Anda di halaman 1dari 5

PERANCANGAN MUSEUM BUDAYA JAWA TONDANO

ARSITEKTUR NEO - VERNAKULAR

(AFINI NUR ANDINI POMBAILE / 120212089)

LATAR BELAKANG
Berada di jantung kota Tondano yang bermayoritas Kristen, Kampung Jawa Tondano
yang berpenduduk 100% muslim menjadi sebuah identitas budaya yang membuktikan bahwa
perpaduan sosial adalah sebuah kreasi humaniora yang unik. Terhimpunlah mereka yang dari
Jawa, Sunda, Arab, Banjar, Minang, Aceh, serta Saparua dengan Minahasa menjadi adonan
asimilasi budaya yang terpuji dan teladan, ikhwal, kokohnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Secara geografis Kampung Jawa Tondano terletak di sebelah Utara Danau Tondano
dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Desa ini di kelilingi oleh pegunungan
Lembean di sebelah Utara dan Sungai Tondano di sebelah Barat serta Sungai Sumesempot di
sebelah Selatan.
Asal usul leluhur Kampung Jawa Tondano tidak lepas dari kisah perang Jawa yang
dipimpin oleh Pangeran Diponegoro yang berlangsung tahun 1825 – 1830. Belanda terlebih
dahulu memperdaya Kiai Modjo beserta 62 pengikutnya dan mengasingkan mereka ke Tondano
pada tahun 1829. Posisi mereka yang minoritas dan terasing dari tanah leluhur mereka, menjadi
pemicu dan daya pendorong untuk menjadikan hidup mereka lebih baik di pengasingan, pada
saat itu juga mereka menikah dengan putri minahasa sehingga terbentuklah kebudayaan yang
baru.
Kehidupan di Jawa Tondano adalah inspirasi, adalah cerminan Indonesia yang taat dalam
beribadah tetapi turut andil dalam membangun persaudaraan segenap umat manusia. Kekayaan
yang sangat luar biasa baik tradisi, kebudayaan, warisan para leluhur tetap dilanjutkan dan
dilestarikan oleh para generasi penerus hingga saat ini. Oleh karena itu dengan adanya Museum
Budaya Jawa Tondano diharapkan dapat menunjang kegiatan edukatif dan rekreatif yang
memberikan manfaat bagi para pengunjung serta menjadikannya sebagai media perkenalan
budaya.

I. PROSPEK DAN FISIBILITAS


A. PROSPEK
 Kedepannya akan memberikan wadah kepada masyarakat untuk menghadirkan kembali
nilai-nilai budaya masyarakat Jawa Tondano
 Menambah potensi wisata di kota Tondano dan menciptakan suatu bangunan yang
menjadi simbol budaya
 Menciptakan suatu kebiasaan masyarakat untuk lebih tertarik berkunjung ke museum
serta menarik wisatawan asing maupun mancanegara
B. FISIBILITAS
 Menghadirkan tempat pengumpulan dan pengamanan warisan budaya Jawa Tondano .
 Memberikan penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum yang sangat menarik untuk
diketahui
 Menjadi media perkenalan budaya antar daerah dan bangsa
 Sebagai referensi visual sehingga pengunjung dapat melihat lebih nyata dan mendapat
pemahaman lebih, karena semuanya diperlihatkan secara visual
 Memberikan nuansa yang berbeda sehingga dapat memahami kondisi kehidupan pada
masa lampau
 Menjadi tempat untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan banyak orang karena
pengunjung museum biasanya dalam bentuk kelompok

II. ASOSIASI LOGIS OBJEK DAN TEMA

A. PEMAHAMAN OBJEK
Secara harafiah pemahaman objek dapat diartikan sebagai berikut :
1. Museum adalah (dari bahasa Yunani yaitu Mouseion , yang sebenarnya merujuk
kepada nama kuil untuk Sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang
melambangkan ilmu dan kesenian. Museum adalah institusi permanen, melayani
kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha
pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengominikasikan, dan memamerkan
benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan
kesenangan. Karena itu ia bias menjadu bahan studi oleh kalangan akademis,
dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran
imajinatif pada masa depan. (sumber : wikipedia)
2. Budaya / Kebudayaan adalah ( dari bahasa Sansakerta yaitu Buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
(sumber/wikipedia)
Maka secara umum pengertian ‘Museum Budaya’ adalah suatu objek yang dapat menjadi
media perkenalan budaya dimana museum tersebut berada.

Museum Batak
(id.wikipedia.org)
Kecenderungan arsitektur museum dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu menggunakan
bangunan berbentuk seperti kuil klasik Eropa, menggunakan bangunan historis atau cagar
budaya, serta menggunakan bangunan baru yang atraktif.

