Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Budaya Asing terhadap Perkembangan Arsitektur Indonesia

Rifa Fauhan

(2304104010002)
Program Studi Arsitektur, Universitas Syiah Kuala

Jl. Teuku Nyak Arief No. 441, Kopelma Darussalam, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh,
Aceh 23111
fauhanrifa@gmail.com

ABSTRAK: Arsitektur memiliki keberagaman dalam budaya, sejarah maupun


letak geografisnya sendiri. Setiap daerah di dunia memiliki bentuk atau ciri khas
dari sisi arsitekturnya. Namun, ciri khas ini bisa saja bukanlah pengaruh origin
dari daerah itu sendiri. Bisa saja ciri khas itu dibawa dan diadaptasi sehingga
menjadi ciri khas daerah itu sendiri. Salah satu contohnya adalah corak arsitektur
yang terdapat di Indonesia. Dalam wacana arsitektur, Indonesia memberikan
sebuah imaginasi yang menggambarkan tentang keberagaman sekaligus kesatuan.
Sebenarnya, ada banyak pengaruh asing yang terbawa akibat adanya penjelajah,
penjajah, dan pedagang sehingga mempengaruhi gaya dan teknik konstruksi
bangunan yang ada di Indonesia. Berbagai kebudayaan yang masuk ke Indonesia
sedikit banyak mempengaruhi desain suatu bangunan yang ada di dalamnya.
Kata kunci: arsitektur, budaya asing, ciri khas

PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, termasuk dalam bidang
arsitektur. Budaya merupakan sebuah proses perkembangan pola pikir yang terjadi secara
bertahap dalam waktu yang lama. Proses ini terjadi selama manusia ada dan
terus berkembang sesuai dengan pengembangan wawasan keilmuan. Setting lingkungan
merupakan salah satu faktor yang berperan kuat dalam pembentukan karakter budaya (Hamdil
Khaliesh). Budaya merupakan hasil amplifikasi dari serangkaian kejadian yang telah terjadi
dan saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Budaya dapat saling berbenturan satu sama
lain yang mana dapat mewujudkan hasil yang beraneka ragam, salah satunya adalah akulturasi
(Resti Nurwinda). Budaya asing telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
arsitektur Indonesia. Secara historis, pengaruh budaya India memiliki pengaruh terbesar pada
perkembangan arsitektur di Indonesia pada saat ini. Namun, pengaruh bangsa China, Arab, dan
Eropa jaga memainkan figure yang penting dalam pembentukan lanskap arsitektur negara ini.
Arsitektur religius mencakup berbagai gaya, mulai dari desain asli hingga masjid, kuil, dan
gereja. Istana-istana dibangun oleh para sultan dan penguasa lainnya. Kota-kota di Indonesia
memiliki warisan arsitektur kolonial yang terkenal. Pada era pasca kemerdekaan, paradigma
baru untuk arsitektur postmodern dan kontemporer telah muncul, menandai perkembangan
Indonesia yang merdeka. Budaya asing telah memberikan warna dan kekayaan bagi arsitektur
Indonesia. Konsep “arsitektur Indonesia” dan “arsitektur di Indonesia” keduanya mengandung
makna yang kekeliruan. Arsitektur di Indonesia merupakan arsitektur yang nekawajah dan
mengandung pengaruh tradisi tradisi-tradisi penting mulai dari India, Tiongkok, Timur Tengah
hingga negara Barat (Peter J.M. Nas). Pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia dapat
mempengaruhi arsitektur di negara ini karena arsitektur adalah salah satu aspek yang peka
terhadap perkembangan budaya dan pertukaran ide antarbudaya. Melalui penggabungan
berbagai pengaruh budaya, arsitektur Indonesia menjadi unik dan berbeda dari negara lain.

