Anda di halaman 1dari 3

ARSITEKTUR NUSANTARA

Rizki Tanjung Khoirunisa-1902816

Arsitektur nusantara tumbuh berkembang bersamaan dengan


pertumbuhan budaya yang ada di indonesia ber abad abad yang
lalu. Arsiteltur nusantara tumbuh berdasarkan hasil respon alam
setempat serta nilai nilai adat setempat. Ketika agama Hindu –
Budha mulai masuk ke tanah air, langgam langgam arsitektur
Sumber : detik.news.com
agama tersebut tersebar luas di seluruh penjuru negri dan ber
akulturasi dalam budaya setempat. Langgam langgam arsitektur hindu budha ini berkembang
di tiap daerah di indonesia dan memiliki ciri khas serta keunikannya masing masing, hingga
agama islam masuk memberi sentuhan sentuhan baru pada gaya arsitektur nusantara. Meski
begitu, langgam langgam yang ditinggalkan dari peradaban hindu budha masih dilestarikan
dan langgam arsitektur islam menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Hal ini
memberikan sebuah keunikan tersendiri, kolaborasi arsitektur tradisonal setempat dengan
agama Hindu-Budha dan islam yang jarang dijumpai di daerah lain.
Secara umum, arsitektu Nusantara merupakan respon terhadap
keadaan geografis setempat, seperti penggunaan bahan bahan alami,
ataupun konstruksi bangunan yang menyesuaikan dengan alam dan
memiliki sifat berkelanjutan. selain itu, nilai nilai suku dan tradisi
setempat yang sangat kental memberikan dampak yang sangat besar
pada bangunan bangunan tradisional. seperti yang kita ketahui, Sumber: idea.grid.id
Indonesia memiliki ratusan ragam suku bangsa yang berbeda beda, tentunya hal ini
memberikan ciri khas tersendiri pada bangunan sesuai suku bangsanya sebagai bentuk
ekspresi jati diri, oleh karena itu Arsitektur Nusantara memiliki sifat Regionalisme. Meski
begitu, pada konsep dasar bangunannya dapat dijumpai sebuah kemiripan antar suku yang
ada, hal ini sangat menunjukan nilai ke Bhinekaan yang ada di Nusantara. Dengan demikian
maka jelaslah bahwa dalam pemahaman arsitektur Nusantara mempunyai 2 nilai yakni
kesetempatan dan kesemestaan (Hidayatun, Prijotomo, & Rachmawati, 2014).
Arsitektur Tradisional dan Vernakular
Arsitektur Tradisional dan Vernakular memiliki suatu perbedaan
tersendir meskipun sama sama bersifat lokal Hal yang
membedakan arsitektur vernakular dengan arsitektur tradisional
yaitu sifat dari arsitektur tradisional cenderung turun temurun,
tidak terpengaruhi dengan adanya teknologi serta memiliki
Sumber: Pewartanusantara.com folosofi filosofi adat sedangkan arsitektur vernakular lebih
kontekstual dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman meski masih dapat bersifat
lokal. Beberapa bangunan tradisional di indonesia adalah Rumah Tongkongan, yang
merupakan rumah adat Suku Toraja. Rumah Tongkongan ini memiliki fungsi sebagai simbol
strata sosial, selain itu bentuk dari bangunan ini merupakan suatu pengingat terhadap leluhur
mereka sebagai pelaut. Contoh arsitektur vernakular di indonesia adalah Rumah Sasak Ende
dari Lombok. Rumah ini menggunakan kotoran sapi untuk memperkokoh lantai, strukturnya
menggunakan kayu pasak sebagai pilar setinggi 3 meter, dengan 2/3 dari kayu pasak ini
menancap di dalam tanah sehingga menjadikan bangunan ini tahan guncangan, selain itu
fungsi ruang yang terbuka untuk menyesuaikan kebiasaan warga setempat yang gemar
berkumpul.
Arsitektur Hindu Budha
Arsitektur Hindu Budha di indonesia datang dari India yang memiliki kemiripan unsur
bangunan seperti Candi, Yupa, dan prasasti serta memiliki unsur geometri yang khas. Salah
satu langgam yang cukup umum dan maish digunakan hingga saat ini adalah Gapura yang
merupakan pintu masuk kompleks candi candi ataupun kompleks kerajaan. Secara umum
bentuk bentuk dari arsitektur Hindu Budha di indonesia memiliki keunikan tersendiri pada
tiap daerahnya, seperti Candi Panataran yang berbentu kotak bersusun seperti piramida dan
melebar, lalu candi candi Prambanan yang berbentuk menyerupai lingkaran dan cenderung
lebih menjulang tinggi.

Arsitektur Islam
Gaya Arsitektur Islam di indonesia datang dari daerah Timur Tengah melalui perdagangan
dan tersebar hingga ke kerajaan. Arsitektur Islam yang ada di nusantara berakulturasi dengan
budaya setempat, yaitu Hindu-Budha, sehingga langgam langgam arsitektur Islam nusantara
memiliki banyak unsur arsitektur Hindu Budha yang sangat kental. Bangunan Arsitektur
Islam yang mencolok adalah Masjid, Masjid di nusantara memiliki atap yang bersusun dan
memiliki puncak yang di sebut mustaka. Selain itu lokasi nya berada di pusat kota agar
kumandang Adzan dapat terdemngar hingga penjuru tempat. Bangunan Arsitektur Islam
selanjutnya adalah Makam, makam ini merupakan budaya Hindu Budha, namun pada
Arsitektru Islam banyak diukir dengan kaligrafi arab.

Arsitektur Kolonial
Arsitektur koloniar datang ke nusantara bersamaan dengan
penjajahan belanda. Pada awalnya arsitektur kolonial ini
menghilangkan nilai nilai budaya setempat dan cenderung
memaksakan nilai nilai budaya barat di Nusantara, hingga Akhirnya
pada sekitar abad ke 20, banyak arsitek arsitek belnada yang
memiliki gagasan bahwa bangunan yang di bangun di Indonesia
Sumber: yukpigi.com
perlu menonjolkan nilai nilai setempat yang sekaligus untuk
merespon keadaan iklim di Indonesia. Contoh Arsitektur Kolonial adalah Hotel Savoy
Homan, Gereja Pohsarang, dan Museum Sanobudoyo.
Daftar Pustaka

Hidayatun, M. I., Prijotomo, J., & Rachmawati, M. (2014). ARSITEKTUR NUSANTARA


SEBAGAI DASAR PEMBENTUK REGIONALISME ARSITEKTUR INDONESIA.
Seminar Rumah Tradisional 2014 – Transformasi Nilai-nilai Tradisional dalam Arsitektur
Masa Kini, (pp. 1-9).
Wardiningsih, S. (2015). ARSITEKTUR NUSANTARA MEMPENGARUHI BENTUK. 2(2), 274-
283.
Yuuwono, A. B. (2015). UNGKAPAN BENTUK DAN MAKNA FILOSOFI DALAM KAIDAH
ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL JAWA DI ERA MODERNISASI. Jurnal Teknik
Sipil dan Arsitektur.17(21).

Anda mungkin juga menyukai