Prado Museum Spanyol Museum Fatahilah Jakarta Science Museum Valencia


(id.wikipedia.org) (id.wikipedia.org) (id.wikipedia.org)

Bentuk-Bentuk Sirkulasi di Museum


Sumber: Public Space Design In Museum
B. PEMAHAMAN TEMA
Pengertian Arsitektur Neo - Vernakular

Pengertian secara harafiah dari Arsitektur Neo - Vernakular bila diartikan ke dalam
bentuk asal adalah sebagai berikut :
Arsitektur : Ilmu pengetahuan mengenai bangunan
Neo/new : Baru
Vernakular : Asli
Arsitektur Vernakular : Suatu paham dari aliran Arsitektur Post Modern yang lahir sebagai
respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme
yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo - Vernakular merupakan
arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative,
kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara
bangunan, alam, dan lingkungan.

Ciri-ciri Arsitektur Neo – Vernakular


Charles Jencks (1990) maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo - Vernakular sebagai
berikut :
 Selalu menggunakan atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke
tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelindung dan
penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang
menyimbolkan permusuhan.
 Batu bata (dalam hal ini merupakan konstruksi lokal) Bangunan didominasi penggunaan
batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.
 Mengembalikan bentuk – bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi
yang lebih vertikal
 Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka
di luar bangunan
 Warna – warna yang kuat dan kontras

Kriteria arsitektur Neo - Vernakular adalah :


 Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat
diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan
ornamen).
 Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen
nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro
kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
 Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular
melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya).
Perbandingan Arsitektur Tradisional, Vernakular, dan Neo - Vernakular
Perbandingan Tradisional Vernakular Neo Vernakular
Ideologi Terbentuk oleh Terbentuk oleh Penerapan elemen
tradisi yang tradisi turun temurun arsitektur yang sudah
diwariskan secara tetapi terdapat ada dan kemudian
turun-temurun, pengaruh dari luar sedikit atau banyaknya
berdasarkan baik fisik maupun mengalami pembaruan
kultur dan kondisi nonfisik, bentuk menuju suatu karya
lokal. perkembangan yang modern.
arsitektur tradisional.
Prinsip Tertutup dari Berkembang setiap Arsitektur yang
perubahan zaman, waktu untuk bertujuan melestarikan
terpaut pada satu merefleksikan unsur-unsur lokal yang
kultur lingkungan, budaya telah terbentuk secara
kedaerahan, dan dan sejarrah dari empiris oleh tradisi
mempunyai daerah dimana dan
peraturan dan arsitektur tersebut mengembangkannya
norma-norma berada. Transformasi menjadi suatu langgam
keagamaan yang dari situasi kultur yang modern.
kental homogen ke situasi Kelanjutan dari
yang lebih arsitektur vernakular
heterogen.
Ide Desain Lebih Ornamen sebagai Bentuk desain lebih
mementingkan pelengkap, tidak modern.
fasat atau bentuk, meninggalkan nila-
ornamen sebagai nilai setempat tetapi
suatu keharusan. dapat melayani
aktifitas masyarakat
di dalam.

Prinsip Desain Arsitektur Neo – Vernakular


Adapun prinsip-prinsip desain arsitektur Neo - Vernakular secara terperinci, yaitu :
 Hubungan Langsung ; merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap
arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.
 Hubungan Abstrak ; meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai
melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
 Hubungan Lansekap ; mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti
kondisi fisik termasuk topografi dan iklim
 Hubungan Kontemporer ; meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang
relevan dengan program konsep arsitektur

C. ASOSIASI LOGIS TEMA DAN OBJEK


Tema dapat dikatakan sebagai titik awal dalam proses perancangan. Tema dalam hal ini
sebagai acuan dasar dalam perancangan arsitektural, serta sebagai nilai keunikan yang mewarnai
keseluruhan hasil rancangan. Tema juga dapat diartikan sebagai koridor dalam pemecahan
masalah perancangan.
Tema yang dipakai dalam perancangan Museum Budaya adalah Arsitektur Neo - Vernakular
yang berupaya mengangkat tradisi arsitektur vernakular dalam konteks ke-kini-an dengan
menghadirkan tampilan – tampilan arsitektur modern yang berpijak pada nilai – nilai kehidupan
masyarakat tradisional sehingga akan merubah presepsi masyarakat tentang tipologi museum
yang sunyi dan suram sehingga orang akan lebih tertarik berkunjung ke museum ini.

III. TINJAUAN PUSTAKA


Kembuan, Roger.A.C.2016, Jawa Tondano Sejarah Dan Tokoh-Tokoh Yang Diasingkan Abad
XIX, Manado
Charles Jenkes.1990.language of posf modern architecture
Budihardjo, Eko.1997.Arsitektur Sebagai Warisan Budaya, Djamban, Semarang
Dedy Erdiono.2011.Arsitektur ‘modern’ (neo) Vernakular di Indonesia, Jurnal Sabua,Vol.3

Anda mungkin juga menyukai