PEMBAHASAN
Budaya asing yang masuk tentu mempengaruhi perkembangan arsitektur di negara ini. Ada
banyak jalur yang mendukung budaya-budaya tersebut dapat masuk ke Indonesia. Adapun
beberapa jalur tersebut diantara lain adalah:

1. Perdagangan dan Pertukaran Budaya


Sejak zaman dulu, Indonesia telah menjadi jalur utama pusat perdagangan dunia.
Dampak dari hal tersebut ialah, berbagai budaya asing dari seluruh dunia menjalin
interaksi dan melakukan pertukaran budaya dengan masyarakat lokal. Kalangan pelaut,
pedagang, dan penjajah dari berbagai penjuru dunia dating dan membawa ide-ide,
bahan, dan teknik berarsitektur mereka ke Indonesia.
2. Penyebaran Agama
Masuknya agama-agama seperti Hindu, Buddha, dan Islam ke Indonesia membawa
serta konsep-konsep arsitektur yang berciri khas pada daerah agama tersebut berasal.
Misalnya pada bangunan masjid yang membawa ciri khas daerah Timur Tengah.
3. Kolonialisme
Pada saat Indonesia menjadi koloni negara-negara di Eropa yang salah satunya adalah
Belanda, Indonesia banyak mengadaptasi gaya arsitektur yang dibawa oleh bangsa
Eropa. Hal ini dapat dilihat dari bayak bangunan lama yang terdapat di Indonesia
memiliki gaya arsitektur khas Eropa.
4. Media dan Komunikasi
Pada masa globalisasi dan masa perkembangan teknologi secara besar-besaran ini,
media dan internet adalah hal yang diakses dan dipergunakan oleh orang-orang dengan
mudahnya. Berbagai ide-ide dan konsep-konsep arsitektur dari belahan dunia manapun
dapat menyebar dengan cepat. Hal ini menjadikan sumber inspirasi bagi arsitek-arsitek
lokal untuk membuat desain yang lebih inovatif dari sekitarnya.
5. Prestise dan Modernisasi
Mengadopsi unsur-unsur yang terdapat dalam konsep arsitektur asing untuk
menciptakan tampilan yang lebih modern atau menunjukkan pretise ataupun status
social.
6. Adaptasi dan Inovasi
Budaya adalah hal yang akan terus berkembang dengan seiring berjalannya waktu,
budaya asing yang masuk dapat diadaptasikan dan diintegrasikan ke dalam budaya
lokal, termasuk ke ddalam arsitektur. Hal ini mengakibatkan terciptanya bentuk-bentuk
baru dan unik yang dapat membuat arsitektur negeri ini terus berkembang.
Dengan demikian, pengaruh budaya asing terhadap arsitektur Indonesiaadalah hasil
dari proses yang sangat panjang dan memakan waktu yang lama serta melibatkan berbagai
faktor seperti perdagangan, agama, kolonialisme, perkembangan teknologi, dan perkembangan
budaya itu sendiri. Hal ini mencerminkan keragaman dan dinamika budaya Indonesia serta
kemampuannya untuk menyerap, menggabungkan, dan menciptakan ide-ide atau konsep-
konsep yang baru dalam bidang arsitekturnya.
Selain itu ada beberapa negara atau budaya yang mempengaruhi perkembangan arsitektur
di Indonesia. Pengaruh-pengaruh budaya Asia terhadap arsitektur negari ini juga sangat besar
dampaknya, terutama yang berasal dari India, Tiongkok, dan Arab serta budaya Eropa yang
telah dibawa oleh bangsa pejajah ke negeri ini.

