh sebab itu, meskipun Negara
Republik Indonesia belum ada yang mengakui pada saat lahirnya, Indonesia tetap berdiri
sebagai Negara baru dengan hak dan martabat yang sama dengan Negara lain. Negara
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan baru diakui oleh negara lain
beberapa tahun kemudian (Mesir tahun 1947, Belanda tahun 1949, PBB tahun 1950)
B. Tantangan bangsa indonesia yang berkaitan dengan unsur-unsur negara.

Salah satu tantangan yang pernah terjadi di negara ini berkaitan dengan beberapa unsur
negara diatas adalah “ Menggantikan dasar negara Pancasila mejadi Khilafah”

Berbicara mengenai Khilafah dan Pancasila. Pengertian dari Khilafah adalah sistem
pemerintahan yang khas, yaitu pemerintahan yang berlaku bagi seluruh umat Islam di penjuru
dunia untuk menegakkan hukum-hukum syari’at Islam dan mengemban dakwah Islam
segenap di berbagai penjuru dunia. Sistem Khilafah berbeda dengan sistem pemeritahan yang
lain seperti monarchi (kerajaan), republik, kekaisaran, maupun federasi.

Sedangkan Pancasila menurut tata bahasa adalah lima dasar, panca berarti lima,
sedangkan sila berarti dasar kesusilaan, kelima prinsip itu sebenarnya telah berurat-berakar
dalam jiwa dan kalbu rakyat Indonesia sejak berabad-abad sebelumnya. Pancasila merupakan
kumpulan lima nilai multidisiplin yang dijadikan acuan tingkah laku dalam bermasyarakat
dan bernegara sebagai bangsa Indonesia yang mentaati peraturan dan undang-undang yang
berlaku.

Pancasila dirumuskan menjadi lima poin sebagai dasar negara bukan tanpa alasan. Karena
dengan adanya Pancasila sebagai dasar negara diharapkan semua warga negara Indonesia
menjadikannya sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Dasar negara
khilafah tidak bisa di terapkan di indonesia karena Negara Indonesia memiliki beribu-ribu
pulau, berbagai macam agama, adat istiadat dan budaya tentu saling merangkul satu sama
lain. Seperti yang tercantum pada burung garuda simbol bangsa Indonesia yang dibawahnya
bertuliskan Bhineka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”.

Indonesia ini sangat indah karena pulaunya yang terbentang luas dan masyarakatnya
mempunyai agama yang dipercayai masing-masing pada setiap orang. Setiap pulau
mempunyai berbagai macam suku, adat, dan budaya. Negara Indonesia ini walaupun berbeda
tetapi saling merangkul dan hidup secara damai.
C. Bagaimana nilai-nilai pancasila dapat mengatasi persoalan indonesia yang
berkaitan dengan unsur-unsur negara

Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah bangsa Indonesia yang mana dahulu
pernah akan digantikan keberadaannya dari hati sanubari rakyat Indonesia oleh paham
ideologi lain, (Khilafah). Khilafah tidak bisa di terapakan di negara indonesia karena isi dan
pandanganya bertentangan dengan pancasila.

Pancasila adalah pandangan hidup yang ber-Ketuhanan Maha Esa yang artinya bahwa
manusia adalah makhluk ciptaan tujan yang wajib percaya dan menyembah-NYA. Pancasila
menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan, persatuan, kesatuan, keserasian, keselarasan dan
keseimbang-an. Pancasila bersifat akomodatif dan menganut sistem pemerintahan demokrasi
berdasarkan kebijaksanaan musyawarah dan mufakat. Pancasila diamalkan melalui
pembangunan nasional dalam empat bidang politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan
keamanan.
2. Salah Satu Wujud Kebudayaan Di Daerah Lembata Yang Mengandung Nilai-Nilai
Pancasila

“Tradisi Penangkapan Ikan Paus Di Lamalera Lembata”

Lamalera merupakan sebuah kampung yang terletak di Kabupaten Lembata Nusa


Tenggara Timur (NTT). Secara terminologi kata ”Lamalera” menurut bahasa Lamaholot
yaitu bahasa daerah di kawasan Flores Timur, berasal dari kata lama berarti piringan atau
cakram dan lera berarti matahari, sehingga Lamalera berarti pinggiran/cakram matahari.
Lamalera merupakan salah satu kampung nelayan yang di kenal dunia karena tradisi
penangkapan ikan paus dengan menggunakan peralatan tradisional.

A. Nilai-nilai pancasila yang terkandung di dalam budaya

Salah satu nilai pancasila yang dapat kita ambil dari tradisi penangkapan ikan paus di atas
adalah

 Gotongroyong
Gotongroyong merupakan kebiasaan yang menjadi darah daging di kampung nelayan
Lamalera ini, dari hal yang kecil hingga hal yang besar seperti proses penangkapan ikan paus
ini menjadi contoh kegiatan yang dilakukan secarah bersama hingga proses pembagian hasil
yang adil merata.

Masyarakat Lamalera tidak hanya mempunyai kearifan terhadap sumber daya alam,
namun mereka juga mempunyai kearifan yang sangat mulia terhadap sesamanya. Mereka
menempatkan para janda, fakir miskin dan anak yatim piatu pada posisi utama dalam
pembagian hasil laut. Hal ini menunjukkan tingginya naluri prososial yang dimiliki oleh
masyarakat Lamalera, (Keadilan sosial)

Anda mungkin juga menyukai