Anda di halaman 1dari 3

[SI]APA ARSITEKTUR NUSANTARA?

Atmajaningrum M. (03061281722036)

Seiring perkembangan zaman, tidak dapat dipungkiri jika saat ini terjadi
penurunan minat terhadap Arsitektur Nusantara dan pengaruh pemahaman barat
yang menganggap arsitektur eropa lah yang merupakan “arsitektur” sehingga
terjadi kesalahpahaman antara “Arsitektur Barat” dan “Arsitektur Nusantara”.
Menurut Josef (2014) penghadiran Arsitektur Nusantara di luar lingkaran Arsitektur
Barat inilah yang selanjutnya menjadikan Arsitektur Nusantara sebagai arsitektur
yang lain. "Atau yang disebut juga sebagai arsitektur ‘Liyan’, the
Other,"

Pada dasarnya Arsitektur Barat dan Arsitektur Nusantara memang berbeda.


Dasar berfikir Barat senantiasa sesuai dengan runtutan logika. Adanya gejala selalu
dianggap sebagai kumpulan dari berbagai unsur. Kesatuan ini tidak akan berdiri
sendiri, karena akan melanjutkan hubungan dengan unsur-unsur lain sehingga
membentuk suatu konteks. Para pakar Barat melihat arsitektur adalah suatu gejala.
Berbeda dengan arsitektur yang terjadi di dunia Timur, yang sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai, sikap hidup dan pandangan masyarakat Timur itu sendiri. Sebagai
contoh perbedaannya bangunan pada Arsitektur Barat merupakan bangunan
perlindungan yang menyesuaikan dengan 4 musim, sedangkan bangunan Arsitektur
Nusantara merupakan bangunan pernaungan yang menyesuaikan dengan sikap
hidup, 2 musim, dan pertimbangan mengantisipasi gempa bumi. Sehingga
meskipun berbeda dan bertolak belakang namun dalam kedudukannya yang ‘Liyan’
ini, Arsitektur Nusantara menjadi sama peluangnya (setara) terhadap Arsitektur
Barat dalam menanggapi perubahan dan pembaruan arsitektur.

Berhubungan dengan Arsitektur Nusantara, maka hal tersebut mempunyai


definisi tersendiri yaitu arsitektur berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani: yaitu
arkhe dan tektoon. Arkhe berarti yang asli, awal, utama, otentik. Tektoon berarti
berdiri, stabil, kokoh, stabil statis. Jadi arkhitekton diartikan sebagai pembangunan
utama, tukang ahli bangunan (Mangunwijaya dalam Budihardjo, 1996: 61). Maka,
pengertian arsitektur dapat disimpulkan sebagai seni dan ilmu bangunan, praktik
keprofesian, proses membangun, bukan sekadar suatu bangunan.

Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia


yang membentang dari Sumatera sampai Papua. Kata Nusantara biasa dipakai
sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia. Sehingga dalam hal ini Arsitektur
Nusantara dapat dimaknai sebagai seni dan ilmu bangun yang berasal dari seluruh
wilayah kepulauan Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke.

Arsitektur Nusantara ini juga dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang


dilandaskan dan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur, dan
dengan demikian segenap pengetahuan yang ditumbuhkembangkan dan diwarisi
dari antropologi, etnologi dan geografi budaya diletakkan sebagai pengetahuan
sekunder (atau bahkan tersier) (Joseph.2004). Sehingga menjadikan arsitektur
sebagai produk kebudayaan akan mencerminkan peradaban masyarakat setempat.

Arsitektur nusantara juga tidak bisa dikatakan sebagai arsitektur tradisional,


vernakular, dan sebagainya. Arsitektur nusantara ada diantara keberagaman
arsitektur di nusantara, arsitektur nusantara juga ada karena anak bangsa yang
memanifestasikan ilmu pengetahuan tersebut kedalam bentuk arsitektural, sehingga
terciptalah arsitektur yang kita sebut arsitektur nusantara.

Beberapa hal yang perlu dipahami dari arsitektur nusantara :

 Arsitektur nusantara bukan arsitektur miskin


 Arsitektur nusantara tidak hanya berupa bangunan tetapi juga lingkungan
dan masyarakatnya
 Arsitektur nusantara juga bukanlah arsitektur tradisional, yang hanya
menghasilkan dokumentasi sedangkan arsitektur nusantara menghasilkan
sistem arsitektur dan pembangunannya

Karena berhubungan dengan tradisi serta adat, arsitektur nusantara kerap


dianggap tidak dapat diubah maupun dirombak, padahal pada kenyataannya
arsitektur nusantara memiliki rasionalitasnya sendiri jika dipandang melalui
persepsi logika dan intelektual.

Salah satu cara untuk menjaga kelestarian arsitektur nusantara ini ialah dengan
mengkinikannya agar dapat menjaga kesinambungan antara arsitektur masa
lampau, masa kini dan masa depan. Berkaca dari penyebaran pemahaman arsitektur
barat, maka sekaranglah saatnya untuk memulai mengkinikan arsitektur nusantara.
Mulai dari memperkenalkan hingga mengeksplorasi bentuk agar dapat beradaptasi
dengan arsitektur masa kini. Tidak harus tradisional secara fisik, namun
mengandung makna-makna lokal yang dapat ditelusuri asal nya. Eksplorasi
terhadap kekayaan nilai lokalitas Indonesia kedalam arsitektur masa kini, sebagai
salah satu upaya membangun dasar arsitektur dapat menggambarkan sebuah
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, 2018, Liyan (filsafat), (online),


(https://id.wikipedia.org/wiki/Liyan_(filsafat), diakses tanggal 24
Februari 2019)

Dadang, 2008, Gubes ke-65: Angkat Arsitektur Nusantara Sebagai ‘Liyan’,


(online), (https://www.its.ac.id/news/2008/04/21/gubes-ke-65-angkat-
arsitektur-nusantara-sebagai-liyan/, diakses tanggal 24 Februari 2019)

Prijotomo, Josef. 2014. Tipe Teori Pada Arsitektur Nusantara Menurut Josef
Prijotomo. Media Matrasain

Prijotomo, Josef. 2014. Seminar Rumah Tradisional 2014 – Transformasi Nilai‐


Nilai Tradisional Dalam Arsitektur Masa Kini : Indikator
Ke_Nusantara_An Arsitektur Kontemporer Indonesia

Hidayatun, Maria I. 2014. Seminar Rumah Tradisional 2014 – Transformasi Nilai‐


Nilai Tradisional Dalam Arsitektur Masa Kini : Arsitektur Nusantara
Sebagai Dasar Pembentuk Regionalisme Arsitektur Indonesia

Prijotomo, Joseph.2004.Arsitektur Nusantara Menuju Keniscayaan.Cetakan


Pertama.Surabaya: Wastu Lanas Grafika

Anda mungkin juga menyukai