1. Pengaruh India
Arsitektur India merupakan hasil paduan berbagai tradisi baik internal maupun
eksternal yang datang dari Eropa, Asia Tengah, dan Timur. Sejarah arsitektur India
dimulai dari masa peradaban lembah Indus (Indus Valley Civilization), masa Vedik,
hingga masa Maurya-Gupta atau dikenal dengan era-perkembangan Budha melalui
arsitektur Biara (Monastery) dan Batu/Dinding Pahat yang kemudian diikuti dengan
kemegahan bangunan kuil pada masa pertengahan. Munculnya arsitektur India pada
abad ke-16 menggambarkan penyebaran budaya India terhadap Agama Hindu dengan
tipe karakteristik arsitektur Candi maupun perkembangan kerajaan India yang
mempengaruhi bentuk gaya arsitektur terhadap perkembangan bentukan bangunan.
Arsitektur India telah mempengaruhi arsitektur nusantara dengan
kekentalannya terhadap agama hindu budha yang khas, hal paling dominan adalah
munculnya arsitektur candi sebagai bentuk pengaruh tak terpisahkan yang tersebar di
seluruh negeri ini. Pengaruh langsung arsitektur India pada arsitektur yaitu Indonesia
dibawa oleh pedagang India yang berlayar ataupun bermigrasi ke nusantara dengan
tujuan menyebarkan ajaran agama dan menyebarluaskan jaringan jual beli. Sementara
pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh yang didapat dari arsitektur Indonesia yang
pada awalnya terpengaruh oleh arsitektur India, seperti contohnya berupa bangunan
atau konsep yang terinspirasi oleh candi, walaupun candi itu sendiri pada zaman dahulu
merupakan warisan yang terpengaruhi oleh budaya dan arsitektur pemujaan dewa dari
India. Contoh dari pengaruh langsung adalah candi, pura, masjid, sampai ke bangunan
modern.
Penggunaan berbagai elemen dari arsitektur India, sampai ke desain seluruh
bangunan dan langgam juga lazim ditemui untuk bangunan-bangunan yang terpengaruh
oleh arsitektur India. Gaya arsitektur murni pengaruh India yang berada di Indonesia
bisa dibilang contoh-contoh yang dibangun pada masa awal/kuno, dan referensi yang
cocok dan sering ditemukan adalah candi-candi peninggalan peradaban Hindu-Budha
kuno yang tersebar di daerah-daerah di Nusantara. Salah satu contoh peninggalannya
adalah Candi Prambanan di Yogyakarta dengan menggunakan langgam Hindu yang
khas.
Gambar 1: Candi Prambanan di Yogyakarta. Sumber:
https://photosspeak.net/photo_series/wisata-sejarah-
candi-prambanan/

Pengaruh arsitektur India di Indonesia tampak dominan pada candi-candi


peninggalan peradaban Kuno di Indonesia sebagai pengaruh besar datangnya
perkembangan arsitektur India ke Indonesia. Pengaruh arsitektur India pada Indonesia
juga berpengaruh terhadap Langgam dan bentukan bangunan yang terkesan memiliki
ornamen yang ramai dan terlihat sangat menonjol.

2. Pengaruh Tiongkok
Tionghoa merupakan etnis yang banyak melakukan perpindahan ke daerah lain
termasuk diantaranya daerah Barat dan Asia, baik dengan hubungan perdagangan
maupun ekspedisi. Saat ini, banyak ditemukan daerah Permukiman Tionghoa di
beberapa tempat, sebut saja Pecinan atau China town. Namun yang menarik adalah
perbedaan tempat dan lingkungan tersebut tidak membuat eksistensi Budaya Tionghoa
memudar. Dari sekian banyak karakter budaya Tionghoa, yang paling menonjol adalah
bentuk arsitekturnya. Hal ini terjadi karena bentuk budaya yang paling mudah dilihat
adalah bentuk fisiknya dalam hal arsitektur bangunannya.
Bangunan di Indonesia mempunyai banyak penerapan dari akulturasi Budaya
Cina, karena sejak ribuan tahun yang lalu Budaya Cina sudah ada di Indonesia,
khususnya pada bangunan banyak penerapan dari Arsitektur Cina yang muncul dengan
corak yang khas dengan mengadopsi gaya arsitektur timur di Asia. Struktur Arsitektur
Cina menggunakan kayu karena lebih tahan terhadap gempa. Selain itu orang tionghoa
menganggap hal tersebut sebagai etika terhadap lingkungan alam dengan
mengutamakan hierarki dalam kekuasaan menghormati alam dan memperhatikan
keserasian dengan alam.
Salah satu bangunan yang menggunakan penerapan Arsitektur Cina adalah
Candra Naya yang terletak di Jakarta Barat. Candra Naya memiliki keunikan tersendiri
yaitu pada dimensi bangunannya yang cukup besar. Elemen yang menonjol pada
bangunan tersebut adalah pintu dan jendela, karena terdapat ornamen yang
diaplikasikannya. Ornamen yang diaplikasikan tidak hanya sekedar untuk
mempresentasikan khas Arsitektur Cina namun juga terdapat harapan-harapan seperti
tulisan pada pintu utama Candra Naya yang kurang lebih bertuliskan semoga
penggunanya memiliki rezeki yang luas.

Gambar 2: Bangunan Adaptasi Budaya Tiongkok


“Candra Naya”. Sumber:
https://lifestyle.sindonews.com/read/672095/156/ca
ndra-naya-bangunan-heritage-tionghoa-yang-berdiri-
kokoh-di-tengah-kota-jakarta-1643562078

3. Pengaruh Arab
Berkembangnya Islam di Nusantara adalah awal dari segala perubahan budaya yang
sebelumnya sudah mengakar di masyarakat Indonesia yakni Hindu-Budha kepada budaya
baru dengan kepercayaan baru yakni Islam, dan dengan pengaruh kebudayaan yang
diberikan melalui akulturasi budaya-budaya yang ada seperti bahasa, sastra, seni, pendidikan,
dan terutama arsitekturnya. Kebesaran Islam dengan budayanya telah mengantarkan Indonesia
menjadi Negara yang paling banyak penduduknya di dunia Islam.
Ada banyak pengaruh budaya arab yang berkaitan dengan perkembangan arsitektur yang
ada di negeri ini. Contoh yang paling besarnya adalah dalam konsep yang dipakai dalam
membangun sebuah masjid. Mesjid-mesjid ini biasanya sangat berhubungan atau identik
dengan yang namanya kubah pada bagian atasnya dan banyak tulisan kaligrafi-kaligrafi di
bangunan tersebut.

Gambar 3: Bangunan Masjid yang Identik dengan Kubah.


Sumber: https://www.rumah.com/areainsider/depok/article/masjid-kubah-emas-depok-13255

4. Pengaruh Bangsa Eropa


Bangsa Eropa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan arsitektur di
Indonesia, terutama selama periode kolonial mereka di wilayah ini. Berikut beberapa pengaruh
utama bangsa Eropa terhadap arsitektur Indonesia:
Gaya Arsitektur Kolonial:
Bangsa Belanda adalah kolonial utama di Indonesia selama berabad-abad, dan mereka
membawa dengan mereka gaya arsitektur Eropa, terutama gaya arsitektur Belanda. Ini
mencakup rumah-rumah beratap datar dengan atap genting cenderung tinggi dan jendela besar.
Contoh nyata dari gaya ini dapat ditemukan di banyak kota tua seperti Kota Tua Jakarta.

Gambar 4: Rumah dengan Arsitektural Kolonial. Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/09/22/arsitektur-


indische-style-alasan-rumah-belanda-terasa-sejuk-di-udara-tropis

Gereja-gereja dan Bangunan Agama:


Bangsa Eropa juga mempengaruhi arsitektur bangunan agama di Indonesia. Gereja-
gereja yang dibangun oleh bangsa Portugis, Belanda, dan Spanyol memiliki ciri-ciri arsitektur
Eropa seperti katedral dan gereja-gereja Katolik yang besar.
Fungsionalitas dan Kegunaan:

Bangsa Eropa membawa konsep fungsionalitas dalam arsitektur mereka, yang


memengaruhi cara bangunan di Indonesia dirancang. Bangunan diadaptasi untuk berbagai
keperluan, termasuk pemerintahan, bisnis, dan perumahan.
Pengenalan Material Baru:

Bangsa Eropa juga membawa teknologi dan bahan bangunan baru ke Indonesia.
Contohnya adalah penggunaan bata, batu, dan besi dalam konstruksi, yang kemudian menjadi
bagian integral dari arsitektur Indonesia.
Campuran Budaya:

Selama periode kolonial, terjadi interaksi budaya antara bangsa Eropa dan masyarakat
lokal. Ini menghasilkan campuran gaya arsitektur yang unik, seperti gaya Indies yang
mencampurkan unsur-unsur Eropa dengan tradisi lokal, seperti penggunaan ukiran kayu Jawa
pada rumah-rumah Belanda.

Pengaruh Modernisme:
Setelah masa kemerdekaan Indonesia, gaya arsitektur modernisme dari Eropa juga
memengaruhi perkembangan arsitektur di Indonesia. Bangunan-bangunan modern dengan
desain minimalis, kaca, dan beton mulai muncul di berbagai kota besar.
Pengaruh bangsa Eropa terhadap arsitektur di Indonesia telah menciptakan beragam gaya
arsitektur yang mencerminkan sejarah, budaya, dan perkembangan sosial di wilayah tersebut.
Meskipun banyak bangunan bergaya Eropa masih bertahan hingga saat ini, Indonesia juga
memiliki banyak inovasi arsitektural yang unik yang mencerminkan identitas dan budayanya
sendiri.

KESIMPULAN
Arsitektur memiliki keberagaman dalam budaya, sejarah dan letak geografisnya sendiri.
Setiap daerah di dunia memiliki bentuk atau ciri khas dari sisi arsitekturnya, namun ciri khas
ini bisa saja bukanlah pengaruh origin dari daerah itu sendiri. Salah satu contohnya adalah
corak arsitektur terdapat di Indonesia. Dalam wacana arsitektur, Indonesia memberikan sebuah
imaginasi yang menggambarkan tentang keberagaman sekaligus kesatuan
Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, termasuk dalam bidang
arsitektur. Budaya merupakan proses perkembangan pola pikir yang terjadi secara bertahap
dalam waktu yang lama. Setting lingkungan merupakan salah faktor yang berperan kuat dalam
pembentukan karakter budaya. Budaya merupakan hasil amplifikasi dari serangkaian kejadian
yang telah terjadi dan saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Budaya dapat
berbenturan sama lain yang mewujudkan hasil yang beraneka ragam, salah satunya adalah
akulturasi.

Budaya asing telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap arsitektur Indonesia.
Secara historis, pengaruh budaya India memiliki pengaruh terbesar pada perkembangan
arsitektur di Indonesia pada saat ini. Namun, pengaruh bangsa China, Arab, dan Eropa jaga
memainkan figure yang penting dalam pembentukan lanskap arsitektur negara ini. Arsitektur
religius mencakup berbagai gaya, mulai dari desain asli hingga masjid, kuil, dan gereja. Kota-
kota di Indonesia memiliki warisan arsitektur kolonial yang terkenal.

Bangsa asing yang masuk ke Indonesia dapat mempengaruhi arsitektur di negara ini
karena arsitektur adalah salah satu aspek yang peka terhadap perkembangan budaya dan
pertukaran ide antarbudaya. Melalui penggabungan berbagai pengaruh budaya, arsitektur
Indonesia menjadi unik dan berbeda dari negara lain.

DAFTAR PUSAKA
Khaliesh, Hamdil. "Arsitektur tradisional Tionghoa: Tinjauan terhadap identitas,
karakter budaya dan eksistensinya." Langkau Betang: Jurnal Arsitektur 1.1 (2014): 86-99.
Nurwinda, Resti, et al. "PENGARUH BUDAYA PADA ELEMEN ARSITEKTUR
PURA MANGKUNEGARAN." (2019).
Nas, Peter, and Martien de Vletter, eds. Masa lalu dalam masa kini: arsitektur di
Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Nursinah, dkk. “Pengaruh dan Pergumulan Nusantara dengan Arsitektur Asing: Kasus
pengaruh dari India” Seminar Karya & Pameran Arsitektur Indonesia: Sustainability in
Architecture 2020
Fadhila, Farah, dkk “Pengaruh Arsitektur Cina Pada Bentuk Pintu dan Jendela
Bangunan Candra Naya” Lintas Ruang: Jurnal Pengetahuan & Perancangan Desain Interior |
Vol 10 No 1 Tahun 2022 | Hal 25-31

Anda mungkin juga menyukai